Laporan Praktikum Metode Magnetik
description
Transcript of Laporan Praktikum Metode Magnetik
-
LAPORAN PRAKTIKUM METODE MAGNETIK
AKUISISI, PENGOLAHAN, DAN INTERPRETASI DATA
METODE MAGNETIK
Disusun Oleh:
Hamanda Tiara Emanuella
125090702111002
Asisten:
Emmanuel G. Manek
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Metode Magnetik ini. Makalah
Laporan Praktikum Metode Magnetik Akuisisi, Pengolahan, dan Interpretasi Data Metode
Magnetik ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir praktikum dari mata kuliah Metode
Magnetik sebagai salah satu syarat kelulusannya mata kuliah tersebut. Di sisi lain makalah ini
juga berguna untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Metode Magnetik dari
lokasi penelitian. Penulis juga berterimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam
proses praktikum Metode Magnetik ini, diantaranya adalah Bapak Sunaryo sebagai dosen
pengampu mata kuliah Metode Magnetik, teman teman Geofisika angkatan 2012 yang
melakukan praktikum Metode Magnetik, serta masih ada pihak lain yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Penulis
Mei 2015
-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ii
BAB I - PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................................3
BAB III METODOLOGI .....................................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................................................9
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1 LANGKAH PENGOLAHAN DATA
LAMPIRAN 2 DATA HASIL PRAKTIKUM
LAMPIRAN 3 FOTO AKUISISI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Materi perkuliahan yang diberikan di kelas merupakan kegiatan pemberian konsep teoritis
yang mana untuk pemahamannya perlu ditunjang dengan kegiatan praktikum. Sehingga
diharapkan dengan kedua macam kegiatan tersebut, mahasiswa yang melaksanakan proses
pembelajaran mampu memahami konsep konsep dengan benar. Selain itu kegiatan praktikum
ini diharapkan dapat menambah keteraampilan mahasiswa dan membina sikap ilmiah yang
diperlukan kelak.
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode aktif dan pasif.
Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan yang kemudian responnya diukur.
Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Medan
alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang, gempa bumi, medan gravitasi bumi,
medan magnetik bumi, medan listrik, dan elektromagnetik bumi, serta radiasi radioaktivitas
bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, dan
pengiriman sinyal radar.
Hal yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum untuk mata kuliah Metode
Magnetik adalah agar mahasiswa Geofisika Universitas Brawijaya angkatan 2012 lebih
memahami tentang proses pengambilan data di lapangan dengan alat, dan proses pengolahan
dari data tersebut, serta interpretasi dari hasil pengolahan tersebut.
Ilmu yang diterima dalam perkuliahan Metode Magnetik hanyalah berupa teori. Tanpa
adanya pengetahuan yang pasti tentang seperti apa gambaran benda yang dipelajari dalam
perkuliahan kelas, maka ilmu yang diperoleh masih belum cukup, karena hanya akan
membayangkan saja tanpa mengetahui secara nyata bagaimana gambaran dari apa yang sudah
dipelajari.
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah:
a. Untuk mengidentifikasi variasi batuan penyusun bawah permukaan dari lokasi penelitian.
b. Untuk memberikan pengalaman di lapangan mengenai metode magnetik mulai dari
akuisisi, pengolahan, hingga interpretasi hasil.
-
2
1.3. MANFAAT
Praktikum metode magnetik ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam
menerapkan teori dari metode magnetik secara real di lapangan. Serta menambah informasi
bawah permukaan mengenai daerah penelitian.
-
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. MEDAN MAGNET
Medan magnet bumi terkaraktersasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan
magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter
fisis tersebut meliputi:
a. Deklinasi, yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung
dari utara menuju timur.
b. Inklinasi, yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang orizontal yang dihitung
dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
c. Intensitas Horizontal, yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal .
d. Medan magnetik total, yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar 2.1. Elemen Magnetik Bumi (Blakely, 1995)
Menurut Telford dalam bukunya tahun 1979, medan magnet utama bumi berubah terhadap
waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang
disebut sebagai International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap
5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah
luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri
dari 3 bagian:
Medan magnet utama (main field) Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan
rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan
luas lebih dari 106 km2 .
-
4
Medan magnet luar (external field) Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar
bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet
dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang
mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu
jauh lebih cepat.
Medan magnet anomali Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal
(crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetite, titanomag-netite dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi
medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali
medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi.
Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu
pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan
sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei
merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet
remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar.
Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan
apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi.
2.2. KOREKSI DALAM PENGOLAHAN
Menurut Blakely dalam bukunya tahu 1995, koreksi koreksi yang dilakukan dalam
pengolahan data magnetik adalah sebagai berikut:
2.2.1. Koreksi IGRF dan Variasi Harian
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh yang berasal dari medan magnet
utama dan medan magnet luar. Tujuan dari survei medan magnet ini untuk mendapatkan
anomali medan magnet lokal, sedangkan data yang diperoleh dari pengukuran merupakan
medan magnet total hasil sumbangan dari tiga komponen dasar medan magnet, yaitu medan
utama (main field), medan luar (external field), dan medan observasi lokal. Untuk itu perlu
dihilangkan pengaruh-pengaruh yang berasal selain dari anomali medan magnet lokal.
2.2.2. Reduksi ke Bidang Datar
Pengukuran magnetik yang dilakukan pada ketinggian yang berbeda, akan dihasilkan
medan magnet yang berbeda pula. Untuk itu, perlu adanya koreksi data yang terukur pada
ketinggian yang berbeda tersebut, menjadi seolah-olah data magnetik yang terukur dengan
ketinggian yang sama. Koreksi ini, biasa disebut dengan koreksi bidang datar. Koreksi bidang
-
5
datar, diestimasi dengan deret Euler. Estimasi secara iteratif dilakukan sampai mencapai batas-
batas iterasi. Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena proses pengolahan data
berikutnya mensyaratkan input anomali medan magnetik yang terdistribusi pada biang datar.
Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali medan magnetik ke bidang datar, antara
lain teknik sumber ekivalen (equivalent source), lapisan ekivalen (equivalent layer) dan
pendekatan deret Taylor (Taylor series approximaion), dimana setiap teknik mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
2.2.3. Kontinuasi ke Atas
Medan magnet memenuhi hukum Laplace. Jika harga medan magnet pada suatu permukaan
diketahui, maka dapat ditentukan medan magnet pada sembarang permukaan yang lain apabila
tidak ada massa diantara permukaan tersebut. Proses ini disebut, kontinuasi ke atas. Kontinuasi
keatas merupakan proses medan potensial magnetik suatu data yang terukur diatas permukaan
yang lebih tinggi. Kontinusi ini digunakan untuk memisahkan anomali lokal terhadap anomali
regional. Anomali regional berasosiasi dengan kondisi geologi umum yang dominan di daerah
pengukuran, di cirikan dengan anomali frekuensi rendah. Sedangkan anomali lokal, atau sering
juga disebut sebagai anomali sisa, mengandung kondisi geologi setempat yang telah terdeviasi
dari kondisi regionalnya yang biasanya terdapat pada kedalaman yang dangkal. Kontinuasi ke
atas ini dilakukan dengan menggunakan program MagPick.
-
6
BAB III
METODOLOGI
3.1. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Pada praktikum lapang metode magnetik kali ini dilaksanakan pada tanggal 28 dan 29 Maret
2015 dan bertempat di daerah Universitas Brawijaya dengan desain survey sebagai berikut:
Gambar 3.1. Desain Survei Akuisisi
3.2. PERALATAN
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
Magnetometer (1 buah)
Gambar 3.2. Alat PPM
-
7
GPS (1 buah)
Kompas (1 buah)
Rollmeter (1 meter)
Arloji (1 meter)
Buku catatan dan alat tulis
3.3. ALUR PENELITIAN
3.3.1. Akuisisi
Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah
magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei.
Salah satu jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk
mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam
survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini digunakan untuk
mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini
dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit. Digunakannya sinyal
satelit karena menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit,
lembah dan jurang.
Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan dengan menggunakan peralatan
PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran
adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah ditentukan base
station dan dibuat station station pengukuran (dibentuk grid grid). Ukuran gridnya
disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran medan
magnet di station station pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang bersamaan pula
dilakukan pengukuran variasi harian di base station.
3.3.2. Pengolahan
Dari pengukuran data intensitas medan magnet di sekitar titik ukur yang telah diambil sesuai
dengan desain survei, selanjutnya dilakukan pengolahan data yaitu menghitung koreksi harian,
koreksi IGRF, reduksi bidang datar, kontinuasi ke atas, pemisahan anomali lokal dan regional.
-
8
Gambar 3.3. Diagram Alir Penelitian
3.2.3. Langkah Interpretasi
Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi kualitatif
dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur anomali medan magnetik
yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi atau struktur geologi bawah
permukaan bumi. Selanjutnya pola anomali medan magnetik yang dihasilkan ditafsirkan
berdasarkan informasi geologi setempat dalam bentuk distribusi benda magnetik atau struktur
geologi, yang dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.
Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda
anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis. Untuk melakukan interpretasi
kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu dengan lainnya mungkin berbeda, tergantung
dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran yang dicapai dan ketelitian hasil pengukuran.
-
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. ANALISA GEOLOGI REGIONAL
Gambar 4.1. Peta Geologi Daerah Penelitian
Berdasarkan peta geologi daerah penelitian (Universitas Brawijaya), diketahui bahwa
daerah penelitian didominasi oleh tuf vulkanik hingga tuf pasiran.
4.2. ANALISA PETA ANOMALI MAGNETIK
-
10
Gambar 4.2. Peta Anomali Magnetik pada Sufer
Berdasarkan hasil pengolahan, didapatkan peta anomali onepole (gambar diatas).
Berdasarkan peta tersebut diketahui persebaran medan magnetik bawah permukaan, dimana
warna kuning menuunjukkan daerah dengan anomali magnetik yang besar yaitu 1300 2300,
sedangkan pada daerah yang berwarna biru memiliki anomali magnetik yang kecil. Daerah
yang memilikii nilai anomali magnetik yang besar ini mengindikasikan adanya zona
konduktif di bawah permukaan.
4.3. ANALISA PEMODELAN DATA
Gambar 4.3. Penampang Permodelan Bawah Permukaan pada Mag2DC
Berdasarkan hasil slicing data yang sudah dilakukan pada software Surfer, diketahui daerah
yang di slicing adalah Utara ke Timur peta. Daerah ini memiliki batuan dasar yang cekung
dimana terdapat dua daerah yang ditengahnya memiliki medium yang konduktif, sehingga
memberikan anomali yang besar. Nilai setiap lapisan terdapat pada gambar diatas.
Dalam pemodelan ini dibuat beberapa perandaian yaitu:
a. Benda atau batuan penyebab anomali magnetik hanya dari benda itu sendiri, sehingga
kontras kerentanan magnetik benda penyebab anomali dengan batuan sekitar dianggap
tetap.
b. Benda ini hanya menyebabkan medan magnet induksi yang disebabkan oleh medan
magnet dari dalam bumi, medan magnet remanennya dianggap tidak ada.
c. Batuan penyebab anomali dan batuan sekitar dianggap homogen dan masingmasing
mempunyai penyebaran magnetisasi secara merata.
-
11
Penentuan nilai suseptibilitas batuan dapat dilakukan dengan melihat tabel nilai suseptibilitas
batuan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4.1. Daftar Suseptibilitas Magnetik Batuan dan Mineral
-
12
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil akuisisi, pengolahan, dan interpretasi data diatas, didapatkan hasil yang tidak
begitu jelas dikarenakan banyaknya anomali saat pengambilan data. Misalnya saja, lokasi
penelitian yang kurang memadai untuk penelitian dan banyaknya logam disekitar area
penelitian. Dari praktikum ini juga diketahui langkah akuisisi data magnetik menggunakan
PPM. Kemudian dilakukan pengiahan data magnetik dengan menghilangkan efek noise
maupun efek regional, yang mana dari hasil pengolahan ini kemudian didapatkan pemodelan
yang dapat diinterpretasikan daerah konduktif dibawah permukaan.
5.2. SARAN
Saran lebih ditujukan kepada asisten dan konsep dari praktikum yang dilakukan. Sebaiknya
untuk praktikum selanjutnya, waktu dan konsep praktikum disusun lebih jelas terlebih dahulu
oleh asisten. Sehingga bisa menyesuaikan dengan jadwal dari praktikan. Asisten juga
seharusnya lebih mengajarkan lebih detail tentang pengolahan data magnetik dan cara
interpretasi, tidak semena mena dilepas begitu saja seperti praktikum ini, sesuai dengan
hakekat pada praktikum itu sendiri.
-
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, R.J. 1995. Potensial Theory in Gravity and Magnetic Applications. Cambridge:
University Press.
Santoso, D. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Penerbit ITB.
Telford, W.N. dan Geldard, L.P. dan Sherrif, R.E. dan Keys, D.A. 1979. Applied Geophysics.
Cambridge: University Press.
-
LAMPIRAN 1
LANGKAH LANGKAH PENGOLAHAN DATA
(Atas peta kontur biasa, Bawah peta kontur residual, Samping peta kontur onepole)
(Save format .bln dan
.dat)
-
LAMPIRAN 2
DATA HASIL PRAKTIKUM DAN PENGOLAHAN
-
LAMPIRAN 3
FOTO AKUISISI
Gambar proses akuisisi data Magnetik dengan menggunakan PPM
Gambar penentuan arah utara magnetik dengan kompas Brunton (kompas Geologi)
-
Gambar Pengambilan data ketika pelaksanaan praktikum