Laporan Praktikum Pengemasan Dan Penyimpanan Kertas Terhadap Minyak

19
LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KETAHANAN KERTAS TERHADAP MINYAK OLEH : KELOMPOK 5 I GUSTI MADE TEDDY PRADANA 1311205024 NI MADE EVI YULASTARI 1311205025 SHENNI MAULINA 1311205029 IDA BAGUS YOGASWARA 1311205031 ANITA NATALIE 1311205033 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

description

kemasan kertas

Transcript of Laporan Praktikum Pengemasan Dan Penyimpanan Kertas Terhadap Minyak

LAPORAN PRAKTIKUMPENGEMASAN DAN PENYIMPANANKETAHANAN KERTAS TERHADAP MINYAK

OLEH :KELOMPOK 5I GUSTI MADE TEDDY PRADANA1311205024NI MADE EVI YULASTARI1311205025SHENNI MAULINA1311205029IDA BAGUS YOGASWARA1311205031ANITA NATALIE1311205033

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS UDAYANA2015BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBahan pengemas yang berasal kertas dan sejenisnya sudah lama dikenal masyarakat, termasuk kertas tisu, koran bekas, ataupun kertas bekas lainnya yang telah diputihkan. Struktur dasar kertas adalah bubur kertas (selulosa) dan felted mat. Komponen lain adalah hemiselulosa, fenil propan terpolimerisasi sebagai lem untuk merekatkan serat, minyak esensial, alkaloid, pigmen, mineral. Pada pembuatan kertas terkadang digunakan klor sebagai pemutih, adhesive aluminium, pewarna dan pelapis. Bahan berbahaya yang ada dalam kertas, yang dapat bermigrasi kedalam pangan antara lain adalah tinta dan klor.Mengingat penggunaan kemasan kertas dapat memberikan ancaman bagi kesehatan, maka pemilihan bahan pangan yang dikemas, dan penggunaan kertas sebagai pengemas harus diperhatikan. Kertas bertinta seharusnya tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung. Migrasi bahan kimia berbahaya dari kemasan dapat mengakibatkan terjadinya keracunan ataupun akumulasi bahan toksik.Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelumditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masihbanyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain sepertiplastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh danpenggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsisebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertasuntuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap airdan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatandan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertasyang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. Wadah-wadah kertasyang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan - cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif.

1.2 TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini ialah sebagai berikut :1. Mengetahui jenis kertas terbaik yang dapat digunakan untuk mengemasi bahan pangan berminyak2. Mengetahui dan membedakan daya penetrasi minyak dari masing masing jenis kertas.

