LAPORAN PRAKTIKUM PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH · Perbedaan energi potensial lengas dalam tubuh...
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH · Perbedaan energi potensial lengas dalam tubuh...
i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENETAPAN KADAR LENGAS TANAH
Oleh :
Golongan G/Kelompok 4B
1. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251)
2. Leo Zulkarnain (161510501279)
3. Christianto (161510501288)
LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan suatu unsur penting dalam bidang pertanian. Tanah
sebagai media untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur dalam tanah
dimanfaatkan oleh tanaman sebagai tempat atau media untuk tanaman hidup,
tanah juga dapat memberikan unsur penting bagi kelangsungan tanaman untuk
hidup dan tanah juga dapat menyimpan air yang berasal dari permukaan tanah
yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Tanah memiliki beberapa
lapisan-lapisan yang dapat dibedakan dari beberapa sifat struktur, sifat kimia, ciri-
ciri biologis, sifat fisika dan kepadatan. Kemampuan tanah untuk menyimpan air
disebut lengas tanah. Kadar lengas tanah merupakan kandungan air yang terdapat
dalam tanah, air ini ditopang dan terikat oleh partikel ikat kakas tanah seperti ikat
matriks, osmosis, dan kapiler.
Kadar kelengasan tanah sangat diperlukan dalam bidang pertanian, karena
tanamanan memembutuhkan air untuk melakukan metabolisme untuk tanaman
agar tetap hidup. Melalui pemahaman tentang kadar lengas tanah dibidang
pertanian dapat membantu mengkontrol serapan air atau unsur hara dan juga dapat
membantu respirasi akar yang nantinya dapat berpengaruh pada produktivitas
tanaman. Kadar kelengasan tanah dapat diklarifikasikan menjadi beberapa tipe,
yaitu titik layu tetap, kering angin, kapasitas lapang, tara lengas, dan koefisien
higrokopis. Kelengasan tanah tidak sama antara beberapa lapisan horizon tanah.
Perbedaan kandungan lengas dapat menunjukkan keragaman potensial tanah dari
beberapa lapisan. Perbedaan potensial tanah dipengaruhi oleh faktor gravitasi dan
tekanan dalam tanah. Pergerakan lengas dalam tanah yang bergerak dari daerah
energi potensial tinggi ke daerah energi potensial. Perbedaan energi potensial
lengas dalam tubuh tanah akan menunjukkan arah air yang terdapat dalam tanah.
Praktikum kali ini ditujukan untuk mengamati kadar lengas tanah.
Praktikum kali ini juga bertujuan untuk menghitung kadar lengas di tiap-tiap
lapisan tanah yang telah diambil saat pengambilan sampel tanah. Sampel tanah
yang digunakan adalah tanah yang tenah dikering angin dan kapasitas lapang yang
2
berhubungan dengan sifat fisik tanah. Tujuan praktikum ini juga agar mahasiswa
mengetahui metode dan cara penghitungan untuk mengukur kadar kelengansan di
dalam tanah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan mememahami tentang kadar lengas tanah memalui metode
kadar lengas kering angin dan kapasitas lapang.
3
BAB.2 TINJAUAN PUSTAKA
2. Menurut Hanafiah (2014) tanah sebagai tempat atau media tumbuh
tanaman, menopang tanaman, tempat mendapatkan unsur hara dan air dari
dalam tanah. Air terkandung didalam tanah diikat oleh beberapa kakas
yaitu matriks, osmosis dan kapiler disebut sebagai lengas tanah. Kakas ini
dapat dipengaruhi oleh peningkatan permukaan tanah dan kerapatan pori-
pori yang terbentuk diantara partikel-partikel struktur dan tekstur tanah.
Kelengasan tanah dapat dipengaruhi oleh gravitasi, tekanan osmosis dan
keberadaan tanaman. Kelengasan tanah dapat membantu tumbuhan untuk
mempermudah tanaman menjangkau penyerapan air dan juga membantu
mendeteksi ketersediaan air dalam.
