Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

18
Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan di Merapi Golf, Cangkringan, Sleman PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI MERAPI GOLF Oleh Rionaldi Agung Prasmoyo 11314034 “YAYASAN LINGKUNGAN HIDUP” SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN YOGYAKARTA 2012

Transcript of Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

Page 1: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan di Merapi Golf, Cangkringan, Sleman

PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI MERAPI GOLF

Oleh

Rionaldi Agung Prasmoyo

11314034

“YAYASAN LINGKUNGAN HIDUP”

SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

ABSTRAK

Kunjungan lapangan di merapi golf telah dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2012, Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Tujuan praktikum kunjungan lapangan ke Merapi Golf adalah untuk mengetahui pengelolaan lingkungan serta limbah beracun dan berbahaya bagi lingkungan dan untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Limbah B3 serta sebagai media informasi bagi pembaca. Dalam kunjungan lapangan di Merapi golf di Kec. Cangkringan Kab. Sleman Yogyakarta,kami coba melihat dan mengamati tentang dampak positf dan negatif dengan berdirinya obyek wisata dan olah raga tersebut terhadap lingkungan maupun terhadap masyarakat sekitarnya. Hal tersebut dimaksudkan karena didalam pengelolaan lapangan golf, terutama perawatan rumputnya membutuhkan pestisida, yang kalau penggunaannya tidak sesuai dengan aturan akan menimbulkan dapak negatif terhadap lingkungannya.  Merapi Golf yang terdiri dari 34 Ha lapangan rumput terbagi menjadi 18 hole dan masing-masing hole terdiri dari hold green ( tempat jatuhnya bola ), PRW ( lahan jatuhnya bola) dan tiebold. Perawatan rumput ini dilakuan dengan melakukan aerater dan pemotongan setiap hari dan pemupukan dua minggu sekali. Rumput ini di jaga sekali dari kelembaban karena jika kelembabannya melebihi 80% rumput tersebut akan stres yang mengakibatkan tumbuhnya banyak cendawan. Pestisida yang digunakan meliputi fungisida dan insektisida. Penggunaan pestisida tidak tentu tergantung dari kebutuhan, pada saat normal pestisida yang digunakan 2 cc/liter dan jika parah 3 cc/liter, dengan perbandingan 125 liter air = 300 gr pestisida dalam 1000 m². dan hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan pengelola Merapi Golf yang menyatakan bahwa hasil uji laboratorium terhadap kualitas air di Merapi Golf yang menggunakan standa baku mutu air minum tidak melewati ambang batas dan aman jika di buang kelingkungan.

  

Page 3: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merapi Golf  merupakan institusi pelayanan olah raga bagi masyarakat

umum, khususnya bagi kalangan menengah keatas. Merapi golf di bangun pada

tahun 1994 oleh seorang pengusaha yang bernama Yuwono Kolopaking,dan di

rancang oleh Peter thomson dan Wolfrit, serta menghabiskan dana sekitar 75 M,

mulai operasi pada tahun 1996 sampai dengan sekarang, lokasinya berada

dibawah kaki gunung merapi dengan luas tanah keseluruhan 60 hektar.  Dari 60

Ha tanah tersebut terdiri dari 34 Ha lapangan rumput, 2,5 Ha untuk perawatan

tanaman, 23,5 Ha untuk bangunan managerial ( Land staping ).

Suatu kegiatan usaha yang melibatkan lingkungan di dalamnya, sudah tentu

menimbulkan dampak bagi lingkungan itu. Salah satu dampak begatif yang dapat

ditimbulkana kibat adanya kegiatan di Merapi Golf adalah limbah dari pestisida

yang digunakan untuk perawatan rumput yang ada, begitu juga dengan limbah-

limbah lain yang berbentuk gas dan padat. Oleh karena itu, kami melakukan

kunjungan lapangan ke Merapi Golf untuk melihat langsung kondisi lingkungan

di sana serta mengetahui secara langsung bagaiaman pengelolaan lingkungan di

sana. Penggunaan pestisida yang memiliki kandungan bahan aktif tembaga (II)

pada suatu lapangan golf akan menimbulkan kemungkinan terjadinya pencemaran

air tanah oleh kontaminan tembaga. Tembaga yang merupakan komposisi

terbanyak dalam bahan aktif pestisida merupakan senyawa yang bersifat toksik

dan termasuk dalam kategori limbah B3 sehingga diperlukan penelitian untuk

menganalisis kemampuan adsorpsi tanah terhadap kontaminan tembaga sebagai

bahan aktif pestisida.

Page 4: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

B. Tujuan

Untuk mengetahui cara pengolahan limbah pestisida di golf merapi

daerah Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta

Tujuan praktikum kunjungan lapangan ke Merapi Golf adalah

untuk mengetahui pengelolaan lingkungan serta limbah beracun

dan berbahaya bagi lingkungan.

Tujuan dari penulisan laporan praktikun ini adalah untuk

memenuhi syarat tugas mata kuliah Limbah B3 serta sebagai media

informasi bagi pembaca.

Page 5: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk

mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu.

