LAPORAN Praktikum satop 4

download LAPORAN Praktikum satop 4

of 15

Transcript of LAPORAN Praktikum satop 4

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    1/15

    LAPORAN PRAKTIKUM

    SATUAN OPERASI INDUSTRI

    (Kesetimbangan Massa)

    Oleh :

    Nama : Valentina Purba

    NPM : 240110110102

    Kelompok : 3

    Hari, tanggal praktikum : Rabu, 26 Maret 2013

    Shift (Waktu) : 10.00-12.00

    Co. Ass : Novina Sagita

    LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES

    JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    2/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPrinsip hukum kekekalan massa menerangkan bahwa massa tidak dapat

    terbentuk atau dihilangkan didalam suatu proses fisis atau kimia. Kesetimbangan

    massa menjelaskan mengenai massa bahan yang melewati operasi pengolahan.

    Setiap bentuk kesetimbangan didasari oleh hukum konservasi dimana jika proses

    berlangsung tanpa terjadi akumulasi, maka massa yang masuk ke dalam sistem

    akan sama dengan massa yang ke luar sistem.

    Kesetimbangan massapenting dalam industri pengolahan pertanian

    (pangan).Konsep digunakan sebagai parameter pengendali dalam proses

    penanganan hasil. Dengan menggunakan hukum ksesetimbangan massa dapat

    diketahui hasil dalam setiap proses dalam proses penanganan. Kesetimbangan

    massa juga digunakan untuk mengkaji tahapan-tahapan dalam proses baru dan

    memperbaiki percobaan dalam pilot plant. Untuk itu praktikum ini dilakukan agar

    praktikan dapat mempelajari aplikasi konsep kesetimbangan massa terutama

    dalam pengolahan hasil pertanian.

    1.2Tujuan Percobaana. Tujuan Instruksional Umum

    Mempelajari kesetimbangan massa secara umum

    b. Tujuan Instruksional Khusus1. Mempelajari keadaan system steady dan unsteady state dengan contoh

    larutan gula2. Menentukan model neraca massa steady state pada alir massa dan

    unsteady state pada komponen gula

    3. Mengetahui proses pengentalan dan pengenceran larutan gula4. Mengetahui cara membaca kandungan gula suatu larutan

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    3/15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Kesetimbangan MassaKonsep kesetimbangan penting dalam industri pengolahan pertanian

    (pangan).Konsep kesetimbangan merupakan parameter pengendali dalam proses

    penanganan (khususnya kesetimbangan massa dapat dipakai untuk mengetahui

    hasil yang diperoleh dari suatu proses). Penerapan konsep kesetimbangan massa

    digunakan dalam mengkaji tahapan proses baru dan memperbaiki percobaan

    dalam pilot plant.

    Prinsip hukum kekekalan massa menerangkan bahwa massa tidak dapat

    terbentuk atau dihilangkan didalam suatu proses fisis atau kimia. Kesetimbangan

    massa menjelaskan mengenai massa bahan yang melewati operasi pengolahan.

    Setiap bentuk kesetimbangan didasari oleh hukum konservasi dimana jika proses

    berlangsung tanpa terjadi akumulasi, maka massa yang masuk ke dalam sistem

    akan sama dengan massa yang ke luar sistem. Berdasarkan rumus dapat dituliskan

    sebgai berikut :

    Massa masuk = massa ke luar + massa terkumpul Bahan Baku = Produk + Sisa + Bahan baku tertumpuk

    2.2Larutan, Pengentalan dan PengenceranLarutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat

    yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat

    bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah

    larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.

    Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana

    solute terlarut

    Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan

    konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah

    pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah

    volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    4/15

    konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah

    dengan persen massa dan persen volume

    Pengentalan merupakan proses meningkatnya konsentrasi suatu larutan akibat

    adanya pencampuran bahan terlarut (gula, gula, dan lain - lain). Sedangkan

    pengenceran adalah proses menurunnya konsentrasi suatu larutan akibat adanya

    pencampuran bahan pelarut (air). Semakin tinggi konsentrasi maka ikatan antar

    partikelnya semakin kuat, sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka ikatan

    antar partikelnya semakin lemah. Dari dua kejadian tadi dapat kita ambil

    kesimpulan bahwa pengenceran adalah berkurangnya rasio zat terlarut di dalam

    larutan akibat penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan adalah bertambahnya

    rasio konsentrasi zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan zat terlarut.

    Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang

    berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak,

    asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan

    2.3RefraktometerRefraktometer digunakan untuk mengukur kadar/konsentrasi terlarut

    misalnya: Gula,Garam,Protein dsb. Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan

    namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya.Refractome ditemukan

    oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwandari Germanpada permulaan abad 20.

    Refraktometer adalah alat untuk mengukur nilai kadar garam pada air. Alat

    ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk menjaga ke

    akuratan pembacaan dari refraktometer ini maka kita harus mengenal tiap bagian-

    bagian dari alat ini. Alat ini terdiri dari :

    Probe Refraktometer

    Penutup Probe Refraktometer Mur Kalibrasi Handle/Pegangan Pengatur Cahaya dari kadar garam pada air.

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    5/15

    2.4Satuan BrixSatuan brixmerupakan satuan yang digunakan untuk menunjukan kadar gula

    yang terlarut dalam suatu larutan. Semakin tinggi derajat brixnya maka semakin

    manis larutan tersebut. Sebagai contoh kasus dalam pengolahan nira bahwa nilai

    Brix adalah gambaran seberapa banyak zat pada terlarut dalam nira. Di dalam

    padatan terlarut tersebut terkandung gula dan komponen bukan gula. Sebagai

    gambaran, bila diperoleh nilai Brix 17% maka dalam setiap 100 bagian nira

    terdiri dari 17 bagian Brix dan 83 bagian air.

    Brix ialah zat padat kering terlarut dalam suatu larutan (gram per 100 gram

    larutan) yang dihitung sebagai sukrosa. Zat yang terlarut seperti gula (sukrosa,

    glukosa, fruktosa, dan lain-lain), atau garam-garam klorida atau sulfat dari kalium,

    natrium, kalsium, dan lain-lain merespon dirinya sebagai brix dan dihitung setara

    dengan sukrosa.

    Brix adalah jumlah zat padat semu yang larut (dalam gr) setiap 100 gr larutan.

    Jadi misalnya brix nira = 16, artinya bahwa dari 100 gram nira, 16 gram

    merupakan zat padat terlarut dan 84 gram adalah air. Untuk mengetahui

    banyaknya zat padat yang terlarut dalam larutan (brix) diperlukan suatu alat ukur.

    (Risvan,2008).

    Menurut Diding Suhandy derajat Brix merupakan satuan yang umum

    digunakan untuk mengukur KPT dalam suatu larutan. Sebagian besar kandungan

    padatan terlarut (KPT) pada buah terdiri atas gula-gula sederhana seperti fruktosa,

    glukosa dan sukrosa.

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    6/15

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu :

    1. Peralatan Proses kontinu berpengaduk2. Gelas ukur 100 ml3. Gelas ukur 200 ml4. 2 buah pipet5. Batang pengaduk6. Stopwatch7. Refraktometer8. Timbangan

    Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu :

    1. Air sebagai pelarut2. Gula Pasir dan madu sebagai zat terlarut3. Tisu

    3.2 Prosedur Praktikum

    1. Membersihkan terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan2. Memasang peralatan tangki continue3. Menimbang gula dan madu yang akan dilarutkan 100 gram4. Mengisi air pada dua toples dan bahan yang akan diuji. Pada percobaan

    gula, air pada toples pertama yaitu 600 ml dan pada toples kedua yaitu 300

    ml serta gula sebanyak 300 ml. Pada percobaan madu, yaitu air pada toplespertama 500 ml dan pada toples kedua 600 ml serta madu sebanyak 110

    ml.

    5. Mengisi peralatan proses kontinu berpengaduk dengan air di sebelahkanan dengan volume 700 ml (pengentalan) dan sebelah kiri sebanyak 500

    ml (pengenceran), untuk madu volume air di sebelah kanan adalah 610 ml.

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    7/15

    6. Melepasakan lipatan selang sehingga aliran tidak terhambat. Kemudianmemulai menghitung 3 menit pertama sambil mengaduk kedua cairan

    dalam toples menggunakan batang pengaduk

    7. Mengambil sampel dalam larutan gula untuk diuji kembali kadarnyadengan menggunkaan refraktometer

    8. Mentukan volume maksimum tangki (V) ketika pengaduk sedang berjalandan tentukan laju alir input (QF : ml/detik) output (QR : ml/detik)

    sehingga tercapai kondisi steady state (QF=QR)

    9. Mengukur dalam interval 3 menit sebanyak dua kali10.Membuat grafik konsentrasi gula (ln(Xf-X)) terhadap waktu (t)

    berdasarkan hasil percobaan dan tentukan model persamaan dari grafik

    tersebut (y= ax + b)

    11.Membandingkan anatar proses pengentalan dan pengenceran.

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    8/15

    BAB IV

    HASIL PERCOBAAN

    Tabel 1. Pengenceran dan pengentalan Gula 100 gram

    Waktu

    (menit)

    Pengenceran ln (XfXt)

    (Pengenceran)

    Pengentalan ln (XfXt)

    (Pengentalan)

    0 16,5 2.8 0 2,8

    2 16,2 - 1,204 2,1 2,667

    4 16 - 0,693 2,4 2,646

    6 16,4 -2,3 2,0 2,674

    8 16 - 0,693 1,9 2,681

    10 16,2 - 1,2 1,8 2,687

    12 15,5 0 2 2,525

    14 16 - 0,693 1,0 2,674

    16 16 - 0,693 1,0 2,674

    18 15,7 - 0,223 3 2,602

    20 15,3 0,182 2,9 0

    Gbr 1. Grafik Perubahan Waktu terhadap pengenceran gula

    14.6

    14.8

    15

    15.2

    15.4

    15.6

    15.8

    16

    16.2

    16.4

    16.6

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

    Penge

    nceran

    waktu

    Pengenceran Gula

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    9/15

    Gbr.2 Grafik Perubahan Waktu terhadap Pengentalan gula

    Tabel 2. Pengenceran dan pengentalan Madu 100 gram

    Waktu

    (menit)

    Pengenceran ln (XfXt)

    (Pengenceran)

    Pengentalan ln (XfXt)

    (Pengentalan)

    0 13 2,565 0 2, 5652 12,9 -2,3 2,5 2,351

    4 12,9 -2,3 0,2 2,549

    6 12,8 -1,609 1,1 2,476

    8 12,8 -1,609 6,4 1,887

    10 12,8 -1,609 1,3 2,459

    12 12,7 -1,2 1,6 2,433

    14 12,6 -0,91 1,9 2,40716 11,9 0,0953 2 2,397

    18 10,2 1,0296 2,1 2,388

    20 11,1 0,641 2,1 2,3

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 1 8 20

    Pengentalan

    waktu

    Pengentalan Gula

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    10/15

    Gbr3. Grafik perubahan waktu terhadap pengenceran madu

    Gbr.4 Grafik perubahan waktu terhadap pengentalan madu

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

    Pengenceran

    waktu

    Pengenceran Madu

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

    Pengenceran

    waktu

    Pengentalan Madu

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    11/15

    BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1 Pembahasan

    Perpindahan gula dari tabung pertama ke tabung kedua disebabkan karena

    adanya perbedaan konsentrasi. Zat terlarut akan bergerak dari konsentrasi tinggi

    ke konsentrasi rendah. Tabung pertama berisi gula yang sudah dilarutkan.

    Sementara tabung kedua adalah tabung yang hanya berisi pelarut :air

    saja.Perpindahan itu terjadi melalui selang.

    Berdasarkan dari pengamatan praktikum setelah cairan itu diaduk dan dibuka

    selama dua menit dapat dilihat kandungan gula bergerak ke tabung kedua. Lama

    yaitu terjadi pengenceran pada cairan yang berisi gula dan terjadi pengentalalan

    pada cairan yang awalnya hanya berisi air .

    Berdasarkan hasil praktikum ini dapat dilihat bahwa dalam grafik

    pengenceran nilai pengenceran gula perubahan tidak konstan perubahannya.

    Kadang turun kadang naik dan perubahannya cukup besar. Begitu juga halnya

    dengan pengentalan. Seharusnya hasilnya adalah terjadi peningkatan konsentrasi

    sesuai pustaka hukum kesetimbangan massa.

    Penyimpangan dari hasil analisis ini diperkirakan karena ketidak akuratan alat.

    Selang dalam peralatan kontinyu sudah tidak ideal lagi karena ujung selang yang

    sudah menyempit sehingga larutan sulit bergerak dari tabung pertama.

    Kemungkinan kedua adalah praktikan tidak teliti dalam waktu. Waktu yang

    ditentukan adalah 2 menit tetapi dalam praktikum waktunya lebih dari 2 menit

    pada satu percobaan. Kemungkinan ketiga adalah frekuensi pengadukan dari

    percobaan satu dengan percobaan selanjutnya tidak konstan. Kemungkinan lainadalah larutan gula sebelum selang dibuka untuk percobaan pertama belum larut

    sepenuhnya. Jadi konsentrasinya juga berubah krena sebagian gula masih belum

    larut. Contohnya pada penegnceran gula pada dua menit ( 16,5) sampai pada 10

    menit mengalami peningkatan konsentrasi. Pada 12 menit (15,5) konsentrasinya

    berkurang kembali. Kesalahan pengukuran juga dapat mempengaruhi hasil yaitu

    saat membaca skala pada refraktometer. Pembacaan garis yang menunjukkan nilai

    konsentrasi harus teliti, karena perubahan sedikit saja sangat mempengaruhi hasil.

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    12/15

    Pengambilan sampel menggunakan pipet yang diseterilkan terlebih dahulu

    agar sampel yang diambil dari cairan tersebut tidak bercampur/terkontaminasi

    dengan cairan yang masih menempel dalam pipet agar tidak mempengaruhi

    konsentrasi sampel.

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    13/15

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Kesimpulan dari praktikum ini adalah :

    1. Perpindahan zat akan terjadi karena terdapat perbedaan konsentrasi anatarakedua tabung.

    2. Pada pengenceran terjadi penurunan konsentrasi larutan gula, sedangkanpada pengentalan terjadi peningkatan konsentrasi gula.

    3.Neraca massa steady state (tunak) dan tidak terjadi reaksi kimia, massabahan- bahan (zat) yang masuk ke dalam suatu alat proses sama dengan

    massa bahan- bahan yang keluar dari alat proses tersebut

    6.2 Saran

    Saran untuk praktikum ini adalah sebgai berikut

    1. Membersihkan terlebih dahulu pipet yang telah digunakan sebelundigunakan untuk pengambilan sampel berikutnya.

    2. Memperhatikan peralatan proses kontinu terutama pada selang yangsudah mengalami kerusakan.

    3. Sebelum selang dibuka, dipastikan bahwa larutan gula dalam tabungpertama sudah larut agar konsentrasinya pada setiap percobaan sama.

  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    14/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Rusendi, Dadi dkk. 2011. Penuntun Praktikum Satuan Operasi Industri.

    Bandung : Universitas Padjadjaran

    http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massa.(diakses pada tanggal 2 April2013)

    http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/unsteady-state+flow

    (diakses pada tanggal 2 April2013)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Keadaan_tunak.(diakses pada tanggal 2 April2013)

    http://zaifbio.wordpress.com/tag/larutan/.Huzaifah Hamid.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massahttp://encyclopedia2.thefreedictionary.com/unsteady-state+flowhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keadaan_tunakhttp://zaifbio.wordpress.com/tag/larutan/http://zaifbio.wordpress.com/tag/larutan/http://id.wikipedia.org/wiki/Keadaan_tunakhttp://encyclopedia2.thefreedictionary.com/unsteady-state+flowhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massa
  • 7/22/2019 LAPORAN Praktikum satop 4

    15/15

    LAMPIRAN