BAB IItinjauan pustaka

2.1 pengertian KertasKertas dibuat dari suspensi serat, air, dan chemical additives, yang kemudian air dikeluarkan (dewatered) melalui aksi mekanis dan kimia di forming section dan aksi mekanis di press section untuk membentuk lembaran kertas basah (paper web). Setelah web terbentuk dilanjutkan pemanasan di dryer section untuk mengurangi kadar air di bawah 10% (dryness lebih besar 90%) yang tidak dapat dilaksanakan melalui aksi mekanis dan kimia. Dryer section bertujuan untuk mengeringkan lembaran kertas dengan cara penguapan (evaporation) sisa uap air (residual moisture) di dalam paper web dengan cara kontak langsung dengan permukaan drum pengering (cylinder dryer) yang sangat panas sehingga mencapai derajat kekeringan yang diharapkan.Kertas adalah barang yang berwujud lembaran-lembaran tipis. Yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan pengeringan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan saling menjalin, serat yang digunakan biasanya berupa serat alam yang mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pada umumnya industri kertas dan pulp di dunia, khususnya di Indonesia menggunakan serat kayu sebagai bahan baku.Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam.Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.Secara umum kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan kertas industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas tulis, diantaranya adalah kertas kitab, buku, Koran dan kertas amplop. Sedangkan yang termasuk kertas industri adalah kertas kantong kertas minyak, pembungkus buah-buahan, kertas bangunan, kertas isolasi elektris, karton dan pembungkus sayur-sayuran.Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. Wadah-wadah kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif.Karakteristik kertas didasarkan pada berat atau ketebalannya. Berdasarkan berat maka kertas dapat dinyatakan dalam berat (lb)/3000 ft2 atau yang disebut dengan rim. Di USA banyaknya rim standard untuk kertas kemasan adalah 500 lembar dengan ukuran 24 x 36 inchi (61 x 91.5 cm). Di Eropa, Jepang dan negara-negara lainnya ukuran yang lebih umum adalah grammage (g/m2 ). Grammage untuk kertas kemasan primer berkisar antara 18 lb/rim 90 lb/rim (30 g/m2 150 g/m2 ), sedangkan untuk corrugated board berkisar antara 72-85 lb/rim (117-300 g/m2 ) (Mimi Nurminah, 2002).2.2 Sejarah Perkembangan KertasAdanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau.Kertas yang merupakan kemasan fleksible pertama sekali ditemukan di Cina pada tahun 100 SM. Pada tahun 751 seorang muslim yang bekerja pada sebuah pabrik kertas Cina di Samarkand berhasil mendapat rahasia pembuatan kertas dan dibawa ke Spanyol pada tahun 950. Penerbitan buku dimulai ttahun 1450, sedangkan penerbitan surat kabar secara teratur dimulai tahun 1609. Pabrik kertas pertama di Amerika berdiri tahun 1690 oleh William Rittenhause yaitu di Philadelphia. Pada saat itu proses pembuatan kertas masih lambat dan hanya dihasilkan satu lembar kertas untuk satu kali proses. Nicholas-Louis Robert dari Perancis mengembangkan proses pembuatan kertas secara kontiniu.Mesin pembuat kertas yang pertama ditemukan tahun 1799 oleh Fourdriner Brother yang mendapatkan patennya di Inggris. Mesin tipe silinder ditemukan oleh John Dickenson yang dipasang dekat Philadelphia pada tahun 1817. Pada abad ke-19, kertas telah menggantikan wadah dari tanah liat, gelas dan kaleng. Pada tahun 1840 ditemukan cara pembuatan kotak kertas yang memerlukan banyak lem, dan penggunaannya terbatas untuk barang-barang mewah. Kekeliruan oleh pekerja pencetakan dalam membuat kantung untuk biji-bijian membuat teknik pembuatan kardus menjadi berkembang. Pada tahun 1856 diciptakan karton bergelombang (corrugated board) di Inggris, sedangkan di Amerika Serika ditemukan pertama sekali oleh A.L.Jones tahun 1871.

2.3 Proses Pembuatan KertasBahan baku pembuatan kertas adalah selulosa yang diberi perlakuan kimia, dibilas, diuraikan, dipucatkan, dibentuk menjadi lembaran setelah pressing dan dikeringkan. Kayu terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan bahan bersifat adhesif di lamela tengah, 20% karbohidrat berupa xylan, resin dan tanin. Jenis kayu dan lembaran akhir kertas yang di inginkan sangat menentukan cara pembuatan kertas. Pada pembuatan kertas dengan bahan baku berupa kayu terlebih dahulu dibuat menjadi pulp (Elisa Julianti, 2007)Proses pembuatan kertas dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku serat menjadi pulp, dan kertas. Urutan proses pembuatannya adalah : Persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pemutihan (bleaching), pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses pengeringan kertas (Kasdim, 2008).Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai (Kasdim,2008).

2.4 Daya PenetrasiDaya penetrasi lemak pada kertas adalah kemampuan minyak untuk dapat melewati dan mengisi bagian pori-pori kertas. Pengertian penetrasi adalah besaran yang menyatakan sifat penyerapan kertas dan karton terhadap zat cair standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil jalur cetakan pada pengujian, dinyatakan dalam satuan 1000/nm, yang diukur menggunakan alat uji cetak IGT pada kondisi standar. (Anonim, 2007).

