LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN DESAKAN.docx

8
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN DESAKAN (TEKANAN) DARAH 1. A. TEORI DASAR Cairan yang memberikan tekanan suatu gaya disebut tekanan hidrostatis. Gaya tersebut diberikan oleh darah terhadap dinding pembuluh disebut tekanan darah. Tekanan ini jauh lebih besar di dalam arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi selama sistol ventrikel. Tekanan darah adalah gaya utama yang mendoromg darah dari jantung melalui arteri dan arteriola ke hamparan kapiler. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. (Campbell, Reece dan Mitchell, 2004) Setiap saat hanya 5% sampai 10% kapiler tubuh yang mengandung air yang mengalir didalamnya. Akan tetapi karena setiap jaringan memiliki begiru banyak kapiler, maka setiap bagian tubuh dialiri darah sepanjang waktu. Tekanan darah mengacu pada gaya yang diberikan pada pembuluh-pembuluh darah oleh darah yang mengalir di dalamnya. Tekanan dinyatakan sebagai gaya per unit luas pembuluh darah. Karena tekanan tersebut biasanya diukur dengan alat yang menggunakan kolom air raksa, tekanan darah dinyatakan sebagai tinggi kolam air raksa yang disebabkan oleh tekanan darah. (Fried dan Hademenos, 2002) Tekanan darah ditentukan sebagai oleh curah jantung dan sebagian lagi oleh oleh derajat resistensi periferal terhadap aliran darah arteriola, yang merupakan penyempitan (leher botol) pada system sirkulasi. Kontraksi otot polos dalam dinding arteriola akan menyempitkan pembuluh yang sangat kecil itu, yang meningkatkan resistensi, dan dengan demikian meningkatkan tekanan darah di daerah hulu arteri. Ketika otot polos beralaksasi, arteriola berdilatasi, darah yang mengalir melalui arteriola meningkat, dan tekanan darah arteri akan menurun. Implus, saraf, hormone dan sinyal-sinyal lain mengontrol otot dinding arteriola tersebut. cekaman, baik secara fisik maupun emosional, dapat meningkatkan tekanan darah dengan cara memicu respons saraf dan hormon yang akan menyempitkan pembuluh darah. (Campbell, Reece dan Mitchell, 2004) Tekanan darah (biasanya diukur sebagai tekanan arteri) dihasilkan oleh dua peristiwa utama. Yang pertama adalah gaya yang diberikan denyut jantung pada darah yang meninggalkan ventrikel; yang kedua adalah resistensi peripheral (tekanan balik) terhadap gaya yang pertama, diberikan oleh arteri dan yang lebih signifikan oleh arteriola. Sudah jelas bila tidak ada

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN DESAKAN.docx

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN DESAKAN (TEKANAN)DARAH1. A.TEORI DASARCairan yang memberikan tekanan suatu gaya disebut tekanan hidrostatis. Gaya tersebut diberikan oleh darah terhadap dinding pembuluh disebut tekanan darah. Tekanan ini jauh lebih besar di dalam arteri dibandingkan dengan di dalam vena, dan paling besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi selama sistol ventrikel. Tekanan darah adalah gaya utama yang mendoromg darah dari jantung melalui arteri dan arteriola ke hamparan kapiler. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. (Campbell, Reece dan Mitchell, 2004)Setiap saat hanya 5% sampai 10% kapiler tubuh yang mengandung air yang mengalir didalamnya. Akan tetapi karena setiap jaringan memiliki begiru banyak kapiler, maka setiap bagian tubuh dialiri darah sepanjang waktu.Tekanan darah mengacu pada gaya yang diberikan pada pembuluh-pembuluh darah oleh darah yang mengalir di dalamnya. Tekanan dinyatakan sebagai gaya per unit luas pembuluh darah. Karena tekanan tersebut biasanya diukur dengan alat yang menggunakan kolom air raksa, tekanan darah dinyatakan sebagai tinggi kolam air raksa yang disebabkan oleh tekanan darah. (Fried dan Hademenos, 2002)Tekanan darah ditentukan sebagai oleh