3. Air bisa menyerap atau ditahan pada tanah sebab dipengaruhi oleh gaya
gravitasi bumi, adhesi, dan kohesi. Berdasarkan penyebab adanya gaya-
gaya tersebut, maka air di dalam tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu
air kapiler dan air higroskopis. Air kapiler merupakan air dalam tanah
yang memiliki gaya adhesi dan gaya kohesi lebih kuat daripada gaya
gravitasi bumi. Air higroskopis termasuk air yang diserap tanah sangat
kuat sehingga tanaman tidak bisa menyerap air tersebut. Adanya
penyerapan air dipengaruhi oleh luas atau sempitnya pori di dalam tanah.
pori tanah yang sesuai dengan kadar lengas tanah yaitu pada pori mikro
dan pori meso. Hal ini dapat dibuktikan bahwa kedua pori tersebut
memiliki kandungan lempung yang berfungsi untuk mengikat air sebelum
air dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi (Nita dkk., 2014).
4. Menurut Tanriverdi et al. (2016), Penentuan kadar lengas tanah terdapat
beberapa metode yaitu metoda Gravimetri dan Time Domain
Reflectometry (TDR). Penentuan kadar lengas dengan menggunakan
metode gravimetri dianggap lebih mudah tetapi harus lebih teliti pada saat
melakukannya. Metode gravimetri memiliki suatu kelemahan yaitu
memakan banyak waktu, tenaga, dan tempat untuk pengeringan sampel
tanah yang nantinya akan diuji kadar lengasnya. Oleh sebab itu, antara
4
kedua metode ini lebih sering menggunakan metode ghravimetri daripada
metode TDR dikarenakan masing-masing metode memiliki kelemahan dan
keunggulan pada penentuan kadar lengas tanah (Olszewska and Nowicka,
2015).
5. Kelengasan yang ada pada tanah berhubungan dengan tingkat
porositas yang tanah miliki. Porositas merupakan kemampuan tanah untuk
menyerap air. Porositas tanah memiliki kaitan yang erat dengan pori tanah.
Semakin padat pori tanah, maka semakin kecil kemampuan tanah untuk
dapat menyerap air. Tanah yang padat bias diatasi dengan cara
menggemburkan tanah atau merombak tanah atau mengolah tanah dengan
menggunakan traktor atau cangkul. Kepadatan yang ada pada tanah
merupakan sifat fisik tanah. Sifat fisik tanah yang padat bisa diperbaiki
melalui penambahan bahan-bahan organik yang akan membuat sifat fisik
tanah semakin mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman (Prasetyo dkk. 2014). Bahan organik yang digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik tanah untuk porositas juga perlu diperhatikan. Ada
bahan organik yang tidak berpengaruh terhadap porositas total, namun
berpengaruh pada nilai porositas pada hari tertentu (Abror dkk. 2017).
Porositas tanah akan berpengaruh pada kandungan air yang dimiliki oleh
tanah. Kandungan air yang terdapat pada tanah bisa menjadi pendorong
utama dalam konstanta dielektrik tanah yang digunakan untuk transport air
(Payero et al. 2017). Transport air yang dilakukan oleh tanah berguna
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan. Air
biasanya digunakan oleh tanaman untuk mendapatkan mineral tanah dan
juga untuk bahan fotosintesis. Semakin bagus pori tanah, maka semakin
bagus pula kandungan air yang dimiliki oleh tanah sehingga membuat
kondisi yang mendukung untuk pertumbuhan tanaman.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Sains Tanah acara Penetapan Kadar Lengas Tanah
dilaksanakan pada hari kamis, 2 Oktober 2017 pukul 12.30- selesai WIB.
