ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

23
1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA I KADAR LENGAS TANAH Disusun Oleh: 1. Juli Permata (13221) 2. Nuzila Fitri Filaila (13285) 3. Ahmad Sofyan (13397) 4. Mustika Ajrng K.P.P (13474) 5. Dimas Anggoro Bayu S (13510) 6. Ayu Nurwinda Sari (13514) Golongan/Kelompok : B2/4 Asisten Koreksi : Risa Shofia LABORATORIUM TANAH UMUM JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN

description

Lengas tanah merupakan..

Transcript of ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

Page 1: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

1

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA I

KADAR LENGAS TANAH

Disusun Oleh:

1. Juli Permata (13221)

2. Nuzila Fitri Filaila (13285)

3. Ahmad Sofyan (13397)

4. Mustika Ajrng K.P.P (13474)

5. Dimas Anggoro Bayu S (13510)

6. Ayu Nurwinda Sari (13514)

Golongan/Kelompok : B2/4

Asisten Koreksi : Risa Shofia

LABORATORIUM TANAH UMUM

JURUSAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 2: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

2

YOGYAKARTA

2014

ACARA I

Kadar Lengas Tanah

ABSTRAKSI

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara I yang berjudul “Kadar Lengas Tanah (Kadar Lengas Kering Angin (Udara))” telah dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah, kadar lengas masing-masing tanah berdasarka ukuran maupun jenis tanah, dan manfaat kadar lengas tanah. Pengertian kadar lengas tanah adalah kadar air yang tersimpan dalam tanah. Dalam praktikum ini digunakan lima jenis tanah yaitu entisol, alfisol, ulfisol, vertisol, dan mollisol dengan Ø 0.5 mm, Ø 2 mm, dan bongkah. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah enam buah botol timbang, timbangan, oven, dan desikator. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar lengas ini adalah gravimetri, yaitu menghitung selisih berat tanah sebelum dan sesudah dioven. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini antara lain tanah Ø 0.5 mm, kadar lengasnya 16.41% untuk mollisol, vertisol 13.09%, ultisol 9.92%, alfisol 12.98%, dan entisol 5.3%. Untuk tanah Ø 2 mm, didapat kadar lengas mollisol 15.6%, vertisol 13.79%, ultisol 10.73&, alfisol 13.38%, dan entisol 6.05%. Untuk tanah bongkah didapat kadar lengasnya mollisol 16.32%, vertisol 13.86%, ultisol 8.75%, alfisol 13.43%, dan entisol 3.2%. Kadar lengas dapat dipengaruhi oleh tekstur dan luas permukaan butiran tanah, semakin besar luas permukaan maka semakin besar daya serap sehingga semakin tinggi kadar lengasnya.

Kata kunci: gravimetri, jenis tanah, kadar lengas

I. PENGANTAR

Kadar lengas merupakan

kandungan air yang terdapat didalam

pori tanah. Sebagian besar air yang

diperlukan oleh tanaman berasal dari

tanah, kebutuha air tiap-tiap tanaman

berbeda-beda. Pemahaman terhadap

kadar lengas tanah sangat penting dalam

pertanian karena melalui proses

pengaturan lengas ini dapat dikontrol

pula serapan hara dan pernapsan akar-

akar tanaman yang selanjutnya

berpengaruh pada pertumbuhan dan

produktivitas tanaman.

Lengas tanah adalah air yang

terdapat dalam tanah yang terikat dalam

berbagai kakas ikat, yaitu kakas ikat

matrik, osmosis, dan kapiler (Masganti

dkk, 2002). Menurut Prawiro (1998) ,

tegangan lengas digunakan untuk

mengklasifikasikan air dalam tanah,

yaitu kaoasitas tambat maksimum,

kapasitas lapang, tara lengas, titik layu

tetap, koefisien higrokopis, kering

angin, dan kering tungku.

Kandungan uap air sangat penting

dalam pembentukan tanah, tanah dapat

dikatakan terbentuk bila pada tanah

Page 3: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

3

tersebut ditemukan lempung, koloid

organik, atau garam terlarut yang

terakumulasi larut dalam air. Tingkat

pergerakan koloid dan kedalaman

sebagian ditentukan oleh jumlah dan

pola pengendapan yang menimbulkan

tindakan pelepasan (Donahue, 1958).