curah jantung dan sebagian lagi oleh oleh derajat resistensi periferal terhadap aliran darah arteriola, yang merupakan penyempitan (leher botol) pada system sirkulasi. Kontraksi otot polos dalam dinding arteriola akan menyempitkan pembuluh yang sangat kecil itu, yang meningkatkan resistensi, dan dengan demikian meningkatkan tekanan darah di daerah hulu arteri. Ketika otot polos beralaksasi, arteriola berdilatasi, darah yang mengalir melalui arteriola meningkat, dan tekanan darah arteri akan menurun. Implus, saraf, hormone dan sinyal-sinyal lain mengontrol otot dinding arteriola tersebut. cekaman, baik secara fisik maupun emosional, dapat meningkatkan tekanan darah dengan cara memicu respons saraf dan hormon yang akan menyempitkan pembuluh darah. (Campbell, Reece dan Mitchell, 2004)Tekanan darah (biasanya diukur sebagai tekanan arteri) dihasilkan oleh dua peristiwa utama. Yang pertama adalah gaya yang diberikan denyut jantung pada darah yang meninggalkan ventrikel; yang kedua adalah resistensi peripheral (tekanan balik) terhadap gaya yang pertama, diberikan oleh arteri dan yang lebih signifikan oleh arteriola. Sudah jelas bila tidak ada pompa, tak mungkin ada tekanan dan tekanan darah pun akan nol. Barangkali yang sering tidak diketahui dengan jelas adalah bahwa jika tidak ada resistensi periferal, juga tidak ada tekanan. Resistensi periferal terutama dihasilkan oleh kontriksi arteriola-arteriola di bagian terluar system sirkulatoris. (Fried dan Hademenos, 2002)Aliran darah dan tekanan darah tidak seragam, sebab ventrikel kiri jantung, sebagai sumber pompa sistemik, berganti-gantian mengalami kontraksi (sistol) dan keadaan rileks (diaastol). Saat venrikel mengalami sistol, tekanan darah arteri berada pada titik tertinggi, dan saat diastole berada pada titik tersendah. Secara medis, hal itu dinyatakan sebagai dua tekanan, misalnya 120/80. 120 adalah tekanan sistolik rata-rata untuk manusia dewasa muda, sedangkan 80 adalah tekanan diastolik rata-ratanya.Sistem ReninSistem Renin merupakan sistem pengatur tekanan darah di dalam tubuh. Dia bekerja dengan melepaskan protein, seperti angiotensin II (Ang II), yang dapat mempengaruhi volume darah dan kontraksi pembuluh darah. Sistem Renin diaktifkan oleh enzim Renin. Karena itu riset tentang tekanan darah tinggi dan pengembangan obat-obatannya dari dulu sudah difokuskan pada pengontrolan berbagai titik dalam sistem Renin.Metode Pengukuran Tekanan DarahTekanan darah dinyatakan sebagai dua angka yang terpisah oleh garis miring; angka pertama adalah tekanan sistolik; angka yang kedua adalah tekanan diastolik. Tekanan darah yang umum untuk orang yang berumur 20 tahun adalah 120/70. Satuan untuk angka ini adalah mm Hg, tekanan darah sebesar 120 merupakan suatu yang dapat menopang sebuah kolam air raksa setinggi 120 mm Hg. Sfigmomanometer, yaitu lembaran pengikat yang dapat digelembungkan yang terhubung dengan pengukur tekanan, berfungsi untuk mengukur tekanan darah dalam arteri. Lembaran pengikat itu dililitkan di sekitar lengan atas dan dipompa sampai tekanan menutup arteri, sehingga tidak ada darah yang mengalir melewati darah yang terikat. Ketika hal ini terjadi, tekanan yang diberikan oleh pengikat itu melebihi tekanan darah dalam arteri tersebut. sebuah stetoskop digunakan untuk mendengarkan suara aliran darah di bawah pengikat itu. Jika arteri tertutup, tidak aka nada denyutan di bagian bawah. Pengikat itu secara perlahan-lahan itu secara perlahan-lahan dikempiskan sampai darah mulai mengalir ke dalam lengan depan, dan suara dari darah yang berdebnyut ke dalam arteri di bawah ikatan itu dapat didengar denagn stetoskop. Hal ini terjadi ketika tekanan darah lebih besar dari tekanan darah yang diberikan oleh pengikat tersebut. tekanan pada titik ini adalah tekanan sistolik, yaitu tekanan tinggi yang diberikan oleh kontraksi ventrikel. Pengikat itu dilonggarkan lebih jauh lagi sampai darah mengalir secara bebas melalui arteri, dan suara di bawah ikatan menjadi tidak terdengar lagi. Tekanan pada titik ini disebut tekanan diastolik yang masih tersisa dalam arteri ketika jantung berelaksasi.Tujuan Praktikum: Untuk memperlajari cara penggunaan Sphgmomanometer sebagai alat pengukur desakan darah arteri. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi desakan darah arteri.1. B.PRINSIP KERJASetelah darah dibendung dengan menset dan dilonggarkan perlahan, maka darah pun mengalir kembali. Detak pertama disebut sistol, dan yang terdengar terakhir disebut diastole. Pengukuran dapat dilihat pada alatsphygmomanometerdalam sistol dan diastole, dan mendengarkan detakan dengan menggunakan stetoskop.1. C.ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini hanyalah sedikit, karena hanya mengukur tekanan darah saja, sehingga alat dan bahan yang dibutuhkan pun hanya sedikit. Alat-alat yang digunakan pada praktikum tekanan atau desakan darah adalah mensetsphygmomanometer, stetoskop dan baskom. Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah hanya batu es.1. D.CARA KERJA2.1 Cara AuskutasiOrang Probandus (OP) dibaringkan dengan posisi terlentang secara tenang selama 10 menit. Sambil menunggu, dipasang manset sphygmomanometer pada lengan kanan OP. Setelah terpasang, dicari secara palpasi denyut arteri brakhialis pada fossa cubiti dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan OP. Setelah 10 menit, disisipkan stetoskop di telinga pemeriksa, lalu manset dipompa sambil meraba arteri brachialis sampai tekanan di dalamnya melampaui tekanan 30 mmHg. Dilakukan pengukuran tekanan darh arteri brakhialis secara auskultari dan ditetapkan kelima fase Korotkoff dalam pengukuran tersebut. Diulangi langkah sebelumnya sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan dicatat hasilnya.2.1.1 Posisi DudukOP diposisikan duduk tanpa manset dilepas, ditunggu 3 menit dan diukur kembali tekanan darah arteri brachialisnya dengan cara yang sama. Pengukuran dilakukan 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan dicatat hasilnya. Lima faktor yang menentukan bear tekanan darah yaitu kerta jantung, tahanan tepi, volume darah, kekenyalan dinding pembuluh darah, dan kekentalan darah.2.1.2 Posisi BerdiriOP diposisikan berdiri tanpa manset dilepas, ditunggu 3 menit lalu diukur kembali tekanan darah arteri brakhialis dengan cara yang sama. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan dicatat hasilnya. Pengukuran tekanan darah baru dilakukan beberapa saat setelah berdiri. Dibandingkan hasil pengukuran tekanan darah OP pada ketiga sikap yang berbeda tersebut.2.1.3 Pengukuran tekanan darah sesudah kerja ototTekanan darah arteri brakhialis OP diukur dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (OP tidak perlu sama dengan Op pada butir I). OP berlari di tempat dengan frekuensi 120 loncatan/menit selama 2 menit tanpa manset dilepas. Setelah selesai disegerakan OP diposisiskan duduk dan diukur tekanan darahnya. Pengukuran tekanan darah diulangi tiap menit sampai tekanan darah kembali normal. Dicatat hasil pengukuran tersebut.2.1.4 Pengaruh suhu dingin: Tes peningkatan Tekanan Darah dengan pendinginan (Cold-pressor Test)OP diposisikan berbaring terlentang dengan tenang selama 2 menit. Dipasang manset Sphygmomanometer pada lengan kanan atas OP sambil menunggu. Setelah 20 menit ditetapkan tekanan darah OP tiap 5 menit sampai mendapat hasil yang sama (tekanan basal). Pengukuran dilakukan 3 kali pengulangan. Dimasukkan tangan kiri OP di dalam es (40C) sampai pergelangan tangan, tanpa membuka manset. Ditetapkan tekanan sistolik dan diastoliknya pada detik ke 30 dan detik ke 60. Dicatat hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Tangan kiri OP segera dikeluarkan dari es dan ditetapkan tekanan sistolik dan diastolisnya tiap menit sampai kembali ke tekanan darah basal.2.2 Cara PalpasiArteri brakhialis direbahkan. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut arteri brakhialis tidak teraba lagi. Tekanan terus dinaikkan sampai 30 mmHg. Tanpa mengubah letak jari, tekanan manset diturunkan sampai denyut arteri brakhialis teraba lagi. Tepat pada saat denyut arteri brakhialis teraba lagi, manometer air raksa menunjukkan angka tekanan sistolik OP tersebut.3HASIL DAN PEMBAHASAN1.Hasil

2.PembahasanPada data hasil yang didapat, pada percobaan dengan jenis kelamin yang berbeda didapat perbandingan bahwa tekanan darah pria lebih besar dibandingkan tekanan darah wanita. Perbedaan tersebut disebabakan pada pria memiliki proses metabolisme yang tinggi dan dituntut untuk mengalirkan darah lebih kuat dan cepat dibandingkan wanita.Ketika dilakukan percobaan tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan, tangan yang direndam dengan air dingin akan memiliki tekanan yang tinggi baik sistolik dan diastoliknya. Semakin lama tangan direndam kedalam air dingin maka semakin tinggi pula tekanan darahnya. Kejadian ini berhubungan dengan proses homeostasis pada tubuh manusia, dimana pada saat tubuh manusia harus menyesuaikan suhu yang dingin, maka proses metabolisme akan terjadi lebih cepat dan keras untuk dapat menghasilkan panas. Proses metabolisme tersebut akan membutuhkan sumber energi yaitu sari makanan dan unsur-unsur lainnya yang terdapat dalam darah lebih banyak dibandingkan pada keadaan metabolisme normal. Kebutuhan akan bahan-bahan metabolisme yang tinggi, maka darah akan memiliki tekanan yang tinggi untuk mempercepat proses itu terjadi.Bentuk posisi tubuh yang berbeda-beda pun akan menghasilkan tekanan darah yang berbeda seperti posisi pada tabel hasil diatas. Pada saat posisi tubuh berbaring, tekanan darah mengalami titik terendah dalam keadaan normal dibandingkan dalam posisi tubuh yang lainnya. Perbedaan tekanan darah yang diakibatkan posisi tubuh yang berbeda, dikarenakan daya penanggung beban tubuh yang membutuhkan tenaga yang berbeda-beda. Pada saat tertidur, seluruh tubuh sedikit membutuhkan tenaga karena tidak ada daya untuk menopang berat tubuh (tubuh ditopang oleh bagian bawah tempat berbaring). Tubuh akan berelaksasi apa bila sedang dalam posisi berbaring, akibatnya tekanan darah akan menurun.Begitu juga dengan posisi duduk, setengah dari bagian tubuh harus ditopang atau ditahan, maka metabolisme akan diperlukan lebih besar dari pada saat berbaring, dan begitu seterusnya sampai pada saat beraktivitas.Tubuh manusia tidak selamanya memiliki tekanan darah yang normal. Ada kalanya tekanan darah meninggi dan menurun dikarenakan berbagai sebab yang mempengaruhi tekanan darah. Apabila tekanan darah terlalu tinggi melebihi batas normal dinamakan penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup. Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita Hipertensi (RSBK Batam, 2008).Pada tekanan darah yang terlalu rendah dibawah batas tekanan darah normal, dinamakan Hipotensi. Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum pada keseluruh jaringan tubuh. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut: Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan. Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE) (Informasi Penyakit dan Pengobatannya, 2008).4KESIMPULAN Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh suhu, kinerja tubuh, dan jenis kelamin. Tekanan darah yang terlalu tinggi disebut hypertensi, sedangkan tekanan darah yang terlalu rendah disebut hipotensi. Tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg.