Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

19
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk menyebabkan produksi pangan turut meningkat. Produksi bahan pangan dapat berupa hasil panen komoditas yang kita budidayakan atau dapat berupa benih/bibit yang nantinya akan kita tanam untuk menghasilkan produk pangan. Salah satu proses dalam produksi benih adalah penyimpanan benih. Pada fase ini, benih tidak akan lepas dari serangan hama, khususnya hama gudang. Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat penyerangannya dibagi menjadi dua jenis yaitu hama lapang dan hama gudang/hama pasca panen. Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian pada saat masih di lapang. Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Menurut (Kertasapoetra, 1991), hama pasca panen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp., Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays, Necrobia rufipes, Callosobruchus maculatus dan lain-lain. Dalam praktikum kali ini akan membahas lebih jauh mengenai preferensi Sitophilus oryzae terhadap beberapa jenis beras, yaitu beras IR 64, raskin dan pandan wangi. Digunakan beberapa jenis beras karena untuk menjadi pembanding beras manakah yang paling disukai oleh Sitophilus oryzae. Selain itu akan dibahas juga mengenai preferensi Callosobruchus maculatus terhadap penurunan kualitas benih kacang hijau. 1.2 Tujuan Tujuan dari Praktikum Teknologi Produksi Benih Aspek HPT Hama Gudang ini adalah untuk mengetahui varietas benih beras mana yang lebih tahan

description

Laporan Praktikum Tekben, FP, UB, Malang, Jatim

Transcript of Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

Page 1: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk

menyebabkan produksi pangan turut meningkat. Produksi bahan pangan dapat

berupa hasil panen komoditas yang kita budidayakan atau dapat berupa

benih/bibit yang nantinya akan kita tanam untuk menghasilkan produk pangan.

Salah satu proses dalam produksi benih adalah penyimpanan benih. Pada fase ini,

benih tidak akan lepas dari serangan hama, khususnya hama gudang.

Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan

dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat

penyerangannya dibagi menjadi dua jenis yaitu hama lapang dan hama

gudang/hama pasca panen. Hama lapang adalah hama yang menyerang produk

pertanian pada saat masih di lapang. Hama gudang adalah hama yang

merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan.

Menurut (Kertasapoetra, 1991), hama pasca panen merupakan salah satu

faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil panen

yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama

gudang yang dapat merugikan. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang

terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama

gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang),

seperti Tribolium sp., Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus

zaemays, Necrobia rufipes, Callosobruchus maculatus dan lain-lain.

Dalam praktikum kali ini akan membahas lebih jauh mengenai preferensi

Sitophilus oryzae terhadap beberapa jenis beras, yaitu beras IR 64, raskin dan

pandan wangi. Digunakan beberapa jenis beras karena untuk menjadi pembanding

beras manakah yang paling disukai oleh Sitophilus oryzae. Selain itu akan dibahas

juga mengenai preferensi Callosobruchus maculatus terhadap penurunan kualitas

benih kacang hijau.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Praktikum Teknologi Produksi Benih Aspek HPT – Hama

Gudang ini adalah untuk mengetahui varietas benih beras mana yang lebih tahan

Page 2: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

atau rentan pada serangan Sitophilus oryzae. Serta untuk mengetahui varietas

kacang hijau mana yang lebih tahan atau rentan terhadap serangan

Callosobruchus maculatus. Selain itu, untuk mengetahui preferensi serangan

Sitophilus oryzae pada varietas beras yang berbeda dan untuk mengetahui

preferensi serangan Callosobruchus maculatus pada varietas kacang hijau yang

berbeda.

1.3 Manfaat

Manfaat dari Praktikum Teknologi Produksi Benih Aspek HPT – Hama

Gudang ini adalah dapat mengetahui preferensi serangan hama gudang pada

varietas beras dan kacang hijau dan dapat mengetahui varietas mana dari beras

dan kacang hijau yang lebih rentan dan tahan terhadap serangan hama gudang.

Dengan demikian diharapkan praktikan mampu menerapkan pencegahan atau

pengendalian hama gudang pada saat penyimpanan benih.

Page 3: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hama Gudang

Berikut adalah beberapa definisi hama gudang, antara lain:

1. Warehouse pest is an organism that can cause shrinkage of the qualitative and

quantitative food stored (Borror, 1992). (Hama gudang merupakan organisme

yang dapat menyebabkan penyusutan kualitatif dan kuantitatif dari bahan

pangan yang disimpan).

2. Storage pests, namely disruptive or destructive pests in storage warehouse

(Imms, 1960). (Hama Gudang, yaitu hama yang mengganggu atau merusak di

dalam gudang penyimpanan)

3. Warehouse pest insects generally attack the place of storage products

(warehouse). Warehouse pests potentially cause yield loss during storage

products (Kalshoven, 1981). (Hama gudang pada umumnya serangga yang

menyerang produk ditempat penyimpanan (gudang). Hama gudang berpotensi

menyebabkan kehilangan hasil selama produk dalam penyimpanan).

2.2 Sitophilus oryzae

Klasifikasi Sitophilus oryzae menurut Khalsoven (1981) adalah sebagai

berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Coleoptera

Sub ordo : Polyphage

Famili : Curculionidae

Sub Famili : Rhyncoporinae

Genus : Sitophilus

Jenis : Sitophilus oryzae L.

Famili Curculionidae mudah dikenal dengan adanya moncong atau rostum

pada bagian mulut (Imms, 1960). Kumbang beras (Sitophilus oryzae) dewasa

berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. S. oryzae

berukuran kecil sekitar 2-3 mm. Pada bagian pronotumnya terdapat enam pasang

Page 4: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

gerigi yang menyerupai gigi gergaji. Bentuk kepala menyerupai segitiga.

Moncongnya memiliki panjang 1 mm hampir sepertiga panjang tubuhnya.

Protoraksnya sangat kuat dan elitranya memiliki kolom cekungan. Pada sayap

depannya terdapat garis-garis membujur yang jelas. Terdapat 4 bercak berwarna

kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah

kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ±

3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Larva kumbang tidak berkaki,

berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam

keadaan agak membulat (Pracaya, 1991).

Seperti anggota Curculionidae lainnya, Sitophilus oryzae mempunyai

lapisan kitin yang cukup keras. Sifat khas pada Sitophilus oryzae yaitu bila

mendapat gangguan, kumbang ini akan pura-pura mati dengan melipatkan atau

menarik tungkainya dan tidak bergerak (Kalshoven, 1981). Daerah penyebaran

Sitophilus oryzae meliputi hampir di berbagai daerah. Variasi yang ada dari

famili Curculionidae terlihar pada ukuran tubuh, bentuk serta ukuran rostum.

Anggota sub famili Rhyncoporinae merupakan kelompok kumbang moncong

yang menyerang butiran, atau dikenal dengan istilah “Billbug”. Sitophilus

oryzae sebagai salah satu anggota kumbang ini merupakan hama potensial pada

produk pertanian (Borror, 1992).

S. oryzae betina sebelum meletakkan telur terlebih dahulu membuat

lubang dalam butiran beras maupun biji-bijian kemudian lubang ditutup dengan

cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari, telur

berwarna putih dan panjangnya kira-kira 0,5 mm. Larva hidup dalam biji beras

dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan fase yang merusak biji. Larva

mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna putih dan panjang tubuh berkisar

4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan membentuk kokon dan tetap berada

dalam bahan makanan atau butiran beras. Pupa dapat berubah warna tergantung

pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan menjadi kehitaman dan bagian

kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5 mm dan masa pupa

berlangsung 6 hari. Setelah menjadi pupa kemudian kumbang muda keluar dari

beras. Kumbang dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak berlubang-

lubang. Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya 4-5 bulan.

Page 5: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

Ukuran tubuh 3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan moncong panjang dari

bagian kepala. Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar

bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian

imago jantan. Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan

lebih lambat daripada betina. Dewasa mengebor ke dalam biji berkulit beras

dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan telur-telur ke dalam biji

tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai dewasa pada kondisi yang

optimum adalah 30-40 (Koehler, 2012).

Menurut Natawigena (1985) pengendalian serangga hama gudang

kumbang beras (Sitophilus oryzae L.) di gudang-gudang beras biasanya

menggunakan teknik fumigasi, yaitu zat atau campuran zat yang menghasilkan

gas, uap, bau, asap untuk mengendalikan serangga. Penggunaan fumigan di dalam

pengendalian serangga hama terhadap komoditi di gudang membutuhkan rancang

bangun gudang yang khusus dan peralatan yang khusus serta biaya yang mahal

namun, disisi lain juga menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia. Salah satu

alternatif pengendalian hama gudang (Sitophilus oryzae L.) adalah dengan

penggunaan bioinsektisida sebagai senyawa-senyawa yang merubah perilaku

makan seperti senyawa penolak (repelen) yaitu senyawa yang menolak atau

mengusir serangga karena mengeluarkan bau yang tidak disukai oleh serangga.

Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai sumber senyawa yang bersifat

repelen yaitu daun Nimba (Azadirachta indica A. Juss.) (Jumar, 2000).

2.3 Callosobruchus maculatus

Klasifikasi Callosobruchus maculates menurut Kalshoven (1981) adalah

sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Coleoptera

Famili : Brunchidae

Genus : Callosobruchus

Jenis : Callosobruchus maculates

Page 6: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

Callosobruchus maculates merupakan hama gudang yang menyerang hasil

panen dalam gudang khususnya kacang hijau. Tarsi tampaknya 4-4-4, tapi

sesungguhnya 5-5-5. Tubuh oval, bagian belakang lebar, warna hitam atau coklat

dengan bintik-bintik. Dari atas kepala tersembunyi elytra pendek tidak sampai

ujung abdomen. (Kalshoven, 1981). Serangga ini merupakan famili dengan

jumlah yang relatif sedikit. sepanjang hidupnya larva berada dalam biji-bijian,

dewasa sebagian ditemukan dibunga-bunga. Imago aktif pada siang hari, daur

hidupnya sekitar 21 sampai 30 hari pada kondisi suhu 30oC dan kelembaban 80-

85% (Kalshoven, 1981).

Gejala serangan hama Callosobruchus maculates adalah biji dirusak

berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan

memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang

panjang diberi perlakuan minyak jagung 10cc/kg biji. Perkembangan hama selama

periode simpan dapat dicegah dengan menggunakan protektan sintetik, namun

dampak negatifnya lebih besar. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut

adalah penggunaan protektan nabati berupa minyak cengkeh. Minyak cengkeh

mengandung bahan aktif eugenol 70-85% yang mempunyai aromatik tinggi dan

tahan lama (Guenther, 1990).

Page 7: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Produksi Benih Aspek Hama Penyakit Tanaman

dilaksanakan pada hari Senin, 21 April 2014 di Laboratorium Virology, Jurusan

Hama Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

3.2 Alat dan Bahan

1. Alat:

- Gelas air mineral: untuk wadah masing-masing bahan (beras dan kacang

hijau).

- Kuas gambar: untuk memasukkan dan menghitung hama

- Kain saring: untuk menutup gelas air mineral

- Karet gelang: untuk mengikat kain agar kain tidak lepas dari gelas air

mineral

- Kertas label: labeling setiap perlakuan

- Gunting: untuk menggunting kain saring

2. Bahan:

- Sitophilus oryzae: hama beras sebagai specimen

- Callosobruchus maculatus: hama kacang hijau sebagai spesimen

- 2000 beras IR64: sebagai perlakuan

- 2000 beras jatah (raskin): sebagai perlakuan

- 2000 butir beras pandan wangi: sebagai perlakuan

- 4000 butir kacang hijau: sebagai perlakuan

Page 8: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

3.3 Cara Kerja

2000 butir beras untuk tiap jenis beras dan 4000 kacang hijau ditimbang

2000 butir beras tiap varietas dimasukkan kedalam 3 gelas plastik berbeda

dan 4000 butir kacang hijau tiap jenis dimasukkan kedalam 2 gelas plastik

berbeda

20 Sitophilus oryzae dimasukkan kedalam masing-masing gelas plastik berisi

beras dan 10 Callosobruchus maculatus pada salah satu gelas plastik berisi

kacang hijau dan 20 Callosobruchus maculatus pada gelas lainnya

Tiap gelas plastik diberi label

Gelas plastik ditutup dengan kain saring dan diikat dengan karet gelang

Dilakukan pengamatan dan dokumentasi setiap 1 minggu sekali (4 kali

pengamatan)