Tanah adalah kunci terrestrial

ekosistem dimana air mengalami proses

run off, infitrasi, drainase dan

penyimpanan. Pross-proses yang

dialami air di dalam tanah sangat

kompleks, pengaruh manusia besar

sekali pada proses-proses yang terjadi di

dalam tanah. Untuk mempelajari

perhitungan proses-proses yang terjadi

didalam tanah digunakan model

hidrolik tanah., dimana air tanah

diasumsikan menjadi satu dengan

komponen tanah yang didapatkan dari

pemetaan tanah di suatu tempat

(Besson, 2010).

Jumlah air yang terdapat dalam tanah

yang terikat oleh berbagai gaya

(matriks, osmosis, dan kapiler). Gaya

ini meningkat sejalan denga

peningkatan permukaan jenis zarah dan

kerapatan muatan elektrostatik zaarah

tanah. Kadar lengas sedikit berbeda

dengan kadar air. Kadar lengas tanah

mencakup air dan bahan-baha yang

terlarut didalamnya, sedangkan kadar

air tanah mengandung pengertian air

murni yang ada di dalam tanah. Dalam

kenyataannya, air yang ada di dalam

tanah merupakan suatu larutan, bukan

air murni (Anonim, 2009).

Keberadaan lengas di dalam tubuh

tanah tidak seragam dari atas ke bawah.

Keragaman kandungan lengas ini

menunjukkan adanya keragaman

potensial tubuh tanah. Adanya

perbedaan energi potensial lengas

dalam tubuh tanah akan menunjukkan

arah gerakan lengas dalam tubuh tanah

yang bergerak dari daerah energi

potensial tinggi ke daerah energi

potensial rendah ( Handayanto, 1987 ).

Tanah-tanah sawah di Indonesia

sebagian besar merupakan tanah-tanah

aluvial, regosol, glumosol dan latosol,

sebagian lagi merupakan tanah-tanah

andosol dan mediteran. Sebagian besar

tanah-tanah tersebut di atas berada pada

ketinggian kurang dari 500 meter di atas

permukaan laut (Hakim, et al., 1986).

II. METODOLOGI

Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Acara I dengan judul Kadar Lengas

Tanah dilakukan pada hari Selasa, 29

April 2014 di Laboratorium Tanah

Umum, Jurusan Tanah, Fakultas

Pertanian, Unoversitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Pada percobaan ini bahan-

bahan yang digunakan berupa contoh

Page 4: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

4

tanah mollisol, vertisol, ultisol, alfisol,

dan entisol dengan Ø 0.5 mm, Ø 2 mm,

dan contoh tanah bongkah (agregat

tanah utuh). Alat yang digunakan pada

percobaan ini adalah enam (6) botol

timbang, timbangan, oven, dan

desikator.

Pada percobaan ini digunakan

metode gravimetri yaitu dengan

penimbangan berat tanah sebelum dan

sesudah di oven. Hal pertama yang

harus dilakukan yaitu disiapkan 6 botol

timbang kosong dan diberi label. Lalu,

masing-masing botol kosong tertutup

ditimbang dan dicatat beratnya sebagai

a gram. Masing-masing botol timbang

diisi dengan contoh tanah Ø 0.5 mm, Ø

2 mm, dan contoh bongkah sebanyak 2/3

volume botol ( ± 10 gram). Masing-

masing dibuat 2 ulangan. Selanjutnya,

tiap botol yang sudah berisi tanah

ditimbang lagi dengan keadaan tertutup

can dicatat sebagai b gram. Lalu,

masing-masing botol dioven pada suhu

105-110oC dengan tutuo sedikit terbuka.

Botol timbang tersebut dioven selama

semalaman, tujuannya agar kandungan

air dapat keluar selama proses

pengovenan. Setelah dioven, botol

dikeluarkan dan ditutup serapat

mungkin dan dibiarkan dingin di dalam

desikator (15-30 menit). Desikator

berrfungsi sebagai pendingin tanah dan

agar pada saat didinginkan tanah tidak

bercampur oleh zat-zat sekitar terutama

yang ada di udara. Setelah dingin,

masing-masing botol ditimbang dalam

keadaan tertutup rapat dan dicatat

beratnya sebagai c gram. Langlah

terakhir, botol timbang dibersihkan dan

dikembalikan dalam rak penyimpanan

alat. Data yang telah diperoleh

dilanjutkan kedalam perhitungan

dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

(b-c) = berat lengas tanah

(c-a) = berat tanah kering mutlak

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kadar

Lengas Tanah

N

o

Jenis

Tanah

Diameter

Ukuran

Tanah

Nilai

Kadar

Lengas

1 Mollisol

Ø 0,5 mm 16,41 %

Ø 2,0 mm 15,6 %

bongkah 16,32 %

2 Vertisol

Ø 0,5 mm 13,09 %

Ø 2,0 mm 13,79%

bongkah 13,86%

3 Ultisol

Ø 0,5 mm 9,92 %

Ø 2,0 mm 10,73 %

bongkah 8,75 %

4 Alfisol Ø 0,5 mm 12,98 %

Page 5: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

5

Ø 2,0 mm 13,38 %

bongkah 13,43 %

5 Entisol

Ø 0,5 mm 5,3 %

Ø 2,0 mm 6,05 %

bongkah 3,2 %

Contoh perhitungan KL tanah ultisol :

Pada praktikum kadar lengas ini

bertujuan agar kita mampu menentukan

kadar lengas suatu tanah. Kadar lengas

adalah kandungan uap air yang terdapat

dalam pori tanah. Kandungan lengas

didalam tanah dipengaruhi oleh anasir

iklim, relief, kandungan bahan organik,

fraksi lempung tanah, topografi, adanya

bahan penutup tanah, struktur tanah,

konsistensi tanah, usia tanah dan kondisi

pori tanah. Anasir iklim berpengaruh

besar terhadap lengas tanah adalah

selisih antara curah hujan (water input)

dengan besarnya penguapan, evaporasi

(water output) yang menentukan suatu

tanah akan mengalami defisit atau

surplus. Kandungan bahan organik yang

terkandung didalam tanah juga

mempengaruhi kadar lengas tanah

karena bahan organik mempunyai

kemampuan untuk menyimpan atau

menyekap air. Hal ini karena setiap

bahan organik memiliki ukuran berupa

koloid sehingga mempunyai luas

permukaan jenis lebih besar, semakin

besar luas permukaan jenisnya maka

kemampuannya dalam menyimpan air

pun semakin besar. Konsep kerja antara

lempung tanah dan bahan organik dalam

hal penyimpanan air pada dasarnya

hampir sama. Namun, lempung tanah

mempunyai kekurangan, yakni apabila

lempung tanah terdapat pada kedalaman

tertentu akan mampu menghambat

grafitasi dan perlokasi (proses aliran air

masuk ke dalam tanah). Topografi

berpengaruh pada kecepatan tanah turun

(diserap kedalam tanah). Selain itu,

topografi juga bisa memberi pengaruh

sebaliknya. Topografi juga mampu

mempengaruhi kecepata aliran

permukaan. Maka, karena kecepatan

aliran permukaanya yang cepat

mengakibatkan air tidak memiliki cukup

waku untuk turun ke bawah atau

terserap tanah. Relief yang datar dan

cekung memperbesar peluang air

terinfiltrasi, sedangkan relief curam

memacu terjadinya proses kehilangan

air. Faktor penutup tanah (baik organik

Page 6: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

6

maupun anorganik) berperan

mengurangi evaporasi (penguapan)

sehingga kandungan lengas jadi lebih

awet. Misalnya jika terdapat bahan

penutup tanah seperti mulsa organik,

plastik, kain atau kertas akan

mengurangi terjadinya penguapan

sehingga air yang berada di dalam tanah

dapat bertahan lama karena penguapan

yang tidak terjadi secara sempurna.

Struktur tanah ialah ikatan-ikatan

partikel tanah satu dengan yang lain.

Ikatan ini disebut agregat. Konsistensi

tanah ialah daya adhesi dan kohesi

diantara partikel tanah dan ketahanan

massa tanah terhadap perubahan bentuk

oleh tekanan atau kekuatan lain. Usia

tanah sangat memengaruhi kadar lengas

yang ada pada suatu tanah. Semakin tua

usia tanah maka akan semakin

berkurang kadar lengasnya. Tanah yang

sudah tua biasanya berwarna lebih cerah

karena sedikitnya unsur hara, hal

tersebut terjadi setelah proses pelindian,

dan penempatan lapisan-lapisan tanah.