Nama ini berasala dari pest (hama) yang diberi akhiran cide (pembasmi).

Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia,

ikan atau mikrobia yang dianggap mengganggi. Pestisida biasanya, tapi tidak

selalu, beracun.

Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa

insektisida (serangga)

fungisida (fungi/jamur)

rodensida (hewan pengerat/Rodentia)

herbisida (gulma)

akarisida (tungau)

bakterisida (bakteri)

larvasida (larva)

Fungisida adalah pestisida yang secara spesifik membunuh atau menghamba

t cendawan penyebab penyakit. Fungisida dapat berbentuk cair, gas, buturam dan

serbuk. Sedangkan insektisida adalah bahan-bahan kimir bersifat racun yang

dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat mempengaruhi

pertumbuhan, perkembanga, tingkah laku pengembabiakan, kesehatan, system

hormone, system pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pad

akematian seranggan pengaganggu tanaman. Insektisida termasuk salah satu jenis

pestisida

B. Pengelolaan Limbah

Untuk menanggulangi bahaya yang ditimbulkan dari pembuangan limbah,

khususnya limbah pestisida, maka harus dibangun fasilitas pengolahan limbah.

Tujuan dari dibangunnya sarana pengolahan limbah ini antara lain untuk

menghindari terjadinya pencemaran lingkungan, mengurangi beban pengotoran

terhadap badan air, agar tidak memperberat pencemaran. Bahkan apabila mungkin

Page 6: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

dapat digunakan kembali sebagai air baku, air minum atau irigasi. Aspek yang

perlu diperhatikan dalam pengelolaan limbah cair adalah :

1.   Sumber air limbah ( lokasi, jenis kegiatan, debit )

2.   Komposisi dan karakteristik limbah.

3.   Kegiatan pelayanan dan pemeliharaan terutama mengenai bahan yang

digunakan atau dibuang.

4.   Sistim perpihan, saringan penerima, saluran pengaliran dan sentral

pengolahan.

5.   Sarana pendukung

6.   Sistim pengolahan

7. Pemeliharaan

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap

Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi

Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut

Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids residue (TSR), kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids (VR), kadar air (sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan senyawa kimia).

Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat dilihat di PP No. 85 Tahun 1999: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Page 7: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

METODELOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan di Lapangan Golf Merapi Golf Kecamatan

Cangkirangan Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tanggal 9 Januari 2012.

B. Metode Praktikum

a.       Latar belakang didirikannya Merapi Golf.

b.      Proses pembangunan.

c.       Sistim pengolahan limbahnya

C. Teknik dan instrument pengumpulan data

Data primer

Data primer yang akan di kumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang di

peroleh secara langsung melalu pengamatan, wawancara dan tanya jawab dengan

bapak I Wayan Ribawa (Suprenter Merapi Golf)

Page 8: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

PEMBAHASAN

Merapi Golf merupakan suatu bentuk kegiatan usaha yang akan

menghasilkan dampak bagi lingkungan sekitar, tidak hanya alam sekitar tapi juga

bagi lingkungan ekonomi, sosial dan budaya. Melalui kajian yang yang telah

dilakukan maka dari dampak itu dilakukan suatu bentuk pengelolaan agar dapat

memaksimalkan dampak positif serta meminimalkan bahkan menghilangkan

dampak negatif yang ada.

Dampak positif dari adanya Merapi Golf bagi masyarakat adalah adanya

lapangan pekerjaan bagi masayrakat sekitar. Dari banyak cady yang ada serta staf

dari Merapi Golf berasala dari masyarakat sekitar Merapi Golf. Hal ini tentu

berdampak baik bagi pendapatan masyarakat tersebut. Pengelolaan lingkungan di

Merapi Golf merupakan pengelolaan yang berbasis kepada lingkungan. Ada

sebagian lahan yang disediakan khusus sebagai lahan penghijauan dan lahan

untuk satwa. Beberapa jenis pohon di tanam untuk kepentingna lingkungan dan

ada juga pohon yang di tanam untuk mengundang kehadiran burung di sekitar

lapangan Golf.

Dampak negatif adalah dampak yang tidak dikehendaki, dari suatu kegiatan

biasanya dampak negatif ini selalu ada. Dampak negatif dari suatu lapangan golf

bagi lingkungan biasanya berasal dari aliran air dari rumput lapangan golf yang

diberika pestisida, karena akan berdampak buruk bagi lingkungan perairan akibat

kandungan kimia dari pestisida tersebut. Selain itu, penggunaan air yang banyak

juga dapat mengurangi jumlah kebutuhan air bagi lingkungan lainnya. Namun

pembangunan Merapi Golf ini telah melewati izin AMDAL sehingga akan ada

pengelolaan lingkungan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak

begatif tersebut.

Merapi Golf yang terdiri dari 34 Ha lapangan rumput terbagi menjadi 18

hole dan masing-masing hole terdiri dari hold green ( tempat jatuhnya bola ),

PRW ( lahan jatuhnya bola) dan tiebold. Perbedaan dari masing-masing bagian

adalah jenis rumputnya,yang didatangkan dari amerika yaitu bermuda 419,epper

green,tirvwurf. Perawatan rumput ini dilakuan dengan melakukan aerater dan

pemotongan setiap hari dan pemupukan dua minggu sekali. Rumput ini di jaga

sekali dari kelembaban karena jika kelembabannya melebihi 80% rumput tersebut

Page 9: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

akan stres yang mengakibatkan tumbuhnya banyak cendawan. Pemberian

pestisida di lakukan pada pagi hari, dilakukan oleh petugas yang dibekali dengan

alat pelindung diri agar tidak terpapar bau berbahaya dari pestisida. Setelah diberi

pestisida, untuk menghilangkan bau menyenangatnya, maka rumput yang di beri

pestisida di berikan air.

Sistem yang digunakan dalam membangun Merapi Golf adalah sistem Cut

dan Land fill, dengan bentuk berbukit-bukit dan sedikit dataran rata. Sebelum

ditanami rumput, di bawah dibangun sumur-sumur peresapan dengan kedalaman 5

meter  dan diisi dengan batuan 50 % batuan koral dan 30 % pasir. Hal tersebut

diharapkan agar air hujan yang masuk akan terserap dan lapangan tidak

becek/banjir. Di sekeliling lapangan juga dibangun saluran drainase yang

bertujuan untuk menampung air hujan dari permukaan tanah/rumput.  Penggunaan

pestisida untuk mengendalikan hama rumput seperti orong-orong, gangsir, cacing,

uret, serta tikus pada musim panas. Pestisida yang digunakan meliputi fungisida

dan insektisida. Penggunaan pestisida tidak tentu tergantung dari kebutuhan, pada

saat normal pestisida yang digunakan 2 cc/liter dan jika parah 3 cc/liter, dengan

perbandingan 125 liter air = 300 gr pestisida dalam 1000 m².   Pestisida hanya

digunakan pada saat ada penyakit yang menyerang, biasanya pada saat perubahan

musim. 

Upaya penanggulangan limbah pestisida di Merapi Golf, adalah air limbah

yang meresap pada sumur resapan di tampung dalam kolam, yang didalam kolam

itu diberi ikan  sebagai kontrol nilai ambang  batas, apabila tidak melebihi ambang

batas yang di perbolehkan ikan akan bertelur dan menetas, namun apabila

melebihi ambang batas maka ikan tidak berkembang biak dari dalam kolam

tersebut. Untuk pemantauan kualitas likungan, pihak pengelola bekerja sama

dengan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)  untuk memeriksa kualitas

udara, kualitas air di Merapi Golf dan pada sumur-sumur penduduk disekitar

daerah tersebut secara rutin 6 bulan sekali. Hasil pemeriksaan dari BTKL

menunjukan bahwa kualitasnya masih dibawah ambang batas. Namun begitu kita

tidak boleh lengah karena dimungkinkan pada tahun – tahun mendatang akan

terjadi pencemaran pestisida mengingat sifat pestisida yang komulatif.

Page 10: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

Limbah padat di Merapi Golf berupa sisa plastik dan botol DDT, sisa

pemangkasan rumput, ranting kayu dan sisa pengolahan makanan dan minuman

dari dapur tempat peristirahatan. Untuk mengatasi sampah tersebut, pengelola

melengkapi sarana pengelolaan sampah sebelum sampah dibakar. Sedangkan

potongan rumput dipergunakan lagi sebagai bahan pupuk untuk tanaman perdu

yang ada disekitar lapangan. Untuk sampah bekas DDT dilakukan penimbunan,

dimana didalam lubang diberi lapisan kapur setebal  ± 3 cm, dan baru ditutup. .

Page 11: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan di Merapi Golf,

dapat di simpulkan bahwa pengelolaan lingkungan terutama yang berhubungan

dengan pestisida dan B3 di Merapi Golf dinilai baik. Di karenakan dengan

pengolahan pada uji laboratorium terhadap kualitas air yang menggunakan standar

baku mutu yang tidak melewati ambang batas yang aman jika di buang ke

lingkungan di kawasan merapi golf sudah memenuhi syarat yang di tentukan oleh

perundang-undangan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan penulis setelah melakukan kunjungan dan

pengamatan di Merapi Golf adalah:

1. Sebagai sampel untuk pemantauan pestisida tidak hanya dilakukan

pada air namun juga udara, biota air dan tumbuhan yang terdapat di

Merapi Golf.

2. Pengujian laboratorium dan pengambilan sampel pada merapi golf

harus di tingkatkan lagi agar tidak ada kelalaian dalam berkerja

karena hal ini sangat berbahaya pada lingkungan.

Page 12: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. id.wikipedia.org (diakses 17 Januari 2012, 19.00)

Anonim. “Laporan Kunjungan Merapi Golf, Sekolah Tinggi Teknik    

Lingkungan”, Yayasan Lingkungan Hidup, Yogyakarta, 2007.

Wawancara dengan Bpk I WAYAN RIBAWA (Pengelola PT. Merapi Golf)

Page 13: Laporan Praktikum Kumnjungan Lapangan Di Merapi Golf

LAMPIRAN