Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

22
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA PARACETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH Kelompok I : Aminatul muklishah 201110410311043 Richa Elfira Apriliani Ghaza 201110410311223 Prima Windiana D 201110410311263 Nadia Ayu Ardianesha 201210410311008 Intan Yunindiska Herunanda 201210410311161 Novi Fachrunnisa 201210410311051 Arinta agil f. 201210410311069 Kartika Puspa D. 201210410311097 PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014

Transcript of Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

Page 1: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA

PARACETAMOL

DENGAN METODE GRANULASI BASAH

Kelompok I :

Aminatul muklishah 201110410311043

Richa Elfira Apriliani Ghaza 201110410311223

Prima Windiana D 201110410311263

Nadia Ayu Ardianesha 201210410311008

Intan Yunindiska Herunanda 201210410311161

Novi Fachrunnisa 201210410311051

Arinta agil f. 201210410311069

Kartika Puspa D. 201210410311097

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

PENDAHULUAN

Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat

antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan

mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat

menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat

lemah sehingga sehingga tidak digunakan sebagai antirematik.

Obat yang mempunyai nama generik acetaminophen ini, dijual di pasaran

dengan ratusan nama dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol, Pamol,

Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain.

Indikasi:

Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.

Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit

gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot, menurunkan demam pada influenza

dan setelah vaksinasi.

Kontra Indikasi:

Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat

dehidroganase, tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi

hati.

Page 3: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang

disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu,

paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan

intensitas ringan sampai sedang.

Efek samping dari Paracetamol dapat diketahui dengan beberapa tanda.

Tanda tanda itu antara lain : terjadi perdarahan ringan sampai berat, keluhan

demam dan nyeri tenggorokan tidak berkurang yang kemungkinan disebabkan

oleh karena infeksi sehingga perlu penanganan lebih lanjut.

Beberapa reaksi alergi yang sering muncul antara lain : kemerahan pada

kulit, gatal, bengkak, dan kesulitan bernafas/sesak. Bila mengalami tanda tanda

diatas setelah minum paracetamol, segera ke dokter untuk mendapatkan

penanganan

Alternatif Metode Pembuatan Tablet Paracetamol

Dosis

Kecil besar

CL kompaktibilitas

Baik jelek

Aliran stabilitas terhadap suhu, air

Baik jelek baik jelek

CL GK GB aqua GB non aqua

Dari beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk membuat tablet

paracetamol, kami memilih granulasi basah sebagai metodenya dikarenakan dosis

bahan obat yang besar, kompaktibilitas yang buruk. Karena dengan metode

Page 4: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa

tablet menggunakan larutan pengikat sampai terdapat tingkat kebasahan tertentu

lalu di granulasi. Dengan adanya zat pengikat diharapkan dapat meningkatkan

kohesifitas dan kompresibilitas serbuk.

Massa tablet Paracetamol terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar

yang telah diproses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa

utama tablet yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses

menjadi granul secara basah. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja,

yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam

untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang

memenuhi syarat.

Page 5: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

BAGIAN FORMULASI DAN PENGEMBANGAN

PRODUK

I. TINJAUAN TENTANG OBAT

1. LATAR BELAKANG OBAT

Nama bahan obat : Paracetamolum, Acetaminophen

Nama kimia : N-Asetil-ρ-Aminofenol

Struktur kimia :

B.M. : 151,16

Kemurnian : Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0%

dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.

Efek terapeutik : analgesic, antipyretik

Dosis pemakaian : 500 mg/ 500 mg-2 g

2. TINJAUAN FARMAKOLOGI OBAT

Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat

antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus

aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.

Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan

sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga

tidak digunakan sebagai antirematik.

3. ORGANOLEPTIS

Warna : putih

Bau : tidak berbau

Rasa : sedikit pahit

4. MIKROSKOPIS

Bentuk kristal : hablur

5. KARAKTERISTIK FISIK / FISIKAMEKANIK

1. Titik lebur : 163oC – 172oC

Page 6: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

2. Sifat alir : jelek, karena paracetamol memiliki

kelarutan yang jelek dan permeabilitas

rendah

3. Kompaktibilitas : jelek

4. Ukuran distribusi : -

5. Higroskopisitas : paracetamol menyerap uap air dalam

jumlah yang tidak signifikan pada suhu

26ºc, pada kelembapan relative meningkat

sekitar 90% (codex,638)

6. Polimorfisme : tiga bentuk meta stabil dari asetaminofen

yaitu: orthorombik acetamol untuk

pembuatan tablet dan monoklinik

acetaminophen dengan ukuran lebih kecil

dan termodinamik yang stabil.

6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA

1. Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1 N,

mudah larut dalam etanol (1,4 g / 100 ml) atau 14

mg/ ml

2. pKa : 9,5

7. STABILITAS

1. Stabilitas bahan padat.

Terhadap suhu : stabil pada suhu 45ºc

Terhadap cahaya : stabil

Terhadap kelembaban : Stabil

2. Stabilitas larutan

Terhadap pelarut : sangat stabil dalam air.

Terhadap oksigen : relative stabil terhadap oksidasi kecuali bila

terhidrolisis menjadi p-aminofeol sebagai

kontaminan, dan bila terpapar kondisi

lembab p-aminofenol terdegradasi menjadi

Page 7: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

quinonimine dan akan berwarna merah

muda, coklat, hitam.

Terhadap ph : hidrolisis minimum terjadi pada ph 5-7

pada suhu 26ºc, t1/2 paracetamol pada ph

2,5 ; 6,9 adalah 0,73 ; 19,8 ; 21,8 ; 22,8

tahun.

Terhadap cahaya : tidak stabil (FI IV, 650)

8. PROSEDUR PENETAPAN KADAR

Timbang seksama lebih kurang 120 mg masukkan ke dalam labu

ukur 50,0 ml, larutkan dalam metanol P, encerkan dengan air sampai

tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu 10,0 ml, encerkan dengan

air sampai tanda dan campur. Ukur serapan larutan pada panjang

gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, terhadap air sebagai

blanko. (FI IV : 650)

II. ALTERNATIF – ALTERNATIF METODE PEMBUATAN

Dosis

Kecil besar

CL kompaktibilitas

Baik jelek

Aliran stabilitas terhadap suhu, air

Baik jelek baik jel

CL GK GB aqua GB non aqua

Sesuai dengan diagram formulasi di atas, dengan Paracetamol / tablet 500 mg

maka dosis per tablet besar, maka dilihat dari kompaktibilitas, dikarenakan

kompaktibilitas Paracetamol buruk dan sifat alirnya baik, serta stabilitas

Page 8: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

terhadap suhu dan air baik, maka metode yang dilakukan adalah GB dengan

aqua.

III. FORMULA YANG DIBUAT

No. Nama Bahan Fungsi % rentang

pemakaian

% yang

dibuat

Jumlah

tiap tablet

(mg)

Jumlah 00

tablet (g)

1. Paracetamol Bahan obat 2,5 % 250 125

2. Laktosa Pengisi 122 61

3. Mg. Stearat Lubrikan 0,25 – 2 % 1 % 4 2

4. Gelatin 1-5 % 1 % 4 2

5. Avicel 5-15 % 5 % 20 10

6. Aqua 10 % 13.7

Page 9: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

BAGIAN PRODUKSI IV. KOMPOSISI

No. Nama Bahan % yang

dibuat

Jumlah tiap

tablet (mg)

Jumlah 00 tablet

(g)

1. Paracetamol 2,5 % 250 125

2. Laktosa 122 61

3. Mg. Stearat 1 % 4 2

4. Gelatin 1 % 4 2

5. Avicel 5 % 20 10

6. Aqua 13.7

V. DIAGRAM ALIR PRODUKSI

Paracetamol Laktosa gelatin

Campur lalu + (air panas+zat warna)

Keadaan Basah

Diayak # 10-12 mesh

Terbentuk granul

Dikeringkan di oven dengan suhu 45oC selama 18 jam

Diayak # 18-20 mesh

Terbentuk granul

Page 10: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

+ Mg Stearat + avicel ph 101

Tabletasi

VI. PELAKSANAAN

1. PENIMBANGAN

No. NAMA BAHAN JUMLAH T.T. T.T.

1. Paracetamol 125 g

2. Laktosa 61 g

3. gelatin 2 g

4. Mg. Stearat 2 g

5. Avicel 10 g

6. Aqua 13,7 ml

7. Zat Warna

2. PENCAMPURAN KERING

ALAT : stemper, mortar, ayakan.

BAHAN : paracetamol + laktosa

LAMA PENCAMPURAN : 15 – 30 menit

PROSEDUR : 1

3. GRANULASI

3.1 PEMBUATAN MASA GRANUL

ALAT : mortir, stamper, beker glass, batang

pengaduk, dan sudip.

LAMA GRANULASI : 15 menit

PROSEDUR :

1. Siapkan alat – alat yang akan digunakan.

Page 11: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

2. Timbang Paracetamol sebanyak 125 g , masukkan ke mortir.

3. Timbang Laktosa 61 g, masukkan ke no.2. Campur ad homogen.

4. Ukur air sebanyak 13,7 ml (10% dari jumlah fase internal) dalam

gelas ukur.

5. Masukkan gelatin +air panas ke dalam beker glass, larutkan.

6. Tambahkan Zat warna . Masukkan ke dalam larutan air panas ,

aduk ad homogen.

7. masukkan larutan gelatin + air panas + zat warna ke dalam no.3

sedikit demi sedikit. Aduk ad homogen. Lama pencampuran

keseluruhan maksimal 15 menit.

3.2 PENGAYAKAN MASA GRANUL

ALAT : loyang, kertas perkamen, ayakan

mesh 10-12.

DIAMETER PENGAYAK :

PROSEDUR :

1. Bersihkan pengayak

2. Ayak dengan menggunakan mesh 12.

3. Tampung hasil di dalam wadah loyang.

4. PENGERINGAN

ALAT : Oven

SUHU : 45o C

LAMA PENGERINGAN : 18 jam

5. PENGAYAKAN GRANUL KERING

ALAT : ayakan dengan mesh 18-20

6. EVALUASI GRANUL

6.1 DISTRIBUSI UKURAN GRANUL/”FINES”

HASIL PENGAMATAN : (Sampel=100 g)

Page 12: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

Pengayak

Bobot

Pengayak +

granul (g)

No. Mesh

Diameter

Lubang

(μm)

Bobot (g)

Bobot

Granul (g)

40

60

80

100

120

Pan / 140

425

250

180

150

125

-

348,86

351,74

344,76

336,47

336,18

321,63

387,78

351,82

353,15

342,98

341,20

328,64

38,92

0,08

8,39

6,51

5,02

7,01

Jumlah 65,93

6.2 BOBOT JENIS

1. BOBOT JENIS NYATA

HASIL PENGAMATAN

No. Rep1 W (g) V (ml) B (g/ml)

1. 131,57 100 0,4423

BJ Nyata = W1-W0 = 175,80 – 131,57 = 0,4423 g/ml

V 10

2. BOBOT JENIS MAMPAT

Page 13: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

HASIL PENGAMATAN :

Interval

Pengetukan

Volume (ml)

1 2 3

100

200

300

400

90

88

88

87

-

-

-

-

-

-

-

-

BJ Mampat = W1 – W0 = 88-87 x 100% = 1,15 % < 2 %

V 81

Kompresibilitas = BJ mampat – BJ nyata x 100 %

BJ mampat

= 1,51% – 0,4423 x 100 %

1,51%

= 61,54 %

6.3 KANDUNGAN LENGAS (MC) = .........%

Sampel 5 g = 5 g – 4,9481 g x 100 %

4,9481 g

= 1,05 %

6.4 KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT

Page 14: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

1. KECEPATAN ALIR

HASIL PENGAMATAN :

No

Sebelum Penambahan Lubrikan Sesudah Penambahan Lubrikan

W (g) t (detik) Kec. Alir

(g/detik) W (g) t (detik)

Kec.Alir

(g/detik)

1. 50 6,78 7,37

2. 50 6,73 7,43

3. 50 6,50 7,69

Rata-rata 7,49 Rata-rata

2. SUDUT ISTIRAHAT

HASIL PENGAMATAN

No h (cm) r (cm) α (o)

1. 3,5 6 30,26o

2. 3 6 26,57o

3. 3,5 6 30,26o

Rata-rata 29,03o

7. PENCAMPURAN FASE EKSTERNAL

ALAT : toples, kuas, kertas perkamen, plastik

LAMA PENCAMPURAN : 10 menit

8. PENCETAKAN TABLET

ALAT :

KECEPATAN TABLETASI : jumlah : 772 tablet 10 menit 1,29

dtk/ tablet

DIAMETER TABLET : 110 mm

Page 15: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

BOBOT TABLET : ± 325 mg

RENTANG BOBOT (± 5%) : 2,54%

KEKERASAN TABLET (> 4 Kg) : 2,2 kg

Page 16: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

EVALUASI TABLET

I. PENGUJIAN BOBOT TABLET

Alat : Timbangan Analitik Miligram

Prosedur :

a. Timbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu.

b. Dihitung berat rata-rata tablet.

c. Dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata.

Tablet memenuhi syarat USP bila tidak lebih dari 2 tablet yang beratnya di

luar batasan persentase, serta tidak satu pun tablet yang beratnya lebih dari 2 kali

batasan persentase yang diizinkan. Toleransi penyimpangan berat untuk tablet

yang tidak disalut berbeda-beda, tergantung pada berat rata-rata tablet (Tabel 1)

Tabel 1. Toleransi Penyimpangan Berat untuk Tablet yang Tidak Disalut

Berat Rata-Rata Tablet (mg) Perbedaan Persentase Maksimum

yang Diperkenankan

130 atau kurang 10

130 – 324 7,5

324 > 5

(Teori & Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, hal. 656;USP XX-NF XV;

dan Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, hal. 7)

Bobot tablet yang direncanakan :

Rentang bobot :

No. Bobot Tablet (g) No. Bobot Tablet (g)

1. 0.47 g 11. 0,48 g

2. 0,48 g 12. 0,51 g

3. 0,46 g 13. 0,52 g

4. 0,53 g 14. 0,49 g

5. 0,51 g 15. 0,49 g

6. 0,46 g 16 0,50 g

7. 0,52 g 17. 0,52 g

Page 17: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

8. 0,48 g 18. 0,52 g

9 0,50 g 19. 0,48 g

10. 0,50 g 20. 0,47 g

Bobot tablet rata-rata :

Kesimpulan :

II. Keseragaman Ukuran Tablet

Alat : Jangka Sorong

Prosedur : Siapkan………….tablet dan letakkan sbuah tablet di antara

penjepit yang terdapat pada jangka sorong, lalu tablet dinyatakan telah ketat

setlah timbul bunyi.

No. Diameter (mm) Tebal (mm) D/T

1. 11 5 2.2

2. 11 5 2.2

3. 11 5 2.2

4. 11 5 2.2

5. 11 5 2.2

Rata-rata : diameter = 11 & tebal = 5

Persyaratan : dm tablet tidak boleh melebihi 3x dan tidak kurang dari 1

tebal tablet

Kesimpulan : Diameter dan tebal tablet yang didapat, berarti

tablet tidak memenuhi persyaratan

III. Waktu Hancur Tablet

Alat : Disintegrated Tester

Prosedur :

Memasukkan 1 tablet pada masing-masing 3 tabung dari keranjang.

Memasukkan cakram pada setiap tabung dan menjalankan alat. Digunakan

air bersuhu 37˚ ± 2˚C sebagai media dengan volume 900 mL (kecuali

dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi).

Page 18: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, keranjang

diangkat dari media dan tabletnya diobservasi : semua tablet harus sudah

terdisintegrasi sempurna, jika 1 atau 2 tablet tidak terdisintegrasi secara

sempurna, pengujian diulangi dengan menggunakan 12 tablet lainnya : tidak

kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus terdisintegrasi sempurna.

No. Waktu Hancur (detik)

1. 25 detik

2. -

3. -

Rata-rata : 25 detik

Persyaratan : Untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 menit [FI III. Hal 7]

Kesimpulan : Dari waktu hancur tablet yang didapat jika dibandingkan dengan

persyaratan, maka tablet memenuhi persyaratan

IV. Kekerasan Tablet

Alat : Hardnes tester

Prosedur : Menggunakan 5 tablet dan letakkan 1 tablet di antara penjepit,

lalu jepit tablet dengan cara menjepit alat tersebut sampai tablet

pecah/retak, catat nilai yang ditunjukkan oleh skala.

No. Kekerasan (mesin singe punch) No. Kekerasan (mesin otomatis)

1. 5 1. 8,5

2. 5 2. 6,5

Page 19: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

3. 5 3. 10

Rata-rata : a. Kekerasan (mesin single punch) = 5

b. Kekerasan (mesin otomatis) = 8,3

Persyaratan : 4 – 8 mg/cm2

(Pharmaceutical Dosage Form Tablet, Vol. 2,

p. 244)

Kesimpulan : Tablet yang dihasilkan dengan mesin single punch

memenuhi persyaratan rentang sedangkan tablet yang

dicetak dengan mesin otomatis tidak memenuhi

pesyaratan rentang.

V. Kerapuhan Tablet

Alat : Rhoche friabilitor

Prosedur :

1. Sebelum digunakan, dicek terlebih dahulu apakah bagian

wadah tablet sudah bersih atau belum.

2. Hubungkan alat dengan arus listrik.

3. Ambil 10 tablet, dibersihkan satu per satu dengan bantuan

kuas, kemudian ditimbang semua tablet dan hasil penimbangan

(W1) dicatat.

4. Putar sekrup pada bagian wadah tablet ke arah kiri dan

lepaskan wadah tablet.

5. Buka tutup wadah dan masukkan 10 tablet yang telah

ditimbang, kemudian tutup wadah.

6. Pasang wadah tablet ke arah pemutar, pasang sekrup kemudian

putar ke arah kanan hingga kencang.

7. Putar penunjuk kecepatan ke arah kanan sampai skala penunjuk

menunjukkan skala 4 (alat sudah disetting untuk berputar

dengan kecepatan 25 rpm, sehingga untuk menghasilkan total

putaran 100 rpm maka alat diputar selama 4 menit).

8. Tunggu sampai alat berhenti berputar, putar sekrup ke arah kiri

dan lepaskan wadah dan alat pemutar.

Page 20: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

9. Buka tutup wadah tablet kemudian keluarkan tablet dari wadah

dan bersihkan tablet dari serpihan dengan bantuan kuas.

10. Timbang 10 tablet tersebut dan catat hasil penimbangan (W2).

11. Kerapuhan tablet = W1 – W2 . 100 %

W1

12. Bersihkan wadah dari serpihan tablet dengan bantuan kuas dan

kemudian pasang tutup wadah.

13. Pasang kembali wadah pada alat pemutar, pasang sekrup dan

putar ke kanan hingga kencang.

14. Setelah selesai maka putuskan alat dari arus listrik.

No. Bobot Awal (g) Bobot akhir (g) Kerapuhan (%)

1. 6.86 5,84 14,7%

2.

3.

Rata-rata : 14,7%

Persyaratan : Menurut lochman = o,8% dan menurut Roche =

1% dan kerapuhan tablet harus < 1% (USP 32

p.1216)

Kesimpulan : Kerapuhan tablet jika dibandingkan dengan

persyaratan, maka tablet pada formula ini

tidak memenuhi persyaratan.

Pembahasan :

Berdasarkan hasil evaluasi, yang memenuhi persyaratan adalah uji waktu

hancur (disintegrasi), uji kekerasan & uji keseragaman bobot tabet. Sedangkan

untuk uji kerapuhan dan keseragaman ukuran tablet tidak memenuhi. Berdasarkan

hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa selain memperhatikan sifat –

sifat fisika dan kimia bahan obat, pemilihan jenis eksipien yang tepat juga sangat

penting dalam pembuatan suatu formula, yang dalam hal ini adalah tablet

Page 21: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

paracetamol. Pemilihan jenis eksipien yang tepat sangat terpengaruh pada

efektifitas, stabilitas maupun aseptabilitas suatu sediaan obat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi uji keseragaman ukuran sediaan

tablet paracetamol kami, yang seharusnya memiliki diameter 12,24 mm antara

lain karena alat pencetak tablet yang kami gunakan sudah terlalu tua, sehingga

ukuran tablet tidak sesuai dengan yang diinginkan dan kesalahan paralaks saat

mengukur dengan jangka sorong. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi uji

kerapuhan, sehingga hasil evaluasi kami tidak memenuhi syarat antara lain

karena penggunaan punch yang kondisinya kurang baik atau tepi permukaannya

sudah aus, atau pencampuran lubrikan yang kurang homogen. Tablet seperti ini

derajat/harga friabilitasnya akan lebih tinggi daripada normal karena

pengelupasan tersebut akan memudahkan berkurangnya volume tablet pada waktu

pengujian.

Kesimpulan : Dari hasil percobaan dan evaluasi tablet yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Keseragaman Bobot Tablet

Bobot tablet rata-rata :

Bobot rata-rata yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan yang

ada, maka tablet pada formula ini memenuhi persyaratan.

2. Keseragaman Ukuran Tablet

Diameter tablet : 11 mm

Tablet : 5 mm

Diameter tablet yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan, maka

tablet pada formula initidak memenuhi persyaratan.

3. Waktu Hancur Tablet

Waktu hancur tablet : 25 detik

Waktu hancur tablet pada formula ini jika dibandingkan dengan

persyaratan, maka tablet pada formula ini memenuhi persyaratan.

4. Kekerasan Tablet

Kekerasan tablet rata-rata :

a. single punch : 5

b. mesin : 8,3g

Page 22: Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol

5. Kerapuhan Tablet

Kerapuhan tablet : 14,7%

Kerapuhan tablet jika dibandingkan dengan persyaratan, maka tablet pada

formula ini memenuhi persyaratan.