Kondisi pori berkaitan dengan tekstur.

Tekstur besar maka partikel besar

sehingga kurang mampu menyimpan

lengas.

Pada acara I praktikum kadar

lengas ini dibandingkan kadar lengas

berdasarkan jenis tanah dan ukuran

diameter butirannya (pori). Jenis tanah

yang dibandingkan adalah tanah

mollisol, tanah vertisol, tanah ultisol,

tanah alfisol, dan tanah entisol. Masing-

masing tanah ada yang Ø 0.5 mm, Ø 2

mm, dan gumpalan atau bongkah.

Untuk mengukur kadar lengas masing-

masing tanah ini digunakan metode

gravimetri.

Dari hasil percobaan pada tanah

mollisol diperoleh kadar lengas Ø 0.5

mm adalah 16,41%, kadar lengas Ø 2

mm adlah 15,6%, dan kadar lengas

bongkah 16,32%. Kadaar lengas

mollisol ini hampir mirip atau lebih

besar dari kadar lengas vertisol karena

bahan induknya juga seperti tanah

vertisol sehingga juga memiliki

kandungan lempung. Tingkat

permeabilitasnya cukup lambat

sehingga cukup mampu menahan air.

Tanah mollisol baik digunakan sebagai

lahan pertama.

Tanah vertisol adalah jenis tanah

mineral yang mempunyai warna abu

kehitaman, bertekstur liat dengan

kandungan lempung lebih dari 30%

pada horizon permukaan sampai

kedalaman 50 cm yang didominasi jenis

tanah lempung montmorillonit sehingga

dapat mengembang dan mengerut. Dari

percobaan pada praktikum ini dapat

diketahui bahwa kadar lengas pada

tanah vertisol Ø 0.5 mm 13,09%, pada

Page 7: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

7

tanah Ø 2 mm 13,79%, sedangkan pada

bongkah kadar lengasnya 13,86%. Hal

ini tidak sesuai dengan teori karena

seharusnya semakin besar diameter

permukaan tanah maka akan semakin

kecil kadar lengasnya. Pada beberapa

penelitian tentang tanah vertisol,

menurut penelitian Nurdin dkk (2008),

di Kabupaten Gorontalo, tanah vertisol

memiliki kadar lengas 38,06%. Vertisol

dapat menyimpan air dalam jumlah

besar dan pengikatan antar partikel

tanah yang kuat. Pada percobaan di

laboratorium hasilnya sangat berbeda

dengan penelitian yang telah di berbagai

tempat. Hasil ini disebabkan oleh anasir

iklim, topografi, kandungan bahan

organik, fraksi lempung, dan adanya

bahan penutup tanah. Dari data tersebut

diketahui bahwa perbedaan topografi

sangat berpengaruh terhadap kadar

lengas tanah.

Dari hasil praktikum dapat

diketahui bahwa rata-rata dengan dua

kali ulangan kadar lengas tanah ultisol

berukuran Ø 0,5 mm adalah 9,92%, Ø 2

mm sebesar 10,73%, dan bongkah

sebesar 8,75%. Tanah ultisol

terakumulasi daari lempung dengan

kandungan basah yang rendah dan

biasanya lembab. Ciri umum tanah ini

adalah tekstur lempung debuan, struktur

remah sampai gumpal lemah dan

konsistensi gembur. Tanah ultisol

memilikki kemampuan menahan air

dalam tanah lebih lama dibandingkan

tanah yang bertekstur pasiran.

Berdasarkan ukuran unit partikel tanah

yaitu Ø 0,5 mm, Ø 2 mm merupakan

kadar lengas halus, sedangkan bongkah

merupakan kadar lengas tanah

gumpalan. Permeabilitas tanah ultisol

tergolong lambat karena tekstur tanah

yang lempung debuan.

