Makalah Kapasitor_medan Elektromagnetik_i Kadek Agus Wahyu Raharja_1404405060
Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede...
-
Upload
edoin-cut-rock -
Category
Documents
-
view
169 -
download
0
Transcript of Laporan Praktikum BK Karier di SMK N 1 Sukasada (Made Aprilia Dwi Kristianti, I Wayan Gede...
1
LAPORAN PRAKTIKUM BK KARIR
Dosen Pembimbing:
KADEK SURANATHA, S.PD.,M.PD.,KONS
Oleh:
Made Aprilia Dwi Kristianti (IV B) 1011011077
I Wayan Gede Hedwinusana (VI A) 0911011019
Ni Kadek Maepin (VI A) 0911011031
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2012
2
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kita panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencananya. Laporan ini berjudul
“Laporan Praktikum BK Karir”.
Walaupun demikian, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak, agar untuk laporan yang kami buat selanjutnya dapat disempurnakan dan
mencapai hasil yang optimal, namun kami tetap mengharapkan agar laporan ini
dapat memberi manfaaat bagi seluruh pembaca baik dalam pembangunan ilmu
maupun dalam penyerapan informasi.
Kami sangat berharap agar nantinya laporan yang kami buat dengan
sederhana ini dapat menambah wawasan para pembaca dari segala aspek apapun,
dan kami pula memohon maaf sebesar besarnya jika ada kesalahan – kesalahan
dalam laporan ini, karena tidak ada manusia yang sempurna.
Om Santhi, Santhi, Santhi, Om
Singaraja, Mei 2012
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ………………………………………………………………... 2
Daftar Isi……………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah tentang Karir yang terjadi di Sekolah ……………………. 4
B. Latar Belakang Perlunya Layanan Karir ………………………….. 5
C. Pendekatan/ Model/ Layanan yang Digunakan……………………. 8
D. Manfaat ………………………………………………………………... 8
E. Metode Penulisan …………………………………………………….. 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Bimbingan Karir ……………………………………………………. 9
B. Sekolah Menengah Kejuruan ……………………………………… 15
BAB III TEORI YANG MELANDASI PERANGKAT YANG
DIGUNAKAN
A. Teori Yang Digunakan ……………………………………………… 20
B. Instrumen Yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan………….. 22
C. RPBK dan Media……………………………………..……..………. 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Yang Dicapai…. ……………………………………………… 38
B. Kelemahan dan Kelebihan………………………………………….. 39
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 40
B. Saran-saran ……………………………………………………………. 40
Daftar Pustaka
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah-masalah Tentang Karir yang Terjadi Di Sekolah
Dewasa ini masalah karier telah menjadi komponen layanan bimbingan
dan konseling yang lebih penting dibandingkan pada masa sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh adanya berbagai perubahan dalam dunia kerja, terutama tahun
1970-an. Berbagai perubahan itu di antaranya sebagai berikut:
a) Semakin berkurangnya kebutuhan dunia kerja terhadap pekerja yang
tidak memiliki keterampilan.
b) Meningkatnya kebutuhan dunia kerja terhadap pekerja yang
profesional dan memiliki keterampilan teknis.
c) Berkembangnya berbagai jenis pekerjaan sebagai dampak dari
penerapan teknologi maju.
d) Berkembangnya perindustrian di berbagai daerah.
e) Berbagai jenis pekerjaan yang baru memerlukan cara-cara pelayanan
dan penanganan yang baru atau yang berbeda dengan penanganan
sebelumnya.
f) Semakin bertambahnya jumlah pekerja yang masih berusia muda
dalam dunia kerja.
Masalah karier yang dirasakan oleh siswa itu, antara lain sebagai berikut:
a) Siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan
kemampuan dan minat.
b) Siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup.
c) Siswa masih bingung untuk memilih pekerjaan.
d) Siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan dan minat.
e) Siswa merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah.
f) Siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan
tertentu, bila setelah tamat tidak masuk dunia kerja.
5
g) Siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan,
kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta
prospek pekerjaan untuk masa depan kariernya.
B. Latar Belakang Perlunya Layanan Karir
Setiap orang mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam meraih
kebahagiaan tersebut ada sebagian orang yang terus berusaha semaksimal
mungkin mencapai sukses, baik dalam belajar, bekerja, berkeluarga, maupun
bermasyarakat. Mereka ada yang sukses bekerja di bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, kesenian, olah raga, pertanian, kehutanan, perhubungan, teknologi,
telekomunikasi, dan sebagainya. Mereka yang sukses biasanya menyenangi
bidang pekerjaan yang digelutinya. Kesuksesan mereka itu diakui oleh teman-
temannya dan masyarakat di sekitarnya.
Untuk memperoleh kesuksesan dalam bekerja, biasanya seseorang
mempersiapkan dirinya dengan belajar dan berlatih secara tekun di bidang
pekerjaan yang dipilihnya. Mereka berusaha untuk memahami bakat, minat,
kepribadian, nilai, dan peluang-peluang pekerjaan yang ada di lingkungan
sekitarnya. Selanjutnya mereka mengembangkan bakat, minat, kepribadian, nilai
yang sesuai dengan dirinya dan yang dapat menunjang pekerjaannya.
Kesuksesan seseorang dalam pekerjaan dapat diraih melalui usaha yang
sungguh-sungguh penuh pengorbanan dan perjuangan. Mereka belajar dan bekerja
secara tekun untuk mewujudkan kesuksesan dalam pekerjaannya. Mereka merasa
senang dalam belajar dan bekerja yang sesuai dengan dirinya. Mereka bahagia
karena lingkungan di sekitarnya dapat menerima diri dan menerima pekerjaanya.
Mereka bahagia karena mampu berprestasi di bidang pekerjaan yang dipilihnya.
Dengan kata lain, mereka sukses dalam kariernya yang meliputi sukses
dalam belajar, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. Dengan demikian, orang
dapat dikatakan sukses dalam kariernya apabila ia berhasil melaksanakan
serangkaian pekerjaan utama yang ditekuninya selama hidupnya. Untuk mencapai
6
kesuksesan itu, tidak dapat dipungkiri, bahwa proses pendidikan memegang
peranan yang sangat penting. Bimbingan-bimbingan dalam proses pendidikan
sangat diperlukan agar peserta didik bisa menentukan arah karir yang akan
membawa mereka ke “Singgasana” kesuksesan.
Dalam bidang pendidikan, bimbingan karier merupakan salah satu jenis
layanan dari program bimbingan dan konseling. Secara kelembagaan, bimbingan
dan konseling itu adalah bagian dari keseluruhan program pendidikan di sekolah,
yang ditujukan untuk membantu atau memfasilitasi peserta didik (siswa) agar
mencapai perkembangan diri yang optimal.
Tujuan akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab
II, Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga 6opic6 yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
tuntu bukan suatu hal yang sama. Antara kedua itu mempunyai perbedaan yang
sangat signifikan. Di SMA, proses pendidikannya bersifat umum dan juga dengan
materi yang diberikan besifat lebih umum daripada materi yang diberikan di
SMK. Begitu juga dalam bidang praktek, di SMA hanya menyediakan sedikit jam
untuk praktek, biasanya dibarengi dengan teori. Lain halnya di SMK, proses
pendidikannya lebih mengkhusus ke salah satu bidang tertentu sesuai jurusan
yang dipilih, materi yang diberikan lebih mengkhusus, dan di SMK memiliki jam
khusus untuk praktek, di SMK lebih mementingkan praktek daripada teori,
7
sehingga SMK disiapkan untuk peserta didik yang sudah siap untuk diletakkan di
dunia kerja.
