Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede...

66
1 LAPORAN PRAKTIKUM BK KARIR Dosen Pembimbing: KADEK SURANATHA, S.PD.,M.PD.,KONS Oleh: Made Aprilia Dwi Kristianti (IV B) 1011011077 I Wayan Gede Hedwinusana (VI A) 0911011019 Ni Kadek Maepin (VI A) 0911011031 JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012

Transcript of Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede...

Page 1: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

1

LAPORAN PRAKTIKUM BK KARIR

Dosen Pembimbing:

KADEK SURANATHA, S.PD.,M.PD.,KONS

Oleh:

Made Aprilia Dwi Kristianti (IV B) 1011011077

I Wayan Gede Hedwinusana (VI A) 0911011019

Ni Kadek Maepin (VI A) 0911011031

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2012

Page 2: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

2

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kita panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencananya. Laporan ini berjudul

“Laporan Praktikum BK Karir”.

Walaupun demikian, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak, agar untuk laporan yang kami buat selanjutnya dapat disempurnakan dan

mencapai hasil yang optimal, namun kami tetap mengharapkan agar laporan ini

dapat memberi manfaaat bagi seluruh pembaca baik dalam pembangunan ilmu

maupun dalam penyerapan informasi.

Kami sangat berharap agar nantinya laporan yang kami buat dengan

sederhana ini dapat menambah wawasan para pembaca dari segala aspek apapun,

dan kami pula memohon maaf sebesar besarnya jika ada kesalahan – kesalahan

dalam laporan ini, karena tidak ada manusia yang sempurna.

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

Singaraja, Mei 2012

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ………………………………………………………………... 2

Daftar Isi……………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Masalah tentang Karir yang terjadi di Sekolah ……………………. 4

B. Latar Belakang Perlunya Layanan Karir ………………………….. 5

C. Pendekatan/ Model/ Layanan yang Digunakan……………………. 8

D. Manfaat ………………………………………………………………... 8

E. Metode Penulisan …………………………………………………….. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Bimbingan Karir ……………………………………………………. 9

B. Sekolah Menengah Kejuruan ……………………………………… 15

BAB III TEORI YANG MELANDASI PERANGKAT YANG

DIGUNAKAN

A. Teori Yang Digunakan ……………………………………………… 20

B. Instrumen Yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan………….. 22

C. RPBK dan Media……………………………………..……..………. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Yang Dicapai…. ……………………………………………… 38

B. Kelemahan dan Kelebihan………………………………………….. 39

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 40

B. Saran-saran ……………………………………………………………. 40

Daftar Pustaka

Page 4: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah-masalah Tentang Karir yang Terjadi Di Sekolah

Dewasa ini masalah karier telah menjadi komponen layanan bimbingan

dan konseling yang lebih penting dibandingkan pada masa sebelumnya. Hal ini

disebabkan oleh adanya berbagai perubahan dalam dunia kerja, terutama tahun

1970-an. Berbagai perubahan itu di antaranya sebagai berikut:

a) Semakin berkurangnya kebutuhan dunia kerja terhadap pekerja yang

tidak memiliki keterampilan.

b) Meningkatnya kebutuhan dunia kerja terhadap pekerja yang

profesional dan memiliki keterampilan teknis.

c) Berkembangnya berbagai jenis pekerjaan sebagai dampak dari

penerapan teknologi maju.

d) Berkembangnya perindustrian di berbagai daerah.

e) Berbagai jenis pekerjaan yang baru memerlukan cara-cara pelayanan

dan penanganan yang baru atau yang berbeda dengan penanganan

sebelumnya.

f) Semakin bertambahnya jumlah pekerja yang masih berusia muda

dalam dunia kerja.

Masalah karier yang dirasakan oleh siswa itu, antara lain sebagai berikut:

a) Siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan

kemampuan dan minat.

b) Siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup.

c) Siswa masih bingung untuk memilih pekerjaan.

d) Siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan dan minat.

e) Siswa merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah.

f) Siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan

tertentu, bila setelah tamat tidak masuk dunia kerja.

Page 5: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

5

g) Siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan,

kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta

prospek pekerjaan untuk masa depan kariernya.

B. Latar Belakang Perlunya Layanan Karir

Setiap orang mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam meraih

kebahagiaan tersebut ada sebagian orang yang terus berusaha semaksimal

mungkin mencapai sukses, baik dalam belajar, bekerja, berkeluarga, maupun

bermasyarakat. Mereka ada yang sukses bekerja di bidang pendidikan, kesehatan,

ekonomi, kesenian, olah raga, pertanian, kehutanan, perhubungan, teknologi,

telekomunikasi, dan sebagainya. Mereka yang sukses biasanya menyenangi

bidang pekerjaan yang digelutinya. Kesuksesan mereka itu diakui oleh teman-

temannya dan masyarakat di sekitarnya.

Untuk memperoleh kesuksesan dalam bekerja, biasanya seseorang

mempersiapkan dirinya dengan belajar dan berlatih secara tekun di bidang

pekerjaan yang dipilihnya. Mereka berusaha untuk memahami bakat, minat,

kepribadian, nilai, dan peluang-peluang pekerjaan yang ada di lingkungan

sekitarnya. Selanjutnya mereka mengembangkan bakat, minat, kepribadian, nilai

yang sesuai dengan dirinya dan yang dapat menunjang pekerjaannya.

Kesuksesan seseorang dalam pekerjaan dapat diraih melalui usaha yang

sungguh-sungguh penuh pengorbanan dan perjuangan. Mereka belajar dan bekerja

secara tekun untuk mewujudkan kesuksesan dalam pekerjaannya. Mereka merasa

senang dalam belajar dan bekerja yang sesuai dengan dirinya. Mereka bahagia

karena lingkungan di sekitarnya dapat menerima diri dan menerima pekerjaanya.

Mereka bahagia karena mampu berprestasi di bidang pekerjaan yang dipilihnya.

Dengan kata lain, mereka sukses dalam kariernya yang meliputi sukses

dalam belajar, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. Dengan demikian, orang

dapat dikatakan sukses dalam kariernya apabila ia berhasil melaksanakan

serangkaian pekerjaan utama yang ditekuninya selama hidupnya. Untuk mencapai

Page 6: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

6

kesuksesan itu, tidak dapat dipungkiri, bahwa proses pendidikan memegang

peranan yang sangat penting. Bimbingan-bimbingan dalam proses pendidikan

sangat diperlukan agar peserta didik bisa menentukan arah karir yang akan

membawa mereka ke “Singgasana” kesuksesan.

Dalam bidang pendidikan, bimbingan karier merupakan salah satu jenis

layanan dari program bimbingan dan konseling. Secara kelembagaan, bimbingan

dan konseling itu adalah bagian dari keseluruhan program pendidikan di sekolah,

yang ditujukan untuk membantu atau memfasilitasi peserta didik (siswa) agar

mencapai perkembangan diri yang optimal.

Tujuan akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama

dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab

II, Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga 6opic6 yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

tuntu bukan suatu hal yang sama. Antara kedua itu mempunyai perbedaan yang

sangat signifikan. Di SMA, proses pendidikannya bersifat umum dan juga dengan

materi yang diberikan besifat lebih umum daripada materi yang diberikan di

SMK. Begitu juga dalam bidang praktek, di SMA hanya menyediakan sedikit jam

untuk praktek, biasanya dibarengi dengan teori. Lain halnya di SMK, proses

pendidikannya lebih mengkhusus ke salah satu bidang tertentu sesuai jurusan

yang dipilih, materi yang diberikan lebih mengkhusus, dan di SMK memiliki jam

khusus untuk praktek, di SMK lebih mementingkan praktek daripada teori,

Page 7: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

7

sehingga SMK disiapkan untuk peserta didik yang sudah siap untuk diletakkan di

dunia kerja.

Nah, karena perbedaannya itu, tentu proses pemberian pelayanan/

bimbingan karir memiliki perbedaan-perbedaan tertentu yang perlu di perhatikan.

Adapun secara khusus, tujuan bimbingan karier di SMK adalah untuk membantu

atau memfasilitasi perkembangan individu (siswa) agar memiliki kemampuan-

kemampuan sebagai berikut.

a) Memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar (bakat, minat,

sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yang akan

dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier

amat dipengaruhi oleh kemampuan individu memahami dan menilai

potensi dasar yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu

dibantu untuk memahami potensi dasar dirinya, sehingga menentukan

pilihan atau mengambil keputusan yang sesuai dengan dunia kerja

pilihannya itu.

b) Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan

masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia kerja.

Sikap positif berarti bahwa individu mau bekerja dalam bidang pekerjaan

apa pun tanpa merasa rendah diri, yang penting bermakna bagi diri dan

lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama yang dianutnya.

c) Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi

dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang

diperlukan untuk mengembangkan karier dalam bidang pekerjaan tertentu.

Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut individu terdorong untuk

membentuk identitas karier dengan cara mengenali 7opic-ciri pekerjaan,

persyaratan yang dituntut, lingkungan pekerjaan, prospek kerja, dan

kesejahteraan kerja.

d) Menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan

oleh 7opic7 diri dan lingkungannya.

Page 8: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

8

e) Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional

untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan,

dan kondisi kehidupan 8opic8-ekonomi.

f) Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Misalnya,

apabila seorang siswa bercita-cita menjadi pemandu wisata, dia senantiasa

harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan

karier kepariwisataan.

C. Pendekatan/ Model/ Layanan yang Digunakan

Pendekatan yang dilakukan dalam pemberian layanan informasi

karir di kelas XI Kayu adalah model klasikal yaitu pemberian informasi

kepada seluruh siswa di dalam kelas tersebut dalam waktu yang

bersamaan.

D. Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan memberikan manfaat penulisan

sebagai berikut.

1) Bagi penulis, penulisan laporan ini dapat menambah wawasan

penulis tentang cara atau prosedur pemberian bimbingan karir di

sekolah.

2) Bagi pembaca, penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai

masukan dan pertimbangan untuk mengetahui lebih dalam tentang

cara atau prosedur pemberian bimbingan karir di sekolah.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah

metode dokumentasi, yaitu penulisan makalah yang didasarkan pada buku-

buku yang terkait dengan topik yang dibahas dan mempraktekannya di

lapangan.

Page 9: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Bimbingan Karir

a) Pengertian Karir

Di masa lalu, istilah karier dipadang oleh masyarakat awam sebagai

sebuah istilah yang eksklusif dan hanya dibicarakan di kalangan terbatas.

Misalnya, karier diterapkan kepada orang yang memiliki latar belakang

pendidikan tinggi, pejabat publik, atau orang yang memegang jabatan struktural,

bahkan menyempit di kalangan orang-orang yang sukses di sektor bisnis,

pemerintahan, dan birokrasi. Reduksi esensi karier lainnya adalah berupa

pandangan bahwa karier identik dengan kenaikan pangkat atau golongan secara

reguler, dan puncak karier terjadi ketika seseorang memegang jabatan structural

Persepsi tentang „karier‟ seperti itu tidak sepenuhnya benar atau seluruhnya salah.

Alasannya, banyak istilah yang memiliki kesamaan makna dengan karier,

misalnya task, position, job, occupation, vocation, dan avocation.

Sejatinya, karier memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam

dibandingkan istilah sejenis. Karier mengandung makna urutan okupasi, job dan

posisi-posisi yang diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert,

1974). Sejalan dengan pendapat ini, Healy (1982:5) mengemukakan bahwa karier

dapat didefinisikan, “as the sequence of major position occupied by a person

throughout his, or her preoccupational, occupational and post-occupational life.”

Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karier seseorang terjadi sejak masa

belajar, bekerja, dan saat pensiun.

Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar, bekerja dan

pensiun dapat dikatakan sebagai karier? Itulah yang oleh Super (1976) disebut

bahwa karier lebih bersifat person oriented. Posisi tersebut dapat dipandang

sebagai karier, bergantung pada pandangan seseorang mengenai karier dan

perspektif mana yang ia gunakan. Yang paling penting adalah bagaimana kualitas

individu berperilaku pada setiap posisi tersebut. Dengan asumsi ini, dapat

Page 10: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

10

dikatakan bahwa kualitas perilaku pada posisi tersebut dapat dirasakan dan

bermakna bagi kehidupan individu itu sendiri dan lingkungannya.

Karier dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang

saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan

melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-

cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span of one's' life) (Murray:1983).

Definisi ini memandang karier sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang

diakibatkan oleh adanya kekuatan inner person pada diri manusia. Perilaku yang

tampak karena adanya kekuatan motivatif, kemampuan, sikap, kebutuhan,

aspirasi, dan cita-cita sebagai modal dasar bagi karier individu. Itulah yang oleh

Healy (1982) disebut sebagai kekuatan karier (power of career). Kekuatan karier

ini akan tampak dalam pengguasaan sejumlah kompetensi (fisik, social,

intelektual, spiritual) yang mendukung kesuksesan individu dalam karirnya.

Sukses karier dapat pula dicapai melalui pendidikan, hobi, profesi, social pribadi,

dan religi. Karier mencakup seluruh aspek kehidupan individu, yaitu meliputi (1)

peran-peran hidup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan

warga masyarakat; (2) adegan-adegan kehidupan (life-settings), seperti dalam

keluarga, lembaga masyarakat, sekolah atau pekerjaan; dan (3) peristiwa

kehidupan (life-events), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah

tugas, kehilangan pekerjaan, atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karir

merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan

mencakup seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena adanya kekuatan inner

person. Perwujudan diri akan bermakna manakala ada kepuasan/kebahagiaan diri

dan lingkungan.

b) Pengertian Bimbingan Karier

Konsep layanan bimbingan karier sulit dipisahkan dari konsep vocational

guidance yang berubah menjadi career guidance seperti yang dikemukakan oleh

National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973. Artinya,

Page 11: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

11

sebagai proses membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki,

dan memperoleh kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6).

Pada tahun 1951, Donald Super mengajukan revisi terhadap definisi

bimbingan jabatan (vocational guidance) sebagai suatu proses bantuan terhadap

individu untuk menerima dan mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu

dalam dunia kerja, menguji konsepnya dengan realitas dan kepuasan bagi dirinya

dan masyarakat (Herr and Cramer, 1979: 6). Atas dasar analisis itu, Super

(Tennyson, et. al., 1974: 146) mengganti konsep vocational choice menjadi

vocational development.

Kematangan vokasional menunjukkan tingkat perkembangan, tingkat yang

dicapai pada kontinum perkembangan diri dari tahap eksplorasi ke tahap

kemunduran. Kematangan vokasional dipandang sebagai umur vokasional yang

secara konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun

1951 terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut oleh para ahli

bimbingan vokasional sebelum tahun 1951 ke model karier. Model okupasional

terutama menekankan pada adanya kesesuaian antara bakat dan minat dengan

tuntutan pekerjaan; sedangkan model karier mencoba menghubungkan tujuan-

tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep diri,

rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.

Sejalan dengan terjadiya pergeseran konsep vocational guidance menjadi

career guidance dan model okupasional menjadi karier telah banyak dikemukakan

definisi mengenai bimbingan karier. Conny Semiawan (1986:3) memberikan

definisi bimbingan karier lebih luas, yaitu sebagai berikut. “..Bimbingan karir

(BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus

dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam

setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait dengan

perkembangan kemampuan kognitif dan afektif, maupun keterampilan seseorang

dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan

keputusan maupun perolehan pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu

dirinya memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang

Page 12: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

12

terus-menerus berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau

bimbingan tugas”.

Mohamad Surya (1988:31) menyatakan bahwa bimbingan karier

merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu untuk

memecahkan masalah karier, memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya

antara kemampuan dan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan

perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.

Dengan mencermati uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan

karier adalah suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar

dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan

masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu

menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas

keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan dirinya secara

bermakna. Dengan demikian, bimbingan karier difokuskan untuk membantu

individu menampilkan dirinya yang memiliki kompetensi/keahlian agar meraih

sukses dalam perjalanan hidupnya dan mencapai perwujudan diri yang bermakna

bagi dirinya dan lingkungan di sekitarnya.

Bimbingan karier merupakan salah satu dari layanan bimbingan dan

konseling. Dalam program bimbingan dan konseling di sekolah, di samping

layanan bimbingan karier, ada layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan

bimbingan belajar. Semua jenis layanan tersebut diarahkan kepada peserta didik

(siswa) yang disebut sebagai klien, agar mereka memahami dirinya, mengenal

lingkungannya yang efektif, sehingga dapat mengambil keputusan dan/atau

merencanakan masa depan kehidupannya secara bermakna.

Adapun lingkup kehidupan klien yang dibantu atau difasilitasi melalui

layanan bimbingan dan konseling di sekolah itu meliputi aspek kemampuan untuk

(a) mengembangkan diri atau pribadi dengan berbagai karakteristiknya yang khas;

(b) mengembangkan hubungan sosial dalam kaitan dengan lingkungan individu

yang lain, kelompok, dan masyarakatnya; (c) mengembangkan sikap dan

kebiasaan belajar yang aktif dan produktif hingga dapat mencapai prestasi yang

optimal; dan (d) mengembangkan pemahaman serta penerimaan terhadap

Page 13: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

13

gambaran diri pribadinya dan dunia kerja di luar dirinya, memperoleh

penyesuaian antara gambaran diri dan dunia kerja pilihannya, hingga meraih

keberhasilan dan dapat mewujudkan diri sepanjang perjalanan hidupnya.

Dengan demikian, bimbingan karier pada dasarnya merupakan proses

bantuan, layanan, dan / atau pendekatan yang dilakukan oleh konselor terhadap

klien (siswa), agar siswa dapat memahami dirinya, mengenal dunia kerja,

merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang

diharapkannya, menentukan dan mengambil keputusan yang tepat serta

bertanggung jawab, sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Berdasarkan pengertian bimbingan karier tersebut, karier dapat dinyatakan

sebagai perjalanan hidup bermakna yang ditempuh seseorang, yang ditandai

dengan serangkaian kesuksesan dalam hidupnya. Karier seseorang dapat diraih

melalui pekerjaan, jabatan, posisi, ataupun hobi. Adapun bimbingan karier

dimaksudkan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan

pemecahan masalah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan

tugas-tugas kerja, kondisi dan kemampuan diri, kondisi lingkungan, perencanaan

dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan pengentasan masalah-

masalah karier yang dihadapi.

Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan

perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.

Bimbingan karier terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, atau

keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami

proses pengambilan keputusan, atau perolehan pengetahuan dalam keterampilan

yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan social budaya yang

terus berubah.

c) Prinsip Bimbingan Karier

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau

landasan bagi layanan bimbingan karier. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep

filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan

Page 14: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

14

bantuan atau bimbingan karier, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-

prinsip itu adalah sebagai berikut:

a) Bimbingan karier ditujukan bagi semua individu. Prinsip ini berarti bahwa

bimbingan karier diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik

yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun

wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dengan demikian,

bimbingan karier merupakan suatu proses bantuan atau layanan yang

berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang; bukan

merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lainnya.

b) Bimbingan karier merupakan bantuan yang diberikan kepada individu

(siswa) yang sedang dalam proses berkembang. Dengan demikian, ciri-ciri

dan tugas-tugas perkembangan pada tahap tertentu hendaknya dijadikan

dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan karier. Dalam hal ini

pendekatan yang digunakan dalam bimbingan karier lebih bersifat

preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih

diutamakan teknik atau pendekatan dalam setting (adegan) kelompok

daripada perseorangan (individual). Pendekatan prventif adalah layanan

bimbingan untuk mencegah individu/klien agar tidak terjerumus kepada

masalah dalam proses pengembangan dirinya. Pendekatan pengembangan

adalah layanan bimbingan untuk memfasilitasi laju perkembangan

individu/klien. Pendekatan kuratif adalah layanan bimbingan untuk

menyembuhkan individu/klien dari masalah psikologis atau model

pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi individu.

c) Bimbingan karier bersifat individual. Setiap individu bersifat unik

(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan karier individu

dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.

Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah

individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik

kelompok.

d) Bimbingan karier menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih

ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan

Page 15: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

15

karier karena bimbingan karier dipandang sebagai satu cara yang menekan

aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan itu, bahwa dalam hal ini

bimbingan karier sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan

pengembangan kekuatan dalam diri dan kesuksesan, karena bimbingan

karier merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap

diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

e) Bimbingan karier merupakan usaha bersama. Bimbingan karier bukan

hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru dan

kepala sekolah. Mereka sebagai tim kerja terlibat dalam proses bimbingan

karier. Program bimbingan karier akan berlangsung efektif apabila ada

upaya kerja sama antar personel sekolah, juga dibantu oleh personel dari

luar sekolah, seperti orang tua siswa atau para spesialis.

f) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan

karier. Bimbingan karier diarahkan untuk membantu individu agar dapat

melakukan pilihan dan mengambil keputusan kariernya. Bimbingan karier

berperanan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu. Hal

itu sangat penting baginya dalam mengambil keputusan kariernya.

Kehidupan karier individu diarahkan oleh tujuan kariernya, dan bimbingan

karier memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan

diri, dan menyempurnakan tujuan karier melalui pengambilan keputusan

yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan itu. Kemampuan

individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan,

tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan

karier tidak sekadar memperhatikan hak individu unuk menentukan pilihan

atau mengambil keputusan sendiri, tetapi juga membantu individu agar

memperoleh keterampilan dalam mengembangkan cara-cara pemenuhan

pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab.

g) Bimbingan karier berlangsung dalam berbagai latar kehidupan. Pemberian

layanan bimbingan karier tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga

di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga pemerintah/swasta,

dan masyarakat. Bidang layanan bimbingan karier pun bersifat multi-

Page 16: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

16

aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, dan pendidikan yang terkait

dengan karier.

B. Sekolah Menengah Kejuruan

a) Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah tidak boleh diartikan hanya sekedar sebuah ruangan atau gedung

atau tempat anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan, akan

tetapi sekolah sebagai lembaga pendidikan terikat akan norma dan budaya yang

mendukungnya sebagai suatu system nilai. Sekolah adalah kerja sama sejumlah

orang yang menjalankan seperangkat fungsi mendasar untuk melayani kelompok

umur tertentu dalam ruang kelas yang pelaksanaannya dibimbing oleh guru

melalui kurikulum bertingkat untuk mencapai tujuan intruksional dengan terikat

akan norma dan budaya yang mendukung sebagai suatu system nilai.

Sekolah menengah kejuruan adalah sekolah yang dibangun dan didirikan

untuk menciptakan lulusan agar siap kerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang

Pendidikan Menengah Bab 1 Pasal 1 Ayat 3, bahwa “pendidikan menengah

kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan

pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa sekolah menengah kejuruan

memfokuskan pada suatu program keahlian atau program-program pendidikan

tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.

b) Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan

Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Menengah Kejuruan Pasal 3 Ayat 2 “Sekolah menengah kejuruan mengutamakan

penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap

profesional”. Menyikapi hal tersebut, tentu saja hasil akhir dari sekolah menengah

kejuruan yaitu lulusan siap bekerja dengan sikap professional sebagai bekal dalam

mengaplikasikan keahliannya pada lapangan pekerjaan tertentu. Menurut

Page 17: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

17

Kepmendikbud RI No. 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan Pasal 2

Ayat 1 tujuan pendidikan di sekolah menengah kejuruan adalah

1. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi dan meluaskan pendidikan dasar.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya dan

alam sekitar.

3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

4. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengambangkan

sikap professional.

c) Karakteristik Perkembangan Siswa SMK

Secara psikologis siswa SMK tengah memasuki tahapan perkembangan

masa remaja, yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini

merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan kehidupan manusia.

Pada masa ini individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu sisi

individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa; pada

sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri.

Tema sentral kehidupan individu yang berada pada masa remaja adalah pencarian

identitas atau jati-diri, baik yang berkaitan dengan aspek intelektual, sosial-

emosional, vokasional, maupun spiritual. Ia harus mampu menjawab “Siapa saya

? Apa saya ? Mau ke mana saya? Apa yang harus saya perbuat untuk karier masa

depan saya? Sejumlah pertanyaan identitas diri seyogyanya dapat dijawab dengan

tepat oleh remaja. Jika ia tidak dapat menjawabnya dengan tepat maka ia

cenderung bingung menghadapi hidup, termasuk pengambilan keputusan karier.

Tetapi jika sebaliknya, maka ia akan berkembang optimal dan tepat dalam

mengambil keputusan kariernya sehingga karier masa depan penuh dengan

harapan. Oleh karena itu, pada masa remaja diperlukan lingkungan sosial dan fisik

yang kondusif, yakni lingkungan orang tua atau orang dewasa yang membimbing

Page 18: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

18

dan mengayomi secara aspiratif, teman sebaya (peer group) yang

mengembangkan norma kehidupan yang positif dan kreatif, dan lingkungan fisik

yang memfasilitasi remaja untuk menyalurkan energi psikologis hingga

membuahkan produktivitas.

Pada setiap tahapan atau periode perkembangan, termasuk masa remaja,

terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dipelajari dan diselesaikan oleh

individu agar diperoleh kesuksesan dalam perkembangan kehidupan selanjutnya.

Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang muncul pada setiap periode

perkembangan individu selama hidupnya, yang dipengaruhi oleh tuntutan

kematangan diri, aspirasi lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan budaya

sekitarnya.

Kerberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan dalam periode

perkembangan tertentu akan membantu individu dalam menyelesaikan tugas-tugas

perkembangan pada periode perkembangan berikutnya. Demikian sebaliknya,

kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan pada periode tertentu akan

menghambat penyelesaian tugas perkembangan pada periode selanjutnya.

Rumusan tugas perkembangan bagi para remaja di Indonesia adalah

sebagai berikut:

a) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap

perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan

yang sehat.

c) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam

peranannya sebagai pria atau wanita.

d) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam

kehidupan sosial yang lebih luas.

e) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan

apresiasi seni.

Page 19: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

19

f) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau

mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.

g) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan

mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.

h) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,

anggota masyarakat, dan minat manusia.

Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan titik anjak pengembangan

program bimbingan dan konseling, termasuk bimbingan karier di sekolah.

Artinya, dalam pengembangan program bimbingan seyogianya diawali dengan

identifikasi tugas-tugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai

siswa, kemudian disusun satuan-satuan layanan yang sesuai dengan kondisi siswa

tersebut.

d) Posisi Layanan Bimbingan Karier di SMK

Posisi layanan bimbingan karier di SMK hendaknya mampu membantu

siswa menyelesaikan tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada

tahap eksplorasi. Tugas perkembangan karier pada tahap eksplorasi ini adalah

sebagai berikut:

a) Mengenal dan menerima kebutuhan untuk membuat keputusan karier dan

memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karier.

b) Menyadari minat dan kemampuan dan menghubungkannya dengan

kesempatan kerja.

c) Mengidentifikasi bidang dan tingkat pekerjaan yang cocok dengan minat

dan kemampuan.

d) Memperoleh latihan untuk mengembangkan keterampilan dan

mempercepat memasuki pekerjaan atau jabatan guna memenuhi minat dan

kemampuannya.

Page 20: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

20

Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari

dan menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Layanan bimbingan

karier di SMK hendaknya membantu siswa agar mampu:

1) Mengembangkan kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih khusus

dari tujuan karier;

2) Mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna menerapkan

tujuan karier;

3) Melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna

memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang mendukung

pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan mengejar latihan lebih lanjut di

perguruan tinggi atau pendidikan setelah sekolah lanjutan yang

mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk suatu pekerjaan khusus.

Page 21: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

21

BAB III

TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT

YANG DIGUNAKAN

A. Teori yang Digunakan: Teori Karir Trait and Factor

Konseling Ciri dan Faktor (trait and factor) digolongkan ke dalam model

konseling yang berdimensi kognitif atau rasional. Model konseling ini

memecahkan masalah klien secara intelektual, logis dan rasional. Oleh karenanya

konseling ini sering disebut “konseling rasional”. Konseling ini melakukan

diagnosis untuk menemukan masalah klien, dan oleh karenanya konseling ini

sering disebut “konseling klinis”. Konseling Ciri dan Faktor ini juga sering

disebut konseling direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif

membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan masalahnya.

Dalam konseling ini kendali pemecahan masalah ditangan konselor, oleh

karenanya konseling ini juga sering disebut konseling yang terpusat pada

konselor (counselor centered).

Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah dikemukakan oleh

para ahli model konseling ini, yang kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan

bahwa konseling ini betul-betul bersifat direktif. Akan tetapi, kemudian terdapat

perubahan pendapat pada diri mereka. Pertanyaan maupun pernyataan kepada

klien kemudian, seperti pertanyaan dan pernyataan dari Williamson, Darley;

Nampak tidak lagi bersifat direktif atau terpusat pada konselor. Dalam hubungan

ini , Rochman Natawidjaja (1978: 73-74) mengutarakan sebagai berikut:

“Pertanyaan-pertanyaan mereka yang dikemukakan kemudian, seperti halnya

pertanyaan-pertanyaan di atas, tidak lagi mencerminkan sifat “terpusat pada

konselor” dari model konseling ini. Hahn dan Kendal, dalam tulisannya yang

berjudul “Some comments in Defence of Non-Directive Counseling” yang dimuat

dalam Journal of Consulting Psychology,mengemukakan bahwa dewasa ini tidak

ada pendekatan yang sifatnya terpusat pada konselor (counselor centered).

Page 22: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

22

Konselor professional dimanapun mereka pernah mendapat pendidikan,

cenderung untuk menempatkan kliennya di pusat proses konseling. Dalam pada

itu, tidaklah adil kiranya apabila aliran konseling klinis ini dianggap sebagai

pendekatan yang direktif, meskipun memang benar bahwa konselor-konselor dari

aliran ini sampai begitu jauh mempertahankan adanya unsur-unsur pengendalian

dalam penyelenggaraan wawancara; dan oleh karena itu aliran ini “lebih direktif”

sifatnya daripada aliran konseling “terpusat pada klien” (client centered

counseling). Dengan kata lain, konseling ini lebih direktif sifatnya daripada

Konseling Non-Direktif atau konseling “Client Centered)”.

Teori atau model konseling Ciri dan Faktor (Trait and Factor) ini

dipelopori oleh: E.G. Williamson dan J.G. Darley, serta pendukung-pendukung

lainnya, seperti: Walter Bingham, Donald G. Paterson, Thurstone, Eysenk, dan

Cattel.

Prinsip dasar konseling ciri dan faktor (trait dan factor), adalah sebagai

berikut:

1. Manusia itu pada dasarnya memiliki potensi untuk berbuat baik dan buruk.

Makna hidup itu adalah mencari kebaikan dan menolak keburukan. Oleh

karena itu dalam rangka konseling, konselor harus optimis tentang hakikat

manusia dan harus percaya bahwa individu itu dapat belajar menyelesaikan

masalah-masalahnya teristimewa jika mereka belajar menggunakan

kemampuan-kemampuannya.

2. Manusia tidak dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan kemampuan-

kemampuannya tersebut secara penuh tanpa bantuan orang lain.

3. Dimensi kehidupan yang baik adalah “ekselen” (excellence), dan dengan

peranan konselor dalam konseling klien dapat mencapai tingkat ekselen

dalam segala hal dari kehidupannya.

Baik buruknya hidup manusia banyak tergantung pada “hubungan” antara

manusia dengan alamnya. Dari hubungan dengan alamnya ini ada dua

kemungkinan, yakni: (a) individu sendirian dalam ketidakramahan alama, dan (b)

alam ramah dan cocok dengan perkembangan individu manusia.

Page 23: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

23

B. Instrument yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan

Instrumen yang digunakan dalam kegiatan layanan bimbingan karir

yang dilakukan di sekolah SMK Negeri 1 Sukasada yaitu angket. Adapun

angket yang kami gunakan yaitu sebagai berikut :

Angket 1

ANGKET PEMILIHAN KARIR

Nama :

No absen :

Kelas :

PETUNJUK

Isilah angket berikut sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.

A. Anda mengambil jurusan ini, karena anda ingin menjadi?

a. ……………………………………………………………

B. Setelah anda tamat dari SMK Negeri 1 Sukasada ini, anda akan

melanjutkan kemana?

1. Bekerja

a. Dimana:……………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

b. Alasan:………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

2. Melanjutkan study ke Perguruan Tinggi

a. Dimana:……………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

b. Alasan:………………………………………………………

………………………………………………………………

………………………………………………………………

Page 24: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

24

………………………………………………………………

………………………………………………………………

Angket 2

ANGKET PENILAIAN PENYAJIAN MATERI

Nama :

No absen :

Kelas :

PETUNJUK

Isi angket berikut sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya

1. Apakah materi yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan anda?

o YA

o TIDAK

2. Apakah materi yang diberikan masuk akal/ logis?

o YA

o TIDAK

3. Apakah alur dalam penyajian materi mudah dimengerti?

o YA

o TIDAK

4. Apakah cara penyajian materinya sudah cukup menarik?

o YA

o TIDAK

5. Apakah media yang disediakan sudah mencerminkan materi yang

diberikan?

o YA

o TIDAK

6. Apakah penyajian media pembelajaran dapat memudahkan anda untuk

mengerti materi yang diberikan?

o YA

o TIDAK

7. Apakah media yang disajikan sudah cukup menarik?

o YA

o TIDAK

8. Berikan kritik dan saran anda mengenai materi yang disajikan dan cara

penyampaian materinya.

KRITIK

Page 25: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

25

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………

SARAN

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………

C. RPBK Dan Media

SATUAN LAYANAN

RENCANA PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING

(RPBK)

A. Topik : Pemilihan karir

B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Karir

C. Jenis Layanan : Informasi

D. Fungsi Layanan : Pemeliharaan dan Pengembangan

E. Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada

F. Jurusan : Kayu

G. Tujuan Layanan / Hasil yang Diinginkan :

Setelah menyelesaikan kegiatan ini siswa diharapkan :

1. Siswa mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang cocok sesuai dengan jurusan

yang dipilih yaitu ukir

2. Siswa mengetahui perguruan tinggi yang memiliki jurusan ukir.

H. Tugas Perkembangan (TP)

“Membantu siswa mengetahui karir dan menetukan pekerjaan yang sesuai

dengan jurusan yang di pilih yaitu kayu.”

I. Uraian Kegiatan dan Materi Layanan

Kegiatan Mahasiswa Praktek

Page 26: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

26

1. Memberikan penjelasan secara ringkas mengenai jenis pekerjaan

sesuai dengan jurusan yang diambil dan menjelaskan pengertian

wirausahawan serta tips-tips menjadi seorang wirausahawan yang

sukses.

2. Memberikan Tanya jawab terkait topik yang dibahas.

3. Mengimplementasikan tahap perkembangan karir.

Kegiatan Siswa

1. Menyimak penjelasan materi dan mencermati serta mengkaji berbagai

contoh yang ada kaitannya dengan topik karir yang di bahas.

2. Menggali dan mampu mengenali kemampuan sehingga mampu

mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan.

3. Mengajukan pertanyaan apabila masih menemukan keraguan / kurang

mengerti.

J. Teori yang Digunakan dalam Pemberian Layanan :

Teori Karir Trait and Factor

Konseling Ciri dan Faktor (trait and factor) digolongkan ke dalam model

konseling yang berdimensi kognitif atau rasional. Model konseling ini

memecahkan masalah klien secara intelektual, logis dan rasional. Oleh karenanya

konseling ini sering disebut “konseling rasional”. Konseling ini melakukan

diagnosis untuk menemukan masalah klien, dan oleh karenanya konseling ini

sering disebut “konseling klinis”. Konseling Ciri dan Faktor ini juga sering

disebut konseling direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif

membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan masalahnya.

Dalam konseling ini kendali pemecahan masalah ditangan konselor, oleh

karenanya konseling ini juga sering disebut konseling yang terpusat pada

konselor (counselor centered).

Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah dikemukakan oleh

para ahli model konseling ini, yang kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan

bahwa konseling ini betul-betul bersifat direktif. Akan tetapi, kemudian terdapat

Page 27: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

27

perubahan pendapat pada diri mereka. Pertanyaan maupun pernyataan kepada

klien kemudian, seperti pertanyaan dan pernyataan dari Williamson, Darley;

Nampak tidak lagi bersifat direktif atau terpusat pada konselor. Dalam hubungan

ini , Rochman Natawidjaja (1978: 73-74) mengutarakan sebagai berikut:

“Pertanyaan-pertanyaan mereka yang dikemukakan kemudian, seperti halnya

pertanyaan-pertanyaan di atas, tidak lagi mencerminkan sifat “terpusat pada

konselor” dari model konseling ini. Hahn dan Kendal, dalam tulisannya yang

berjudul “Some comments in Defence of Non-Directive Counseling” yang dimuat

dalam Journal of Consulting Psychology,mengemukakan bahwa dewasa ini tidak

ada pendekatan yang sifatnya terpusat pada konselor (counselor centered).

Konselor professional dimanapun mereka pernah mendapat pendidikan,

cenderung untuk menempatkan kliennya di pusat proses konseling. Dalam pada

itu, tidaklah adil kiranya apabila aliran konseling klinis ini dianggap sebagai

pendekatan yang direktif, meskipun memang benar bahwa konselor-konselor dari

aliran ini sampai begitu jauh mempertahankan adanya unsur-unsur pengendalian

dalam penyelenggaraan wawancara; dan oleh karena itu aliran ini “lebih direktif”

sifatnya daripada aliran konseling “terpusat pada klien” (client centered

counseling). Dengan kata lain, konseling ini lebih direktif sifatnya daripada

Konseling Non-Direktif atau konseling “Client Centered)”.

Teori atau model konseling Ciri dan Faktor (Trait and Factor) ini

dipelopori oleh: E.G. Williamson dan J.G. Darley, serta pendukung-pendukung

lainnya, seperti: Walter Bingham, Donald G. Paterson, Thurstone, Eysenk, dan

Cattel.

Prinsip dasar konseling ciri dan faktor (trait dan factor), adalah sebagai

berikut:

4. Manusia itu pada dasarnya memiliki potensi untuk berbuat baik dan buruk.

Makna hidup itu adalah mencari kebaikan dan menolak keburukan. Oleh

karena itu dalam rangka konseling, konselor harus optimis tentang hakikat

manusia dan harus percaya bahwa individu itu dapat belajar menyelesaikan

masalah-masalahnya teristimewa jika mereka belajar menggunakan

kemampuan-kemampuannya.

Page 28: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

28

5. Manusia tidak dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan kemampuan-

kemampuannya tersebut secara penuh tanpa bantuan orang lain.

6. Dimensi kehidupan yang baik adalah “ekselen” (excellence), dan dengan

peranan konselor dalam konseling klien dapat mencapai tingkat ekselen

dalam segala hal dari kehidupannya.

Baik buruknya hidup manusia banyak tergantung pada “hubungan” antara

manusia dengan alamnya. Dari hubungan dengan alamnya ini ada dua

kemungkinan, yakni: (a) individu sendirian dalam ketidakramahan alama, dan (b)

alam ramah dan cocok dengan perkembangan individu manusia.

K. Materi

A. Pengertian wirausahawan

Wirausahawan adalah seorang katalisator. Mereka adalah orang-orang

yang melakukan tindakan sehingga suatu gagasan bisa terwujud menjadi suatu

kenyataan. Mereka menggunakan kreativitasnya untuk senantiasa melakukan

pengembangan yang bersinambungan. Wirausahawan didefinisikan oleh David E.

Rye (1996: 3-4) sebagai seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha

dan pengembangan baru, memperluas dan memberdayakan suatu

perusahaan/organisasi, untuk memproduksi produk baru atau menawarkan jasa

baru kepada pelanggan baru dalam suatu pasar yang baru.

Dalam bahasa Joseph Schumpeter, wirausahawan didefinisikan sebagai

orang yang memperbaiki orde ekonomi yang sudah ada dengan memperkenalkan

produk (barang dan jasa) baru, dengan menciptakan organisasi baru, atau dengan

mengeksploitasi bahan baku baru (Bygrave, 1996: 1). Definisi lain tentang

wirausahawan yang dipresentasikan oleh William D. Bygrave adalah orang yang

memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang

itu (Bygrave, 1996: 2).

Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi syarat-

syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,

Page 29: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

29

kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko

atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya

mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi.

Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi

yang terkait dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi

manajemen, keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia,

organisasi dan kelembagaan. Wirausahawan adalah seorang yang berorientasi

prestasi dan meyakini bahwa mereka menguasai kemampuan sendiri.

B. Menjadi Wirausaha yang Sukses

Menjadi seorang wirausaha yang sukses pastilah menjadi keinginan kita,

melihat persaingan ekonomi pada masa sekarang ini begitu kerasnya. Namun jika

keinginan menjadi wirausaha yang sukses tidak kita realisasikan, keinginan hanya

sakedar keinginan.

Banyak cara jitu agar dapat mengembangkan usaha yang kita jalankan.

Dengan perkembangan usaha yang semakin besar, dibutuhkan pribadi yang

mencerminkan seorang wirausaha yang sukses.

Memang tidak mudah untuk mengembangkan usaha dan menjadi

seorang wirausaha yang sukses. Jika mengetahui berbagai tips yang bisa

menjadikan kita sebagai seorang wirausaha yang sukses dan kita mau

menerapkan tips-tips menjdai wirausaha yang sukses, proses menuju pribadi yang

sukses tersebut akan mudah dicapai.

Adapula di antara kita yang tidak bercita-cita menjadi wirausaha dan

memilih menjadi karyawan saja. Dengan alasan memilih pendapatan yang pasti

saja dan stabil tanpa harus menanggung risiko rugi, tidak laku dan lain

sebagainya. Walau jam kerja terikat dan banyakperaturan-peraturan yang harus

Page 30: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

30

dijalankan serta tidak memiliki kebebasan waktu, tetap saja

kepastian income menjadi pilihan yang paling aman dan nyaman.

Tidak salah memang, menjadi seorang wirausaha yang sukses harus berani

mengambil berbagai risiko yang selalu menyertai setiap pilihan-pilihan atau

keputusan yang diambil. Namun, apakah Anda tidak ingin suatu hari nanti

memiliki usaha sendiri yang bisa dijalankan dari rumahsambil mengurus anak,

sambil menikmati berbagai kegiatan yang disukai?

Karena jika memilih menjadi seorang wirausaha, maka waktu adalah milik

Anda. Anda memiliki kebebasan untuk mengatur waktu sedemikian sehingga

usaha dan kesenangan bisa berjalan berdampingan. Ritme kerja pun Anda yang

menentukan. Tidak ada peraturan yang menentukan harus bekerja jam berapa dan

selesai jam berapa. Namun risikonya adalah penghasilan yang didapatkan sesuai

dengan apa yang Anda kerjakan dan memiliki berbagai risiko dan ketidakpastian

yang tinggi.

Beranikah Anda meninggalkan zona nyaman untuk mengambil risiko yang

lebih besar dan menjadi seorang wirausaha yang sukses?

C. Tips Menjadi Wirausaha yang Sukses

1. Wirausaha yang Sukses - Melatih Pola Pikir

Pola pikir seorang wirausaha yang sukses adalah selalu berpikiranpositif.

Jika Anda cenderung berpikiran negatif, maka pada akhirnya halnegatif yang

dipikirkan itulah yang terjadi. Latihlah pikiran Anda untuk selalu berpikiran

positif.

2. Wirausaha yang Sukses - Percaya Diri

Seorang wirausaha yang sukses juga harus memiliki rasa percaya pada

dirinya sendiri untuk mengambil keputusan secara akurat, penuh perhitungan, dan

tidak lamban. Tidak boleh ada keragu-raguan untuk suatu keputusan yang akan

Page 31: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

31

mempengaruhi usahanya. Kepercayaan diri yang tinggi membuat seorang

wirausaha berani memutuskan dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah

dipikirkan secara matang.

3. Wirausaha yang Sukses - Memiliki Perencanaan

Seorang wirausaha yang sukses harus melaksanakan apa yang sedang

dikerjakannya dengan penuh perencanaan dan perhatian. Rencanakan dengan

matang, usaha seperti apa yang ingin Anda jalankan, siapa yang akan menjalankan

usaha Anda, siapa pesaingan Anda, dan bagaimana cara memasarkan usaha Anda.

Perencanaan yang baik akan membawa hasil yang baik dan meminimalkan

risiko kerugian.

4. Wirausaha yang Sukses - Berani Mengambil Resiko

Ada risiko-risiko yang memang harus dihadapi dalam setiap pilihanyang

Anda ambil. Jangan takut untuk mengambil risiko. Jika terjadi kesalahan,

belajarlah dari kesalahan itu, perbaiki dan lanjutkan lagi.

5. Wirausaha yang Sukses - Kreatif dan Inovatif

Seorang wirausaha yang sukses harus memiliki jiwa

yang kreatif daninovatif untuk mengembangkan usahanya dengan cara yang

berbeda dari usaha yang sudah ada. Ciptakan cara baru dalam bidang pemasaran,

produk dan kembangkan kreativitas Anda agar mampu menciptakan produk-

produk baru yang inovatif.

6. Wirausaha yang Sukses - Ulet dan Tekun

Bertekunlah dalam hal-hal kecil, karena hal-hal besar akan datang dengan

sendirinya. Ulet dan tekun adalah kunci sukses seorang wirausaha. Tanpa kerja

keras dan ketekunan ini, suatu usaha tidak akan bertahan lama dan mengalami

kesuksesan.

Page 32: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

32

7. Wirausaha yang Sukses - Menentukan Sasaran

Wirausaha yang sukses juga harus menentukan impian, sasaran, dan visi

yang jelas tentang masa depan bisnisnya. Tidak akan ada semangat juang jika

tidak ada yang ingin kita kejar. Karena itu tentukan impian dan apa yang ingin

dicapai dari usaha yang Anda jalankan.

8. Wirausaha yang Sukses - Wujudkan

Semua perencanaan, impian, dan lain sebagainya telah diatur dan

ditentukan. Wujudkanlah keputusan yang telah Anda ambil untuk menjadi

seorang wirausaha yang sukses ini dengan menindaklanjutinya

dengan tindakan yang tepat, cepat dan terencana. Jangan hanya Not Action Talk

Only (NATO).

9. Wirausaha yang Sukses - Memiliki Pengetahuan Dasar-dasar Bisnis

Tips kesembilan menjadi wirausaha yang sukses adalah

memilkipengetahuan dasar-dasar bisnis. Tanpa pengetahuan ini, usaha seseorang

hanya akan dijadikan sebagai kelinci percobaan dan tidak akan menjadi seorang

wirausaha yang sukses. Kegagalan pun akan sering dialami. Tidak ada wirausaha

yang sukses tanpa sebuah pengetahuan.

Langkah terbaik untuk menjadi wirausaha yang sukses adalah belajar

sambil bekerja. Bekerja pada orang lain terlebih dahulu akan sangat membantu

seseorang menyerap ilmu dan pengalaman sehingga di kemudian hari bisa

menjadi seorang wirausaha yang sukses.

10. Wirausaha yang Sukses - Belajar dari Pengalaman Orang Lain

Tips kesepuluh menjadi wirausaha yang sukses adalah dengan belajardari

pengalaman orang lain, seperti sebuah papatah yang mengatakan: “Pengalaman

adalah guru yang terbaik.” Seorang calon wirausaha yang sukses pasti akan selalu

Page 33: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

33

mengambil pengalaman dari orang lain dan tentunya dari diri sendiri. Semua

pengalaman seseorang, baik kesuksesan maupun kegagalan harus dijadikan

sebuah pelajaran berharga dan dijadikan panduan dalam merintis usaha serta

mengembangkan usaha.

11. Wirausaha yang Sukses - Menerima Kritikan dan Nasihat dari Orang

Lain

Tips selanjutnya agar menjadi wirausaha yang sukses adalah mau

menerima kritikan dan nasihat dari orang lain. Pada umumnya, kritikan yang

ditujukan kepada seseorang adalah sebuah hambatan dalam merintis usaha.

Namun, seorang calon wirausaha yang sukses akan menganggap kritikan dan

nasihat dari orang lain sebagai guru yang membimbingnya ke arah kesuksesan.

Mau menerima kritikan artinya menyadari bahwa kita memilikikekurangan. Jika

mengetahui kekurangan, seseorang tentu akan memperbaiki kekurangan tersebut.

Jadi, kita harus berterima kasih kepada orang yang berani menegur dan

mengkritik.

12. Wirausaha yang Sukses - Bekerjasama dengan Orang Lain

Tips selanjutnya agar menjadi wirausaha yang sukses adalah

menjalinkerjasama dengan orang lain. Sepandai apapun seseorang, perjuangannya

akan sia-sia jika bekerja sendiri. Tidak ada seorang wirausaha yang sukses hanya

dengan bekerja sendiri. Kerjasama dengan teman, mitra bsinis, kerabat, rekan, dan

klien sangat pentingdilakukan jika ingin menjadi wirausaha yang sukses.

Rekan-rekan bisnislah yang akan memberi masukan, kritik, dan saran serta

membantu kita ketika mengalami kesulitan usaha. Seorang wirausaha yang sukses

harus bisa membuat hubungan dan bergaul untuk menjalin ralasi bisnis seluas-

luasnya.

Page 34: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

34

13. Wirausaha yang Sukses - Tidak Takut Menghadapi Kegagalan

Tips selanjutnya agar menjadi wirausaha yang sukses adalah tidak takut

menghadapi kegagalan. Anda jangan berpikir bahwa wirausaha yang sukses,

mapan, dan maju tidak pernah mengalami kegagalan dalam berbisnis. Semua

wirausaha yang sukses pasti pernah mengalami kegagalan.

Hal yang membuat para wirausaha yang sukses cepat bangkit dari

kegagalan adalah tidak pernah putus asa dan terus berjuang sampai

sukses. Manusia yang takut gagal adalah manusia pengecut, tidak berani berbuat,

dan kerjanya hanya berkhayal.

L. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

M. Tempat/kelas/semester : Ruang kelas /XI kayu/semester II (genap)

N. Hari/tgl, alokasi waktu : selasa/ 22 mei 2012/ 1X45menit

O. Penyelenggara layanan :PL-BK Karir

P. Pihak yang Disertakan : -

Q. Alat dan Sumber Bahan : Papan tulis, spidol, materi karir dan cita – cita.

Rencana penilaian/evaluasi (Laiseg,Laijapen,Laijapang)

1. Proses :Mencermati dan memperhatikan kesungguhan, keantusiasan

siswa dalam mengikuti pelajaran melalui pengamatan

langsung/observasi.

2. Hasil : Mengevaluasi tentang :

1. Memahami tentang wirausahawan dan tips-tips menjadi

wirausahawan yang sukses.

2. Meningkatkan pemahaman tentang wirausahawan dan

tips-tips menjadi wirausahawan yang sukses.

3. Memahami tugas dan perkembangan remaja.

Page 35: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

35

O. Analisis :

....................................................................................................................................

................................................................................................................................

.................................................................................................................................

P. Tindak Lanjut :

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

.................................................................................................................

Q. Catatan Khusus :

............................................................................................................................

................................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 36: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

36

MEDIA

WIRAUSAHAWAN KATALISATOR

David E. Rye (1996: 3-4) Sebagai seorang yang mengorganisasikan

dan mengarahkan usaha dan

pengembangan baru, memperluas dan

memberdayakan suatu

perusahaan/organisasi, untuk

memproduksi produk baru atau

menawarkan jasa baru kepada pelanggan

baru dalam suatu pasar yang baru

Joseph Schumpeter Orang yang memperbaiki orde ekonomi

yang sudah ada dengan memperkenalkan

produk (barang dan jasa) baru, dengan

menciptakan organisasi baru, atau dengan

mengeksploitasi bahan baku baru.

1. Menjadi Wirausaha yang

Sukses

Memang tidak mudah untuk mengembangkan usaha dan

menjadi seorang wirausaha yang sukses. Jika mengetahui

berbagai tips yang bisa menjadikan kita sebagai seorang

wirausaha yang sukses dan kita mau menerapkan tips-tips

menjdai wirausaha yang sukses, proses menuju pribadi yang

sukses tersebut akan mudah dicapai.

Page 37: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

37

Tips Menjadi

Wirausaha yang Sukses

Wirausaha yang Sukses - Melatih Pola Pikir Wirausaha yang Sukses - Percaya Diri

Wirausaha yang Sukses - Memiliki Perencanaan

Wirausaha yang Sukses - Berani Mengambil Resiko

Wirausaha yang Sukses - Kreatif dan Inovatif Wirausaha yang Sukses - Ulet dan Tekun

Wirausaha yang Sukses - Menentukan Sasaran Wirausaha yang Sukses - Wujudkan

Wirausaha yang Sukses - Memiliki Pengetahuan Dasar-dasar Bisnis Wirausaha yang Sukses - Belajar dari Pengalaman Orang Lain

Wirausaha yang Sukses - Menerima Kritikan dan Nasihat dari Orang Lain

Wirausaha yang Sukses - Bekerjasama dengan Orang Lain

Wirausaha yang Sukses - Tidak Takut Menghadapi Kegagalan

Page 38: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil yang Dicapai

SMK Negeri 1 Sukasada terletak di Jl. Srikandi – Sambangan

Sukasada, Singaraja. Sekolah ini memiliki 6 jurusan dintaranya yaitu kriya

kayu, kriya keramik, kriya tekstil, seni rupa, multi media dan seni tari.

Diantara 6 jurusan tersebut, 5 diantaranya sudah terakreditasi (A).

Pada saat pertama kami berkunjung ke sekolah tersebut, kami

disambut sangat ramah oleh pihak sekolah, begitu pula oleh siswa-siswi di

sana. Pertama-tama kami membawa surat tugas ke ruang TU untuk di ACC

oleh kepala sekolah, setelah itu kami diarahkan ke petugas BK di sana,

karena dari pihak sekolah telah menugaskan petugas BK tersebut untuk

melayani kami dan membantu kami untuk mencari data-data yang kami

perlukan.

Kelompok kami mendapatkan tugas untuk memberikan bimbingan

karir kepada sekolah industri, jadi kami memilih jurusan kayu sebagai

subjek layanan kami. Pertama kami menyebar angket mengenai pemilihan

karir mereka kedepannya. Setelah hasilnya kami ketahui, bahwa sebagian

besar siswa dalam kelas tersebut tidak akan melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi, dalam artian mereka setelah tamat akan langsung

terjun ke dunia kerja (Hasil penyebaran angket terlampir), kami langsung

menyusun sebuah RPBK untuk memberikan layanan informasi secara

klasikal. Setelah pemberian layanan informasi klasilkal kami memberikan

angket kepada siswa mengenai penilaian terhadap materi yang disajikan dan

adapun hasilnya yang telah di dapatkan adalah, hampir sebagian besar siswa

menyatakan kalau materi yang kami bawakan sudah sesuai dengan

kebutuhan mereka sebagai siswa SMK khususnya jurusan kayu.

Page 39: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

39

B. Kelemahan dan Kelebihan

1. Kelemahan

Kelemahan kami dalam memberikan layanan informasi

bagi para siswa dan siswi di XI jurusan kayu SMK Negeri 1

Sukasada adalah kurangnya pengetahuan kami tentang dunia kerja.

2. Kelebihan

Kelebihan kami dalam memberikan layanan informasi bagi

para siswa dan siswi di XI jurusan kayu SMK Negeri 1 Sukasada

adalah pemberian layanan kami sudah terstruktur sesuai dengan

arahan dosen pembimbing, sehingga kami dapat memberikan

informasi yang betul-betul dibutuhkan oleh siswa tersebut.

Page 40: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

40

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Layanan informasi karir adalah layanan yang diberikan kepada

siswa agar mereka mengetahui karir lanjutan mereka baik study maupun

pekerjaan setelah mereka lulus dari menempuh pendidikan disekolah.

Layanan informasi karir yang kami berikan di SMK Negeri 1 Sukasada

adalah informasi mengenai dunia kerja setelah lulus SMK, tempat mereka

dapat bekerja dan bagaimana cara mereka untuk membuka usaha mandiri

untuk meminimalisir kegagalan yang akan mereka alami jika mereka

membuka usaha.

B. Saran

Bagi guru pembimbing agar betul-betul memberikan bimbingan

karir terhadap anak didiknya agar studi atau karir ke depannya sesuai

dengan bakat dan minat siswa bersangkutan.

Page 41: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

41

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ubaybingokil.com/2012/01/pengertian-karir.html

http://waskitamandiribk.wordpress.com/2012/05/17/modul-panduan-pelayanan-

bimbingan-karir-di-sekolah/

http://data-rizkaamalia.blogspot.com/2011/02/pengertian-bimbingan-karir.html

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0451_055823_chapter2.pdf

http://heruexa.blogspot.com/2009/10/pengertian-wirausaha.html

http://fadhlyashary.blogspot.com/2012/03/10-tips-menjadi-pengusaha-sukses.html

Page 42: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

42

Page 43: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

43

Lampiran 1. Hasil Penyebaran Angket 1 (Angket Pemilihan Karir)

Page 44: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

44

Page 45: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

45

Page 46: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

46

Page 47: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

47

Page 48: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

48

Page 49: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

49

Page 50: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

50

Page 51: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

51

Page 52: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

52

Page 53: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

53

Page 54: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

54

Lampiran 2. Hasil Penyebaran Angket 2 (Angket Penilaian Penyajian Materi)

Page 55: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

55

Page 56: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

56

Page 57: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

57

Page 58: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

58

Page 59: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

59

Page 60: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

60

Page 61: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

61

Page 62: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

62

Page 63: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

63

Page 64: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

64

Page 65: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

65

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan

Gambar. 01

Menyampaikan maksud kedatangan kami ke sekolah tersebut

Gambar. 02

Penyebaran angket pemilihan karir

Page 66: Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede Hedwinusana, Ni Kadek Maepin).pdf

66

Gambar. 03

Penyajian materi

Gambar. 03

Penyebaran angket penilaian penyajian materi