LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

28
I. JUDUL Pemisahan II. Waktu / Tanggal Penelitian Pukul 07.00 WIB / 20 November 2014 III. Waktu / tanggal selesai penelitian Pukul 09.30 WIB / 20 November 2014 IV. TUJUAN 1. Memisahkan zat padat dari zat padat 2. Memisahkan zat padat dari zat cair 3. Memisahkan zat cair dari zat cair V. TINJAUAN PUSTAKA Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air murni, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen- komponennya seperti elpigi, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Pemisahan campuran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan campuran menjadi zat yang murni dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa . Proses pemisahan sendiri dapat

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

I. JUDUL

Pemisahan

II. Waktu / Tanggal Penelitian

Pukul 07.00 WIB / 20 November 2014

III. Waktu / tanggal selesai penelitian

Pukul 09.30 WIB / 20 November 2014

IV. TUJUAN

1. Memisahkan zat padat dari zat padat

2. Memisahkan zat padat dari zat cair

3. Memisahkan zat cair dari zat cair

V. TINJAUAN PUSTAKA

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air murni, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpigi, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Pemisahan campuran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan campuran menjadi zat yang murni dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.

Untuk pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkam dari campuran tersebut, yaitu :

1. Pemisahan zat padat dari zat cairPemisahan zat padat dalam zat cair dapat dilakukan berdasarkan larut atau tidak zat padat tersebut dalam zat cair. Untuk zat padat yang larut dalam zat cair dapat dilakukan dengan cara :

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

a. PenguapanPenguapan adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair dengan spontan menjadi gas. Penguapan dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut ke titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya tinggi.

b. KristalisasiKristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contohnya yaitu pembuatan gula pasir dan pembuatan garam dapur.

c. DistilasiDistilasi (penyulingan) adalah proses penguapan yang diikuti dengan pengembunan. Dasar pemisahan titik beku berbeda; sedangkan apabila zat padat tersebut tidak larut dalam zat cair maka pemisahan dapat dilakukan dengan cara :

DekantasiDekantasi adalah pemisahan komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur / mempunyai endapan (suspensi). Contohnya pada pemisahan campuran air dan pasir Penyaringan / FiltrasiPenyaringan adalah metode pemisahan yang memiliki ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaringan/filter). Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal di penyaringan disebut residu. Metode penyaringan dimanfaatkan untuk menghasilkan / membersihkan air dari sampah pada pengelolahan air menjernihkan preparat kimia di laboratorium.

2. Pemisahan zat padat dari zat padatUntuk pemisahan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara :a. Melarutkan dan menyaring

Campuran dua jenis padatan juga dapat dipisahkan dengan melarutkannya dengan suatu pelarut yang dapat melarutkan salah satu komponen yang tidak larut kemudian dipisahkan dengan penyaringan.

b. Kristalisasi bertingkatMenggunakan prinsip perbedaan kelarutan zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pengotornya.

c. SublimasiMetode yang digunakan untuk memisahkan padatan yang menyublim jika dipanaskan, zat yang dapat menyublim adalah : iodine, dry ice dan kapur barus.

3. Pemisahan zat cair dan zat cairSalah satu cara untuk memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat cair disebut “DISTILASI”. Pada proses ini terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Uap ini adalah zat yangakan dipisahkan , kemudian uap tersebut didinginkan dan terjadi proses pengembunan sehingga diperoleh cairan murni (disebut distilat) yang diharapkan.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

VI. ALAT DAN BAHANAlat-alat :-gelas kimia -termometer-pembakar -kasa-gelas ukur 50 ml -labu Erlenmeyer 100 ml-cawan penguap -klem dan statif-coromg -kompor listrik-kaca arloji -spatula-kertas saring -batu didih-labu distilasi 250 ml -pendingin