Nah, karena perbedaannya itu, tentu proses pemberian pelayanan/
bimbingan karir memiliki perbedaan-perbedaan tertentu yang perlu di perhatikan.
Adapun secara khusus, tujuan bimbingan karier di SMK adalah untuk membantu
atau memfasilitasi perkembangan individu (siswa) agar memiliki kemampuan-
kemampuan sebagai berikut.
a) Memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar (bakat, minat,
sikap, kecakapan, dan cita-cita) yang terkait dengan dunia kerja yang akan
dimasukinya kelak. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier
amat dipengaruhi oleh kemampuan individu memahami dan menilai
potensi dasar yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka setiap siswa perlu
dibantu untuk memahami potensi dasar dirinya, sehingga menentukan
pilihan atau mengambil keputusan yang sesuai dengan dunia kerja
pilihannya itu.
b) Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan
masyarakatnya, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia kerja.
Sikap positif berarti bahwa individu mau bekerja dalam bidang pekerjaan
apa pun tanpa merasa rendah diri, yang penting bermakna bagi diri dan
lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama yang dianutnya.
c) Mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi
dirinya serta memahami jenis-jenis pendidikan dan/atau pelatihan yang
diperlukan untuk mengembangkan karier dalam bidang pekerjaan tertentu.
Melalui pengetahuan dan pemahaman tersebut individu terdorong untuk
membentuk identitas karier dengan cara mengenali 7opic-ciri pekerjaan,
persyaratan yang dituntut, lingkungan pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.
d) Menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan
oleh 7opic7 diri dan lingkungannya.
8
e) Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan,
dan kondisi kehidupan 8opic8-ekonomi.
f) Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Misalnya,
apabila seorang siswa bercita-cita menjadi pemandu wisata, dia senantiasa
harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan
karier kepariwisataan.
C. Pendekatan/ Model/ Layanan yang Digunakan
Pendekatan yang dilakukan dalam pemberian layanan informasi
karir di kelas XI Kayu adalah model klasikal yaitu pemberian informasi
kepada seluruh siswa di dalam kelas tersebut dalam waktu yang
bersamaan.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan memberikan manfaat penulisan
sebagai berikut.
1) Bagi penulis, penulisan laporan ini dapat menambah wawasan
penulis tentang cara atau prosedur pemberian bimbingan karir di
sekolah.
2) Bagi pembaca, penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai
masukan dan pertimbangan untuk mengetahui lebih dalam tentang
cara atau prosedur pemberian bimbingan karir di sekolah.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
metode dokumentasi, yaitu penulisan makalah yang didasarkan pada buku-
buku yang terkait dengan topik yang dibahas dan mempraktekannya di
lapangan.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bimbingan Karir
a) Pengertian Karir
Di masa lalu, istilah karier dipadang oleh masyarakat awam sebagai
sebuah istilah yang eksklusif dan hanya dibicarakan di kalangan terbatas.
Misalnya, karier diterapkan kepada orang yang memiliki latar belakang
pendidikan tinggi, pejabat publik, atau orang yang memegang jabatan struktural,
bahkan menyempit di kalangan orang-orang yang sukses di sektor bisnis,
pemerintahan, dan birokrasi. Reduksi esensi karier lainnya adalah berupa
pandangan bahwa karier identik dengan kenaikan pangkat atau golongan secara
reguler, dan puncak karier terjadi ketika seseorang memegang jabatan structural
Persepsi tentang „karier‟ seperti itu tidak sepenuhnya benar atau seluruhnya salah.
Alasannya, banyak istilah yang memiliki kesamaan makna dengan karier,
misalnya task, position, job, occupation, vocation, dan avocation.
Sejatinya, karier memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam
dibandingkan istilah sejenis. Karier mengandung makna urutan okupasi, job dan
posisi-posisi yang diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert,
1974). Sejalan dengan pendapat ini, Healy (1982:5) mengemukakan bahwa karier
dapat didefinisikan, “as the sequence of major position occupied by a person
throughout his, or her preoccupational, occupational and post-occupational life.”
Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karier seseorang terjadi sejak masa
belajar, bekerja, dan saat pensiun.
Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar, bekerja dan
pensiun dapat dikatakan sebagai karier? Itulah yang oleh Super (1976) disebut
bahwa karier lebih bersifat person oriented. Posisi tersebut dapat dipandang
sebagai karier, bergantung pada pandangan seseorang mengenai karier dan
perspektif mana yang ia gunakan. Yang paling penting adalah bagaimana kualitas
individu berperilaku pada setiap posisi tersebut. Dengan asumsi ini, dapat
10
dikatakan bahwa kualitas perilaku pada posisi tersebut dapat dirasakan dan
bermakna bagi kehidupan individu itu sendiri dan lingkungannya.
Karier dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang
saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan
melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-
cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span of one's' life) (Murray:1983).
Definisi ini memandang karier sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang
diakibatkan oleh adanya kekuatan inner person pada diri manusia. Perilaku yang
tampak karena adanya kekuatan motivatif, kemampuan, sikap, kebutuhan,
aspirasi, dan cita-cita sebagai modal dasar bagi karier individu. Itulah yang oleh
Healy (1982) disebut sebagai kekuatan karier (power of career). Kekuatan karier
ini akan tampak dalam pengguasaan sejumlah kompetensi (fisik, social,
intelektual, spiritual) yang mendukung kesuksesan individu dalam karirnya.
Sukses karier dapat pula dicapai melalui pendidikan, hobi, profesi, social pribadi,
dan religi. Karier mencakup seluruh aspek kehidupan individu, yaitu meliputi (1)
peran-peran hidup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan
warga masyarakat; (2) adegan-adegan kehidupan (life-settings), seperti dalam
keluarga, lembaga masyarakat, sekolah atau pekerjaan; dan (3) peristiwa
kehidupan (life-events), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah
tugas, kehilangan pekerjaan, atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karir
merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan
mencakup seluruh aspek kehidupan yang terwujud karena adanya kekuatan inner
person. Perwujudan diri akan bermakna manakala ada kepuasan/kebahagiaan diri
dan lingkungan.
b) Pengertian Bimbingan Karier
Konsep layanan bimbingan karier sulit dipisahkan dari konsep vocational
guidance yang berubah menjadi career guidance seperti yang dikemukakan oleh
National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973. Artinya,
11
sebagai proses membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki,
dan memperoleh kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6).
Pada tahun 1951, Donald Super mengajukan revisi terhadap definisi
bimbingan jabatan (vocational guidance) sebagai suatu proses bantuan terhadap
individu untuk menerima dan mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu
dalam dunia kerja, menguji konsepnya dengan realitas dan kepuasan bagi dirinya
dan masyarakat (Herr and Cramer, 1979: 6). Atas dasar analisis itu, Super
(Tennyson, et. al., 1974: 146) mengganti konsep vocational choice menjadi
vocational development.
Kematangan vokasional menunjukkan tingkat perkembangan, tingkat yang
dicapai pada kontinum perkembangan diri dari tahap eksplorasi ke tahap
kemunduran. Kematangan vokasional dipandang sebagai umur vokasional yang
secara konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun
1951 terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut oleh para ahli
bimbingan vokasional sebelum tahun 1951 ke model karier. Model okupasional
terutama menekankan pada adanya kesesuaian antara bakat dan minat dengan
tuntutan pekerjaan; sedangkan model karier mencoba menghubungkan tujuan-
tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep diri,
rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.
Sejalan dengan terjadiya pergeseran konsep vocational guidance menjadi
career guidance dan model okupasional menjadi karier telah banyak dikemukakan
definisi mengenai bimbingan karier. Conny Semiawan (1986:3) memberikan
definisi bimbingan karier lebih luas, yaitu sebagai berikut. “..Bimbingan karir
(BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus
dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam
setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir terkait dengan
perkembangan kemampuan kognitif dan afektif, maupun keterampilan seseorang
dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan
keputusan maupun perolehan pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu
dirinya memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang
12
terus-menerus berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau
bimbingan tugas”.
Mohamad Surya (1988:31) menyatakan bahwa bimbingan karier
merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu untuk
memecahkan masalah karier, memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya
antara kemampuan dan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan
perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Dengan mencermati uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
karier adalah suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar
dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan
masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu
menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan dirinya secara
bermakna. Dengan demikian, bimbingan karier difokuskan untuk membantu
individu menampilkan dirinya yang memiliki kompetensi/keahlian agar meraih
sukses dalam perjalanan hidupnya dan mencapai perwujudan diri yang bermakna
bagi dirinya dan lingkungan di sekitarnya.
Bimbingan karier merupakan salah satu dari layanan bimbingan dan
konseling. Dalam program bimbingan dan konseling di sekolah, di samping
layanan bimbingan karier, ada layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan
bimbingan belajar. Semua jenis layanan tersebut diarahkan kepada peserta didik
(siswa) yang disebut sebagai klien, agar mereka memahami dirinya, mengenal
lingkungannya yang efektif, sehingga dapat mengambil keputusan dan/atau
merencanakan masa depan kehidupannya secara bermakna.
Adapun lingkup kehidupan klien yang dibantu atau difasilitasi melalui
layanan bimbingan dan konseling di sekolah itu meliputi aspek kemampuan untuk
(a) mengembangkan diri atau pribadi dengan berbagai karakteristiknya yang khas;
(b) mengembangkan hubungan sosial dalam kaitan dengan lingkungan individu
yang lain, kelompok, dan masyarakatnya; (c) mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang aktif dan produktif hingga dapat mencapai prestasi yang
optimal; dan (d) mengembangkan pemahaman serta penerimaan terhadap
13
gambaran diri pribadinya dan dunia kerja di luar dirinya, memperoleh
penyesuaian antara gambaran diri dan dunia kerja pilihannya, hingga meraih
keberhasilan dan dapat mewujudkan diri sepanjang perjalanan hidupnya.
Dengan demikian, bimbingan karier pada dasarnya merupakan proses
bantuan, layanan, dan / atau pendekatan yang dilakukan oleh konselor terhadap
klien (siswa), agar siswa dapat memahami dirinya, mengenal dunia kerja,
merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang
diharapkannya, menentukan dan mengambil keputusan yang tepat serta
bertanggung jawab, sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Berdasarkan pengertian bimbingan karier tersebut, karier dapat dinyatakan
sebagai perjalanan hidup bermakna yang ditempuh seseorang, yang ditandai
dengan serangkaian kesuksesan dalam hidupnya. Karier seseorang dapat diraih
melalui pekerjaan, jabatan, posisi, ataupun hobi. Adapun bimbingan karier
dimaksudkan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan
pemecahan masalah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan
tugas-tugas kerja, kondisi dan kemampuan diri, kondisi lingkungan, perencanaan
dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan pengentasan masalah-
masalah karier yang dihadapi.
Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.
Bimbingan karier terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, atau
keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami
proses pengambilan keputusan, atau perolehan pengetahuan dalam keterampilan
yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan social budaya yang
terus berubah.
c) Prinsip Bimbingan Karier
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau
landasan bagi layanan bimbingan karier. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep
filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan
14
bantuan atau bimbingan karier, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-
prinsip itu adalah sebagai berikut:
a) Bimbingan karier ditujukan bagi semua individu. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan karier diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun
wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dengan demikian,
bimbingan karier merupakan suatu proses bantuan atau layanan yang
berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang; bukan
merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lainnya.
b) Bimbingan karier merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
(siswa) yang sedang dalam proses berkembang. Dengan demikian, ciri-ciri
dan tugas-tugas perkembangan pada tahap tertentu hendaknya dijadikan
dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan karier. Dalam hal ini
pendekatan yang digunakan dalam bimbingan karier lebih bersifat
preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih
diutamakan teknik atau pendekatan dalam setting (adegan) kelompok
daripada perseorangan (individual). Pendekatan prventif adalah layanan
bimbingan untuk mencegah individu/klien agar tidak terjerumus kepada
masalah dalam proses pengembangan dirinya. Pendekatan pengembangan
adalah layanan bimbingan untuk memfasilitasi laju perkembangan
individu/klien. Pendekatan kuratif adalah layanan bimbingan untuk
menyembuhkan individu/klien dari masalah psikologis atau model
pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi individu.
c) Bimbingan karier bersifat individual. Setiap individu bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan karier individu
dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.
Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah
individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik
kelompok.
d) Bimbingan karier menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih
ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan
15
karier karena bimbingan karier dipandang sebagai satu cara yang menekan
aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan itu, bahwa dalam hal ini
bimbingan karier sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan
pengembangan kekuatan dalam diri dan kesuksesan, karena bimbingan
karier merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap
diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
e) Bimbingan karier merupakan usaha bersama. Bimbingan karier bukan
hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru dan
kepala sekolah. Mereka sebagai tim kerja terlibat dalam proses bimbingan
karier. Program bimbingan karier akan berlangsung efektif apabila ada
upaya kerja sama antar personel sekolah, juga dibantu oleh personel dari
luar sekolah, seperti orang tua siswa atau para spesialis.
f) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
karier. Bimbingan karier diarahkan untuk membantu individu agar dapat
melakukan pilihan dan mengambil keputusan kariernya. Bimbingan karier
berperanan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu. Hal
itu sangat penting baginya dalam mengambil keputusan kariernya.
Kehidupan karier individu diarahkan oleh tujuan kariernya, dan bimbingan
karier memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan
diri, dan menyempurnakan tujuan karier melalui pengambilan keputusan
yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan itu. Kemampuan
individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan,
tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan
karier tidak sekadar memperhatikan hak individu unuk menentukan pilihan
atau mengambil keputusan sendiri, tetapi juga membantu individu agar
memperoleh keterampilan dalam mengembangkan cara-cara pemenuhan
pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab.
g) Bimbingan karier berlangsung dalam berbagai latar kehidupan. Pemberian
layanan bimbingan karier tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga
di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga pemerintah/swasta,
dan masyarakat. Bidang layanan bimbingan karier pun bersifat multi-
16
aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, dan pendidikan yang terkait
dengan karier.
