Laporan Praktikum Kelelahan Otot
description
Transcript of Laporan Praktikum Kelelahan Otot
-
LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA
KELELAHAN OTOT
Disusun Oleh :
1. Achmad Zaimul Khaqqi (132500030)
2. Dinda Kharisma Asmara (132500014)
3. Icha Restu Maulidiah (132500033)
4. Jauharatul Lailiyah (132500053)
Dosen Pembimbing :
Arif Yahya., SSi., MSi
Prodi Biologi
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
Jl. Dukuh Menanggal XII Surabaya 60234
Tahun 2014
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | i
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah Biofisika Kelelahan Otot
ini diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biofisika semester ganjil tahun
ajaran 2013/2014. Makalah biofisika ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si
pada tanggal
Mengesahkan,
Arif Yahya., SSi., MSi
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Makalah Kelelahan otot ini akhirnya selesai. Tugas ini kami buat
untuk memenuhi tugas Biofisika semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.
Makalah Biofisika ini kami buat untuk memberikan wawasan pengetahuan
utamanya bagi para pemuda-pemudi atau para mahasiswa tentang Kelelahan otot.
Sehingga bisa mengetahui bagaimana proses Kelelahan otot.
Dengan selesainya Makalah Biofisika ini, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Arif Yahya, S.Si,. M.Si., yang telah membimbing
pembuatan Makalah Biofisika ini. Semoga bimbingan yang Bapak berikan dapat
bermanfaat Amin.
Makalah Biofisika ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab
itu dengan penuh rendah hati, kami mohon agar para pembaca beserta dosen
pembimbing berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna
sempurnanya tugas ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, semoga Makalah
Biofisika ini dapat bermanfaat dan berguna terutama bagi para mahasiswa Amin.
Surabaya, Januari 2014
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | iii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
I. Tujuan 1
II. Dasar Teori 1
III. Bahan dan Alat 2
IV. Cara Kerja 2
V. Hasil Pengamatan 3
VI. Pembahasan 4
VII. Kesimpulan 7
Daftar Pustaka 8
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 1
I. TUJUAN
1. Mengamati kelelahan dapat mempengaruhi fungsi dan performansi
otot.
2. Mengamati temperatur dapat mempengaruhi fungsi dan performansi
otot.
II. DASAR TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari otot disebut juga daging.merupakan
kumpulan dari serabut otot yang terbentuk dari sel-sel otot. Dalam tubuh
kita, banyaknya otot kira-kira 40% dari berat tubuh. Otot memiliki peranan
penting dalam sistem gerak tubuh karena tulang tidak dapat bergerak tanpa
ada otot. Kerja otot paling utama adalah kontraksi (memendek dan
menebal) dan relaksasi (kembali kekeadaan semula). Oleh karena
kemampuannya dalam menggerakkan tulang, maka otot disebut juga
sebagai alat gerak aktif, sebaliknya tulang di sebut alat gerak pasif.
Rangsangan yang tiba ke sel otot akan mempengaruhi suatu zat
(asetil colin) yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah zat
peminda rangsangan yang dihasilkan pada bagian ujung saraf. Adanya
asetil colin akan membebaskan ion kalsium yang berada di sel otot.
Melalui proses tertentu keberadaan ion kalsium menyebabkan protein otot,
yaitu aktin dan miosinberikatan membentuk aktomiosinsehingga sel-sel
otot memendek atau terjadi kontraksi. setelah berkontraksi, ion kalsium
masuk kembali ke dalam plasma sel, sehingga menyebabkan lepasnya
pelekatan aktin dan myosin dan otot menjadi lemas atau mengalami
relaksasi.
Otot berkontraksi memerlukan energi yang tersimpan di dalam sel-
sel otot. Dalam bekerja sel-sel otot menghasilkan zat sisa, yaoti asam susu
(asam laktat). asam susu diangkut oleh darah untuk dibuang (eksresikan)
ke luar tubuh, akan tetapi dapat juga tertimbun di dalam otot sehingga
menimbulkan rasa kelelahan atau pegal-pegal. Otot-otot yang sering di
latih akan berkembang atau membesar, hal ini disebut hipertropi.
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 2
III. ALAT DAN BAHAN
1. Neraca pegas
2. Wadah air dingin
3. es
IV. CARA KERJA
1. Masukkan es ke dalam wadah air dingin, dan biarka hingga suhu air
sekitar 4 derajat selsius
2. Tekan neraca pegas sekuat-kuatnya dengan ujung ibu jari dan catat
berapa kg kekuatan tarikan anda ( waktu 0 detik )
3. Mulai nyalakan stopwatch dan lanjutkan tetap menahan neraca pegas
tersebut selama 120 detik
4. Catatlah besarnya tekanan anda setiap interval 20 detik
5. Setelah 120 detik istirahatkan tangan anda selama 5 menit, selanjutnya
6. Celupkan tangan yang sama ke dalam wadah air es selama 90 detik.
7. Ulangi langkah 2 4
8. Buatlah grafik (sumbu x) Vs kekuatan otot ( sumbu y) dari data yang
diperoleh kedua percobaan tersebut
9. Bandingkan dan analisis data yang diperoleh dari kedua percobaan
berikut
10. Diskusikan apa yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot dan
perbedaan kekuatan otot antara otot yang tidak mendapat perlakuan
perendaman ke dalam air es dengan otot yang direndam ke dalam air
es
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 3
V. HASIL PENGAMATAN
Waktu
Kekuatan tekan (Kg)
Tanpa perendaman di
air es Perendaman di air es
0 8,5 8
20 6 6,5
40 4,5 5,5
60 4,5 4,5
90 4,5 4
120 4 4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 20 40 60 90 120
kek
uat
an t
ekan
oto
t (K
g)
Grafik kekuatan tekan otot
Kekuatan tekan (Kg)
Tanpa perendaman di air
es
Kekuatan tekan (Kg)
Perendaman di air es
waktu tekan (detik)
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 4
VI. PEMBAHASAN
A. Berdasarkan percobaan pertama yakni kelelahan dapat mempengaruhi
fungsi dan performansi otot. Perlakuan yang diberikan adalah kekuatan
tekan otot selama 120 detik tanpa direndam air es, diamati setiap 20 detik
secara berkala. Dari perlakuan tersebut, didapatkan hasil pada detik
pertama mampu menekan 8,5 Kg. Pada detik 40 mampu menekan 4,5 Kg.
Pada detik 120 mampu menekan 4 Kg. Dari detik pertama sampai detik
akhir otot mengalami kelelahan, dibuktikan dari kekuatan tekan otot yang
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan mekanisme kontraksi otot
berlangsung melalui daur reaksi yang kompleks. Hal ini dapat dijelaskan
melalui teori pergeseran filamen (sliding filament theory). Keseluruhan
proses membutuhkan energi yang diperoleh dari ATP yang disimpan
dalam kepala miosin. Tahapan kontraksi otot hingga relaksasi. Pada
neuromuscular junction, asetilkolin dilepaskan dari synaptic terminal
menuju reseptor dalam sarkoma. Hasil perubahan potensial transmembran
dari serabut otot akan menghasilkan pontensial aksi yang menyebar
melintasi seluruh permukaan dan sepanjang tubulus T. Retikulum
sarkoplasma melepaskan cadangan ion kalsium, sehingga meningkatkan
konsentrasi kalsium di sarkoplasma dan sekitar sarkomer. Ion Kalsium
berikatan dengan troporin dan menghasilkan perubahan orientasi
kompleks troponin-tropomiosin yang terlihat pada bagian yang aktif dari
aktin, meosin cross bridge terbentuk pada saat kepala miosin berikatan
dengan bagian yang aktif. Kontraksi otot dimulai sebagai siklus yang
berulang dari meosin cross bridge. Siklus ini terjadi dengan adanya
hidrolisa ATP. Proses ini menimbulkan pergeseran filamen dan
pemendekan serabut otot. Pontensial aksi dibangkitkan dengan adanya
pemecahan asetikolin oleh asitilkolinesterase. Retikulum sarkoplasma akan
menyerap kembali ion kalsium sehingga konsentrasi ion kalsium menuru.
Saat mendekati fase istirahat, kompleks troponin-tropomiosin akan
kembali ke posisi awal. Sehingga mencegah interaksi cross bridge lebih
lanjut. Tanpa interaksi cross bridge lebih lanjut maka pergeseran filamen
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 5
tidak akan timbul dan kontraksi akan berhenti. Relaksasi otot akan terjadi
dan otot akan kembali secara pasif pada resting lenght.