Bertempat di Laboratorium Fisika Dan Konservasi Tanah, Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Botol timbang
2. Oven
3. Timbangan analis
4. Eksikator
5. Ring sampel tanah
6. Beaker glass
3.2.2 Bahan
1. Lapisan tanah 1
2. Lapisan tanah 2
3. Lapisan tanah 3
4. Lapisan tanah 4
3.3 Pelaksanaan Praktikum
A. Kadar lengas kering angin
1. Mentukan berat botol timbang (a)g.
2. Mengambil contoh tanah kering angin dan masukkan dalam botol timbang,
timbang beratnya misal (b)g.
3. Memasukkan botol timbang yang berisi tanah (no.2) ke dalam oven dengan
suhu (100 – 105)0C selama 4 jam.
6
4. Mengeluarkan dari oven dan masukkan ke dalam eksikator selama 15 menit,
kemudian timbang misal (c)g.
B. Kadar lengas kapasitas lapang
1. Menimbang ring sampel berisi tanah, kemudian jenuhi selama 24 jam.
2. Meniriskan pada alas pengatus sampai tidak ada tetesan air selama 6 – 48 jam.
3. Mengambil bagian tanah dalam ring dan masukan dalam aluminium foil yang
sudah diketahui beratnya (a) g.
4. Menimbang tanah dalam aluminium foil (b) g.
5. Mengoven pada suhu (100 – 105)0C selama 4 jam.
6. Mengeluarkan sampel dalam aluminium dari oven dan masukkan ke dalam
eksikator selama 15 menit, kemudian timbang (c) g.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Kadar lengas tanah lapisan 1
2. Kadar lengas tanah lapisan 2
3. Kadar lengas tanah lapisan 3
4. Kadar lengas tanah lapisan 4
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum, selanjutnya akan
dianalisis menggunakan analisis data kuantatif.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Grafik Kadar Lengas Tanah.
4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Kadar Lengas Tanah.
Kelompok Perlakuan Berat
Kadar Lengas (%) a b c
1 Lapisan 4 1,22 11,25 9,32 23,83%
2 Lapisan 3 1,40 11,42 10,02 16,24%
3 Lapisan 2 1,31 11,33 10,59 7,97%
4 Lapisan 1 1,06 11,03 10,26 8,37%
Perhitungan :
%KL = (b-c)/ (c-a) x 100%
= (11,03-10,26)/ (10,36/ 1,06) x 100%
= 0,77/ 9,2 x 100%
= 8,37%
23.83%
16.24%
7.97% 8.37%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
Lapisan 4 Lapisan 3 Lapisan 2 Lapisan 1
Kadar Lengas Tanah
Kadar Lengas (%)
Gambar 1. Grafik kadar lengas tanah lapisan 1, lapisan 2,
lapisan 3 dan lapisan 4.
8
Pada pengamatan grafik 1. Lapisan tanah 4, lapisan tanah 3, lapisan tanah 2,
lapisan tanah 1 merupakan data golongan. Terdapat 4 jenis lapisan tanah. Lapisan
tanah yang kelompok kami amati merupakan lapisan tanah 1. Pada lapisan 2
memiliki a sebesar 1,06 sebagai berat alumuniumfoil, b sebesar 11,03 sebagai
berat alumunium foil yang diisi tanah 10gram dan c sebesar 10,26 sebagai
alumunium foil ditambah tanah yang telah dioven selama 24 jam. Persentase
kadar lengas tanah dapat dihitung menggunakan rumus %KL dan menghasilan
kadar lengas sebesar 8,37%.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat diketahui beberapa faktor dalam
menentukan kadar lengas tanah. Kadar lengas tanah disebut juga dengan tingkat
kelembaban tanah dan daya air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh
tumbuhan melewati rambut akar. Penyerapan air yang diserap oleh tumbuhan
tergantung dari pori tanah dan lengas tanah. Adanya kadar lengas tanah dapat
mempengaruhi laju transpirasi pada suatu tanaman. Selain itu, kadar lengas tanah
juga dapat mempengaruhi tanah pada sifat fisik permeabilitas tanah. Sifat fisik
tanah dapat ditentukan oleh tesktur tanah, ukuran partikel tanah, porositas tanah,
dan lengas tanah.