3.4 Analisa Perlakuan

Pada praktikum Teknologi Produski Benih Aspek HPT – Hama Gudang

ini, digunakan bahan praktikum, yaitu masing-masing 2000 butir beras pandan

wangi, beras raskin tau beras jatah, dan beras IR 64. Selain itu juga digunakan

4000 butir kacang hijau. Selanjutnya, 20 Sitophilus oryzae dimasukkan pada

masing-masing beras untuk mengetahui preferensi serangan hama tersebut pada

beberapa varietas beras yang berbeda. Untuk hama Callosobruchus maculatus,

sebanyak 20 ekor dimasukkan kedalam wadah kacang hijau 1, dan sebanyak 10

ekor dimasukkan dalam wadah kacang hijau 2. Perbedaan jumlah hama pada

wadah berisi kacang hijau ini dimaksudkan agar diketahui perbandingan tingkat

preferensi hama. Setelah hama dimasukkan kewadah dengan isi kacang hijau dan

beras, wadah ditutup dengan menggunakan kain saring dan diikat dengan karet

gelang. Dilakukan pengamatan setiap 1 minggu sekali, sampai dengan 4 kali

pengamatan.

Page 9: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Beras

Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan Kualitas Beras

Varietas Berat Beras (gr)

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Beras IR.64 36,8 40,8 40,32 39,84 34

Beras Jatah 37,05 39,5 39,94 40,38 34,8

Beras Pandan Wangi 35,8 39,5 39,22 38,94 33,1

2. Hasil Pengamatan Jumlah Hama

Varietas Jumlah Hama (ekor)

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Beras IR.64 20 19 17 17 18

Beras Jatah 20 20 20 21 21

Beras Pandan Wangi 20 20 20 24 24

3. Hasil Pengamatan Jumlah Beras Utuh

Varietas Jumlah Beras Utuh (butir)

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Beras IR.64 2000 1789 1317 1106 927

Beras Jatah 2000 1679 1312 916 728

Beras Pandan Wangi 2000 1797 1523 1314 1127

Page 10: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

2. Kacang Hijau

Tabel Hasil Pengamatan Berdasarkan Kualitas Kacang Hijau

Varietas Berat Kacang Hijau (gr)

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Kacang Hijau 1 153, 91 154,1 153,1 152,21 154,9

Kacang Hijau 2 150,1 149,8 149,9 150,01 150,8

1. Hasil Pengamatan Jumlah Hama

Varietas Jumlah Hama (ekor)

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Kacang Hijau 1 20 37 74 123 189

Kacang Hijau 2 10 21 34 46 57

2. Hasil Pengamatan Jumlah Kacang Hijau Utuh

Varietas Jumlah Kacang Hijau Utuh (butir)

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Kacang Hijau 1 2000 1562 1249 941 548

Kacang Hijau 2 2000 1792 1487 1109 924

1. Grafik Varietas Beras

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Berat Beras (gr)

IR 64

Jatah

Pandan Wangi

Page 11: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

2. Grafik Kacang Hijau

0

5

10

15

20

25

30

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Jumlah Hama (Ekor)

IR 64

Jatah

Pandan Wangi

0

500

1000

1500

2000

2500

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Jumlah Beras Utuh (Butir)

IR 64

Jatah

Pandan Wangi

146

148

150

152

154

156

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Berat Kacang Hijau (gr)

Kacang Hijau A

Kacang Hiaju 2

Page 12: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

4.2 Pembahasan Praktikum

Dari hasil praktikum yang dilakukan selama 4 minggu diperoleh data berat

beras dari minggu pertama yang semuanya menurun pada pengamatan minggu

terakhir. Pada minggu pertama berat beras IR 64 adalah 36,8 gr dan turun menjadi

34 gr pada pengamatan terakhir. Untuk beras pandan wangi juga mengalami

penurunan berat yang pada pengamatan pertama 37,05gr menurun menjadi 34,8

gr. Sedangkan untuk beras jatah atau raskin berat beras juga mengalami

penurunan dari berat awal 35,8 gr menjadi 33,1 gr. Penurunan bobot ini

disebabkan adanya kerusakan beras akibat serangan hama. Hal ini juga

berbanding lurus dengan turunnya jumlah beras utuh tiap varietas beras, dan

berbanding terbalik dengan pertumbuhan populasi hama, karena semakin

bertambah populasi hama, bobot beras awal akan semakin menurun sehingga

0

50

100

150

200

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Jumlah Hama (Ekor)

Kacang Hijau A

Kacang Hiaju 2

0

500

1000

1500

2000

2500

Awal 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Jumlah Kacang Hijau Utuh (Butir)

Kacang Hijau A

Kacang Hiaju 2

Page 13: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

jumlah butir beras utuh juga menurun. Pada awal pengamatan, butir beras tiap

varietas berjumlah 2000 butir menjadi 927 butir untuk varietas IR 64, 728 butir

untuk beras jatah dan 1127 butir untuk varietas pandan wangi. Hal ini dikarenakan

butir beras dimakan hama dan banyak dari butiran beras yang rusak karena

kualitas yang rendah tiap varietas beras.

Untuk populasi hama pada beras, pada varietas IR 64 populasi hama

mengalami fluktuasi dari yang awalnya 20 ekor menurun menjadi 17 ekor dan

pada pengamatan terkahir bertambah 1 ekor menjadi 18 ekor. Sedangkan untuk

beras jatah dan varietas pandan wangi populasi hama tiap varietas mengalami

pertambahan masing-masing menjadi 21 ekor dan 24 ekor. Populasi hama yang

ada pada komoditas dari minggu ke minggu mengalami perubahan. Hal ini terjadi

pada setiap varietas beras. Dari data yang diperoleh selama pengamatan diketahui

bahwa populasi pertambahan hama terbesar pada pegamatan minggu terakhir ada

pada varietas beras pandan wanggi dengan jumlah populasi hama 24 ekor.

Perbedaan ini menunjukkan karakteristik dari Sitophillus oryzae. Sitophillus

oryzae sangat menyukai beras yang memiliki kualitas baik, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas (Kartasapoetra, 1991). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tingginya populasi Sitophillus oryzae pada beras pandan wangi menandakan

baiknya kulitas dari beras pandan wangi. Kemunduran atau peningkatan populasi

suatu hama khususnya hama gudang dipengaruhi oleh beberpa faktor seperti a)

faktor makanan (kualitas, kadar air), b) faktor iklim (temperatur, kelembaban,

cahaya, aerasi), c) keadaan musuh alami (predator, parasit, patogen), d) faktor

kegiatan manusia. Faktor-faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kehidupan

hama tanaman dan produk pertanian dalam simpanan, baik secara sendiri maupun

secara bersama (Yasin, M., 2009). Menurut Suyono dan Sukarno (1985), Kualitas

dan kuantitas makanan berpengaruh terhadap preferensi serangga. Agar makanan

tersebut memberi pengaruh baik, maka harus tersedia dalam jumlah yang cukup

dan kandungan nutrisinya sesuai dengan yang dibutuhkan. Keadaan biji seperti

bentuk biji, kekerasan kulit, warna dan adanya kandungan zat kimia tertentu

berpengaruh pula pada preferensi serangga. Selain itu, Yasin, M. (2009) juga

mengatakan bahwa kualitas makanan suatu bahan mempunyai arti penting dalam

kaitannya dengan percepatan perkembangbiakan serangga yang pada akhirnya

Page 14: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

berpengaruh pada tingkatan serangan yang dilakukannya (kualitas dan kuantitas

serangan).

Untuk berat kacang hijau, berat kacang hijau 1 dengan hama 20 ekor pada

pengamatan pertama adalah 153,91 gr, dan bertambah pada pengamatan terakhir

menjadi 154,9 gr. Sedangkan pada kacang hijau 2 dengan 10 ekor hama pada

minggu pertama pengamatan berat kacang hijau 150,1 g, bertambah menjadi

150,8 gr pada pengamatan terakhir. Kedua sample kacang hijau mengalami

pebnamabahan bobot. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam

membaca timbangan. Berat kacang hijau dari minggu ke minggu umumnya

mengalami pengurangan berat dengan adanya serangan hama Callosobruchus

maculates karena hama ini telah merusak biji kacang hijau menjadi berlubang

dengan memakannya. Serangan hama Callosobruchus spp. pada biji kacang hijau

dapat menyebabkan susut bobot, penurunan daya kecambah, dan perubahan

nutrisi dalam biji sehingga membahayakan jika dikonsumsi oleh manusia ataupun

untuk penggunaan komersial dan pertanian (Ujianto et al., 2011).

Pernyataan tersebut ditunjang dengan hasil praktikum yang menunjukkan

bahwa populasi hama Callosobruchus maculates pada kacang hijau 1 dan kacang

hijau 2 bertambah. Pada kacang hijau 1 di awal pengamatan hama berjumlah 20

ekor menjadi 189 ekor pada pengamatan terakhir. Sedangkan pada kacang hijau 2,

pada pengamatan awal berjumlah 10 ekor dan menjadi 57 ekor pada pengamatan

terakhir. Dari data pengamatan terlihat bahwa, populasi hama pada kacang hijau

sampel 1 berkembang pesat dibandingkan pada kacang hijau 2. Perbedaan ini

menunjukkan bahwa hama yang 20 ekor pada sampel 1 lebih mampu bertahan

dibandingkan hama pada sampel 2. Tetapi pada kedua sampel tersebut juga

mempunyai kesamaan, yaitu populasi hama Callosobruchus maculates tiap

sampel mengalami kenaikan jumlah. Kenaikan populasi ini dapat disebabkan

karena sesuainya suhu, kelembaban, dan cukupnya cadangan makanan bagi hama.