Bahan :-CuSO4-kapur tulis-NaCl-pasir-kapur barus-AgNO3 0,1 M

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

-Dicampurkan-Dimasukkan dalam gelas kimia-Diaduk sampai rata

-Dituangkan larutan bagian atas setelah pasir mengendap

-Diamati

-Dimasukkan ke dalam gelas kimia

-Diaduk sampai rata

-Disaring menggunakan kertas saring

-Diamati

VII. CARA KERJA

1. Percobaan I (Dekantasi)

2. Percobaan II (Filtrasi)

1 Sendok Pasir Air 50 ml

Larutan Pasir

ResiduFiltrat

Bubuk Kapur Tulis(secukupnya) Air 20 ml

Larutan Kapur

ResiduFiltrat

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

-Dimasukkan ke dalam gelas kimia

-Diaduk sampai rata

-Disaring menggunakan kertas saring

-Diuapkan sampai airnya habis

-Dicampurkan-Diuapkan sampai volumenya habis-Diaduk sampai rata-Didinginkan

3. Percobaan III (pengkristalan)

4. Percobaan IV (Pengkristalan)

¼ Sdm Garam Dapur Air 10 ml

Larutan Homogen

ResiduFiltrat

Hasil

1 gram CuSO4.5H2O

Air 10 ml

Kristal

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

-Dicampur dalam gelas kimia

-Diaduk sampai menjadi larutan homogen

-Disaring

-Dicuci dengan air 3 ml sebanyak 2 kali

-Dipanaskan

-Dicampur

-Diuapkan dalam cawan penguapan

-Air dibiarkan menguap sendiri

-Pembakar disisihkan

5. Percobaan V (Pengkristalan)

1 Sendok Pasir Air 50 ml

Larutan Homogen

ResiduFiltrat

1 Sendok Garam Dapur

Air Cucian

Air Campuran I

Air Campuran II

Hasil

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

-Dicampurkan

-Dimasukkan dalam tabung distilasi (sebelumnya alat-alat sudah disusun seperti gambar)

-Dipanaskan dalam cawan penguapan-Ditutup dengan kaca arloji berisi air-Dipanaskan perlahan-lahan

-Didinginkan

-Dikumpulkan

-Beberapa batu didih dimasukkan dalam tabung distilasi

-Alat dijalankan melalui kondensor

-Labu distilasi dipanaskan sampai mendidih dan diamati kenaikan temperatur-Distilasi dihentikan ketika temperatur telah konstan dan diperoleh distilat kira-kira 5 ml

6. Percobaan VI (Pengkristalan)

7. Percobaan VII (Distilasi)

1 gram NaCl Air 100 ml

Larutan Garam

5 ml Distilat

2 Butir Kapur Barus Pasir Secukupnya

Kapur Barus Kotor

Zat Padat/Kristal

Kristal

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

-Ditambahkan 1 tetes AgNO3 0,1 M

-Ditambahkan 1 tetes AgNO3 0,1 M

-Diamati-Diamati

8. Perbandingan distilat dengan larutan mula-mula

5 ml Larutan Garam 5 ml Distilat

Dibandingkan

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

VIII. HASIL PENGAMATAN

No perc

Prosedur percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi kesimpulan

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

-Dicampurkan

-Dimasukkan dalam gelas kimia

-Diaduk sampai rata

-Dituangkan larutan bagian atas setelah pasir mengendap

-Diamati

-Dimasukkan ke dalam gelas kimia

-Diaduk sampai rata

-Disaring menggunakan kertas saring

-Diamati

1

2.

Percobaan I (Dekantasi)

Percobaan II (Filtrasi)

Sebelum :Air : jernih tak berwarnaPasir: abu-abu

Sesudah :Pasir+air: air berwarna coklat dan terdapat endapan pasir di dasar gelas kimia.

Sebelum reaksi :Bubuk kapur tulis: putihAir: tidak berwarna

Sesudah reaksi:Air+bubuk kapur tulis : air tidak berwarna keruh.Filtrat: air tidak berwarna dan keruhResidu: endapan kapur berwarna putih

Air+pasir berwarna coklat dan terdapat endapan pasir di dasar gelas kimia.

Sebelum reaksi:Bubuk kapur tulis: putihAir: tidak berwarna

Sesudah reaksi:Air berwarna putih keruh dan terdapat endapan

Pada percobaan 1 metode yang digunakan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang menghasilkan endapan dan larutan keruh disebut dengan metode pemisahan dekantasi.

Percobaan 2 metode yang digunakan untuk memisahkan bubuk kapur tulis dengan larutan adalah filtrasi, yaitu metode pemisahan dengan ukuran partikel yang berbeda dan menggunakan alat berpori yang disebut kertas saring. Hasilnya yaitu larutan jernih tak berwarna yang disebut filtrat. Dan sisa kapur yang

1 Sendok Pasir Air 50 ml

Larutan Pasir

ResiduFiltrat

Bubuk Kapur Tulis

(secukupnyaAir 20 ml

Larutan Kapur

ResiduFiltrat

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

3.