2.5 Jenis-Jenis Kertas2.5.1 Kertas PerkamenKertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, the dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamen adalah :1) mempunyai ketahanan lemak yang baik 2) mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih.3) permukaannya bebas serat.4) tidak berbau dan tidak berasa.5) transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin.6) tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu. (elisa julianti, et al 2006)

2.5.2 Kertas LilinKertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 40-52 oC). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain (Elisa Julianti, et al 2006)

2.5.3 Kertas RotiGreaseproof Paper adalah kertas yang kedap minyak atau lemak, biasanya digunakan untuk memasak kue atau kemasan makanan. Greaseproof Paper diproduksi dengan memadatkan molekul-molekul kertas sedemikian rupa sehingga terbentuk lembaran kertas dengan porositas yang sangat rendah. Fungsinya untuk bungkus kue lapis, bolu gulung, kantong makanan take away. menyimpanan makanan terutama yang berminyak seperti mentega, daging atau donat. juga digunakan untuk lapisan yang memisahkan pancake dari kue atau untuk lapisan makanan yang dipanggang. Kertas ini dapat dipergunakan tanpa masalah di freezer, kulkas, microwave . kertas ini dapat digunakan untuk membungkus atau menutup makanan yang akan dikukus (seperti ikan atau ayam), atau dipanggang dalam oven. Ini membantu untuk menjaga makanan basah tapi masih memungkinkan bagian uap. Aman digunakan pada suhu rendah (dingin) dan suhu tinggi (panas). (Elisa Julianti, et al 2006).

BAB IIIMETODE

3.1 Bahan1. Pasir kering berukuran 20 mesh2. Minyak goreng3. Kertas perkamen4. Kertas lilin5. Kertas roti

3.2 Alat1. Stopwatch1. Plat kaca1. Gunting1. Penggaris1. Pipet 1 ml

3.3 Cara Kerja1. Plat kaca ditaruh di bawah kertas stensil (kertas buram)1. Bahan pengemas (kertas lilin, perkamen dan roti) diletakan masing-masing berukuran 5 x 5 cm1. Pasir halus dituangkan ke atas masing-masing kertas dan diratakan dengan ketinggian 0,5 cm1. Minyak goreng 1 ml dituangkan ke atas masing-masing bahan dengan cepat menggunakan pipet tetes1. Amati, sampai kelihatan ada titik minyak pada kertas stensil1. Catat waktu penetrasinya

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PengamatanTabel hasil pengamatan

