Laporan Praktikum Kelelahan Otot

download Laporan Praktikum Kelelahan Otot

of 11

description

Dalam kehidupan sehari-hari otot disebut juga daging.merupakankumpulan dari serabut otot yang terbentuk dari sel-sel otot. Dalam tubuhkita, banyaknya otot kira-kira 40% dari berat tubuh. Otot memiliki perananpenting dalam sistem gerak tubuh karena tulang tidak dapat bergerak tanpaada otot. Kerja otot paling utama adalah kontraksi (memendek danmenebal) dan relaksasi (kembali kekeadaan semula). Oleh karenakemampuannya dalam menggerakkan tulang, maka otot disebut jugasebagai alat gerak aktif, sebaliknya tulang di sebut alat gerak pasif. Rangsangan yang tiba ke sel otot akan mempengaruhi suatu zat(asetil colin) yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah zatpeminda rangsangan yang dihasilkan pada bagian ujung saraf. Adanyaasetil colin akan membebaskan ion kalsium yang berada di sel otot.Melalui proses tertentu keberadaan ion kalsium menyebabkan protein otot,yaitu aktin dan miosinberikatan membentuk aktomiosinsehingga sel-selotot memendek atau terjadi kontraksi. setelah berkontraksi, ion kalsiummasuk kembali ke dalam plasma sel, sehingga menyebabkan lepasnyapelekatan aktin dan myosin dan otot menjadi lemas atau mengalamirelaksasi. Otot berkontraksi memerlukan energi yang tersimpan di dalam selselotot.Dalambekerjasel-selototmenghasilkanzatsisa,yaotiasamsusu(asamlaktat).asam susu diangkut oleh darah untuk dibuang (eksresikan)ke luar tubuh, akan tetapi dapat juga tertimbun di dalam otot sehinggamenimbulkan rasa kelelahan atau pegal-pegal. Otot-otot yang sering dilatih akan berkembang atau membesar, hal ini disebut hipertropi.

Transcript of Laporan Praktikum Kelelahan Otot

  • LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA

    KELELAHAN OTOT

    Disusun Oleh :

    1. Achmad Zaimul Khaqqi (132500030)

    2. Dinda Kharisma Asmara (132500014)

    3. Icha Restu Maulidiah (132500033)

    4. Jauharatul Lailiyah (132500053)

    Dosen Pembimbing :

    Arif Yahya., SSi., MSi

    Prodi Biologi

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

    Jl. Dukuh Menanggal XII Surabaya 60234

    Tahun 2014

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | i

    HALAMAN PENGESAHAN

    Makalah Biofisika Kelelahan Otot

    ini diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biofisika semester ganjil tahun

    ajaran 2013/2014. Makalah biofisika ini telah diperiksa dan disetujui oleh

    Bapak Arif Yahya, S.Si., M.Si

    pada tanggal

    Mengesahkan,

    Arif Yahya., SSi., MSi

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

    sehingga Makalah Kelelahan otot ini akhirnya selesai. Tugas ini kami buat

    untuk memenuhi tugas Biofisika semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

    Makalah Biofisika ini kami buat untuk memberikan wawasan pengetahuan

    utamanya bagi para pemuda-pemudi atau para mahasiswa tentang Kelelahan otot.

    Sehingga bisa mengetahui bagaimana proses Kelelahan otot.

    Dengan selesainya Makalah Biofisika ini, kami mengucapkan banyak

    terima kasih kepada Bapak Arif Yahya, S.Si,. M.Si., yang telah membimbing

    pembuatan Makalah Biofisika ini. Semoga bimbingan yang Bapak berikan dapat

    bermanfaat Amin.

    Makalah Biofisika ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab

    itu dengan penuh rendah hati, kami mohon agar para pembaca beserta dosen

    pembimbing berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna

    sempurnanya tugas ini.

    Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, semoga Makalah

    Biofisika ini dapat bermanfaat dan berguna terutama bagi para mahasiswa Amin.

    Surabaya, Januari 2014

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Pengesahan i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iii

    I. Tujuan 1

    II. Dasar Teori 1

    III. Bahan dan Alat 2

    IV. Cara Kerja 2

    V. Hasil Pengamatan 3

    VI. Pembahasan 4

    VII. Kesimpulan 7

    Daftar Pustaka 8

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 1

    I. TUJUAN

    1. Mengamati kelelahan dapat mempengaruhi fungsi dan performansi

    otot.

    2. Mengamati temperatur dapat mempengaruhi fungsi dan performansi

    otot.

    II. DASAR TEORI

    Dalam kehidupan sehari-hari otot disebut juga daging.merupakan

    kumpulan dari serabut otot yang terbentuk dari sel-sel otot. Dalam tubuh

    kita, banyaknya otot kira-kira 40% dari berat tubuh. Otot memiliki peranan

    penting dalam sistem gerak tubuh karena tulang tidak dapat bergerak tanpa

    ada otot. Kerja otot paling utama adalah kontraksi (memendek dan

    menebal) dan relaksasi (kembali kekeadaan semula). Oleh karena

    kemampuannya dalam menggerakkan tulang, maka otot disebut juga

    sebagai alat gerak aktif, sebaliknya tulang di sebut alat gerak pasif.

    Rangsangan yang tiba ke sel otot akan mempengaruhi suatu zat

    (asetil colin) yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah zat

    peminda rangsangan yang dihasilkan pada bagian ujung saraf. Adanya

    asetil colin akan membebaskan ion kalsium yang berada di sel otot.

    Melalui proses tertentu keberadaan ion kalsium menyebabkan protein otot,

    yaitu aktin dan miosinberikatan membentuk aktomiosinsehingga sel-sel

    otot memendek atau terjadi kontraksi. setelah berkontraksi, ion kalsium

    masuk kembali ke dalam plasma sel, sehingga menyebabkan lepasnya

    pelekatan aktin dan myosin dan otot menjadi lemas atau mengalami

    relaksasi.

    Otot berkontraksi memerlukan energi yang tersimpan di dalam sel-

    sel otot. Dalam bekerja sel-sel otot menghasilkan zat sisa, yaoti asam susu

    (asam laktat). asam susu diangkut oleh darah untuk dibuang (eksresikan)

    ke luar tubuh, akan tetapi dapat juga tertimbun di dalam otot sehingga

    menimbulkan rasa kelelahan atau pegal-pegal. Otot-otot yang sering di

    latih akan berkembang atau membesar, hal ini disebut hipertropi.

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 2

    III. ALAT DAN BAHAN

    1. Neraca pegas

    2. Wadah air dingin

    3. es

    IV. CARA KERJA

    1. Masukkan es ke dalam wadah air dingin, dan biarka hingga suhu air

    sekitar 4 derajat selsius

    2. Tekan neraca pegas sekuat-kuatnya dengan ujung ibu jari dan catat

    berapa kg kekuatan tarikan anda ( waktu 0 detik )

    3. Mulai nyalakan stopwatch dan lanjutkan tetap menahan neraca pegas

    tersebut selama 120 detik

    4. Catatlah besarnya tekanan anda setiap interval 20 detik

    5. Setelah 120 detik istirahatkan tangan anda selama 5 menit, selanjutnya

    6. Celupkan tangan yang sama ke dalam wadah air es selama 90 detik.

    7. Ulangi langkah 2 4

    8. Buatlah grafik (sumbu x) Vs kekuatan otot ( sumbu y) dari data yang

    diperoleh kedua percobaan tersebut

    9. Bandingkan dan analisis data yang diperoleh dari kedua percobaan

    berikut

    10. Diskusikan apa yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot dan

    perbedaan kekuatan otot antara otot yang tidak mendapat perlakuan

    perendaman ke dalam air es dengan otot yang direndam ke dalam air

    es

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 3

    V. HASIL PENGAMATAN

    Waktu

    Kekuatan tekan (Kg)