4.

Percobaan III (pengkristalan) Sebelum reaksi :Garam dapur: putih Air: tidak berwarna

Sesudah :Air+garam: air tidak berwarnaLarutan setelah diuapkan terbentuk kristal bewarna putih

Sebelum reaski:CuSO4.5H2O : padatan berwarna biru

Sesudah:CuSO4.5H2O+air : larutan berwarna biru dan terdapat endapan hijau serta terbentuk kristal berwarna biru

Sebelum reaksi:¼ sdm garam: putihAir+tidak berwarna

Setelah reaksi:Air+garam: larutan tidak berwarna dan setelah diuapkan terdapat kristal garam

Sebelum reaksi:CuSO4.5H2O berbentuk padatanAir: tidak berwarna

Setelah reaksi:Air+ CuSO4.5H2O terdapat endapan berwarna biru

tidak tersaring disebut residu.

Percobaan 3 metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan adalah metode evaporasi. Hasil dari percobaan ini adalah kristal garam yang berwarna putih.

Percobaan4 metode pemisahan yang digunakan adalah kristalisasi penguapan larutan garam CuSO4.5H2O menghasilkan kristal yang berwarna biru.

¼ Sdm Garam Dapur Air 10 ml

Larutan Homogen

ResiduFiltrat

Hasil

1 gramCuSO4.H2O

-Dicampur-Diuapkan

sampai volumenya habis

-didinginkan

Diuapkan sampai airnya habis

kristal

Air 10 ml

- Disaring menggunakan kertras saring

- Dimasukkan dalam gelas kimia

- Diaduk sampai rata

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

5.Percobaan V (Pengkristalan)

Sebelum reaksi:Air: tidak berwarnaPasir: abu-abuGaram: putih

Setelah reaksi: air+pasir+garam: warna larutan coklat dengan endapan pasir di dasar gelas kimia

Ketika dipanaskan: terdapat kristal garam di permukaan

Hasil saring:Filtrat: air berwarna coklat keruhResidu: pasir

Di cawan penguapan:Di permukaan atas terbentuk kristal-kristal garam denan endapan garam dan air berwarna keruh.

Air+1 sendok pasir+1 sendok garam: air berwarna coklat keruh dan terdapat endapan.Setelah diuapkan: air berwarna coklat

Percobaan 5 metode pemisahan pada pencampuran pasir dengan air dan garam disebut pegkristalan dan menghasilkan Kristal garam yang berwarna putih kekuningan.

air 30 ml1 sendok pasir

1 sendok garam dapur

Dicampur dalam gelas kimiaAduk sampai menjadi larutan homogen

Larutan homogen

Dipanaskandisaring

Filtrat

Air cucian

dicampur

Dicuci dengan air 3 ml sebanyak 2 ml

residu

Air campuran 1

hasil

Air cucian 2

Pembakar disisihkanAir dibiarkanmenguap sendiri

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

6. Percobaan VI (Pengkristalan) Sebelum reaksi:Kapur barus: serbuk berwarna putihPasir: abu-abuAir: tidak berwarna

Sesudah :Kapur barus + pasir: kapur barus kotor

Cawan penguapan:Pasir dan kapur barus menyatu menjadi padat dan kapur barus berubah menjadi kristal yang menutup permukaan pasir

Di kaca arloji:Di bagian cembung terdapat kristal jarum yang berasal dari kapur barus

Sebelum reaksi:Kapur barus: butiran ebrwarna putih kemudian menjadi serbukPasir: abu-abu

Setelah reaksi:Terdapat kristal di kaca arloji

Percobaan 6 pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan adalah sublimasi kapur barus. Hasil dari percobaan ini berupa Kristal jarum.

kristal

Zat padat/kristal

Kapur barus kotor

2 butir kapur barus

Pasir secukupnya

Didinginkandikumpulkan

Dipanaskan dalam cawan penguapanDitutup kaca arloji berisi airDipanaskan perlahan-lahan

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

7.

Percobaan VII (Distilasi)

Membandingkan kemurnian antara distilat dan larutan mula-mula sebelum distilat

Sebelum reaksi:Garam NaCl: putihAir: tidak berwarna

Setelah reaksi:Larutan NaCl : tidak berwarna sedikit keruh

Setelah didestilat:Larutan tidak berwarna jernih dan tempertur suhu

konstan 98 C

Setelah ditetesi AgNO3 0,1 M:

Air+NaCl yang didestilat+ AgNO3

0,1 M: tidak berwarna jernih

Air+NaCl yang tidak didestilat+ AgNO3 0,1 M: tidak berwarna jernih, keruh.