Menurut Meilasari, R. (2000) kepadatan populasi kumbang ini akan meningkat

terus seiring dengan lamanya waktu penyimpanan kacang hijau. Setelah satu

bulan penyimpanan, populasi Callosobruchus maculates menigkat berkisar dari

91 ekor menjadi 3987 ekor.

Page 15: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

4.3 Pembahasan Soal

Terjadi penambahan populasi hama Sitophilus oryzae paling signifikan

pada varietas beras pandan wangi. Hal ini dapat terjadi karena suhu dan

kelembaban yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh hama, sehingga

populasi hama turun. Kemunduran atau peningkatan populasi suatu hama

khususnya hama gudang dipengaruhi oleh beberpa faktor seperti a) faktor

makanan (kualitas, kadar air), b) faktor iklim (temperatur, kelembaban, cahaya,

aerasi), c) keadaan musuh alami (predator, parasit, patogen), d) faktor kegiatan

manusia. Faktor-faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kehidupan hama

tanaman dan produk pertanian dalam simpanan, baik secara sendiri maupun secara

bersama. Tersedianya makanan yang cukup maksudnya adalah yang cocok bagi

kehidupan serangga, bila makanan tidak cocok bagi hama dengan sendirinya

populasi hama tidak akan dapat berkembang sebagaimana biasanya.

Ketidakcocokan makanan dapat timbul karena kurangnya kandungan unsur yang

diperlukan, rendahnya kadar air dalam kandungan makanan, permukaan material

yang keras dan bentuk materialnya. Pada kondisi makanan yang berkondisi baik

dengan jumlah yang cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga hama akan

menunjang perkembangan populasi, sebaliknya makanan yang berlimpah dengan

gizi jelek dan tidak cocok akan menekan perkembangan populasi serangga. Selain

itu, Udara yang rendah dengan aerasi yang kurang akan mendukung

perkembangan serangga hama disamping akan meningkatkan kadar air bahan

yang berakibat lunaknya kulit dari biji bahan simpan. Dengan demikian serangga

hama khusus Sitophilus sp akan mudah menggerek bahan simpan yang kadar

airnya tinggi (Yasin, M., 2009).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga jenis beras yang

memiliki kualitas bagus adalah beras pandan wangi. Beras varietas pandan wangi

memiliki kandungan nutrisi yang cocok bagi hama Sitophilus oryzae sehingga

beras ini paling disukai hama Sitophilus oryzae. Kualitas pada beras

mempengaruhi preferensi serangan hama karena hama menyukai beras dengan

kualitas dan kuantitas yang baik. Seperti yang dikatakkan Suyono dan Sukarno

(1985), Kualitas dan kuantitas makanan berpengaruh terhadap preferensi

serangga. Agar makanan tersebut memberi pengaruh baik, maka harus tersedia

Page 16: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

dalam jumlah yang cukup dan kandungan nutrisinya sesuai dengan yang

dibutuhkan. Keadaan biji seperti bentuk biji, kekerasan kulit, warna dan adanya

kandungan zat kimia tertentu berpengaruh pula pada preferensi serangga. Oleh

karena itu Sitophilus oryzae lebih banyak populasinya diberas pandan wangi.

Kondisi beras pada akhir pengamatan rusak dan berbau apek. Dari ketiga beras

tersebut kondisi yang paling baik adalah beras varietas pandan wangi dengan

berat paling banyak daripada beras varietas lain. Karena beras pandan wangi

mempunyai adaptasi struktur benih yang lebih bagus dan dan kandungan unsure

yang lebih baik.