Dari hasil percobaan diketahui

bahwa hasil tanah alfisol memiliki

kadar lengas tertinggi pada tanah

bongkah, yaitu 13,43%, sedangkan pada

tanah berdiameter 0,5 mm dan 2 mm

kadar lengas tanahnya 12,98% dan

13,38%. Hal ini tidak sesuai dengan

teori, karena menurut Walker and Paul

(2002) kadar lengas berbanding terbalik

dengan diameter tanah karena semakin

besar diameter tanah maka akan

mengurangi ruang antar tanah untuk

menyimpan air. Demikian pula

sebaliknya, semakin kecil diameter

tanah semakin bersar kemampuan tanah

untuk menyimpan air.

Dari hasil percobaan diperoleh hasil

kadar lengas pada tanah entisol paling

kecil dibandingkan jenis tanah lainnya.

Kadar lengas tanah Ø 0,5 mm adalah

5,3%, kadar lengas Ø 2 mm adalah

6,05%, dan kadar lengas bongkah 3,2%.

Page 8: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

8

Hal ini disebabkan karena bahan induk

terbesar tanah entisol adalah pasir

endapan marin sehingga tanah entisol

memiliki tekstur pasir. Butiran pasir

lebih kasar dan besar daripada butiran

liat dan lempung, sehingga pori-pori

tanah entisol lebih besar (luas

permukaan pori lebih kecil). Oleh

karena pori-pori tanah yang lebih besar

inilah, tanah entisol memiliki

kemampuan mengikat dan menahan air

lebih rendah dan permeabilitasnya

sangat cepat karena pori-pori yang besar

dapat langsung melewatkan air tanpa

menyerapnya sehingga air yang diserap

hanya sedikit.

Kadar lengas dalam bidang

pertanian sangat berperan penting

dalam pertumbuhan tanaman. Apabila

kadar lengas tanah rendah maka

diperlukan perairan yang cukup agar

perairan yang cukup agar kebutuhan air

tanaman tercukupi. Faktor dominan

penyebab beda kadar lengas pada setiap

tanah antara lain tekstur dari masing-

masing tanahnya. Kadar lengas

berperan penting dalam proses genesa

tanah. Kelangsungan hidup dan renik

tanah. Setiap reaksi kimia dan fisika

terjadi dalam tanah hampir selalu

melibatkan air sebagai pelarut garam-

garam mineral, senyawa asam dan basa,

serta ion-ion dan gugus-gugus organik

maupun anorganik. Manfaat kadar

lengas yang lainnya adalah untuk

menentukan waktu aplikasi dalam

pemupukan, mengetahui kebutuhan air

untuk persawahan ataupun kegiatan

pertanian lain, dan metode irigasi

mengetahui daya serap atau daya,

penyimpanan air dan mempermudah

dalam proses pengolahan lahan.

Penentuan kadar lengas dapat

ditentukan dengan berbagai metode,

yaitu gravimetri, tensiometri, pancaran

neutron, dan kalsium. Metode tersebut

masing-masing mempunyai kelebihan

dan kelemahan. Meode gravimetri yaitu

menghitun selisih berat lengas antara

sebelum dan sesudah dikeringkan,

namun dalam pemakaiannya timbangan

harus sensitif karena diperlukan

ketelitian yang tinggi dalam baca data

agar hasil tidal salah dan menyimpang.

Untuk itulah dalam menimbang data

harus digunakan timbangan yang sama

agar hasilnya lebih akurat, keunggulan

dari metode ini adalah harganya yang

murah dan tidak memakan biaya yang

besar. Metode tensiometer yaitu

menentukan tekanan matriks tanah

terhadap air, kelemahan metode ini

adalah diperlukan kurva standar dan

prosesnya yang cukup sulit, sedangkan

keunggulannya adalah praktikan dapat

meliha fluktuasi air tanah dari kurva

Page 9: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

9

standar tersebut. Metode pancaran

neutron digunakan untuk menghitung

partikel neutron yang tertabrak oleh air

tanah dan tercatat oleh detektor,

kelemahan metode ini adalah alat

detektor harus sensitif dan harganya

sangat mahal, kelebihannya adalah data

yang diperoleh lebih akurat dan teliti.

Metode kalsium karbit adalah

menetukan kandungan lengas terukur,

yaitu tekana yang dicatat oleh

manometer akibat desakan gas hasil

reaksi antara bahan karbit dengan air

tanah, kelemahan dari metode ini adalah

tidak terdeteksinya kadar air yang

jumlahnya sedikit. Sedangkan

kelebihannya adalah tidak memerlukan

biaya yang mahal dan dapat langsung

diterapkan dilapangan.

IV. KESIMPULAN

1. Kadar lengas adalah kandungan

uao air dalam pori tanah.

2. Faktor yang mempengaruhi kadar

lengas yaitu iklim, kandungan

bahan organik, fraksi lempung

tanah, topografi, dan adanya

penutup tanah.

3. Nilai kadar lengas untuk contoh

tanah Ø 0.5 mm adalah mollisol

16.41% > vertisol 13.09% > alfisol

12.98% > ultisol 9.92% > entisol

5.3%.

4. Nilai kadar lengas untuk contoh

tanah Ø 2 mm adalah mollisol

15.6% > vertisol 13.79% > alfisol

13.38% > ultisol 10.73% > entisol

6.05%.

5. Nilai kadar lengas untuk contoh

tanah bongkah adalah mollisol

16.32% > vertisol 13.86% > alfisol

13.43% > ultisol 8.75% > entisol

3.2%.

V. PENGHARGAAN

Laporan Praktikum Dasar-Dasar

Ilmu Tanah ini tidak begitu berharga

tanpa bantuan pihak-pihak yang terkait.

Oleh karena itu, kami mengucapkan

terimakasih atas bantuan dan waktu

luangnya untuk :

1. Bapak Ir. Suci Handayani, MP

sebagai koordinator Prktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah, yang

secara tidak langsung telah

membimbing kami sebagai

Mahasiswa Fakultas Pertanian.

2. Danny Utama, sebagai koordinator

laboratorium yang telah

membimbing alam melaksanakan

praktikum dan telah berbagi ilmu

pada kami.

3. Seluruh asisten praktikum Dasar-

Dasar Ilmu Tanah golongan B2

untuk kesabaran serta yag telah

membimbing kami dengan baik.

Page 10: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

10

4. Teman-teman golongan B2 yang

telah bekerja sama dan selalu

bersemangat.

5. Tidak lupa juga kelompok 4 yang

telah meluangkan waktunya untuk

selalu bekerja sama dalam

penyelesaian laporan resmi Dasar-

Dasar Ilmu Tanah ini.

Hanya ini yang dapat kami sampaikan,

kami sangat mengapresiasi serta banyak

berterimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu terselesaikannya

laporan resmi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Sistem Informasi Status hara Lahan Pertanian. http://bappeda.kendalkab.go.id/lahan/content.php?query=definisioperasional. Diakses pada tanggal 3 Mei 2014.

Besson, A., I. Causin, H. Bourrenae, B. Nicouland, C. Pasquier, G. Richard, A. Dosigny, D. King. 2010. The spatial and temporal organization of soil water at the filed scale as described by dectrical resistivity measurements. Europan Journal of Soil Science 61 : 120-132.

Donuhue, R.L. 1958. Soil, An Introduction to Soil and Plant Growth. Prentecehall Internaional, Inc. Engle Wood Cliffs, New Jersey.

Hakim, N, M. Yusuf, Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo, M. Amin, D. Gobh, HH, Balley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Handayanto, E. 1987. Dasar-dasar dan Klasifikasi Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.

Masganti, T. Notohadikusumo, A. Maas, B. Radjaguguk. 2002. Metode pengukuran kadar air tanah gambut. Jurnal Tanah dan Air 3 : 42- 48.

Nurdin, P. Maspeke, Z. Ilahude, F. Zakaria. 2008. Pertumbuhan dan hasil jagung yang dipupuk N, P, dan K pada tanah vertisol Isumu Utara Kabupaten Gorontalo. Jurnal Tanah Tropika 14 : 49-56.

Prawiro, T. J. 1998. Tanah dan Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Walker, J. P, and R. H. Paul. 2002. Evaluation of the happer instrument for soil measurement. Journal of Soil Science Society of America 66 : 110-123.

