Nonses - Magnetik

21
121 METODE MAGNETIK 1. Pendahuluan Metode geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan mineral, maupun untuk keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi. Metode ini mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi, instrumentasi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Koreksi pembacaaan praktis tidak perlu dilakukan. Pada umumnya peta anomali medan magnetik (untuk geofisika terapan biasanya medan total atau medan vertikal) bersifat agak kompleks. Variasi medan lebih tak menentu dan terlokalisir sebagai akibat dari medan magnetik dipole yang merupakan besaran vektor. Peta anomali magnetik menunjukkan sejumlah besar anomali residu yang merupakan hasil variasi yang besar bagian mineral magnetik yang terkandung dalam batuan dekat permukaan. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas, maka interpretasi yang tepat dalam metode geomagnetik relatif lebih sulit. 2. Tujuan : 1. Mempelajari adanya kemagnetan batuan atau mineral di bawah permukaan bumi. 2. Mengadakan pemetaan anomali geomagnetik. 3. Mengadakan penafsiran terhadap struktur batuan/mineral di bawah permukaan bumi berdasarkan data anomali geomagnetik. 3. Teori a). Gaya Magnetik Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb antara dua kutub magnetik m 1 dan m 2 (e.m.u) yang berjarak r (cm) dalam bentuk : F = 2 2 1 r m m o r (dyne) …(1) dengan o adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak berdimensi dan berharga satu (Telford, 1979).

description

magnetics methods

Transcript of Nonses - Magnetik

Page 1: Nonses - Magnetik

121

METODE MAGNETIK

1. Pendahuluan

Metode geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan

untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan mineral, maupun

untuk keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi. Metode ini mempunyai akurasi

pengukuran yang relatif tinggi, instrumentasi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana,

mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Koreksi pembacaaan

praktis tidak perlu dilakukan.

Pada umumnya peta anomali medan magnetik (untuk geofisika terapan biasanya

medan total atau medan vertikal) bersifat agak kompleks. Variasi medan lebih tak menentu

dan terlokalisir sebagai akibat dari medan magnetik dipole yang merupakan besaran vektor.

Peta anomali magnetik menunjukkan sejumlah besar anomali residu yang merupakan hasil

variasi yang besar bagian mineral magnetik yang terkandung dalam batuan dekat permukaan.

Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas, maka interpretasi yang tepat dalam metode

geomagnetik relatif lebih sulit.

2. Tujuan :

1. Mempelajari adanya kemagnetan batuan atau mineral di bawah permukaan bumi.

2. Mengadakan pemetaan anomali geomagnetik.

3. Mengadakan penafsiran terhadap struktur batuan/mineral di bawah permukaan bumi

berdasarkan data anomali geomagnetik.

3. Teori

a). Gaya Magnetik

Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb antara dua kutub magnetik m1 dan

m2 (e.m.u) yang berjarak r (cm) dalam bentuk :

F = 221

r

mm

or (dyne) …(1)

dengan o adalah permeabilitas medium dalam ruang hampa, tidak berdimensi dan

berharga satu (Telford, 1979).

Page 2: Nonses - Magnetik

122

b). Kuat Medan Magnet

Kuat medan magnet (H) pada suatu titik yang berjarak r dari m1 didefinisikan sebagai

gaya persatuan kuat kutub magnet, dapat dituliskan sebagai :

H = F/ m2 = 2

1

r

m

or (oersted) …(2)

c). Momen Magnetik

Bila dua buah kutub magnet yang berlawanan mempunyai kuat kutub magnet +p dan –

p, keduanya terletak dalam jarak l, maka momen magnetik M dapat dituliskan sebagai :

M = p l r1 = M r1 …(3)

dengan M adalah vektor dalam arah unit vektor r1 dari kutub negatif ke kutub positif.