4.2 PembahasanPada praktikum kali ini membahas tentang perbedaan daya penetrasi minyak dari masing-masing bahan pengemas yang pada kali ini menggunakan bahan pengemas jenis kertas yang bertujuan untuk mengetahui jenis kertas yang terbaik untuk mengemasi bahan pangan yang berminyak seperti grease proof paper dan glasine paper. Bahan dan alat pada praktikum kali ini menggunakan pasir halus sebanyak setengah kilogram, minyak goreng, kertas stensil dan kertas untuk mengemas pada kali ini menggunakan kertas lilin, kertas roti, dan kertas perkamen, lalu stop watch , plat kaca, gunting dan pipet 1ml. Plat kaca yang telah dikasih kertas stensil di atasnya bertujuan sebagai indicator untuk melihat tembusnya minyak pada kertas agar terlihat jelas apabila tidak menggunakan kertas stensil, minyak akan langsung tembus pada gelas kaca dan kemungkinan hal ini tidak akan terlihat jelas, lalu diletakkan bahan pengemas masing-masing alasnya berukuran 5 x 5 cm dengan bentuk seperti setengah balok. Setelah itu dituangkan pasir halus ke atas bahan pengemas kertas setinggi 0,5cm lalu teteskan minyak goreng sebanyak 1ml dengan menggunakan pipet tetes. Amati dan catat waktu yang ditempuh minyak untuk terlihat pada kertas stensil.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data dari masing-masing kelompok yaitu pada kertas lilin untuk kelompok 1 memperoleh waktu 9,52menit, kelompok 2 memperoleh 29,59menit, kelompok 3 memperoleh 23,55menit, kelompok 4 memperoleh 26,52menit dan kelompok 5 memperoleh 30,3 menit dengan rata rata 23,896menit. Sedangkan untuk kertas roti dan perkamen memerlukan waktu >60menit karena keterbatasan waktu dalam praktikum dan untuk setiap kelompok dengan rata-rata 60 menit untuk dapat terlihat ada titik pada kertas stensil tersebut.Dari pengamatan diatas kertas roti dan kertas perkamen memilik jumlah rata-rata waktu sama yaitu 60menit. Tetapi kertas roti memiliki sifat yang kurang baik terhadap daya penetrasi minyak dan memiliki rongga yang cukup besar sehingga kurang baik untuk bahan pengemas berbahan kadar minyak dan lemak yang tinggi sedangkan kertas perkamen yang memiliki daya penetrasi minyak paling lama. Karena kertas perkamen dibuat dengan proses sulfat sehingga tahan terhadap lemak dan cukup nkuat dalam keadaan basah dan memiliki sifat lebih keras dan kasar dibandingkan kertas minyak. Kertas perkamen juga sering di pakai untuk mengemas bahan pangan berkadar minyak dan lemak tinggi seperti mentega, keju, daging, ikan, teh dan kopi. Sehingga kertas perkamen sangat baik untuk mengemas bahan pangan dengan kadar minyak dan lemak yang tinggi.

BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut :1. Ketahan kertas yang paling baik adalah perkamen, karena dibuat dengan proses sulfat Kertas perkamen juga sering di pakai untuk mengemas bahan pangan berkadar minyak dan lemak tinggi seperti mentega, keju, daging, ikan, teh dan kopi. Sehingga kertas perkamen sangat baik untuk mengemas bahan pangan dengan kadar minyak dan lemak yang tinggi.2. Kertas roti dan ketas lilin kurang baik terhadap daya penetrasi minyak dan memiliki rongga yang cukup besar, sehingga kurang baik untuk mengemas bahan berkadar lemak tinggi.Dari hasil pengamatan yang dilakukan, ketahanan lemak yang paling baik untuk bahan berkadar lemak tinggi adalah kertas perkamen, sedangkan kertas roti dan kertas lilin kurang baik untuk mengemas bahan berkadar lemak tinggi.5.2 SaranDalam praktikum yang telah terlaksana sudah berlangsung dengan baik, tetapi kendala dari bahan yang menyebabkan keterlambatan berlangsunya praktikum. Untuk itu bahan (pasir) yang digunakan lebih halus lagi, agar proses dalam penentuan perbedaan daya penetrasi minyak dari masing masing bahan pengemas.

Daftar pustaka

Lumbanbatu, Kasdim.2008.Pembuatan dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok [skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bandung, Jawa Barat

Anonim.2007.Kertas.http://id.wikipedia.org/wiki/kertas [diakses pada tanggal 1 April 2015]

Mimi, Nurminah. 2002.Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang dikemas http://www.iptek.net.id [diakses tanggal 1 April 2015].

Anonim.______Greaseproof Paper Kertas Roti. http://kertasnasi.com/greaseproof-paper-kertas-roti/ [diakses 2 April 2015]

Julianti, Elisa dan Mimi Nurminah. 2006. Buku Ajar: Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara

Anonim. (2012). Laporan Praktikum Pengemasan Kertas. Tersedia: http://see-around-theworld.blogspot.com/2012/03/laporan-praktikum-pengemasan-kertas.html [1 April 2013].Ariestiani. (2012). Praktikum Pengemasan Pangan. Tersedia: http://ariestiani.files.wordpress.com/2012/05/laporan-terpentin-tes.doc [1 April 2013].