Page 11: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

11

LAMPIRAN

Perhitungan:

Tabel Hasil

Pengamatan

Kadar Lengas

Tanah

1. Kadar Lengas Tanah Mollisol

Ukuran

Tanah

Tanpa Tanah

(a gram)

Dengan

Tanah (b

Dengan Tanah

Kering (c KL

NoJenis

Tanah

Diameter

Ukuran Tanah

Nilai Kadar

Lengas

1 Mollisol

Ø 0,5 mm 16,41 %

Ø 2,0 mm 15,6 %

bongkah 16,32 %

2 Vertisol

Ø 0,5 mm 13,09 %

Ø 2,0 mm 13,79%

bongkah 13,86%

3 Ultisol

Ø 0,5 mm 9,92 %

Ø 2,0 mm 10,73 %

bongkah 8,75 %

4 Alfisol

Ø 0,5 mm 12,98 %

Ø 2,0 mm 13,38 %

bongkah 13,43 %

5 Entisol

Ø 0,5 mm 5,3 %

Ø 2,0 mm 6,05 %

bongkah 3,2 %

Page 12: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

12

gram) gram)

Ø 0,5 mm 1

2

32,72

23,30

47,10

37,09

45,09

35,13

16,25%

16,57%

Ø 2,0 mm1

2

37,77

39,22

53,63

56,86

51,49

54,48

15,6%

15,6%

bongkah1

2

27,23

46,23

38,07

57,08

36,57

55,53

16,05%

16,6%

0,5 mm 2/3 volume botol timbang 2 mm 2/3 volume botol timbang

CT. Bongkah 2/3 volume botol timbang

2. Kadar Lengas Tanah Vertisol

Ukuran

Tanah

Tanpa Tanah

(a gram)

Dengan

Tanah (b

gram)

Dengan

Tanah Kering

(c gram)

KL

Ø 0,5 mm 1

2

21,72

33,35

36,466

47,380

34,707

45,740

13,54%

12,65%

Page 13: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

13

Ø 2,0 mm1

2

25,36

25,45

41,790

40,061

39,797

38,290

13,80%

13,79%

bongkah1

2

45,50

24,41

56,09

36,209

54,717

34,867

14,89%

12,83%

0,5 mm 2/3 volume botol timbang 2 mm 2/3 volume botol timbang

CT. Bongkah 2/3 volume botol timbang

3. Kadar Lengas Tanah Ultisol

Ukuran

Tanah

Tanpa Tanah

(a gram)

Dengan

Tanah (b

gram)

Dengan

Tanah Kering

(c gram)

KL

Ø 0,5 mm 1

2

21,77

22,09

36,60

37,67

35,26

36,22

9,93%

9,907%

Ø 2,0 mm1

2

46,41

31,00

67,70

44,21

61,12

42,93

10,74%

10,72%

Page 14: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

14

bongkah1

2

37,50

21,08

48,50

31,20

47,63

30,73

8,58%

8,93%

0,5 mm 2/3 volume botol timbang 2 mm 2/3 volume botol timbang

CT. Bongkah 2/3 volume botol timbang

4. Kadar Lengas Tanah Alfisol

Ukuran

Tanah

Tanpa Tanah

(a gram)

Dengan

Tanah (b

gram)

Dengan Tanah

Kering (c

gram)

KL

Ø 0,5 mm 1

2

35,1

33,47

50,01

47,71

48,29

46,08

13,04%

12,93%

Ø 2,0 mm1

2

38.77

33,51

57,18

49,23

55,15

47,50

12,39%

12,37%

bongkah1

2

31,15

46,62

42,82

61,61

41,45

59,86

13,66%

13,22%

0,5 mm 2/3 volume botol timbang 2 mm 2/3 volume botol timbang

Page 15: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

15

CT. Bongkah 2/3 volume botol timbang

5. Kadar Lengas Tanah Entisol

Ukuran

Tanah

Tanpa Tanah

(a gram)

Dengan

Tanah (b

gram)

Dengan Tanah

Kering (c

gram)

KL

Ø 0,5 mm 1

2

35,227

28,809

52,885

44,423

52,025

43,602

5,1%

5,5%

Ø 2,0 mm1

2

37,082

43,645

52,817

56,731

51,827

56,053

6,7%

5,4%

bongkah1

2

30,403

41,313

50,963

55,843

50,395

55,331

2,8%

3,6%

0,5 mm 2/3 volume botol timbang 2 mm 2/3 volume botol timbang

Page 16: ACARA 1 Kadar Lengas Tanah

16

CT. Bongkah 2/3 volume botol timbang