d). Intensitas Kemagnetan

Benda magnet dapat dipandang sebagai sekumpulan dari sejumlah momen-momen

magnetik. Bila benda magnetik tersebut diletakkan dalam medan luar, benda tersebut

menjadi termagnetisasi karena induksi. Oleh karena itu intensitas kemagnetan I adalah

tingkat kemampuan menyearahnya momen-momen magnetik dalam medan magnet luar,

atau didefinisikan sebagai momen magnet persatuan volume :

I = M / V …(4)

e). Suseptibilitas Kemagnetan

Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh

susebtibilitas kemagnetan atau k, yang dituliskan sebagai :

I = k H …(5)

Besaran yang tidak berdimensi ini merupakan parameter dasar yang dipergunakan

dalam metode magnetik. Harga k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan

tersebut semakin banyak dijumpai mineral-mineral yang bersifat magnetik.

f). Induksi Magnetik

Suatu bahan magnetik yang diletakkan dalam medan luar H

akan menghasilkan

medan tersendiri 'H

, yang meningkatkan nilai total medan magnetik bahan tersebut.

Induksi magnetik yang didefinisikan sebagai medan total bahan dapat dinyatakan dengan

persamaan (Telford, dkk., 1990) :

Page 3: Nonses - Magnetik

123

HHkMHB

000 1 (6)

'''41'4'' HHkMHB

(7)

dengan H

dan M

( 'H

dan 'M

) pada arah yang sama. Satuan dari B

adalah tesla

[ = 1 newton/ampere-meter = 1 weber/meter2 ], sedangkan satuan dari 'B

adalah gauss [ =

10-4 tesla ], dan 0 adalah permeabilitas medium di ruang hampa [ = AmWbx /104 7 ].

g). Potensial Magnetostatik

Jika atmosfer dianggap sebagai insulator dan tidak mempunyai sifat kemagnetan,

maka potensial scalar magnetik adalah :

(9)

dengan intensitas medan magnetiknya adalah :

(10)

Bidang equipotensial adalah bidang dengan A dan garis tegak lurus bidang

tersebut disebut garis gaya magnetik. Persamaan garis gaya magnetik diperoleh dari

komponen radial dan komponen tangensial dari A di suatu titik P dengan jarak r dari

pusat dwikutub seperti gambar 1.

Gambar 1. Komponen intensitas magnetik pada titik P berjarak r

Potensial eksternal dan internal merupakan jumlah dari potensial yang dihasilkan

elemen-elemen dwikutub per satuan volume, nilai rata-rata δV adalah dinyatakan dalam

satuan induksi magnetik. Jadi dalam kasus untuk benda termagnetisasi, potensialnya

sesuai dengan potensial dwikutub, dan unutk bola yang termagnetisasi seragam dengan

radius a sama dengan dwikutub yang terkonsentrasi di pusat bola. Potensial eksternal

dinyatakan sebagai

(11)

M adalah dwikutub persatuan volume, dan potensial internal sebagai :

Page 4: Nonses - Magnetik

124

(12)

Di permukaan bumi, komponen medan magnetik (komponen horizontal) dan

(komponen vertikal) adalah :

(13)

(14)

Di kutub-kutub dari medan dwikutub (θ = 00, θ = 1800)

(15)

(16)

Sedangkan di ekuator magnetik

(17)

Dari beberapa penelitian diperoleh intensitas medan magnetik total di kutub utara

60.000 nT, di kutub selatan 70.000 nT, sedangkan intensitas yang paling kecil kira-kira

25.000 nT teramati di Pasifik, Antofagasta, Chile.

h). Medan Magnet Bumi

Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu medan

magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang

terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11o dari sumbu rotasi bumi,

yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan

kutub selatan magnetik bumi. Menurut IGRF (2000), melalui perhitungan posisi simetris

dimana dipole magnetik memotong permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi

adalah 79,3 N, 71,5 W dan 79,3 S , 108,5 E untuk kutub selatan.

Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu

arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis itu adalah deklinasi magnetik D,

intensitas horisontal H dan intensitas vertikal Z. Dari elemen-elemen ini, semua parameter

medan magnet lainnya dapat dihitung.