Sebelum reaksi:NaCl+air: tidak berwarna

Setelah reaksi:Air+NaCl yang tidak didestilat+ AgNO3 0,1 M: tidak berwarna

Air+NaCl yang tidak didestilat+ AgNO3 0,1 M: tidak berwarna terdapat endapan

Percobaan 7 metode pemisahan untuk memisahkan zat cair dari zatcair adalah destilasi. Hasilnya berupa larutan jernih tak berwarna yang disebut distilat.

IX. ANALISIS DATA

Tujuan dari percobaan 1 yaitu untuk memisahkan antarara zat padat dengan zat cair

. Hasil dari percobaan 1 terdapat filtrat berupa air berwarna keruh kecoklatan dan residu

berupa pasir. Hal ini terjadi karena pasir tidak larut dalam air.

Pasir dapat dengan mudah dipisahkan dari air sehingga pemisahan tersebut

dilakukan dengan cara mencampurkan pasir dengan air, mengaduknya kemudian

mengendapkan campuran tersebut lalu menuang air bagian atas. Dari percobaan ini dapat

dicampur

Larutan garam

100 ml air1 gram NaCl

5 ml distilat5 ml larutan garam

Ditambahkan 1 tetes AgNO3

0,1 MDiamati

Ditambahkan 1 tetes AgNO3 0,1 M

Dimasukkan dalam tabung distilasi (sebelumnya disusun seperti gambar)Beberapa batu didih dimasukkan dalam tabung distilasiAlat dijalankan melalui kondensorLabu distilasi dipanaskan sampai mendidih dan diamati kenaikan temperaturDistilasi dihentikan ketika temperatur telah konstan dan diperoleh distilat kira kira 5 ml

5 ml distilat

dibandingkan

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

dianalisis bahwa metode yang digunakan adalah dekantasi, yaitu metode pemisahan

campuran dengan cara pengendapan.

Pada percobaan ke – 2 tujuannya yaitu untuk memisahkan campuran kapur atau

CaCO3 dengan air, terdapat filrat berupa air keruh tak berwarna dan residu berupa bubuk

kapur tulis yang menempel pada kertas saring. Hal tersebut terjadi karena bubuk kapur

tulis tidak dapat larut dalam air. Namun bubuk kapur tulis yang memiliki ukuran partikel

kecil harus dipisahkan dengan menggunakan kertas saring dan corong yang berfungsi

menahan pertikel-partikel kecil tersebut. Sehingga dapat dianalisis bahwa metode yang

digunakan adalah filtrasi, yaitu pemisahan zat padat dari suatu larutan berdasarkan

ukuran partikel yang berbeda menggunakan kertas saring.

Tujuan dari Pada percobaan 3 adalah untuk memisahkan zat padat yang terlarut

dalam suatu larutan. Pada percobaan 3 melarutkan garam dapur dengan air sehingga

terbentuk filrat berupa kristal garam berwarna putih.

Hal tersebut terjadi karena garam dapat larut dalam air dan menjadi larutan

homogen. Untuk memisahkan antara garam dengan air dilakukan dengan cara

menguapkan larutan garam tersebut dengan menggunakan cawan penguapan sampai

terbentuk kristal garam. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang

dilakukan adalah evaporasi.

Tujuan dari percobaan 4 adalah untuk memisahkan zat padat yang terlarut dalam

suatu larutan seperti pada percobaan 3. Pada percobaan 4 melarutkan CuSO4.5H2O

dengan air, kemudian diuapkan sehingga dihasilkan endapan bewarna biru dan sedikit

endapan berwarna hijau.

Hal tersebut terjadi karena CuSO4 . 5H2O dapat larut dalam air sehingga

pemisahannya dilakukan dengan cara menguapkan larutan sampai volumenya hampir

habis. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah kristalisasi

penguapan, yaitu pemisahan bahan padat berbetuk kristal dari suatu larutan atau lelehan.

Percobaan ke – 5 merupakan gabungan dari metode percobaan 2 dan 3 yaitu

mencampurkan pasir,garam dan air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dan disaring

menggunakan kertas saring. Zat padat yang tertinggal di kertas saring dicuci dan air hasil

cucian dicampur dengan air hasil saringan lalu diuapkan. Hasilnya berupa Kristal garam

berwarna putih kekuningan. Pada percobaan 3 diperoleh filtrat berupa kristal garam

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

dengan ukuran yang lebih besar dari kristal garam yang di peroleh pada percobaan 5. Hal

ini disebabkan karena larutan garam yang di uapkan bercampur dengan endapan pada

pasir. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah filtrasi dan

kristalisasi.

Pada percobaan 6, mencampurkan kapur barus dengan pasir kemudian

menguapkannya dengan ditutupkan gelas arloji yang berisi air diatas cawan penguapan.

Hasilnya berupa kristal jarum tak berwarna dan residu berupa pasir dan kapur barus

menyatu menjadi kristal yang menutup permukaan pasir pada cawan penguapan. Hal

tersebut terjadi karena pasir tidak dapat menyublim sedangkan kapur barus adalah zat

yang mudah menyublim. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang

digunakan adalah sublimasi, yaitu pemisahan komponen yang dapat menyublim dari

komponen yang tidak dapat menyublim.

Tujuan dari percobaan 7 adalah untuk memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan

titik didih kedua zat cair tersebut. Dilakukan dengan memanaskan 100 mL larutan NaCl

dalam labu distilasi. Kemudian memasukkan batu didih kedalam labu distilasi dan

menjalankan air pada kondensor. Suhu larutan NaCl konstan pada temperatur yaitu 98°C.

Pemanasan dihentikan jika sudah mendapatkan distilat sebanyak 5 ml. Untuk mengetahui

tingkat kemurnian distilat, kami membandingkan larutan NaCl sebelum dan sesudah

distilasi, yaitu dengan menambahkan 1 tetes larutan AgNO3 0,1 M kedalam 5mL larutan

NaCl, hasilnya berupa larutan keruh dengan sedikit endapan(endapan AgCl). Kemudian

mereaksikan 5 mL distilat dengan 1 tetes larutan AgNO3, hasilnya berupa larutan agak

keruh.

X. PEMBAHASAN

1. Pelarutan pasir dengan air dilakukan dengan cara memasukkan 1 sendok pasir kedalam gelas kimia lalu menambahkan air kemudian mengaduk dan membiarkan larutan tersebut mengendap sehingga menghasilkan larutan keruh dan endapan. Hal ini disebut dengan dekantasi yaitu proses yang dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang menghasilkan endapan dan larutan keruh.

2. Pelarutan kapur dengan air dilakukan dengan cara memasaukkan bubuk kapur yang sudah dihaluskan kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian mengaduk larutan tersebut dan menyaring dengan kertas saring dan corong sehingga menghasilkan larutan jernih tidak berwarna. Pada percobaan ini disebut dengan filtrasi yaitu metode pemisahan yang memiliki

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

ukuran partikelyang berbeda dengan menggunakan alat berpori dan hasilnya yaitu filtrat dan residu. Pada percobaan ini larutan jernih tidak berwarna disebut filtrat sedangkan sisa kapur yang terdapat pada kertas saring disebut residu.

3.Kristalisasi larutan garam dapur yaitu dengan prosedur memasukka garam dapur kedalam gelas kimia dan menambahkan air kemudian mengaduk larutan tersebut dan menyaringnya dengan kertas saring lalu memasukkannya kedalam cawan penguapan dan menguapkannya sampai air hampir habis sehingga menghasilkan kristal berwarna putih. Hal tersebut disebut proses penguapan yaitu proses perubahan molekul kedalam keadaan cair dengan spontan menjai gas.

4. Kristalisasi larutan garam CuSO4.5H2O, dengan prosedur memasukan1gram garam CuSO4.H2O kedalam gelas kimia yang berisi 10 mL air lalu memanaskan larutan tersebut sampai air akan habis dan mendinginkannya sehingga menghasilkan kristal yang berwarna biru. Hal ini disebut proses penguapan sama seperti percobaan ketiga.

5. Kristalisasi garam dapur yang ditambah pasir dengan air, dengan prosedur memasukan garam dapur dan pasir kegelas kimia yang berisi air yang diaduk hingga menjadi larutan homogen kemudian larutan tersebut dipanaskan dan disaring. Zat padat yang tertinggal pada kertas saring dicuci dengan 5 mL air 2-3 kali pencucian kemudian larutan hasil saringan dan cucian diuapkan dengan cawan penguapan hingga air hampir habis dan diperoleh Kristal garam warna putih kekuningan. Kristalisasi merupakan larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlalut mengkristal. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang karena suhu diturunkan.

6. Kristalisasi larutan kapur barus, dengan prosedur memasukkan 1 gram kapur barus yang telah dikotori dengan pasir kedalam cawan penguapan lalu cawan tersebut ditutup dengan kaca arloji yang diberi air yang kemudian dipanaskan dan hasil yang diperoleh yaitu kristal jarum yang berwarna putih.

7. Pada percobaan ke tujuh yaitu destilasi, yang merupakan cara untuk memisahkan zat cair

dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat cair tersebut. Hasilnya yaitu larutan

jernih tidak berwarna yang disebut distilat. Pada saat melakukan percobaa hal yang petama

kami lakukan adalah mencuci alat-alat yang akan digunakan dengan menggunakan air kran

kemudian dibilas dengan air aquades, lalu dikeringkan. Kemudian kami memasukkan batu

didih ke dalam labu destilasi, dengan cara menggelindingkannya melalui diding labu

destilasi. Hal ini bertujuan agar bagian bawah labu tidak retak ataupun pecah. Selanjutnya

kami membuat larutan dengan mencampur 1 gram serbuk dengan 100 ml aquades dan diaduk

hingga menjadi larutan yang homogen. Kemudian kami merangkai alat percobaan yang

terdiri dari labu destilasi, kondensor (pendingin), kompor listrik, dan termometer. Larutan

dimasukkan kedalam labu destilasi dengan mengalirkannya melalui spatula supaya larutan

bisa sampai ke dasar labu dan tidak masuk ke saluran labu destilasi yang terhubung dengan

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

kondensor. Pada tiap-tiap sambungan, yakni antara kondensor dengan labu destilasi dan

antara labu destilasi dengan termometer, disumbat dengan plastisin. Hal ini bertujuan agar

uap destilasi tidak keluar dari rangkaian. Kemudian air dialirkan melalui selang plastik yang

dipasang pada kondensor dengan posisi aliran air berlawanan dengan aliran destilat. Setelah

semua telah siap, pemanasan dilakukan dengan menggunakan kompor gas hingga suhu

konstan dan destilat mulai terbentuk. 2 ml pertama dari distilat dibuang, dengan tujuan untuk

membuang pengotor yang ada dalam aliran alat. Selanjutnya, proses distilasi dilanjutkan

hingga didapat 5 ml distilat. Setelah mendapat 5 ml distilat, proses destilasi dihentikan.

Kemudian dilakukan uji pembandingan, yaitu membandingkan antara 5 mL NaCl yang ditambah dengan AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan yang keruh dan terdapat sedikit endapan, sedangkan pada 5 ml distilat yang ditambah dengan AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan yang agak keruh. Dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa percobaan ini gagal karena seharusnya distilat yang ditambah dengan AgNO3 menghasilkan larutan jernih tidak berwarna. Hal ini disebabkan karena dalam dinding labu distilasi masih terdapat NaCl, sehingga distilat dikatakan tidak murni.

XI. KESIMPULAN

Berdasarkan dari percobaan diatas dan hasil yang telah didapatkan, maka

dapat diambil kesimpulan yaitu: Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan

dengan cara dekantasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi, dan distilasi. Prinsip pemisahan

dan pemurnian didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, titik didih dan titik beku.

XII. PERTANYAAN

Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran

distilat?

Jawab

Supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi

searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan terisi penuh

karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum selang terisi penuh. Hal ini

dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya juga menjadi tinggi,

sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah

menjadi distilat, jika uap yang dihasilkan banyak maka jumlah distilat yang dihasilkan

pun juga banyak.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

XIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim(2011). Berbagai Macam Metode Pemisahan. http://www.adipedia.com. Diakses

pada tanggal 15 November 2013, pukul 14:29

Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga

Tim Kimia Dasar 201. Petunjuk Praktikum Kimia Umum

Putri alike, anes. 2012. PERCOBAAN PEMISAHAN CAMPURAN (online)

http://anes-putri.blogspot.com/2012/05/percobaan-pemisahan-campuran.html

diakses pd tanggal 19-11-2014

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN

LAMPIRAN

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN