Laporan Praktikum Fisika Dasar
description
Transcript of Laporan Praktikum Fisika Dasar
Laporan Praktikum R-Lab
KR01 - Disipasi Kalor Hot Wire
Nama / NPM : Rifqi Aditya / 1506732570
Fakultas / Prodi : Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam / Geologi
Group & Kawan Kerja : Group 6
1. Alfian Ali Murtado
2. Dhara Adhnandya Kumara
3. Ewin Rahman Dzuhri
4. Cattleya Randi
5. Fika Cahya Hadiati
6. Fariz Rahmansyah
7. Safira Nurul Imani
No. & Nama Percobaan : KR 01 – Disipasi Kalor Hot Wire
Tanggal Percobaan : 2 November 2015
Laboratorium Fisika Dasar
UPP IPD
Universitas Indonesia
I. Tujuan Percobaan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
II. Peralatan
1. Kawat Pijar (Hot Wire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Amperemeter
4. Adjustable Power Supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan Perangkat Pengendali Otomatis
III. Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai
sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti
ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat
baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik
yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor.
Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang
mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
P = V i Δ t
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :
Overheat Ratio = 𝑅𝑤
𝑅𝑎
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat
berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 0, 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
IV. Prosedur Percobaan
1. Mengaktifkan Web cam (mengklik icon video pada halaman web r-Lab).
2. Meberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan mengklik pilihan drop down
pada icon “mengatur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas”.
4. Mengukurlah Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
“ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s
V. Pengolahan Data dan Evaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara!
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin!
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire!
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat
Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini!
VI. Data Hasil Pengamatan
Waktu (s) Kecepatan Angin (m/s) V-HW (Volt) I-HW (Ampere)
1 0 2.111 54.0
2 0 2.111 53.9
3 0 2.111 53.9
4 0 2.111 53.9
5 0 2.111 54.0
6 0 2.111 54.1
7 0 2.111 54.3
8 0 2.111 54.5
9 0 2.111 54.4
10 0 2.111 54.3
Waktu (s) Kecepatan Angin (m/s) V-HW (Volt) I-HW (Ampere)
1 70 2.111 54.4
2 70 2.111 54.5
3 70 2.111 54.4
4 70 2.111 54.3
5 70 2.111 54.2
6 70 2.111 54.0
7 70 2.111 54.0
8 70 2.111 53.9
9 70 2.111 53.9
10 70 2.111 53.9
Waktu (s) Kecepatan Angin (m/s) V-HW (Volt) I-HW (Ampere)
1 110 2.111 53.9
2 110 2.111 53.9
3 110 2.111 53.9
4 110 2.111 53.9
5 110 2.111 53.9
6 110 2.111 54.0
7 110 2.111 54.1
8 110 2.111 54.2
9 110 2.111 54.3
10 110 2.111 54.4
1 150 2.111 54.0
2 150 2.111 54.2
3 150 2.111 54.3
4 150 2.111 54.5
5 150 2.111 54.4
6 150 2.111 54.3
7 150 2.111 54.1
8 150 2.111 54.0
9 150 2.111 53.9
10 150 2.111 53.9
Waktu (s) Kecepatan Angin (m/s) V-HW (Volt) I-HW (Ampere)
1 190 2.111 54.4
2 190 2.111 54.5
3 190 2.111 54.4
4 190 2.111 54.3
5 190 2.111 54.1
6 190 2.111 54.0
7 190 2.111 53.9
8 190 2.111 53.9
9 190 2.111 53.9
10 190 2.111 54.0
Waktu (s) Kecepatan Angin (m/s) V-HW (Volt) I-HW (Ampere)
1 230 2.112 54.4
2 230 2.112 54.2
3 230 2.112 54.0
4 230 2.112 53.9
5 230 2.112 53.9
6 230 2.112 53.9
7 230 2.112 54.0
8 230 2.112 54.1
9 230 2.112 54.2
10 230 2.112 54.4
Grafik Percobaan Tegangan Terhadap Waktu
1. Kecepatan Angin 0 m/s
2. Kecepatan Angin 70 m/s
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12
v = 0 m/s
V-HW (Volt)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12
v = 70 m/s
V-HW (Volt)
3. Kecepatan Angin 110 m/s
4. Kecepatan Angin 150 m/s
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12
v = 110 m/s
V-HW (Volt)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12
v = 150 m/s
V-HW (Volt)
5. Kecepatan Angin 190 m/s
6. Kecepatan Angin 230 m/s
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12
v = 190 m/s
V-HW (Volt)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12
v = 230 m/s
V-HW (Volt)
Grafik Tegangan (Rata-Rata) terhadap Kecepatan Aliran Angin
Persamaan Kecepatan angin sebagai fungsi dari Tegangan Hotwire
Fungsi tersebut kita notasikan sebagai persamaan garis lurus
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
Karena kecepatan angin dapat berubah-ubah, maka kecepatan angin kita jadikan
sebagai variabel bebas atau (x). Sedangkan nilai tegangan dipengaruhi oleh kecepatan
angin, maka kita jadikan tegangan sebagai variabel terikat atau (y). Lalu m adalah
gradien serta c adalah konstanta dari fungsi.
Parameter X (Kecepatan angin m/s) dan Y (Tegangan rata-rata HotwireVolt)
No. X Y X2 Y2 XY
1 0 2,111 0 4,456321 0
2 70 2,111 4900 4,456321 147,77
3 110 2,111 12100 4,456321 232,21
4 150 2,111 22500 4,456321 316,65
5 190 2,111 36100 4,456321 401,09
6 230 2,112 52900 4,460544 485,76
∑ 750 12,667 128500 26,742149 1583,48
∑2 562500 160,452889 16512250000 715,1425331 2507408,91
2.1106
2.1108
2.111
2.1112
2.1114
2.1116
2.1118
2.112
2.1122
0 50 100 150 200 250
Tega
nga
n (
Vo
lt)
Kecepatan Aliran Angin (m/s)
Grafik Tegangan (Rata-Rata) Terhadap Kecepatan Aliran Angin
V-HW
Linear (V-HW)
Mencari nilai m :
𝑚 = 𝑛. ∑𝑥𝑦 − ∑𝑥. ∑𝑦
𝑛. ∑𝑥2 − (∑𝑥)2=
(6 ∗ 1583,48) − (750 ∗ 12,667)
(6 ∗ 128500) − (750)2= 3,0125 × 10−6
Mencari nilai c :
𝑏 =∑𝑥2. ∑𝑦 − ∑𝑥. ∑𝑦
𝑛. ∑𝑥2 − (∑𝑥)2=
(128500 ∗ 12,667) − (750 ∗ 12,667)
(6 ∗ 128500) − (750)2= 7,7611
Jadi persamaannya adalah :
𝑦 = 3,0125 × 10−6𝑥 + 7,7611
Karena kita akan mencari persamaan kecepatan angin (x) sebagai fungsi tegangan (y),
maka persamaannya menjadi fungsi x :
𝑥 =𝑦 − 7,7611
3,0125 × 10−6
Dari fungsi tersebut, dapat terlihat bahwa jika kecepatan angin semakin besar, maka
tegangan yang tercatat akan semakin kecil, dan begitu pula sebaliknya. Itu berarti
bahwa kita dapat menggunakan kawat hotwire sebagai pengukur kecepatan angin.
VII. Analisis Data
1. Analisis Percobaan
Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui kecepatan angin dengan
menggunakan kawat pijar (hotwire) pada probe sebagai sensor. Kecepatan angin
adalah sebagai variabel bebas (x) dan tegangan sebagai variabel terikat (y). Kecepatan
angin dibuat bervariasi, yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s dan 230 m/s.
Dalam setiap kecepatan angin yang dicoba, terdapat sepuluh detik pengukuran dimana
disetiap detiknya terdapat ukuran tegangan dan arus hot wire. Percobaan dilakukan
berulang-ulang agar bisa mendapatkan data yang baik. Data yang didapat pada
percobaan ini adalah waktu dalam sekon, tegangan dalam volt dan arus dalam ampere
dimana ketiga data data tersebut akan dibuat tabel dan grafik. Setelah diperoleh data-
data yang baik, makan akan dituangkan data tersbeut menjadi bentuk grafik, grafik
yang telah dibuat akan menunjukkan hubungan antara kecepatan angina dan tegangan
yang berbanding terbalik dimana jika kecepatan tinggi makan tegangannya akan
menjadi rendah dan jika kecepatannya rendah makan tegangannya akan menjadi
tinggi. Hal ini disebabkan oleh resistensi yang terpangaruh oleh udara yang ditiupkan
oleh kipas sehingga tegangan dan arus terpengaruhi. Adanya angina yang tertiup
menyebabkan terjadinya perubahan nilai hambaran kawat dan mengakibatkan
terjadinya disipasi kalor.Tegangan pada hotwire berasal dari kedua ujung probe yang
terhubung dengan sumber tegangan, sementara arus yang mengalir terjadi karena
resistansi atau hambatan dari kawat pijar yang bertambah besar seiring dengan
bertambahnya kecepatan angin. Energi listrik yang mengalir pada probe, akan
didisipasi oleh kawat pijar menjadi energi kalor. Energi kalor ini sebanding dengan
besarnya tegangan, kuat arus yang mengalir dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
Namun ketika dialiri udara, maka terjadi perubahan terhadap besar tegangan, dan kuat
arus listrik yang mengalir. Sedangkan kuat arus yang mengalir akan berbanding
terbalik jika dilihat dari persamaan tersebut.
2. Analisis Data
Dari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa tegangan hotwire pada kecepatan 0m/s-
190m/s terlihat konstan namun terlihat terjadi perubahan sebesar 0.001 ketika
kecepatan dinaikan menjadi 230m/s. Hal ini terjadi karena probe menjadi tidak stabil
ketika dialiri angin. Lalu jika dilihat pada grafik tegangan terhadap kecepatan angin,
terlihat bahwa nilai tegangan awalnya konstan dan kemudian naik seiring dengan
bertambahnya kecepatan angin. Kalor sangat dibutuhkan dalam menghitung kecepatan
angin, untuk menjaga suhu dari Hot Wire atau kawat tersebut Karen kalor merupakan
pertanda adanya tegangan listrik yang terjadi atau masuk dan mangalir pada Hot Wire
tersebut sehingga dapat mengubah energi listrik menjadi energy kalor. Seperti apa
yang telah dijelaskan diatas bahwa disipasi kalor diakibatkan oleh penurunan tegangan
dan menyebabkan energy hilang dari system dan kemudian masuk kedalam
lingkungan karena adanya hambatan atau resistor.
3. Analisis Kesalahan (Hasil)
Setelah dilakukan pengolahan data, terlihat bahwa nilai tegangan pada kawat pijar
semakin kecil ketika kecepatan udara semakin besar. Setelah itu nilai tegangan naik
sedikit seiring dengan semakin naiknya kecepatan angin. Dari data yang diperoleh, kita
dapat membuat persamaan untuk mengetahui kecepatan angin berdasarkan nilai
tegangan yang terukur pada probe. Persamaannya adalah persamaan garis lurus
(y=mx+c). Setelah data diolah, didapatkan persamaan:
𝑦 = 3,0125 × 10−6𝑥 + 7,7611
dengan y adalah nilai tegangan, dan x adalah kecepatan angin. Namun fungsi yang
digunakan untuk mencari kecepatan angin berdasarkan tegangan adalah fungsi x,
sehingga bentuk fungsinya diubah menjadi fungsi x, yaitu:
𝑥 =𝑦 − 7,7611
3,0125 × 10−6
VIII. Simpulan
a. Kecepatan angin menaikkan resistensi kawat pijar dan menurunkuan nilai tegangan
pada kawat pijar.
b. Energi listrik pada yang mengalir pada kawat pijar akan terdisipasi dan menjadi energi
kalor yang sebanding dengan tegangan, kuat arus, dan waktu.
c. Hotwire dapat digunakan sebagai sensor kecepatan angin dengan mengukur nilai
tegangan yang berubah-ubah seiring dengan kecepatan angin yang berubah-ubah pula.
IX. Referensi :
a. Halliday, Resnick, Walker; Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley &
Sons, Inc., NJ, 2005.
b. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engineers, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.