Parameter yang menggambarkan arah medan magnetik adalah deklinasi D (sudut

antara utara magnetik dan utara geografis) dan inklinasi I (sudut antara bidang horisontal

dan vektor medan total), yang diukur dalam derajat. Intensitas medan magnetik total F

digambarkan dengan komponen horisontal H, komponen vertikal Z dan komponen

horisontal kearah utara X dan kearah timur Y. Intensitas medan magnetik bumi secara

Page 5: Nonses - Magnetik

125

kasar antara 25.000 – 65.000 nT. Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator

mempunyai intensitas 40.000 nT, sedangkan yang di selatan ekuator 45.000 nT.

Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk

menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standard nilai yang disebut

dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui tipa 5

tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada

daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam waktu satu tahun.

Medan magnet bumi terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Medan utama (Main field)

Pengaruh medan utama magnet bumi 99% dan variasinya terhadap waktu sangat

lambat dan kecil.

2. Medan luar (external field)

Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di

atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan

luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di

atmosfer, maka perubahan medan ini tehadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa

sumber medan luar antara lain :

Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun

Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang surut

matahari dan mempunyai jangkau 30 nT

Gambar 1. Elemen magnetik bumi

Page 6: Nonses - Magnetik

126

Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang surut bulan

dan mempunyai jangkau 2 nT

Badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkau sampai dengan 1000

nT

3. Anomali Medan Magnetik

Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target dari survey

magnetik (anomali magnetik). Besarnya anomali magnetik berkisar ratusaan sampai

dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada juga yang yang lebih besar dari 100.000 nT yang

berupa endapan magnetik. Secara garis besar anomali ini disebabkan oleh medan

magnetik remanen dan medan magnet induksi. Medan magnet remanen mempunyai

peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan

magnetnya serta sangat rumit diamati karena berkaitan dengan peristiwa kemagnetan

yang dialami sebelumnya. Sisa kemagnetan ini disebut dengan Normal Residual

Magnetism yang merupakan akibat dari magnetisasi medan utama.

Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari keduanya, bila

arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka

anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek

medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnet kurang dari 25 %

medan magnet utama bumi (Telford, 1979).

Adanya anomali magnetik menyebabkan perubahan dalam medan magnet total bumi

dan dapat dituliskan sebagai :

HT = HM + HA …(18)

dengan

HT = medan magnetik total bumi

HM = medan magnetik utama bumi

HA = medan anomali magnetik

Bila besar HA << HT dan arah HA hampir sama dengan arah HT maka anomali

magnetik totalnya adalah :

T = HT – HM …(19)

T

FM

FT

FA

Page 7: Nonses - Magnetik

127

Gambar 2. Vektor yang menggambarkan medan anomali (FA), medan utama (FM) dan medan magnet total (FT)

(Robinson, 1988).

4. Metode

Secara garis besar, survei geomagnetik dapat diberikan dalam diagram alir sebagai berikut

:

Gambar 3. Diagram alir survei geomagnetik.

4.1. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang dicatat dalam survei geomagnetik antara lain :

1. Waktu : meliputi hari, tanggal, jam

2. Data geomagnetik :

a. Medan Total : minimal lima kali pengukuran pada tiap stasiun pengukuran

untuk mengurangi gangguan lokal (noise).

Informasi Geologi

Penentuan Lintasan / Posisi Titik Ukur

Pengukuran Data Magnetik

Reduksi Data (koreksi-koreksi)

Pengolahan Data

Penafsiran Data

Page 8: Nonses - Magnetik

128

b. Medan Vertikal : dua orientasi yaitu utara-selatan dan timur-barat dengan masing-

masing minimal lima kali pengukuran pada setiap stasiun pengamatan.

c. Variasi harian

d. Medan utama bumi (IGRF)

3. Posisi stasiun pengukuran

4. Kondisi cuaca dan topografi lapangan

Pengumpulan data bergantung pada target dan kondisi lapangan. Pengukuran dengan

target lokal biasanya dilakukan untuk daerah survei yang tidak terlalu luas, dengan spasi

50 – 500 meter, sedang untuk target regional mencakup daerah yang lebih luas dengan

spasi 1 – 5 km.