Populasi hama Callosobruchus maculatus yang tinggi akan menyebabkan

kualitas benih makin turun karena hama ini menyebabkan benih berlubang dan

berbau apek. Serangan hama Callosobruchus spp. pada biji kacang hijau dapat

menyebabkan susut bobot, penurunan daya kecambah, dan perubahan nutrisi

dalam biji sehingga membahayakan jika dikonsumsi oleh manusia ataupun untuk

penggunaan komersial dan pertanian (Ujianto, et al, 2011). Serangan hama ini

menyebabkan kacang hijau yang sebelumnya dapat dikonsumsi menjadi tidak

layak konsumsi. Faktor yang mempengaruhi serangan hama ini kadar air biji,

temperatur dan kelembapan udara. Pada kadar air tertentu hama kumbang kacang

mudah menyerang yaitu pada kadar air di atas 10%, sedangkan pada kadar air di

bawah 10% hama ini jarang atau sulit menyerang. Kondisi temperatur yang

optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan hama ini adalah antara 26 dan

31˚C. Kelembapan yang mendorong berkembangnya hama ini yaitu jika di atas

65%.

Page 17: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hama gudang merupakan organisme yang dapat menyebabkan penyusutan

kualitatif dan kuantitatif dari bahan pangan yang disimpan. Berdasarkan

pengamatan yang dilakuakn selama beberapa minggu dapat diketahui bahwa

semua beras pada praktikum ini mengalami penurunan berat di akhir pengamatan

karena mengalami serangan dari hama Sitophilus oryzae. Populasi hama

terbanyak terdapat pada beras varietas pandan wangi sedangkan paling rendah

pada IR 64. Dari data pengamatan dapat disimpulkan bahwa beras varietas pandan

wangi memiliki nutrisi paling baik untuk pertumbuhan populasi hama.

Populasi hama Callosobruchus maculatus yang tinggi akan menyebabkan

kualitas benih makin turun karena hama ini menyebabkan benih berlubang an

berbau apek. Serangan hama Callosobruchus spp. pada biji kacang hijau dapat

menyebabkan susut bobot. Populasi benih akan meningkat seiring dengan tambah

lamanya benih disimpan.

5.2 Saran (Asisten dan Praktikum)

1. Asisten

Penjelasan bagus, tapi mohon penjelasan lebih ditambah

2. Praktikum

Untuk praktikum, mohon alat praktikum diperbanyak, ruangan dikondisikan

agar tidak berbenturan tiap kelas. Format laporan jangan banyak aturan.

TERIMAKASIH

Page 18: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

DAFTAR PUSTKA

Borror, D. J., C. A. Triplehorn & N. F. Johnson., 1992. Pengenalan Pelajaran

Serangga. Ed. 6. Penerjemah: S. Partosoedjono. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta

Guenther, E., 1990. Minyak Atsiri. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Imms, A.D., 1976. General Textbook of Entomology. Methuen and Co LTD,

London.

Jumar, 2000. Entomogi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Kalshoven, 1981. Providing Agricultural Services in Rice Farming Areas:

Malaysian and Surinam Experiences. Agricultural University. Malaysia.

Kartasapoetra. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. PT RINKA CIPTA.

Jakarta.

Koehler, 2012. Sitophillus oryzae. http://edis.ifas.ufl.edu/ig120. Diakses pada

tanggal 27 Mei 2014.

Meilasari, R., 2000. Penggunaan Protektan Botanis untuk Mengendalikan Hama

Gudang Callosobruchus maculatus F. dan Mempertahankan Viabilitas

Benih Kacang Hijau (Vigna radiata) Selama Penyimpanan. IPB. Bogor.

Natawigena, H., 1985. Pestisida Dan Kegunaannya. Armico. Bandung.

Pracaya, 1991. Hama dan Penyakin Tanaman. Penebar Swadaya: Jakarta.

Suyono dan Sukarno, 1985. Preferensi Kumbang C. analis F. Pada Beberapa

Jenis Kacang-Kacangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Ujianto, et al., 2011. Evaluasi Ketahanan Tanaman Hibrida Hasil Persilangan

Kacang Hijau dan Kacang Uci Terhadap Callosobruchus chinensis L.

(Coleoptera: Bruchidae). Jurnal HPT Tropika. ISSN 1411-7525. Vol. 11,

No. 2: 130 – 138, September 2011.

Yasin, M., 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk

Dan Faktor Fisikokimia Yang Mempengaruhinya. Prosiding Seminar

Nasional Serealia 2009. Balai Penelitian Tanaman Serealia. ISBN: 978-

979-8940-27-9

Page 19: Laporan Praktikum Produksi Benih Aspek HPT - Hama Gudang

LAMPIRAN