Laporan Hasil Praktikum Pemisahan

21
I. Judul Percobaan PEMISAHAN II. Tujuan Percobaan 1. Memisahkan zat padat dari zat cair 2. Memisahkan zat padat dari zat padat III. Kajian Teori Proses pemisahan biasanya digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa dan proses pemisahan suatu campuran yang dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat- padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas- gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Dasar Pemisahan Campuran Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut : 1. Perbedaan Ukuran Partikel

description

KIMIA PEMISAHAN CAMPURAN

Transcript of Laporan Hasil Praktikum Pemisahan

I. Judul Percobaan

PEMISAHAN

II. Tujuan Percobaan

1. Memisahkan zat padat dari zat cair

2. Memisahkan zat padat dari zat padat

III. Kajian Teori

Proses pemisahan biasanya digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih

produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Pemisahan dapat

diterangkan sebagai proses perpindahan massa dan proses pemisahan suatu

campuran yang dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang

dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran

dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari

satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa:

padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-

cair-gas, dan sebagainya.

Dasar Pemisahan Campuran

Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran

tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran

atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai

berikut :

1. Perbedaan Ukuran Partikel

Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak

diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan

(metode filtrasi). Untuk keperluan ini maka harus menggunakan penyaring

dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan

disebut hasil penyaringan dan zat pencampurnya akan terhalang dan disebut

residu/ampas

2. Perbedaan Titik Didih

Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih, maka

dapat dilakukan dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih lebih

tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang

memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya diembunkan

uap dari zat tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke wadah tertentu. Jika

yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih lebih rendah, maka kita

cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai suhu mencapai titik didih

zat yang akan kita cari.

3. Perbedaan Kelarutan

Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat

mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau

sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar

(pelarut yang memiliki kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar (disebut juga

pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform,

dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat

memisahkan campuran dengan pelarut tertentu.

4. Perbedaan Pengendapan

Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam larutan

yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada pelarutnya

akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau

beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat

melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentsi atau

sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat

yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi

dengan metode filtrasi.

5. Difusi (Bergerak mengalir dan bercampur)

Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama

lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur

sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik

partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode

pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut

elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu

pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA)

dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang

disebut gel agrosa.

6. Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)

Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga menempel pada

permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada

pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

Dan untuk proses pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung

pada wujud zat yang akan dipisahkan dari campuran tersebut, yaitu:

a. Pemisahan Zat Padat Dari Zat Cair

Pemisahan zat padat dalam zat cair dapat dilakukan berdasarkan larut atau

tidaknya zat padat tersebut dalam zat cair.

1) Zat padat yang larut pada zat cair, dapat dilakukan dengan cara:

Penguapan

Penguapan yaitu proses pemisahan yang terjadi karena zat

terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya

atau perubahan fase padat ke fase uap/gas pada suhu mendekati

titik didih zat berupa padatan.

Kristalisasi

Kristalisasi yaaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen tercampur dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Contoh kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut.

2) Zat padat yang tidak larut dalam zat cair, dapat dilakukan dengan cara :

Dekantasi

Dekantasi adalah pemisahan zat padat dari zat cair, dimana zat

padat tersebut tidak larut dalam zat cair. Pemisahan ini

dilakukan tanpa menggunakan kertas saring tetapi dengan

bantuan spatula.

Filtrasi/Penyaringan

Penyaringan adalah metode pemisahan zat yang memiliki

ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan alat berpori

(penyaring/filter). Penyaring akan menahan zat yang ukuran

partikelnya lebih besar dari pori saringan dan meneruskan

pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang

tertinggal dipenyaringan disebut residu/ampas. Metode

penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari

sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di

laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air

suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup

dari kotoran yang ada pada gula.

b. Pemisahan Zat Padat dari Zat Padat

Pemisahan zat padat dari zat padat dapat bdilakukan dengan cara:

Melarutkan dan Menyaring

Metode pemisahan ini terjadi akibat ukuran partikel yang berbeda

dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring

akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori

saringan dan meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat

sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).

Kristalisasi Bertingkat

Suatu proses pemisahan atau pemurnian suatu zat melalui

pengkristalan, salah satu dari komponen suatu campuran lebih dari

dua zat yang terdapat dalam larutan. Kemungkinan bila saat

pendinginan pada suhu tertentu mengkristal terlebih dahulu,

sedangkan zat yang lainnya dalam keadaan cair atau terlarut. Jadi,

dapat dikatakan beruntun faktor beda kelarutanya.

Sublimasi

Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair

terlebih dahulu. Misalkan es yang langsung menguap tanpa

mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan benda

dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang

berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas

membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara,

wujudnya bisa langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini

bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut terlalu rendah

untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud

padat. Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan

menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu

sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Sublimasi

merupakan salah satu metode pemurnian senyawa yang dapat

menyublim dan jika padatan yang tersublim tersebut bisa

didinginkan lagi (rekondensasi). Bahan-bahan yang menggunakan

metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer

dan iod.

IV. Rancangan Percobaan yang terdiri dari :

a. Alat dan Bahan

Alat-alat :

Gelas Kimia 100 mL

Gelas ukur 50 mL

Corong Pembakar

Cawan Penguap

Kaca Arloji

Kertas Saring

Bahan :

CuSO4.5H2O

Garam dapur

Kapur barus

Kapur Tulis

Pasir

b. Langkah-langkah percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Melakukan percobaan yang telah ditentukan sesuai dengan

prosedur yang ada dan secara teratur

3. Mencatat hasil pengamatan dari semua percobaan yang telah

dilakukan.

c.

d. Alur kerja

1)

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia

- Diaduk sampai rata

- Didiamkan sampai mengendap

- Dituang campuran

2)

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia

- Diaduk sampai rata

- Disaring dengan bantuan kertas saring dan

corong

3)

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia

- Diaduk sampai rata

- Disaring dengan kertas saring

- Ditaruh di cawan penguapan

- Diuapkan sampai air habis

1 sendok pasir + air

Larutan Keruh Endapan pasir

Campuran

Bubuk kapur tulis + air

Campuran

Larutan agak jernih Endapan kapur tulis

Garam dapur + air

Larutan

Filtrat

Kristal-kristal garam

4)

- Dimasukan ke dalam gelas kimia

- Diaduk sampai rata

- Ditaruh di cawan porselin

- Diuapkan sampai air habis

- Didinginkan

5)

- Dipanaskan

- Disaring

-Diuapkan sampai air habis

-Didinginkan

1 gr CuSO4.5H2O + 1 mL air

Larutan

Kristal berwarna hijau

1 Sendok pasir 1 Sendok garam

Campuran

filtrat Residu

Filtrat

Kristal-kristal berwarna hijau

6)

- Dimasukkan ke dalam cawan penguapan

- Ditutup dengan kaca arloji yang berisi

air

- Dipanaskan

VI. Hasil Pengamatan

Perc. PerlakuanPengamatan

Sebelum Sesudah

1 1 sendok pasir + dimasukkan

ke dalam gelas kimia

kemudian diaduk sampai rata

dan menjadi campuran

Pasir : butiran

hitam

Air:jernih/bening

2 1 sendok bubuk kapur tulis

+ air dimasukkan ke dalam

gelas kimia dan diaduk

sampai rata dan menjadi

campuran.Kemudian

disaring sampai menghasilka

hasil pemisahan

Kapur : serbuk

putih keruh

Air:jernih/bening

3 1 sendok garam dapur + air

dimasukkan ke dalam gelas

kimia diaduk sampai rata

kemudian,

- Larutan garam disaring

Garam dapur :

serbuk putih

Air:jernih/bening

1 gr kapur barus + pasir

Kristal kapur barus murni

Zat padat pada kaca arloji

dengan bantuan kertas

saring sehingga diperoleh

filtrat.

- Filtrat diuapkan di atas

cawan penguapan sampai

air habis dan terbentuk

kristal-kristal

4 1 gr CuSO4.5H2O + 10 mL

air dimasukkan ke dalam

gelas kimia dan diaduk

sampai rata sehingga

terbentuk larutan garam

kemudian

- larutan CuSO4.5H2O

diletakkan di cawan dan

diuapkan samapai air habis

kemudian didinginkan

sampai terbentuk kristal.

CuSO4.5H2O :

Biru bening

dalam bentuk

padatan

Air:jernih/bening

5 1 sendok pasir + 1 sendok

garam dapur + air

dimasukkan ke dalam gelas

kimia dan diaduk sampai rata

kemudian,

- campuran ditaruh di cawan

penguapan dan

dipanaskan kemudian di

saring sehingga diperoleh

filtrat dan residu

- zat padat yang tertinggal di

corong dicuci dengan air 5

ml(2-3x)

- Air hasil cucian dicampur

Pasir : butiran

hitam

Garam dapur :

serbuk putih

keruh

dengan air hasil

cucian ,kemudian

diuapkan sampai air

hamper habis.

6 1 gr kapur barus + pasir

diuapkan di dalam cawan

penguapan kemudian

ditutup dengan kaca arloji

yang atasnya diisi air dan

dibiarkan sampai terbentuk

zat padat pada kaca arloji,

didinginkan sampai

terbentuk kristal-kristal

Kapur barus :

serbuk berwarna

merah muda

Air:jernih/bening

V. Analisis Data

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan analisis data

sebagai berikut :

Pada percobaan pertama dengan mencampurkan pasir dan air ke dalam

gelas kimia maka didapatkan larutan heterogen dimana pasir mengendap di dasar

gelas kimia setelah proses pengadukan dan didiamkan. Setelah dituang butir-butir

pasir tetap mengendap di dasar gelas kimia dengan warna filtrat keruh keabu-

abuan. Hal ini dikarenakan pasir tidak dapat larut dalam air sehingga proses ini

disebut dekantasi.

Pada percobaan kedua dengan mencampurkan kapur dan air ke dalam

gelas kimia maka didapatkan larutan yang heterogen dimana setelah larutan

disaring maka bubuk kapur masih tetap tertinggal di kertas saring karena partikel

bubuk kapur lebih besar ukurannya daripada pori saringan dengan warna residu

putih keruh dan filtrat jernih. Hal ini menunjukkan bubuk kapur tidak larut dalam

air sehingga proses ini dinamakan penyaringan .

Pada percobaan ketiga dengan mencampurkan garam dengan air ke dalam

gelas kimia maka didapatkan larutan yang homogen sehingga jika disaring tidak

akan meninggalkan residu pada kertas saring karena partikelnya lebih kecil dari

pori saringan dan warna filtrat larutan jernih. Hal ini juga menunjukkan garam

larut dalam air sehingga setelah penguapan terjadi maka terbentuk kristal-kristal

garam (warna putih keruh) serta ukurannya lebih halus pada dinding cawan dan

proses ini disebut sebagai proses penguapan sehingga terbentuk kristal-kristal

garam.

Pada percobaan keempat dengan mencampurkan CuSO4.5H2O dan air ke

dalam gelas kimia sehingga terbentuk larutan berwarna biru. Dalam proses

pemisahan ini digunakan proses penguapan sehingga terbentuk kristal-kristal yang

berwarna hijau kekuning-kuningan proses ini dinamakan kristalisasi. Hal ini

terjadi karena jumlah koefisien H2O dalam CuSO4.5H2O berkurang menjadi

sedikit sehingga warna berubah menjadi lebih muda bahkan jika hanya larutan

CuSO4 saja maka tidak berwarna atau bening, jadi dapat disimpulkan

berkurangnya koefisien H2O menyebabkan warna menjadi lebih muda.

Pada percobaan kelima dengan mencampurkan pasir, garam dan air ke

dalam gelas kimia sehingga terbentuk larutan heterogen. Pada proses ini

dilakukan pemanasan supaya lebih jelas batas dengan pasir. Setelah itu, larutan

disaring dan residu yang dihasilkan oleh kertas saring dicuci 2 kali dengan 5 mL

air yang kemudian air cuciannya dicampur dengan filtrat awal dan selanjutnya

diuapkan di dalam cawan penguapan, setelah larutan menguap dan terbentuklah

kristal-kristal garam. Pada proses ini disebut dengan proses kristalisasi bertingkat.

Pada percobaan keenam dengan mencampurkan kapur barus dan pasir

kemudian diuapkan di dalam cawan penguapan dengan ditutup dengan kaca arloji

yang atasnya diisi dengan air. Campuran kapur barus lama-kelamaan akan

menguap dan menempel pada kaca arloji. Setelah itu didinginkan maka kapur

barus yang semulanya berwarna ungu berubah menjadi kristal keras yang bening

dan berwara putih. Sehingga proses ini disebut dengan proses sublimasi.

VI. Diskusi

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan,menurut Kami bisa dibilang

sudah cukup memuaskan karena percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan

prosedur sehingga hanya sedikit kesalahan yang diperoleh.

VII. Simpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Melalui cara fisis suatu campuran dapat dipisahkan menjadi komponennya

melalui penyaringan dan penyulingan

2. Pemisahan zat padat dari zat cair dibagi menjadi dua yaitu :

a. Zat padat yang larut pada zat cair

Pemisahan Zat padat yang larut pada zat cair dapat dilakukan dengan cara

Penguapan dan Kristalisasi. Pada proses ini terjadi pada percobaan III

(proses penguapan) dan percobaan IV (proses kristalisasi).

b. Zat padat yang tidak larut dalam zat cair

Pemisahan Zat padat yang tidak larut pada zat cair dapat dilakukan dengan

cara dekantasi dan penyaringan. Pada proses ini terjadi pada percobaan II

(proses penyaringan) dan I (proses dekantasi).

3. Pemisahan zat padat dari zat padat

Pemisahan Zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara penyaringan,

kristalisasi bertingkat dan sublimasi. Pada proses ini terjadi pada percobaan II

( penyaringan), V (kristalisasi bertingkat) dan VI (sublimasi).

4. Semakin banyak jumlah komponen zat yang akan dipisahkan maka proses

untuk memisahkan zat tersebut akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

5. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat padat dari suspensinya sehingga

didapatkan zat murni , tetapi jika ukuran partikelnya lebih besar dari pori

penyaring maka akan menghasilkan filtrat dan residu(sisa yang tertinggal

dipenyaring).

LAMPIRAN

Gambar Hasil Praktikum

Gb.1 Campuran pasir dan campuran kapur

Gb.2 Penguapan larutan garam

Gb.3 Penguapan garam CuSO4.5H2O

DAFTAR PUSTAKA

Tim Syukri,S.1999.kimia Dasar 1. Bandung : ITB

Tim Kimia Dasar.2009.Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Surabaya : Unesa

Sugiarto,dkk.2008.Kimia Dasar 1.Surabaya:Unesa University Press

http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pemisahan

http://anaprivat.blogspot.com/2009/09/forum-kimia-pemisahan-campuran.html