Pengukuran di daerah gunungapi, di puncak dan tubuh gunung dilakukan dengan spasi

0,5 km atau sekitar 25-30 menit perjalanan (kaki), sedangkan pada kaki gunung dan

sekitarnya spasinya 1-2 km. Untuk target dengan daerah yang sempit dan topografi yang

relatif datar dapat dilakukan dengan spasi 50 –100 m bergantung kepada hasil

pengukuran yang diinginkan. Pengumpulan data dilakukan pada titik yang telah

diplotkan grid-nya. Variasi harian dapat diukur dengan menggunakan Base station

PPM,

4.2. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data anomali geomagnetik secara garis besar ditunjukkan pada

diagram alir sebagai berikut :

Dari pengukuran di lapangan, diperoleh data intensitas medan magnet total atau vertikal

dan horizontal, yaitu dari pengukuran PPM dan Fluxgate magnetometer. Data-data

tersebut merupakan harga terbaik dari lima kali pengukuran di setiap titik pengukuran.

Dengan mengoreksi dengan medan magnet utama bumi (untuk P. Jawa diasumsikan

besarnya 45.300 nT) atau dapat menggunakan model yang dikeluarkan oleh IGRF pada

epoch yang bersangkutan, maka dapat diperoleh data anomali medan geomagnet bumi

pada daerah survei. Selanjutnya data anomali ini diolah (misalnya dengan filtering)

untuk dilakukan penafsiran (interpretasi data) misalnya dengan pemodelan untuk

mendapatkan struktur batuan di bawah permukaan bumi.

Page 9: Nonses - Magnetik

129

4.3. Metode Interpretasi

Penafsiran data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk pengukuran

secara kualitatif, analisis dilakukan pada peta kontur anomali medan magnet total dan

vertikal. Hasil yang diperoleh adalah lokasi benda penyebab anomali berdasarkan klosur

kontur, sedangkan untuk penafsiran kuantitatif dilakukan dengan dua metode :

- Metode langsung, dilakukan dengan menggunakan kurva karak-teristik pada

penampang kontur anomali magnetik. Hasil yang diperoleh adalah perkiraan kasar

kedalaman, tebal dan kemiringan benda penyebab anomali.

- Metode tidak langsung yaitu dengan mencocokkan kurva anomali lapangan dengan

kurva model yang dilakukan secara iteratif (trial and error).

Pengolahan dan penafsiran data dilakukan dengan bantuan software yang tersedia,

misalnya Magpoly, Mag2dc atau lainnya.

MULAI

KOREKSI VARIASI HARIAN

KOREKSI IGRF

AKUISISI

ANOMALI MEDAN

MAGNET TOTAL

Page 10: Nonses - Magnetik

130

Gambar 4. Diagram alir pengolahan data geomagnetik.

5. Instrumentasi

Peralatan yang digunakan dalam survey magnetik ini antara lain :

1. Magnetometer, terdiri dari dua bagian yaitu :

Untuk mengukur medan magnet vertikal : fluxgate magnetometer

Spesifikasi salah satu tipe Fluxgate Magnetometer dapat diberikan sebagai berikut :

- Tipe = FM-100B/105B Magnetometer

- Resolusi = 0,4 nT

- Sensitivitas = 100 nT/volt

Page 11: Nonses - Magnetik

131

- Jangkau :

Komponen X dan Y = 0 - 40.000 nT

Komponen Z = 0 - 70.000 nT

- Jangkau dinamik = 1000 nT ( 10 V) dari baseline

- Noise envelope = < 0,2 nT

- Tanggap frekuensi = < 3 dB dari frekuensi DC sampai 4 Hz

- Koefisien suhu = < 1 nT/ o C

- Jangkau suhu = - 40 sampai +50 oC

- Daya = 4 watt pada 115/230 V AC

atau 90 mA pada 14-28 V DC

Untuk mengukur medan magnet total : Proton Precession Magnetometer (PPM)

Spesifikasi untuk salah satu tipe PPM dapat diberikan sbb :

- Tipe = Scientrex PPM

- Resolusi = 1 gamma

- Ketelitian = 1 gamma pada skala penuh

- Jangkau = 20.000 –100.000 gamma

- Display = seven segment 5 digit

- Toleransi gradien = sampai dengan 500 gamma/meter

- Sumber daya = 8 buah baterai kering (12 V DC)

- Jangkau suhu = -35 sampai +60 oC

- Dimensi :

Console = 80 x 160 x 250 mm3 ; 1,8 kg

Sensor = 80 x 150 mm2 ; 1,3 kg

2. DGPS, untuk posisi stasiun pengukuran secara presisi

3. Peralatan pengukur waktu (jam)

4. Peralatan penunjuk arah (kompas)

5. Peralatan pendukung lainnya (log book)

5.1. Prosedur Pengoperasian PPM Model G-856

a). Modus Operasi

Page 12: Nonses - Magnetik

132

1. Modus Survei : mengukur intensitas medan magnetik sebagai fungsi ruang atau jarak.

Data di memori disimpan dalam format : nilai intensitas medan, nomor stasiun, waktu

pengukuran dan nomor lintasan.

2. Modus Auto : mengukur nilai intensitas medan magnetik sebagai fungsi waktu. Data

di memori disimpan dalam format : nilai intensitas medan, nomor stasiun, waktu, dan

Julian-day.

3. Modus Tambahan (Gradiometer) : mengukur nilai intensitas magnetik dari dua

sensor yang terpisah secara vertikal. Hasilnya adalah harga gradien vertikal yang

bebas dari variasi waktu. Modus ini menggunakan 2 (dua) buah sensor yang dipasang

terpisah secara vertikal dalam sebuah tiang penyangga. Pengambilan data dilakukan

dengan menekan tombol ‘cycle’ pada the remote start switch. Pembacaan pertama

dilakukan pada sensor bawah dan pembacaan kedua pada sensor atas. Data disimpan

secara otomatis. Format data dalam memori : Baris pertama untuk pembacaan

pertama, baris berikutnya untuk pembacaan kedua, dan seterusnya.

b). Prosedur Operasi :

1. Memasang battery pada Console

2. Memasang sensor di tiang penyangga

3. Menghubungkan seluruh kabel konektor

4. Memeriksa isi memori

5. Melakukan ‘Tuning’ dengan mengambil kuat sinyal (signal strength) yang paling kuat

sesuai dengan harga medan di daerah survei.

6. Menyetel konfigurasi waktu : hari, tanggal, jam, dan menit saat pengambilan data.

7. Menyetel konfigurasi lintasan (modus survei dan gradiometer) dan interval waktu

pengambilan data otomatis. (modus auto)

8. Mengambil data :

- Pengambilan data dilakukan dengan operasi :

READ => STORE

- Arah sensor sesuai dengan tanda anak panah (N)

- Pengambilan data dengan modus AUTO dilaksanakan di tempat yang tetap

(fixed station).

9. Mentransfer data di memori ke komputer untuk pemrosesan lebih lanjut.

c). Petunjuk Singkat Pengoperasian :

Page 13: Nonses - Magnetik

133

1. Mengambil dan menyimpan data pembacaan

Tekan : READ => STORE

2. Membersihkan seluruh isi layar :

Tekan : CLEAR

3. Memanggil isi memori (pembacaan yang terakhir) :

Tekan : RECALL

4. Memanggil isi memori (nomor stasiun tertenstu) :

Tekan : RECALL => SHIFT => station # => station # => station # => ENTER

5. Tuning magnetometer :

Tekan : READ => TUNE => SHIFT => # => # => ENTER

6. Menghapus data :

a. Pembacaan yang terakhir :

Tekan : READ => RECALL => ERASE => ERASE

b. Kelompok pembacaan yang terakhir :

Tekan : RECALL => SHIFT => station # => station # => station # =>

ENTER => ERASE => ERASE

c. Seluruh memori :

Tekan : RECALL => SHIFT => 0 => ENTER => ERASE => ERASE.

7. Membaca waktu dan line number :

Tekan : TIME (tekan ketika pembacaan sedang ditampilkan)

8. Men set-up line number :

Tekan : TIME => SHIFT => line # => line # => line # => ENTER

9. Men set-up Julian Day

Tekan : AUTO => TIME => SHIFT => day # => day # => day # => ENTER

10. Men-set up Julian Day dan Time

Tekan : AUTO =>TIME =>SHIFT =>day # =>day # => day # => hour # => hour

# => minute # => minute # =>ENTER

11. Memulai keluaran data

Tekan : AUTO => ENTER

12. Menyetop keluaran

Tekan : OUTPUT => CLEAR

13. Men set-up mode Auto

Page 14: Nonses - Magnetik

134

Tekan : AUTO => SHIFT => Second # => Second # => ENTER

14. Menghentikan mode Auto

Tekan : AUTO => CLEAR

d). Daftar Fungsi Tombol, Tampilan, dan Konektor :

1. CLEAR : membersihkan segala tampilan layar

2. SHIFT (0) : mengakses fungsi-fungsi tertentu

3. ENTER : memberikan perintah sistem untuk melaksanakan perintah

pengaksesan suatu fungsi. Selain itu untuk menaikkan lokasi

memori yang tampil di layar (lihat RECALL).

4. OUTPUT (1) : mengeluarkan data memori secara otomatis ke piranti eksternal

5. AUTO (2) : memulai dan mengakhiri perekaman data secara otomatis (modus

Auto)

6. ERASE (3) : menghapus data yang terbaca terakhir, kelompok data atau seluruh

data yang ada di memori.

8. TIME (5) : mengakses clock waktu saat itu dan menampilkan waktu saat

pembacaan data dilakukan.

9. TUNE (6) : menampilkan dan/atau men-set up tuning, serta mengatur kuat

sinyal.

10. RECALL (7) : mengakses memori dan menurunkan lokasi memori yang

ditampilkan.

11. STORE (8) : menyimpan data pembacaan dalam memori

12. READ (9) : pembacaan harga medan

13. FIELD/TIME : menampilkan data intensitas medan magnetik atau waktu

14. STATION/DAY: menampilkan nomor stasiun, Julian day, atau nomor lintasan. Selain

itu menampilkan kuat sinyal, tuning, dan tegangan battery.

15. Konektor : merupakan konektor G-856 ke sensor, perekam, printer, komputer

atau daya eksternal.

e). Informasi Tambahan :

1. Battery

Terdapat 2 jenis battery dalam PPM G-586, yakni 8 (delapan) battery D-cell dan 1

(satu) buah battery lithium. Delapan battery D-cell menghidupkan operasi-operasi

dasar dan battery lithium menghidupkan clock dan memori.

Page 15: Nonses - Magnetik

135

2. Mengambil data dari memori

Data dari memori dapat dipindahkan ke komputer dengan prosedur:

a. Hubungkan konektor dengan console dan ujung konektor yang satu dengan

port serial komputer.

b. Buka program Magmap dan pilih option import data dari G-586.

c. Beri nama file data di komputer

d. Tekan tombol : OUTPUT => ENTER

e. Jika transfer berhasil, data bisa dibuka dengan berbagai program editing seperti

notepad, wordpad, excel, dll.