Pada pengamatan kadar lengas tanah, diperoleh pada tiap lapisan tanah yang
berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pada tiap lapisan tanah seperti adanya kandungan bahan organik,
mineral, dan tesktur tanah. Kadar lengas tanah yang paling terendah yaitu pada
lapisan kedua sebesar 7,97% sedangkan lapisan pertama memiliki kadar lengas
sebesar 8,017%. Porositas pada lapisan pertama dan kedua yaitu lebar disebabkan
komponen yang terkandung yaitu pasir. Kedua jenis lapisan ini hampir mendekati
sama, yaitu dalam artian lapisan pertama dan kedua memiliki bahan organik yang
terkandung didalamnya. Bahan organik yang terkandung pada lapisan ini
memiliki dampak positif terhadap ketersediaan lengas tanah.dan meningkatkan
kapasitas infiltrasi (Putra dkk., 2013).
9
Kadar lengas lapisan ketiga yaitu sebesar 16,24% dan lapisan keempat
sebesar 23,85%. Persentase kadar lengas yang ada pada kedua lapisan tersebut
berbeda jauh daripada lapisan pertama dan kedua. Hal tersebut disebabkan karena
adanya faktor fisik tanah terutama pada tesktur tanah yang padat dan terdapat
bongkahan tanah yang besar. Porositas tanah pada lapisan ketiga dan keempat
lebih sempit daripada lapisan pertama dan kedua, dikarenakan lapisan tersebut
terkandung lempung. Lempung atau clay memiliki pori yang sempit dan memiliki
tekstur tanah yang padat. Sifat lempung yaitu impermeable yang menyebabkan air
dapat tertahan di lapisan ini sehingga kandungan air pada lapisan ketiga dan
keempat besar untuk nantinya diserap oleh tanaman. Selain itu, aktivitas tanah
bagian atas lebih aktif dikarenakan adanya kandungan bahan organic daripada
lapisan ketiga dan keempat yang mengandung komponen lempung dan beberapa
mineral (Alifahmi dkk., 2016).
10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kadar lengas dengan persentase tertinggi ada pada lapisan keempat sebesar
23,85% dikarenakan terkandung lempung sebagai penahan air.
2. Kadar lengas dengan persentase terendah ada pada lapisan kedua sebesar
7,97% dikarenakan terkandung pasir sehingga air mudah lewat.
3. Kadar lengas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tekstur tanah,
kandungan bahan organik, dan mineral tanah.
5.2 Saran
Harapannya kedepan untuk teknis praktikum lebih dijelaskan lebih detail
seperti penggunaan alatnya, karena ada beberapa yang masih kurang paham untuk
cara penggunaan alat dikarenakan penjabaran mengenai teknis terlalu cepat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abror, K., Siswanto, B., Utomo, W. H. 2017. Pengaruh Abu Ketel Terhadap Sifat
Fisik Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tebu pada Ultisol di
Pabrik Gula Bone, Sulawesi Selatan. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.
4(1): 445–452.
Alifahmi, R. I. Sophian, dan D. Muslim. 2016. Aktivitas Tanah Lempung pada
Formasi Bojongmanik terhadap Kestabilan Lereng di Daerah Cikopomayak,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Buletin of Scientific Contribution,
14 (3): 269-276.
Hanafiah, K. A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pres.
Nita, I., E. Listyarini, dan Z. Kusuma. 2014. Kajian Lengas Tersedia pada
Toposekuen Lereng Utara G. Kawi Kabupaten Malang Jawa Timur. Tanah
dan Sumberdaya Lahan, 1 (2): 53-62.
Olszewska, B. and E. Nowicka. 2015. Comparison of Gravimetric Method and
TDR Method Applied to Medium Alluvial Soils of the Valley of the Oder
River in the Region of Brzeg Dolny in the Period of 2010-2014. Ecological
Engineering, 16 (4): 44-48.
Payero, J. O., Qiao, X., Khalilian, A., Mirzakhani-nafchi, A., & Davis, R. 2017.
Evaluating the Effect of Soil Texture on the Response of Three Types of
Sensors Used to Monitor Soil Water Status.9: 566–577.
Prasetyo, A., Listyorini, E., Utomo, W. H. 2014. Hubngan Sifat Fisik Tanah,
Perakaran dan Hasil Ubi Kayu Tahun Kedua pada Alfisol Jatikerto akibat
Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik. Jurnal Tanah dan Smberdaya
Lahan. 1(1): 27–37.
Putra, A. E., Sumono, N. Ichwan, dan E. Susanto. 2013. Kajian Laju Infiltrasi
Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Tongkoh Kecamatan
Dolat Rayat Kabupaten Karo. Rekayasa Pangan dan Pert., 1 (2): 39-44.
Tanriverdi, C., H. Degirmenci, E. Gonen, and S. Boyaci. 2016. A Comparison of
the Gravimetric and TDR Methods in Terms of Determining the Soil Water
Content of THE Corn Plant. Series A. Agronomy, 59 (1): 153-158.
12
LAMPIRAN
13
14
DOKUMENTASI
Gambar 1. Menyiapkan tanah yang telah dikering anginkan.
Gambar 2. Menimbang tanah seberat 10 gram.
Gambar 3. Menyiapkan kantong alumunium foil.
Gambar 4. Menimbang berat alumunium foil.
Gambar 5. Memasukkan tanah pada
kantong alumunium foil
Gambar 6. Menimbang tanah yang telah
Dibungkus kantong alumunium foil
Gambar 7. Dioven selama 24jam dan memasukkan dalam eksikator
Gambar 8. Menimbang kembali tanah yang telah di oven
LITERATUR
Hanafiah, K. A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pres.
Nita, I., E. Listyarini, dan Z. Kusuma. 2014. Kajian Lengas Tersedia pada
Toposekuen Lereng Utara G. Kawi Kabupaten Malang Jawa Timur. Tanah
dan Sumberdaya Lahan, 1 (2): 53-62.
Olszewska, B. and E. Nowicka. 2015. Comparison of Gravimetric Method and
TDR Method Applied to Medium Alluvial Soils of the Valley of the Oder
River in the Region of Brzeg Dolny in the Period of 2010-2014. Ecological
Engineering, 16 (4): 44-48.
Tanriverdi, C., H. Degirmenci, E. Gonen, and S. Boyaci. 2016. A Comparison of
the Gravimetric and TDR Methods in Terms of Determining the Soil Water
Content of THE Corn Plant. Series A. Agronomy, 59 (1): 153-158.
Putra, A. E., Sumono, N. Ichwan, dan E. Susanto. 2013. Kajian Laju Infiltrasi
Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Tongkoh Kecamatan
Dolat Rayat Kabupaten Karo. Rekayasa Pangan dan Pert., 1 (2): 39-44.
Alifahmi, R. I. Sophian, dan D. Muslim. 2016. Aktivitas Tanah Lempung pada
Formasi Bojongmanik terhadap Kestabilan Lereng di Daerah Cikopomayak,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Buletin of Scientific Contribution,
14 (3): 269-276.
Payero, J. O., Qiao, X., Khalilian, A., Mirzakhani-nafchi, A., & Davis, R. 2017.
Evaluating the Effect of Soil Texture on the Response of Three Types of
Sensors Used to Monitor Soil Water Status.9: 566–577.
Prasetyo, A., Listyorini, E., Utomo, W. H. 2014. Hubngan Sifat Fisik Tanah,
Perakaran dan Hasil Ubi Kayu Tahun Kedua pada Alfisol Jatikerto akibat
Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik. Jurnal Tanah dan Smberdaya
Lahan. 1(1): 27–37.
Abror, K., Siswanto, B., Utomo, W. H. 2017. Pengaruh Abu Ketel Terhadap Sifat
Fisik Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tebu pada Ultisol di
Pabrik Gula Bone, Sulawesi Selatan. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.
4(1): 445–452.