Laporan Praktikum_MRP_ Komoditi Buah
Transcript of Laporan Praktikum_MRP_ Komoditi Buah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mangga Harum Manis mangga yang berasal dari daerah Probolinggo, Jawa
Timur ini merupakan salah satu varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri
Pertanian. Buahnya berbentuk jorong, berparuh sedikit dan ujungnya meruncing.
Pangkal buah berwarna merah keunguan sedangkan bagian lainnya berwarna hijau
kebiruan. Kulitnya tidak begitu tebal, berbintik-bintik kelenjar berwarna keputihan
dan ditutupi lapisan lilin.
Daging buahnya tebal, berwarna kuning, lunak, tak berserat dan tidak begitu
banyak mengandung air. Rasanya manis segar, tetapi pada bagian ujungnya kadang-
kadang terasa asam. Bijinya kecil, lonjong pipih, dan panjangnya antara 13-14 cm.
Panjang buahnya dapat mencapai 15 cm dengan berat rata-rata per buah 450 gr.
Produktivitasnya cukup tinggi dapat mencapai 54 kg/pohon. Tanaman mangga Harum
Manis termasuk tanaman dataran rendah.
Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan ketinggian
antara 0-300 m dpl. Meskipun demikian, tanaman ini juga masih dapat tumbuh
sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Daerah dengan curah hujan antara
750-2.250 mm per tahun dan temperatur 24-27° C merupakan tempat tumbuh yang
baik untuk tanaman buah ini. Jenis tanah yang disukainya adalah tanah yang gembur,
berdrainase baik, ber-pH antara 5,5-6 dan dengan kedalaman air tanah antara 50-150
cm.
Maanfaat mangga diantara Sumber Antioksidan Di dalam buah mangga
terdapat sumber beta-karoten, vitamin C dan kalium. Beta-karoten adalah zat yang di
dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A, zat gizi yang penting untuk fungsi
retina. Beta-karoten dan vitamin C juga tergolong antioksidan, senyawa yang dapat
memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas.
1 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
Kandungan vitamin C yang tinggi Kandungan vitamin C mangga cukup
layak diperhitungkan. Setiap 100 gram bagian mangga masak yang dapat dimakan
memasok vitamin C sebanyak 41 mg, mangga muda bahkan 65 mg. Berarti, dengan
mengonsumsi mangga ranum 150 gram atau mangga golek 200 gram (1/2 buah
ukuran kecil), kecukupan vitamin C yang dianjurkan untuk laki-laki dan perempuan
dewaa per hari (masing-masing 60 mg) dapat terpenuhi.
Kandungan kalium yang melimpah Kalium terdapat melimpah pada
mangga. Tiap 100 gram mangga mengandung kalium sebesar 189 mg. Dengan
mengonsumsi sebuah mangga Harum Manis ukuran sangat kecil (minimanl 250
gram), atau sebuah mangga Gedong ukuran sedang (200-250 g), kecukupan kalium
sebanyak 400 mg per hari dapat terpenuhi.
Membantu Pencernaan Mangga memiliki enzim pencernaan yang dapat
membantu pemecahan protein serta membantu proses pencernaan. Baik untuk
Ingatan Glutamin terdapat di dalam buah mangga. Glutamin ini merupakan senyawa
yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan memori.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Manajemen Rantai Pasok, yang dilaksanakan di
Tiara Dewata. yaitu :
1. Untuk lebih mengetahui Manajemen pesokan buah Mangga Harum Manis
2. Untuk mengetahui harga buah Mangga dari pemasok
3. Untuk lebih memahami Rantai Pemasaran pada buah mangga dari supplier
hingga ke Tiara Dewata.
2 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dari Mangga Harum Manis
Mangga yang berkembang di Indonesia diperkirakan berasal dari India, yang
dipercaya pemeliharaannya telah ada seiring peradaban India. Sejarah pun mencatat
bahwa mangga pertama kali ditemukan oleh Alexander Agung di lembah Indus, India.
Kata mangga sendiri berasal dari bahasa Tamil, yaitu mangas atau man-kay.
Dalam bahasa botani, mangga disebut Mangifera indica L. yang berarti
tanaman mangga berasal dari India. Dari India, sekitar abad ke-4 SM, tanaman
mangga menyebar ke berbagai negara, yakni melalui pedagang India yang berkelana
ke timur sampai ke Semenanjung Malaysia. Pada tahun 1400 dan 1450, mangga mulai
ditanam di kepulauan Sulu dan Mindanau, Filipina, di pulau Lizon sekitar tahun 1600,
dan di kepulauan Maluku pada tahun 1665 (Pracaya, 2011).
2.2 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Mangga
Dalam tata nama sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman mangga diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kingdom : Plantae 2. Divisi : Spermatophyta 3. Sub divisi : Angiospermae 4. Kelas : Dicotyledonae 5. Ordo : Sapindales 6. Famili : Anacardiaceae 7. Genus : Mangifera 8. Spesies : Mangifera spp.
Tanaman mangga tumbuh dalam bentuk pohon berbatang tegak, bercabang
banyak, serta rindang dan hijau sepanjang tahun. Tinggi tanaman dewasanya bisa
mencapai 10-40 m dengan umur bisa mencapai lebih dari 100 tahun. Morfologi
tanaman mangga terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Bunga menghasilkan
buah dan biji yang secara generatif dapat tumbuh menjadi tanaman baru (Pracaya,
2011).
Mangga rata-rata berbunga satu kali sehingga panen buah dapat dilakukan
beberapa kali dalam satu periode karena buah tidak masak bersamaan. Mangga
cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun sedangkan mangga okulasi pada umur
3 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
5-6 tahun. Buah panen pertama hanya mencapai 10-15 buah, pada tahun ke-10 jumlah
buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon, pada umur 15 tahun mencapai 1000
buah/pohon, dan produksi maksimum tercapai pada umur 20 tahun dengan potensi
produksi mencapai 2000 buah/pohon/tahun (Tafajani, 2011).
Buah mangga memiliki keanekaragaman bentuk antara lain bulat, bulat-
pendek dengan ujung pipih, dan bulat-panjang agak pipih. Susunan tubuh buah terdiri
dari beberapa lapisan, yaitu sebagai berikut :
1. Kulit buah : Buah mangga yang muda memiliki kulit berwarna hijau, namun
menjelang matang berubah warna menurut jenis dan varietasnya.
2. Daging buah : Buah mangga yang masih muda pada umumnya memiliki daging
buah yang berwarna kuning keputih-putihan. Menjelang tua daging buah berubah
menjadi kekuning-kuningan sampai kejingga-jinggan. Rasa daging buah mangga
bervariasi, yaitu asam sampai manis dengan aroma yang khas pada setiap varietas
mangga.
3. Biji : Biji mangga berkeping dua dan memiliki sifat poliembrional, karena dari
satu biji dapat tumbuh lebih dari satu bakal tanaman (Rukmana, 1997).
4 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
BAB III
METODOLOGI
a) Alat dan Bahan yang digunakan saat praktikum:
- Alat tulis
- Kamera
b) Langkah Kerja
- Pertama datang ke tiara dewata, melakukan survey dan menanyakan
informasi tentang harga, asal dan pemasok buah mangga tersebut.
- Mencatat dan mendokumentasikan data buah mangga tersebut
- Mencari informasi dimana asal pemasok tersebut dan mewawancarainya
5 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Hasil Praktikum
Dari survey yang kami lakukan kami mendapatkan data dimana, pemasok
buah mangga di Tiara Dewata berasal dari berbagai tempat yang paling besar
memasok buah Mangga Harum Manis, ke Tiara Dewata adalah daerah sari mekar,
Singaraja, Bali. Pemasokan buah mangga dilakukan setiap dua hari sekali dengan
jumlah ± 50 kg, dengan harga 20 % dari yang di pasarkan di Tiara Dewata.
Untuk kualitas buah Mangga Harum manis yang masak di pohon harganya
lebih mahal 20 % dari mangga yang melalui proses pemasakan. Pada pemasok yang
telah kami wawancarai mengatakan bahwa mereka menyerahkan ke pedagang –
pedagang tanpa sistem penggraidingang atau pengkelasan Buah, karena mangga
tersebut dimasukan dalam keranjang dan langsung ditimbang.
Rantai pasok yang dapat kami tuliskan disini dimana Mangga Harum Manis di
produksi langsung di pasarkan ke Supplier lalu dari Supplier menuju ke Mini market,
Hardisk, dan Tiara Dewata.
Dari data yang kami dapatkan dari wawancara dengan seorang petani mangga
yang bernama I Wayan Sukra dana asal sari mekar, singaraja yang mengatakan bahwa
manajemen rantai pasok dari mangga dimulai dari para pemborong mangga di pohon
ke pengepul, lalu supplier akan menyalurkan ke setiap mini market atau supermarket.
Data ke dua yang kami dapatkan yaitu dari supplier mangga, yang bernama
ibu ketut kurmin seorang supplier mangga yang mengambil mangga dari setiap daerah
di Singaraja. Dengan sistem borongan atau per kg juga tergantung musim. Menurut
ibu ketut dimana manajemen rantai pasok mangga melalui beberapa proses yaitu dari :
6 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
Keterangan :
Pada gambar di atas di jelaskan bahwa petani langsung memborongkan mangga ke pengepul,
lalu dari pengepul akan dilakukan proses baik Geraiding dan Sortasi, dari pengepul akan
menyalurkan ke supplier dari tangan supplier mangga akan langsung dikirim ke tiara dewata.
7 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
Petani mangga Pengepul mangga Supplier mangga Tiara Dewata
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan melakukan praktikum ini kami dapat menyimpulkan bahwa rantai pasok pada
buah mangga hingga sampai ketangan konsumen melalui beberapa tahapan-tahapan
yaitu:
Dari petani ke pemasok biasanya harga dari pemasok itu lebih mahal 20 % dari
petani. Begitu juga harga pemasok yang di berikan pada tiara lebih mahal 20 %,
adapun rantai pasok mulai dari :
petani pemasok I Pemasok II Tiara Konsumen
serta dari praktikum yang kami lakukan kami mendapatkan ilmu tentang bagaimana
rantai pasok di aplikasikan secara langsung di Tiara Dewata.
8 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
DAFTAR PUSTAKA
http://www.okefood.com/read/2012/09/18/299/691706/mangga-buah-manis-kaya-manfaat (diakses pada Rabu, 11 desember 2013)
http://elearning.alkausar.sch.id/cloudstorage/sma/subjects/kir/xinss2/data/Gita/Chapter%20II%20%281%29.pdf (diakses pada Rabu, 11 desember 2013)
Tiara Dewata, pengunjungan pada tanggal Jumat, 29 November 2013
9 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
LAMPIRAN – LAMPIRAN
10 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K
11 | L A P O R A N P R A K T I K U M M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K