3. Penyimpanan instrumen PPM G-856

- Lepas kabel sensor dari Magnetometer

- Simpan semua komponen di shipping container untuk menjaga dari

kontaminasi magnetik.

- Jika sistem magnetometer hendak disimpan pada waktu yang lama, lepas

battery untuk menjaga dari keterpautan elektronik atau korosi karena kontak,

- Jangan melepas battery lithium yang disolder di board rangkaian.

4. Perawatan dan pencarian kesalahan (trouble shooting)

(lihat buku manual).

Pustaka

Grant, F.S, West, 1965, Interpretation Theory in Applied Geophysics, McGraw Hill

Corporation.

Sharma, P,V., 1997. Environmental and Engineering Geophysics, Cambridge University

Press.

Telford W.M., dkk, 1979, Applied Geophysics, Cambridge University Press.

Page 16: Nonses - Magnetik

136

LAMPIRAN

Lembar Data Pengukuran Magnetik Total

Hari/tanggal : .............................. Operator : ...............................

Lokasi/Lb. Peta : .............................. Cuaca : ...............................

Alat : .............................. Topografi : ...............................

No. Nama

Titik amat

Posisi Titik amat

X Y Z

Pembacaan PPM Waktu Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Tabel A.1. Daftar Susesptibilitas Magnetik Batuan dan Mineral

Page 17: Nonses - Magnetik

137

No. Tipe Batuan atau MineralSuseptibilitas Magnetik

( x 10-6 SI)

1. Granite (with magnetite) 20 – 40.000

2. Slates 0 – 1.200

3. Gabbro 800 – 76.000

4. Basalt 500 – 80.000

5. Oceanic Basalt 300 – 36.000

6. Limestone (with magnetite) 10 – 25.000

7. Gneiss 0 – 3.000

8. Sandstone 35 – 950

9. Pyrite (ore) 100 – 5.000

10. Hematite (ore) 420 – 10.000

11. Magnetite (ore) 7x10-4 – 14x106

12. Magnetite (crystal) 150x106

13. Serpentinite 3.100 – 75.000

14. Graphite (diamagnetic) -80 to –200

15. Quartz (diamagnetic) -15

16. Gypsum (diamagnetic) -13

17. Rocksalt (diamagnetic) -10

18. Ice (diamagnetic) -9

Catatan : Untuk mengkonversikan harga-harga di atas ke dalam satuan cgs, dibagi dengan

4.

Page 18: Nonses - Magnetik

138

Gambar A.1. Prinsip kerja Fluxgate Magnetometer.

Gambar A.2. Bila bumi dianggap mempunyai dipole magnet di pusatnya, maka distribusi medan magnetnya

dapat ditunjukkan dengan anak panah.

Gambar A.3. Distribusi sudut inklinasi medan magnet bumi (IGRF, 1990).

Page 19: Nonses - Magnetik

139

Gambar A.4. Distribusi intensitas medan magnet total (a), dan sudut deklinasi (b).

Gambar A.5. Profil anomali medan magnet total (T) yang diukur di atas kawasan anomali sebagai fungsi

elevasi di atas permukaan tanah.

Page 20: Nonses - Magnetik

140

Gambar A.6. Profil anomali medan vertikal (Z) dan medan total (T) di atas bola yang termagnetisasi

seragam, yang berada pada daerah dengan inklinasi yang berbeda.

Gambar A.7. Profil anomali medan magnet total dari suatu benda anomali 2 dimensi, (a) apabila arah

magnetisasi tidak vertikal, (b) arah magnetisasi vertikal.

Page 21: Nonses - Magnetik

141

Gambar A.8. Gradien vertikal dari suatu profil aeromagnetik (bawah) menunjukkan resolusi yang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan medan magnetik total (atas).

Gambar A.9. Model iteratif dari suatu profil anomali medan total pada tubuh anomali berbentuk dike. Model

awal ditunjukkan dengan garis putus-putus dan model akhir ditunjukkan dengan garis padat,

dihitung dengan menggunakan komputer.