LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA V TITRASI ASAM BASA.docx

13
LAPORAN HASIL PERCOBAAN: TITRASI ASAM BASA KIMIA Disusun Oleh: Andre Leo Hanna Farah Vania Ichsan Basra Kinanthi Setya P

description

chemist

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA V TITRASI ASAM BASA.docx

LAPORAN HASIL PERCOBAAN:

TITRASI ASAM BASAKIMIA

Disusun Oleh:Andre LeoHanna Farah VaniaIchsan BasraKinanthi Setya P

Jalan Puspitaloka III. 2 Bumi Serpong Damai,Tangerang Selatan Banten

I. PENJIWAAN AGAMA ISLAMQS : FATHIR : 27Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung- gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada yang hitan pekat...

II. TUJUANMenentukan Konsentrasi HCl

III. LANDASAN TEORITitrasi adalah metode analisi kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan baku atau larutan standar, sendangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan titik akhir titrasi. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.

Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)contoh lain yaitu:NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4 (aq) + H2O(l) Gambar set alat titrasi

CARA MENGETAHUI TITIK EKUIVALENAda dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.

2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.

Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator fenolftalein.

Sebelum mencapai titik ekuivalen Setelah mencapai titik ekuivalen

RUMUS UMUM TITRASIPada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basaMol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:N asam x V asam = N asam x V basaNormalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basaKeterangan :N = NormalitasV = VolumeM = Molaritasn = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada basa)INDIKATOR ASAM BASATABEL DAFTAR INDIKATOR ASAM BASANAMApH RANGEWARNATIPE(SIFAT)

Biru timol1,2-2,8merah kuningasam

Kuning metil2,9-4,0merah kuning basa

Jingga metil3,1 4,4merah jingga basa

Hijau bromkresol3,8-5,4kuning biruasam

Merah metil4,2-6,3merah kuning basa

Ungu bromkresol5,2-6,8kuning unguasam

Biru bromtimol6,2-7,6kuning biruasam

Merah fenol6,8-8,4kuning merahasam

Ungu kresol7,9-9,2kuning unguasam

Fenolftalein8,3-10,0t.b. merahasam

Timolftalein9,3-10,5t.b. biruasam

Kuning alizarin10,0-12,0kuning ungu basa

pH< 008.28.212.0>12.0

KondisiSangat asamAsam atau mendekati netralBasaSangat basa

WarnaJinggaTidak berwarnapink keunguanTidak berwarna

Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein. Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.

IV. ALAT & BAHANA. ALAT1. Buret2. Statif3. Pipet volume4. Erlenmeyer5. Botol semprot6. Pipet tetes B. Bahan1. Larutan HCl2. Larutan NaOH 0,1 M3. Indikator PP4. Aquades5. Cuka pasaran

V. CARA KERJA1. Ukur 10 ml larutan HCl dengan menggunakan pipet volume, lalu masukkan dalam erlenmeyer.2. Tambahkan 2 tetes indikator PP 3. Masukkan larutan NaOH 0,1 M ke dalam buret4. Catat skala awal dari larutan NaOH5. Sambil menggoyang goyangkan erlenmeyer, teteskan sedikit demi sedikit larutan NaOH kedalam labu erlenmeyer sampai terjadi perubahan warna6. Catat volume larutan NaOH 0,1 M yang digunakan7. Ulangi kegiatan ini sebanyak 3 kali agar diperoleh data yang akurat

VI. DATA PENGAMATAN

PercobaanVolume HCl (ml)Volume NaOH 0,1 M (ml)

1106 ml

2105,2 ml

3105,8 ml

VII. ANALISIS DATA & PEMBAHASAND i percobaan kali in, kami berusaha untuk menentukan konsentrasi HCl lewat sistem penitrasi. Pertama, kami masukkan sebanyak 10ml larutan HCl sebagai zat yang ingin kami cari konsentrasinya dengan menggunakan pipet volume, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu diteteskan sebanyak 2 tetes indikator PP kedalam erlenmeyer yang sama. PP sebagai indikator warna berguna untuk menunjukkan sifat larutan dengan perubahan warna. Kami masukkan larutan NaOH 0,1M ke dalam buret. NaOH di sini berguna sebagai zat penitrasi standar yang dugunakan untuk mengetahui konsentrasi senyawa yang akan dinitrasi.Sambil menggoyang-goyangkan erlenmeyer, diteteskan sedikit demi sedikit larutan NaOH ke dalam tbung erlenmeyer sampai terjadi perubahan warna dari tak berwana menjadi pink yang menandakan larutan telah berubah dari bersifat asam menjadi basa.Pada percobaan nitrasi pertama, warna larutan berubah menjadi pink gelap setelah 6ml NaOH telah dicampurkan kedalamnya. Pada percobaan nitrasi kedua, warna larutan berubah menjadi pink sedang setelah dicampurkan sebanyak 5,2 ml NaOH kedalamnya. Pada percobaan nitrasi terakhir, warna larutan berubah menjadi pink sangat muda setelah dicampurkan sebanyak 5,8 ml NaOH kedalamnya. Berdasarkan hasil percobaan diatas, dapat diketahui bahwa perubahan warna terjadi bergantung kepada penambahan larutan NaOH. Semakin terang warna hasil pencampuran, maka akan semakin sedikit banyaknya larutan yang dibutuhkan untuk mencampurinya. Begitu juga sebaliknya. Warna akan semakin menggelap jika banyak volume diteteskan kedalam erlenmeyer. Namun dikasus percobaan kami ini , dapat ditemukan ketidaksesuaian seperti yang diharuskan. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, diantaranya, adalah timbulnya kesalahan dari ketelitian alat ukur yang dipakai. Faktor ini mempengaruhi karena alat ukur menjadi penting pada proses nitrasi.

VIII. KESIMPULANHCl atau Hidrogen Klorida yang dicampur dengan NaOH 0,1 M HCl + NaOH NaCl + H2Oakan bertambah semakin cepat untuk berubah warna yang menandakan bahwa HCl telah bernitrasi menjadi basa yang ditunjukkan dengan perubahan warna pink. Hal ini dapat dibuktikan oleh banyaknya volume yang terpakai pada saat percobaan lama kelamaan semakin sedikit. Berarti waktu yang diperlukan juga semakin sedikit.Konsentrasi HCl yang ditemukan lewat proses nitrasi ini adalah pada percobaan nitrasi pertama, pada nitrasi kedua dan pada percobaan nitrasi terakhir.

IX. PERTANYAAN 1. Tuliskan persamaan reaksi asam-basa tersebut!NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)2. Jelaskan tujuan penambahan indikator phenolfpthaelin (PP) dalam percobaan titrasi?Fungsi phenolphthalein adalah untuk membantu merubah warna larutan yaitu dari tidak berwarna menjadi merah.

3. Tentukan konsentrasi larutan HCl. Percabaan nitrasi pertama

Percobaan nitrasi kedua

Percobaan nitrasi kedua