    Tanpa perendaman di

    air es Perendaman di air es

    0 8,5 8

    20 6 6,5

    40 4,5 5,5

    60 4,5 4,5

    90 4,5 4

    120 4 4

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 20 40 60 90 120

    kek

    uat

    an t

    ekan

    oto

    t (K

    g)

    Grafik kekuatan tekan otot

    Kekuatan tekan (Kg)

    Tanpa perendaman di air

    es

    Kekuatan tekan (Kg)

    Perendaman di air es

    waktu tekan (detik)

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 4

    VI. PEMBAHASAN

    A. Berdasarkan percobaan pertama yakni kelelahan dapat mempengaruhi

    fungsi dan performansi otot. Perlakuan yang diberikan adalah kekuatan

    tekan otot selama 120 detik tanpa direndam air es, diamati setiap 20 detik

    secara berkala. Dari perlakuan tersebut, didapatkan hasil pada detik

    pertama mampu menekan 8,5 Kg. Pada detik 40 mampu menekan 4,5 Kg.

    Pada detik 120 mampu menekan 4 Kg. Dari detik pertama sampai detik

    akhir otot mengalami kelelahan, dibuktikan dari kekuatan tekan otot yang

    mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan mekanisme kontraksi otot

    berlangsung melalui daur reaksi yang kompleks. Hal ini dapat dijelaskan

    melalui teori pergeseran filamen (sliding filament theory). Keseluruhan

    proses membutuhkan energi yang diperoleh dari ATP yang disimpan

    dalam kepala miosin. Tahapan kontraksi otot hingga relaksasi. Pada

    neuromuscular junction, asetilkolin dilepaskan dari synaptic terminal

    menuju reseptor dalam sarkoma. Hasil perubahan potensial transmembran

    dari serabut otot akan menghasilkan pontensial aksi yang menyebar

    melintasi seluruh permukaan dan sepanjang tubulus T. Retikulum

    sarkoplasma melepaskan cadangan ion kalsium, sehingga meningkatkan

    konsentrasi kalsium di sarkoplasma dan sekitar sarkomer. Ion Kalsium

    berikatan dengan troporin dan menghasilkan perubahan orientasi

    kompleks troponin-tropomiosin yang terlihat pada bagian yang aktif dari

    aktin, meosin cross bridge terbentuk pada saat kepala miosin berikatan

    dengan bagian yang aktif. Kontraksi otot dimulai sebagai siklus yang

    berulang dari meosin cross bridge. Siklus ini terjadi dengan adanya

    hidrolisa ATP. Proses ini menimbulkan pergeseran filamen dan

    pemendekan serabut otot. Pontensial aksi dibangkitkan dengan adanya

    pemecahan asetikolin oleh asitilkolinesterase. Retikulum sarkoplasma akan

    menyerap kembali ion kalsium sehingga konsentrasi ion kalsium menuru.

    Saat mendekati fase istirahat, kompleks troponin-tropomiosin akan

    kembali ke posisi awal. Sehingga mencegah interaksi cross bridge lebih

    lanjut. Tanpa interaksi cross bridge lebih lanjut maka pergeseran filamen

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 5

    tidak akan timbul dan kontraksi akan berhenti. Relaksasi otot akan terjadi

    dan otot akan kembali secara pasif pada resting lenght.

    Selama ATP tersedia daur tersebut dapat terus berlangsung. Pada

    keaadan kontraksi, ATP yang tersedia didalam otot akan habis terpakai 1

    detik. Oleh karena itu ada jalur metabolisme produktif yang menghasilkan

    ATP. ATP dengan bantuan kretin kinase akan segera menjadi kretin

    pospat. Persediaan kretin pospan ini hanya cukup untuk beberapa detik,

    selanjutnya ATP diperoleh dari posforilasi oksidatif. Kebutuhan oksigen

    untuk membentuk ATP akan terus disuplai oleh darah melalui proses

    aerob. Apabila oksigen tidak cukup maka asam piruvat akan diubah

    menjadi asam laktat melalui proses anaerob, yang apabila menumbuk akan

    terjadi kelelahan otot.

    Selama latihan berat banyak oksigen dari darah dibawah kedalam

    otot, tetapi oksigen yang mencapai sel otot tidak cukup. Asam laktat akan

    menumbuk dan berdifusi ke dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan

    asam laktat di dalam darah akan merangsang pusat pernafasan sehingga

    frekuensi dan kedalaman napas pun meningkat. Asam laktat yang

    merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat

    menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan

    kecapaian otot. Kecapaian atau kelelahan otot biasanya ditandai dengan

    tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.

    B. Berdasarkan percobaan kedua yakni temperatur dapat mempengaruhi

    fungsi dan performansi otot. Perlakuan yang diberikan adalah kekuatan

    tekan otot selama 120 detik dengan direndam air es selama 90 detik,

    diamati setiap 20 detik secara berkala. Dari perlakuan tersebut, didapatkan

    hasil pada detik pertama mampu menekan 8 Kg sedangkan tanpa direndam

    mampu menekan 8,5 Kg. Pada detik 90 mampu menekan 4 Kg sedangkan

    tanpa direndam mampu menekan 4,5 Kg. Pada detik 120 mampu menekan

    4 Kg sedangkan tanpa direndam juga mampu menekan 4 Kg. Dari detik

    pertama sampai detik akhir kekuatan tekan otot mengalami penurunan

    karena dipengaruhi oleh temperatur. Dapat dibuktikan dari hasil

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 6

    pengamatan kekuatan tekan otot sebelum direndam air es dan sesudah

    direndam air es yang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pengaruh

    suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin menyebabkan

    vasokntriksi dan memperpanjang lama kerja dan cepat lelah. Dengan

    mekanisme yaitu : Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) oleh

    suhu dingin menjadikan suplai oksigen tidak lancar / berkurang. Peredaran

    darah yang tidak lancar akan mempercepat terjadinya kelelahan otot.

    Pemompaan manset pada lengan akan terjadi pembendungan aliran darah

    ke daerah ekstrimitas sehingga suplai darah yang mengandung nutrisi dan

    O2 tidak ada. Proses aerob akan beralih menjadi proses anaerob, asam

    laktat (penumpukan pada saat kontraksi) tidak dapat diubah kembali

    menjadi sumber energi akibatnya kelelahan terjadi lebih. Ketika kontraksi,

    akan ada penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen (gula otot)

    menjadi sumber energi. Dan karena tidak terdapat suplai oksigen dari

    darah, maka asam laktat tidak dapat diubah kembali menjadi sumber

    energi. Akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat. kelelahan ini ditandai

    dengan ketegangan otot atau kram.

  • Universitas PGRI Adi Buana Surabaya | 7

    VII. KESIMPULAN

    Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :

    Apabila kerja otot terlalu keras, akan menyebabkan pasokan oksigen

    dari darah berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati

    proses anaerob (tanpa oksigen). Proses anaerob menghasilkan lebih

    banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam laktat

    akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah. Asam laktat

    yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen

    dapat menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat

    menyebabkan kecapaian otot.

    pengaruh suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin

    menyebabkan vasokntriksi (penyempitan pembuluh darah) yang

    menjadikan suplai oksigen tidak lancar. Akibatnya kelelahan terjadi

    lebih cepat. Kelelahan ini ditandai dengan ketegangan otot atau

    kram.

    cover kelelahan otot new.pdf (p.1)pendahuluan kelelahan otot new.pdf (p.2-4)LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA.pdf (p.5-11)