Selama ATP tersedia daur tersebut dapat terus berlangsung. Pada
keaadan kontraksi, ATP yang tersedia didalam otot akan habis terpakai 1
detik. Oleh karena itu ada jalur metabolisme produktif yang menghasilkan
ATP. ATP dengan bantuan kretin kinase akan segera menjadi kretin
pospat. Persediaan kretin pospan ini hanya cukup untuk beberapa detik,
selanjutnya ATP diperoleh dari posforilasi oksidatif. Kebutuhan oksigen
untuk membentuk ATP akan terus disuplai oleh darah melalui proses
aerob. Apabila oksigen tidak cukup maka asam piruvat akan diubah
menjadi asam laktat melalui proses anaerob, yang apabila menumbuk akan
terjadi kelelahan otot.
Selama latihan berat banyak oksigen dari darah dibawah kedalam
otot, tetapi oksigen yang mencapai sel otot tidak cukup. Asam laktat akan
menumbuk dan berdifusi ke dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan
asam laktat di dalam darah akan merangsang pusat pernafasan sehingga
frekuensi dan kedalaman napas pun meningkat. Asam laktat yang
merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat
menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan
kecapaian otot. Kecapaian atau kelelahan otot biasanya ditandai dengan
tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.
B. Berdasarkan percobaan kedua yakni temperatur dapat mempengaruhi
fungsi dan performansi otot. Perlakuan yang diberikan adalah kekuatan
tekan otot selama 120 detik dengan direndam air es selama 90 detik,
diamati setiap 20 detik secara berkala. Dari perlakuan tersebut, didapatkan
hasil pada detik pertama mampu menekan 8 Kg sedangkan tanpa direndam
mampu menekan 8,5 Kg. Pada detik 90 mampu menekan 4 Kg sedangkan
tanpa direndam mampu menekan 4,5 Kg. Pada detik 120 mampu menekan
4 Kg sedangkan tanpa direndam juga mampu menekan 4 Kg. Dari detik
pertama sampai detik akhir kekuatan tekan otot mengalami penurunan
karena dipengaruhi oleh temperatur. Dapat dibuktikan dari hasil
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 6
pengamatan kekuatan tekan otot sebelum direndam air es dan sesudah
direndam air es yang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh
suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin menyebabkan
vasokntriksi dan memperpanjang lama kerja dan cepat lelah. Dengan
mekanisme yaitu : Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) oleh
suhu dingin menjadikan suplai oksigen tidak lancar / berkurang. Peredaran
darah yang tidak lancar akan mempercepat terjadinya kelelahan otot.
Pemompaan manset pada lengan akan terjadi pembendungan aliran darah
ke daerah ekstrimitas sehingga suplai darah yang mengandung nutrisi dan
O2 tidak ada. Proses aerob akan beralih menjadi proses anaerob, asam
laktat (penumpukan pada saat kontraksi) tidak dapat diubah kembali
menjadi sumber energi akibatnya kelelahan terjadi lebih. Ketika kontraksi,
akan ada penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen (gula otot)
menjadi sumber energi. Dan karena tidak terdapat suplai oksigen dari
darah, maka asam laktat tidak dapat diubah kembali menjadi sumber
energi. Akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat. kelelahan ini ditandai
dengan ketegangan otot atau kram.
-
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 7
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
Apabila kerja otot terlalu keras, akan menyebabkan pasokan oksigen
dari darah berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati
proses anaerob (tanpa oksigen). Proses anaerob menghasilkan lebih
banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam laktat
akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah. Asam laktat
yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen
dapat menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat
menyebabkan kecapaian otot.
pengaruh suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin
menyebabkan vasokntriksi (penyempitan pembuluh darah) yang
menjadikan suplai oksigen tidak lancar. Akibatnya kelelahan terjadi
lebih cepat. Kelelahan ini ditandai dengan ketegangan otot atau
kram.
cover kelelahan otot new.pdf (p.1)pendahuluan kelelahan otot new.pdf (p.2-4)LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA.pdf (p.5-11)