B. Sekolah Menengah Kejuruan
a) Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan
Sekolah tidak boleh diartikan hanya sekedar sebuah ruangan atau gedung
atau tempat anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan, akan
tetapi sekolah sebagai lembaga pendidikan terikat akan norma dan budaya yang
mendukungnya sebagai suatu system nilai. Sekolah adalah kerja sama sejumlah
orang yang menjalankan seperangkat fungsi mendasar untuk melayani kelompok
umur tertentu dalam ruang kelas yang pelaksanaannya dibimbing oleh guru
melalui kurikulum bertingkat untuk mencapai tujuan intruksional dengan terikat
akan norma dan budaya yang mendukung sebagai suatu system nilai.
Sekolah menengah kejuruan adalah sekolah yang dibangun dan didirikan
untuk menciptakan lulusan agar siap kerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah Bab 1 Pasal 1 Ayat 3, bahwa “pendidikan menengah
kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa sekolah menengah kejuruan
memfokuskan pada suatu program keahlian atau program-program pendidikan
tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
b) Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan
Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah Kejuruan Pasal 3 Ayat 2 “Sekolah menengah kejuruan mengutamakan
penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional”. Menyikapi hal tersebut, tentu saja hasil akhir dari sekolah menengah
kejuruan yaitu lulusan siap bekerja dengan sikap professional sebagai bekal dalam
mengaplikasikan keahliannya pada lapangan pekerjaan tertentu. Menurut
17
Kepmendikbud RI No. 0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan Pasal 2
Ayat 1 tujuan pendidikan di sekolah menengah kejuruan adalah
1. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi dan meluaskan pendidikan dasar.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya dan
alam sekitar.
3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
4. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengambangkan
sikap professional.
c) Karakteristik Perkembangan Siswa SMK
Secara psikologis siswa SMK tengah memasuki tahapan perkembangan
masa remaja, yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa ini
merupakan masa yang singkat dan sulit dalam perkembangan kehidupan manusia.
Pada masa ini individu mengalami ambivalensi kemerdekaan. Pada satu sisi
individu menunjukkan ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa; pada
sisi lain individu menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri.
Tema sentral kehidupan individu yang berada pada masa remaja adalah pencarian
identitas atau jati-diri, baik yang berkaitan dengan aspek intelektual, sosial-
emosional, vokasional, maupun spiritual. Ia harus mampu menjawab “Siapa saya
? Apa saya ? Mau ke mana saya? Apa yang harus saya perbuat untuk karier masa
depan saya? Sejumlah pertanyaan identitas diri seyogyanya dapat dijawab dengan
tepat oleh remaja. Jika ia tidak dapat menjawabnya dengan tepat maka ia
cenderung bingung menghadapi hidup, termasuk pengambilan keputusan karier.
Tetapi jika sebaliknya, maka ia akan berkembang optimal dan tepat dalam
mengambil keputusan kariernya sehingga karier masa depan penuh dengan
harapan. Oleh karena itu, pada masa remaja diperlukan lingkungan sosial dan fisik
yang kondusif, yakni lingkungan orang tua atau orang dewasa yang membimbing
18
dan mengayomi secara aspiratif, teman sebaya (peer group) yang
mengembangkan norma kehidupan yang positif dan kreatif, dan lingkungan fisik
yang memfasilitasi remaja untuk menyalurkan energi psikologis hingga
membuahkan produktivitas.
Pada setiap tahapan atau periode perkembangan, termasuk masa remaja,
terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dipelajari dan diselesaikan oleh
individu agar diperoleh kesuksesan dalam perkembangan kehidupan selanjutnya.
Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang muncul pada setiap periode
perkembangan individu selama hidupnya, yang dipengaruhi oleh tuntutan
kematangan diri, aspirasi lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan budaya
sekitarnya.
Kerberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan dalam periode
perkembangan tertentu akan membantu individu dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan pada periode perkembangan berikutnya. Demikian sebaliknya,
kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan pada periode tertentu akan
menghambat penyelesaian tugas perkembangan pada periode selanjutnya.
Rumusan tugas perkembangan bagi para remaja di Indonesia adalah
sebagai berikut:
a) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan
yang sehat.
c) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
d) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan sosial yang lebih luas.
e) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan
apresiasi seni.
19
f) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
g) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
h) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan minat manusia.
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan titik anjak pengembangan
program bimbingan dan konseling, termasuk bimbingan karier di sekolah.
Artinya, dalam pengembangan program bimbingan seyogianya diawali dengan
identifikasi tugas-tugas perkembangan sebagai kompetensi yang harus dikuasai
siswa, kemudian disusun satuan-satuan layanan yang sesuai dengan kondisi siswa
tersebut.
d) Posisi Layanan Bimbingan Karier di SMK
Posisi layanan bimbingan karier di SMK hendaknya mampu membantu
siswa menyelesaikan tugas perkembangannya di bidang karier yang berada pada
tahap eksplorasi. Tugas perkembangan karier pada tahap eksplorasi ini adalah
sebagai berikut:
a) Mengenal dan menerima kebutuhan untuk membuat keputusan karier dan
memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karier.
b) Menyadari minat dan kemampuan dan menghubungkannya dengan
kesempatan kerja.
c) Mengidentifikasi bidang dan tingkat pekerjaan yang cocok dengan minat
dan kemampuan.
d) Memperoleh latihan untuk mengembangkan keterampilan dan
mempercepat memasuki pekerjaan atau jabatan guna memenuhi minat dan
kemampuannya.
20
Posisi layanan bimbingan karier di SMK adalah membantu siswa mencari
dan menemukan bidang karier yang cocok dengan dirinya. Layanan bimbingan
karier di SMK hendaknya membantu siswa agar mampu:
1) Mengembangkan kesadaran akan perlunya penerapan yang lebih khusus
dari tujuan karier;
2) Mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna menerapkan
tujuan karier;
3) Melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat guna
memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang mendukung
pekerjaan, latihan dalam jabatan, dan mengejar latihan lebih lanjut di
perguruan tinggi atau pendidikan setelah sekolah lanjutan yang
mengantarkan siswa pada kualifikasi untuk suatu pekerjaan khusus.
21
BAB III
TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT
YANG DIGUNAKAN
A. Teori yang Digunakan: Teori Karir Trait and Factor
Konseling Ciri dan Faktor (trait and factor) digolongkan ke dalam model
konseling yang berdimensi kognitif atau rasional. Model konseling ini
memecahkan masalah klien secara intelektual, logis dan rasional. Oleh karenanya
konseling ini sering disebut “konseling rasional”. Konseling ini melakukan
diagnosis untuk menemukan masalah klien, dan oleh karenanya konseling ini
sering disebut “konseling klinis”. Konseling Ciri dan Faktor ini juga sering
disebut konseling direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif
membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan masalahnya.
Dalam konseling ini kendali pemecahan masalah ditangan konselor, oleh
karenanya konseling ini juga sering disebut konseling yang terpusat pada
konselor (counselor centered).
Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah dikemukakan oleh
para ahli model konseling ini, yang kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan
bahwa konseling ini betul-betul bersifat direktif. Akan tetapi, kemudian terdapat
perubahan pendapat pada diri mereka. Pertanyaan maupun pernyataan kepada
klien kemudian, seperti pertanyaan dan pernyataan dari Williamson, Darley;
Nampak tidak lagi bersifat direktif atau terpusat pada konselor. Dalam hubungan
ini , Rochman Natawidjaja (1978: 73-74) mengutarakan sebagai berikut:
“Pertanyaan-pertanyaan mereka yang dikemukakan kemudian, seperti halnya
pertanyaan-pertanyaan di atas, tidak lagi mencerminkan sifat “terpusat pada
konselor” dari model konseling ini. Hahn dan Kendal, dalam tulisannya yang
berjudul “Some comments in Defence of Non-Directive Counseling” yang dimuat
dalam Journal of Consulting Psychology,mengemukakan bahwa dewasa ini tidak
ada pendekatan yang sifatnya terpusat pada konselor (counselor centered).
22
Konselor professional dimanapun mereka pernah mendapat pendidikan,
cenderung untuk menempatkan kliennya di pusat proses konseling. Dalam pada
itu, tidaklah adil kiranya apabila aliran konseling klinis ini dianggap sebagai
pendekatan yang direktif, meskipun memang benar bahwa konselor-konselor dari
aliran ini sampai begitu jauh mempertahankan adanya unsur-unsur pengendalian
dalam penyelenggaraan wawancara; dan oleh karena itu aliran ini “lebih direktif”
sifatnya daripada aliran konseling “terpusat pada klien” (client centered
counseling). Dengan kata lain, konseling ini lebih direktif sifatnya daripada
Konseling Non-Direktif atau konseling “Client Centered)”.
Teori atau model konseling Ciri dan Faktor (Trait and Factor) ini
dipelopori oleh: E.G. Williamson dan J.G. Darley, serta pendukung-pendukung
lainnya, seperti: Walter Bingham, Donald G. Paterson, Thurstone, Eysenk, dan
Cattel.
Prinsip dasar konseling ciri dan faktor (trait dan factor), adalah sebagai
berikut:
1. Manusia itu pada dasarnya memiliki potensi untuk berbuat baik dan buruk.
Makna hidup itu adalah mencari kebaikan dan menolak keburukan. Oleh
karena itu dalam rangka konseling, konselor harus optimis tentang hakikat
manusia dan harus percaya bahwa individu itu dapat belajar menyelesaikan
masalah-masalahnya teristimewa jika mereka belajar menggunakan
kemampuan-kemampuannya.
2. Manusia tidak dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan kemampuan-
kemampuannya tersebut secara penuh tanpa bantuan orang lain.
3. Dimensi kehidupan yang baik adalah “ekselen” (excellence), dan dengan
peranan konselor dalam konseling klien dapat mencapai tingkat ekselen
dalam segala hal dari kehidupannya.
Baik buruknya hidup manusia banyak tergantung pada “hubungan” antara
manusia dengan alamnya. Dari hubungan dengan alamnya ini ada dua
kemungkinan, yakni: (a) individu sendirian dalam ketidakramahan alama, dan (b)
alam ramah dan cocok dengan perkembangan individu manusia.
23
B. Instrument yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan layanan bimbingan karir
yang dilakukan di sekolah SMK Negeri 1 Sukasada yaitu angket. Adapun
angket yang kami gunakan yaitu sebagai berikut :
Angket 1
ANGKET PEMILIHAN KARIR
Nama :
No absen :
Kelas :
PETUNJUK
Isilah angket berikut sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.
A. Anda mengambil jurusan ini, karena anda ingin menjadi?
a. ……………………………………………………………
B. Setelah anda tamat dari SMK Negeri 1 Sukasada ini, anda akan
melanjutkan kemana?
1. Bekerja
a. Dimana:……………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
b. Alasan:………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
2. Melanjutkan study ke Perguruan Tinggi
a. Dimana:……………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
b. Alasan:………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
24
………………………………………………………………
………………………………………………………………
Angket 2
ANGKET PENILAIAN PENYAJIAN MATERI
Nama :
No absen :
Kelas :
PETUNJUK
Isi angket berikut sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya
1. Apakah materi yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan anda?
o YA
o TIDAK
2. Apakah materi yang diberikan masuk akal/ logis?
o YA
o TIDAK
3. Apakah alur dalam penyajian materi mudah dimengerti?
o YA
o TIDAK
4. Apakah cara penyajian materinya sudah cukup menarik?
o YA
o TIDAK
5. Apakah media yang disediakan sudah mencerminkan materi yang
diberikan?
o YA
o TIDAK
6. Apakah penyajian media pembelajaran dapat memudahkan anda untuk
mengerti materi yang diberikan?
o YA
o TIDAK
7. Apakah media yang disajikan sudah cukup menarik?
o YA
o TIDAK
8. Berikan kritik dan saran anda mengenai materi yang disajikan dan cara
penyampaian materinya.
KRITIK
25
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………
SARAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………
C. RPBK Dan Media
SATUAN LAYANAN
RENCANA PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING
(RPBK)
A. Topik : Pemilihan karir
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Karir
C. Jenis Layanan : Informasi
D. Fungsi Layanan : Pemeliharaan dan Pengembangan
E. Sekolah : SMK Negeri 1 Sukasada
F. Jurusan : Kayu
G. Tujuan Layanan / Hasil yang Diinginkan :
Setelah menyelesaikan kegiatan ini siswa diharapkan :
1. Siswa mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang cocok sesuai dengan jurusan
yang dipilih yaitu ukir
2. Siswa mengetahui perguruan tinggi yang memiliki jurusan ukir.
H. Tugas Perkembangan (TP)
“Membantu siswa mengetahui karir dan menetukan pekerjaan yang sesuai
dengan jurusan yang di pilih yaitu kayu.”
I. Uraian Kegiatan dan Materi Layanan
Kegiatan Mahasiswa Praktek
26
1. Memberikan penjelasan secara ringkas mengenai jenis pekerjaan
sesuai dengan jurusan yang diambil dan menjelaskan pengertian
wirausahawan serta tips-tips menjadi seorang wirausahawan yang
sukses.
2. Memberikan Tanya jawab terkait topik yang dibahas.
3. Mengimplementasikan tahap perkembangan karir.
Kegiatan Siswa
1. Menyimak penjelasan materi dan mencermati serta mengkaji berbagai
contoh yang ada kaitannya dengan topik karir yang di bahas.
2. Menggali dan mampu mengenali kemampuan sehingga mampu
mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan.
3. Mengajukan pertanyaan apabila masih menemukan keraguan / kurang
mengerti.
J. Teori yang Digunakan dalam Pemberian Layanan :
Teori Karir Trait and Factor
Konseling Ciri dan Faktor (trait and factor) digolongkan ke dalam model
konseling yang berdimensi kognitif atau rasional. Model konseling ini
memecahkan masalah klien secara intelektual, logis dan rasional. Oleh karenanya
konseling ini sering disebut “konseling rasional”. Konseling ini melakukan
diagnosis untuk menemukan masalah klien, dan oleh karenanya konseling ini
sering disebut “konseling klinis”. Konseling Ciri dan Faktor ini juga sering
disebut konseling direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif
membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan masalahnya.
Dalam konseling ini kendali pemecahan masalah ditangan konselor, oleh
karenanya konseling ini juga sering disebut konseling yang terpusat pada
konselor (counselor centered).
Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah dikemukakan oleh
para ahli model konseling ini, yang kesemuanya itu sepenuhnya menggambarkan
bahwa konseling ini betul-betul bersifat direktif. Akan tetapi, kemudian terdapat
27
perubahan pendapat pada diri mereka. Pertanyaan maupun pernyataan kepada
klien kemudian, seperti pertanyaan dan pernyataan dari Williamson, Darley;
Nampak tidak lagi bersifat direktif atau terpusat pada konselor. Dalam hubungan
ini , Rochman Natawidjaja (1978: 73-74) mengutarakan sebagai berikut:
“Pertanyaan-pertanyaan mereka yang dikemukakan kemudian, seperti halnya
pertanyaan-pertanyaan di atas, tidak lagi mencerminkan sifat “terpusat pada
konselor” dari model konseling ini. Hahn dan Kendal, dalam tulisannya yang
berjudul “Some comments in Defence of Non-Directive Counseling” yang dimuat
dalam Journal of Consulting Psychology,mengemukakan bahwa dewasa ini tidak
ada pendekatan yang sifatnya terpusat pada konselor (counselor centered).
Konselor professional dimanapun mereka pernah mendapat pendidikan,
cenderung untuk menempatkan kliennya di pusat proses konseling. Dalam pada
itu, tidaklah adil kiranya apabila aliran konseling klinis ini dianggap sebagai
pendekatan yang direktif, meskipun memang benar bahwa konselor-konselor dari
aliran ini sampai begitu jauh mempertahankan adanya unsur-unsur pengendalian
dalam penyelenggaraan wawancara; dan oleh karena itu aliran ini “lebih direktif”
sifatnya daripada aliran konseling “terpusat pada klien” (client centered
counseling). Dengan kata lain, konseling ini lebih direktif sifatnya daripada
Konseling Non-Direktif atau konseling “Client Centered)”.
Teori atau model konseling Ciri dan Faktor (Trait and Factor) ini
dipelopori oleh: E.G. Williamson dan J.G. Darley, serta pendukung-pendukung
lainnya, seperti: Walter Bingham, Donald G. Paterson, Thurstone, Eysenk, dan
Cattel.
Prinsip dasar konseling ciri dan faktor (trait dan factor), adalah sebagai
berikut:
4. Manusia itu pada dasarnya memiliki potensi untuk berbuat baik dan buruk.
Makna hidup itu adalah mencari kebaikan dan menolak keburukan. Oleh
karena itu dalam rangka konseling, konselor harus optimis tentang hakikat
manusia dan harus percaya bahwa individu itu dapat belajar menyelesaikan
masalah-masalahnya teristimewa jika mereka belajar menggunakan
kemampuan-kemampuannya.
28
5. Manusia tidak dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan kemampuan-
kemampuannya tersebut secara penuh tanpa bantuan orang lain.
6. Dimensi kehidupan yang baik adalah “ekselen” (excellence), dan dengan
peranan konselor dalam konseling klien dapat mencapai tingkat ekselen
dalam segala hal dari kehidupannya.
Baik buruknya hidup manusia banyak tergantung pada “hubungan” antara
manusia dengan alamnya. Dari hubungan dengan alamnya ini ada dua
kemungkinan, yakni: (a) individu sendirian dalam ketidakramahan alama, dan (b)
alam ramah dan cocok dengan perkembangan individu manusia.
K. Materi
A. Pengertian wirausahawan
Wirausahawan adalah seorang katalisator. Mereka adalah orang-orang
yang melakukan tindakan sehingga suatu gagasan bisa terwujud menjadi suatu
kenyataan. Mereka menggunakan kreativitasnya untuk senantiasa melakukan
pengembangan yang bersinambungan. Wirausahawan didefinisikan oleh David E.
Rye (1996: 3-4) sebagai seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha
dan pengembangan baru, memperluas dan memberdayakan suatu
perusahaan/organisasi, untuk memproduksi produk baru atau menawarkan jasa
baru kepada pelanggan baru dalam suatu pasar yang baru.
Dalam bahasa Joseph Schumpeter, wirausahawan didefinisikan sebagai
orang yang memperbaiki orde ekonomi yang sudah ada dengan memperkenalkan
produk (barang dan jasa) baru, dengan menciptakan organisasi baru, atau dengan
mengeksploitasi bahan baku baru (Bygrave, 1996: 1). Definisi lain tentang
wirausahawan yang dipresentasikan oleh William D. Bygrave adalah orang yang
memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang
itu (Bygrave, 1996: 2).
Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi syarat-
syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,
29
kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko
atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya
mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi.
Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi
yang terkait dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi
manajemen, keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia,
organisasi dan kelembagaan. Wirausahawan adalah seorang yang berorientasi
prestasi dan meyakini bahwa mereka menguasai kemampuan sendiri.
B. Menjadi Wirausaha yang Sukses
Menjadi seorang wirausaha yang sukses pastilah menjadi keinginan kita,
melihat persaingan ekonomi pada masa sekarang ini begitu kerasnya. Namun jika
keinginan menjadi wirausaha yang sukses tidak kita realisasikan, keinginan hanya
sakedar keinginan.
Banyak cara jitu agar dapat mengembangkan usaha yang kita jalankan.
Dengan perkembangan usaha yang semakin besar, dibutuhkan pribadi yang
mencerminkan seorang wirausaha yang sukses.
Memang tidak mudah untuk mengembangkan usaha dan menjadi
seorang wirausaha yang sukses. Jika mengetahui berbagai tips yang bisa
menjadikan kita sebagai seorang wirausaha yang sukses dan kita mau
menerapkan tips-tips menjdai wirausaha yang sukses, proses menuju pribadi yang
sukses tersebut akan mudah dicapai.
Adapula di antara kita yang tidak bercita-cita menjadi wirausaha dan
memilih menjadi karyawan saja. Dengan alasan memilih pendapatan yang pasti
saja dan stabil tanpa harus menanggung risiko rugi, tidak laku dan lain
sebagainya. Walau jam kerja terikat dan banyakperaturan-peraturan yang harus
30
dijalankan serta tidak memiliki kebebasan waktu, tetap saja
kepastian income menjadi pilihan yang paling aman dan nyaman.
Tidak salah memang, menjadi seorang wirausaha yang sukses harus berani
mengambil berbagai risiko yang selalu menyertai setiap pilihan-pilihan atau
keputusan yang diambil. Namun, apakah Anda tidak ingin suatu hari nanti
memiliki usaha sendiri yang bisa dijalankan dari rumahsambil mengurus anak,
sambil menikmati berbagai kegiatan yang disukai?
Karena jika memilih menjadi seorang wirausaha, maka waktu adalah milik
Anda. Anda memiliki kebebasan untuk mengatur waktu sedemikian sehingga
usaha dan kesenangan bisa berjalan berdampingan. Ritme kerja pun Anda yang
menentukan. Tidak ada peraturan yang menentukan harus bekerja jam berapa dan
selesai jam berapa. Namun risikonya adalah penghasilan yang didapatkan sesuai
dengan apa yang Anda kerjakan dan memiliki berbagai risiko dan ketidakpastian
yang tinggi.
Beranikah Anda meninggalkan zona nyaman untuk mengambil risiko yang
lebih besar dan menjadi seorang wirausaha yang sukses?
C. Tips Menjadi Wirausaha yang Sukses
1. Wirausaha yang Sukses - Melatih Pola Pikir
Pola pikir seorang wirausaha yang sukses adalah selalu berpikiranpositif.
Jika Anda cenderung berpikiran negatif, maka pada akhirnya halnegatif yang
dipikirkan itulah yang terjadi. Latihlah pikiran Anda untuk selalu berpikiran
positif.
2. Wirausaha yang Sukses - Percaya Diri
Seorang wirausaha yang sukses juga harus memiliki rasa percaya pada
dirinya sendiri untuk mengambil keputusan secara akurat, penuh perhitungan, dan
tidak lamban. Tidak boleh ada keragu-raguan untuk suatu keputusan yang akan
31
mempengaruhi usahanya. Kepercayaan diri yang tinggi membuat seorang
wirausaha berani memutuskan dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah
dipikirkan secara matang.
3. Wirausaha yang Sukses - Memiliki Perencanaan
Seorang wirausaha yang sukses harus melaksanakan apa yang sedang
dikerjakannya dengan penuh perencanaan dan perhatian. Rencanakan dengan
matang, usaha seperti apa yang ingin Anda jalankan, siapa yang akan menjalankan
usaha Anda, siapa pesaingan Anda, dan bagaimana cara memasarkan usaha Anda.
Perencanaan yang baik akan membawa hasil yang baik dan meminimalkan
risiko kerugian.
4. Wirausaha yang Sukses - Berani Mengambil Resiko
Ada risiko-risiko yang memang harus dihadapi dalam setiap pilihanyang
Anda ambil. Jangan takut untuk mengambil risiko. Jika terjadi kesalahan,
belajarlah dari kesalahan itu, perbaiki dan lanjutkan lagi.
5. Wirausaha yang Sukses - Kreatif dan Inovatif
Seorang wirausaha yang sukses harus memiliki jiwa
yang kreatif daninovatif untuk mengembangkan usahanya dengan cara yang
berbeda dari usaha yang sudah ada. Ciptakan cara baru dalam bidang pemasaran,
produk dan kembangkan kreativitas Anda agar mampu menciptakan produk-
produk baru yang inovatif.
6. Wirausaha yang Sukses - Ulet dan Tekun
Bertekunlah dalam hal-hal kecil, karena hal-hal besar akan datang dengan
sendirinya. Ulet dan tekun adalah kunci sukses seorang wirausaha. Tanpa kerja
keras dan ketekunan ini, suatu usaha tidak akan bertahan lama dan mengalami
kesuksesan.
32
7. Wirausaha yang Sukses - Menentukan Sasaran
Wirausaha yang sukses juga harus menentukan impian, sasaran, dan visi
yang jelas tentang masa depan bisnisnya. Tidak akan ada semangat juang jika
tidak ada yang ingin kita kejar. Karena itu tentukan impian dan apa yang ingin
dicapai dari usaha yang Anda jalankan.
8. Wirausaha yang Sukses - Wujudkan
Semua perencanaan, impian, dan lain sebagainya telah diatur dan
ditentukan. Wujudkanlah keputusan yang telah Anda ambil untuk menjadi
seorang wirausaha yang sukses ini dengan menindaklanjutinya
dengan tindakan yang tepat, cepat dan terencana. Jangan hanya Not Action Talk
Only (NATO).
9. Wirausaha yang Sukses - Memiliki Pengetahuan Dasar-dasar Bisnis
Tips kesembilan menjadi wirausaha yang sukses adalah
memilkipengetahuan dasar-dasar bisnis. Tanpa pengetahuan ini, usaha seseorang
hanya akan dijadikan sebagai kelinci percobaan dan tidak akan menjadi seorang
wirausaha yang sukses. Kegagalan pun akan sering dialami. Tidak ada wirausaha
yang sukses tanpa sebuah pengetahuan.
Langkah terbaik untuk menjadi wirausaha yang sukses adalah belajar
sambil bekerja. Bekerja pada orang lain terlebih dahulu akan sangat membantu
seseorang menyerap ilmu dan pengalaman sehingga di kemudian hari bisa
menjadi seorang wirausaha yang sukses.
10. Wirausaha yang Sukses - Belajar dari Pengalaman Orang Lain
Tips kesepuluh menjadi wirausaha yang sukses adalah dengan belajardari
pengalaman orang lain, seperti sebuah papatah yang mengatakan: “Pengalaman
adalah guru yang terbaik.” Seorang calon wirausaha yang sukses pasti akan selalu
33
mengambil pengalaman dari orang lain dan tentunya dari diri sendiri. Semua
pengalaman seseorang, baik kesuksesan maupun kegagalan harus dijadikan
sebuah pelajaran berharga dan dijadikan panduan dalam merintis usaha serta
mengembangkan usaha.
11. Wirausaha yang Sukses - Menerima Kritikan dan Nasihat dari Orang
Lain
Tips selanjutnya agar menjadi wirausaha yang sukses adalah mau
menerima kritikan dan nasihat dari orang lain. Pada umumnya, kritikan yang
ditujukan kepada seseorang adalah sebuah hambatan dalam merintis usaha.
Namun, seorang calon wirausaha yang sukses akan menganggap kritikan dan
nasihat dari orang lain sebagai guru yang membimbingnya ke arah kesuksesan.
Mau menerima kritikan artinya menyadari bahwa kita memilikikekurangan. Jika
mengetahui kekurangan, seseorang tentu akan memperbaiki kekurangan tersebut.
Jadi, kita harus berterima kasih kepada orang yang berani menegur dan
mengkritik.
12. Wirausaha yang Sukses - Bekerjasama dengan Orang Lain
Tips selanjutnya agar menjadi wirausaha yang sukses adalah
menjalinkerjasama dengan orang lain. Sepandai apapun seseorang, perjuangannya
akan sia-sia jika bekerja sendiri. Tidak ada seorang wirausaha yang sukses hanya
dengan bekerja sendiri. Kerjasama dengan teman, mitra bsinis, kerabat, rekan, dan
klien sangat pentingdilakukan jika ingin menjadi wirausaha yang sukses.
Rekan-rekan bisnislah yang akan memberi masukan, kritik, dan saran serta
membantu kita ketika mengalami kesulitan usaha. Seorang wirausaha yang sukses
harus bisa membuat hubungan dan bergaul untuk menjalin ralasi bisnis seluas-
luasnya.
34
13. Wirausaha yang Sukses - Tidak Takut Menghadapi Kegagalan
Tips selanjutnya agar menjadi wirausaha yang sukses adalah tidak takut
menghadapi kegagalan. Anda jangan berpikir bahwa wirausaha yang sukses,
mapan, dan maju tidak pernah mengalami kegagalan dalam berbisnis. Semua
wirausaha yang sukses pasti pernah mengalami kegagalan.
Hal yang membuat para wirausaha yang sukses cepat bangkit dari
kegagalan adalah tidak pernah putus asa dan terus berjuang sampai
sukses. Manusia yang takut gagal adalah manusia pengecut, tidak berani berbuat,
dan kerjanya hanya berkhayal.
L. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
M. Tempat/kelas/semester : Ruang kelas /XI kayu/semester II (genap)
N. Hari/tgl, alokasi waktu : selasa/ 22 mei 2012/ 1X45menit
O. Penyelenggara layanan :PL-BK Karir
P. Pihak yang Disertakan : -
Q. Alat dan Sumber Bahan : Papan tulis, spidol, materi karir dan cita – cita.
Rencana penilaian/evaluasi (Laiseg,Laijapen,Laijapang)
1. Proses :Mencermati dan memperhatikan kesungguhan, keantusiasan
siswa dalam mengikuti pelajaran melalui pengamatan
langsung/observasi.
2. Hasil : Mengevaluasi tentang :
1. Memahami tentang wirausahawan dan tips-tips menjadi
wirausahawan yang sukses.
2. Meningkatkan pemahaman tentang wirausahawan dan
tips-tips menjadi wirausahawan yang sukses.
3. Memahami tugas dan perkembangan remaja.
35
O. Analisis :
....................................................................................................................................
................................................................................................................................
.................................................................................................................................
P. Tindak Lanjut :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.................................................................................................................
Q. Catatan Khusus :
............................................................................................................................
................................................................................................................................
............................................................................................................................
36
MEDIA
WIRAUSAHAWAN KATALISATOR
David E. Rye (1996: 3-4) Sebagai seorang yang mengorganisasikan
dan mengarahkan usaha dan
pengembangan baru, memperluas dan
memberdayakan suatu
perusahaan/organisasi, untuk
memproduksi produk baru atau
menawarkan jasa baru kepada pelanggan
baru dalam suatu pasar yang baru
Joseph Schumpeter Orang yang memperbaiki orde ekonomi
yang sudah ada dengan memperkenalkan
produk (barang dan jasa) baru, dengan
menciptakan organisasi baru, atau dengan
mengeksploitasi bahan baku baru.
1. Menjadi Wirausaha yang
Sukses
Memang tidak mudah untuk mengembangkan usaha dan
menjadi seorang wirausaha yang sukses. Jika mengetahui
berbagai tips yang bisa menjadikan kita sebagai seorang
wirausaha yang sukses dan kita mau menerapkan tips-tips
menjdai wirausaha yang sukses, proses menuju pribadi yang
sukses tersebut akan mudah dicapai.
37
Tips Menjadi
Wirausaha yang Sukses
Wirausaha yang Sukses - Melatih Pola Pikir Wirausaha yang Sukses - Percaya Diri
Wirausaha yang Sukses - Memiliki Perencanaan
Wirausaha yang Sukses - Berani Mengambil Resiko
Wirausaha yang Sukses - Kreatif dan Inovatif Wirausaha yang Sukses - Ulet dan Tekun
Wirausaha yang Sukses - Menentukan Sasaran Wirausaha yang Sukses - Wujudkan
Wirausaha yang Sukses - Memiliki Pengetahuan Dasar-dasar Bisnis Wirausaha yang Sukses - Belajar dari Pengalaman Orang Lain
Wirausaha yang Sukses - Menerima Kritikan dan Nasihat dari Orang Lain
Wirausaha yang Sukses - Bekerjasama dengan Orang Lain
Wirausaha yang Sukses - Tidak Takut Menghadapi Kegagalan
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil yang Dicapai
SMK Negeri 1 Sukasada terletak di Jl. Srikandi – Sambangan
Sukasada, Singaraja. Sekolah ini memiliki 6 jurusan dintaranya yaitu kriya
kayu, kriya keramik, kriya tekstil, seni rupa, multi media dan seni tari.
Diantara 6 jurusan tersebut, 5 diantaranya sudah terakreditasi (A).
Pada saat pertama kami berkunjung ke sekolah tersebut, kami
disambut sangat ramah oleh pihak sekolah, begitu pula oleh siswa-siswi di
sana. Pertama-tama kami membawa surat tugas ke ruang TU untuk di ACC
oleh kepala sekolah, setelah itu kami diarahkan ke petugas BK di sana,
karena dari pihak sekolah telah menugaskan petugas BK tersebut untuk
melayani kami dan membantu kami untuk mencari data-data yang kami
perlukan.
Kelompok kami mendapatkan tugas untuk memberikan bimbingan
karir kepada sekolah industri, jadi kami memilih jurusan kayu sebagai
subjek layanan kami. Pertama kami menyebar angket mengenai pemilihan
karir mereka kedepannya. Setelah hasilnya kami ketahui, bahwa sebagian
besar siswa dalam kelas tersebut tidak akan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, dalam artian mereka setelah tamat akan langsung
terjun ke dunia kerja (Hasil penyebaran angket terlampir), kami langsung
menyusun sebuah RPBK untuk memberikan layanan informasi secara
klasikal. Setelah pemberian layanan informasi klasilkal kami memberikan
angket kepada siswa mengenai penilaian terhadap materi yang disajikan dan
adapun hasilnya yang telah di dapatkan adalah, hampir sebagian besar siswa
menyatakan kalau materi yang kami bawakan sudah sesuai dengan
kebutuhan mereka sebagai siswa SMK khususnya jurusan kayu.
39
B. Kelemahan dan Kelebihan
1. Kelemahan
Kelemahan kami dalam memberikan layanan informasi
bagi para siswa dan siswi di XI jurusan kayu SMK Negeri 1
Sukasada adalah kurangnya pengetahuan kami tentang dunia kerja.
2. Kelebihan
Kelebihan kami dalam memberikan layanan informasi bagi
para siswa dan siswi di XI jurusan kayu SMK Negeri 1 Sukasada
adalah pemberian layanan kami sudah terstruktur sesuai dengan
arahan dosen pembimbing, sehingga kami dapat memberikan
informasi yang betul-betul dibutuhkan oleh siswa tersebut.
40
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Layanan informasi karir adalah layanan yang diberikan kepada
siswa agar mereka mengetahui karir lanjutan mereka baik study maupun
pekerjaan setelah mereka lulus dari menempuh pendidikan disekolah.
Layanan informasi karir yang kami berikan di SMK Negeri 1 Sukasada
adalah informasi mengenai dunia kerja setelah lulus SMK, tempat mereka
dapat bekerja dan bagaimana cara mereka untuk membuka usaha mandiri
untuk meminimalisir kegagalan yang akan mereka alami jika mereka
membuka usaha.
B. Saran
Bagi guru pembimbing agar betul-betul memberikan bimbingan
karir terhadap anak didiknya agar studi atau karir ke depannya sesuai
dengan bakat dan minat siswa bersangkutan.
41
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ubaybingokil.com/2012/01/pengertian-karir.html
http://waskitamandiribk.wordpress.com/2012/05/17/modul-panduan-pelayanan-
bimbingan-karir-di-sekolah/
http://data-rizkaamalia.blogspot.com/2011/02/pengertian-bimbingan-karir.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0451_055823_chapter2.pdf
http://heruexa.blogspot.com/2009/10/pengertian-wirausaha.html
http://fadhlyashary.blogspot.com/2012/03/10-tips-menjadi-pengusaha-sukses.html
42
43
Lampiran 1. Hasil Penyebaran Angket 1 (Angket Pemilihan Karir)
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Lampiran 2. Hasil Penyebaran Angket 2 (Angket Penilaian Penyajian Materi)
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan
Gambar. 01
Menyampaikan maksud kedatangan kami ke sekolah tersebut
Gambar. 02
Penyebaran angket pemilihan karir
66
Gambar. 03
Penyajian materi
Gambar. 03
Penyebaran angket penilaian penyajian materi