Laporan Pk

11
I. Tujuan 1. Praktikan dapat menentukan kadar glukosa dalam urine dengan pereaksi Bennedict secara semi kuantitatif. 2. Praktikan dapat menentukan kadar glukosa darah. II. Dasar Teori A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. ( Joyce LeeFever, 2007 ). Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa. Dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa didalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan puasa. (Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, 2004). Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormon ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang

description

jfgvj

Transcript of Laporan Pk

Page 1: Laporan Pk

I. Tujuan

1. Praktikan dapat menentukan kadar glukosa dalam urine dengan pereaksi Bennedict secara semi

kuantitatif.

2. Praktikan dapat menentukan kadar glukosa darah.

II. Dasar Teori

A. Glukosa Darah

Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. ( Joyce

LeeFever, 2007 ).

Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari

glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak,

tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa. Dan

proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan

menumpuk, sehingga kadar glukosa didalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme

homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70

sampai 110 mg/dl dalam keadaan puasa. (Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson,

2004).

Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal

kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormon

ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam keadaan

normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran glukosa darah sering dilakukan

untuk memantau keberhasilan mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan

dari normal, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah, menandakan terjadinya gangguan

homeostatis dan sudah semestinya mendorong tenaga analis kesehatan melakukan

pemeriksaan untuk mencari etiologinya. (Ronald A.Sacher, Richard A. McPherson, 2004)

1. Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besarintakemakanan sehari-hari, dan

sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Fungsi dari karbohidrat dalam

metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk

proses-proses metabolisme lainnya. (William F. Ganong, 1995).

Page 2: Laporan Pk

Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimer-polimer hexosa, dan yang

penting adalah glukosa, laktosa, fruktosa dan galaktosa. Kebanyakan monosakarida dalam

tubuh berada dalam bentuk D-isomer. Hasil yang utama dari metabolisme karbohidrat

yang terdapat dalam darah adalah glukosa. (William F. Ganong, 1995)

Glukosa yang dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami fosforilasi

membentuk glukosa-6-fosfat, yang dibantu oleh enzim hexokinase, sebagai katalisator.

Hati memiliki enzim yang disebut glukokinase, yang lebih spesifik terhadap glukosa, dan

seperti halnya hexokinase, akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurang pada saat

kelaparan dan diabetes. Glukosa-6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen,

sebagai bentuk glukosa yang dapat disimpan, terdapat dalam hampir semua jaringan tubuh,

tetapi terutama dalam hatidan otot rangka. (William F. Ganong, 1995)

2. Metabolisme gula darah

Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam

aliran darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi

menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam sel tubuh

yang memerlukannya. Kadar guladalam tubuh dikendalikan oleh suatu hormon yaitu

hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah

akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila kadar gula

darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah akan keluar

bersama urin ( glukosuria ). (Depkes RI, 1999)

Absorbsi gula darah

Tubuh setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula akan melakukan

proses pencernaan, dan absorbsi akan berlangsung terutama di dalam duodenum dan

jejunum proksimal, setelah absorbsi akan terjadi peningkatan kadar gula darah untuk

sementara waktu dan akhirnya kembali pada kadar semula baseline. (Sylvia Anderson

Price, 1996)

Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam. Kecepatan

absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada jumlah gula yang ada atau

kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam memetabolisme

karbohidrat dapat ditentukan dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). (Sylvia

Anderson Price, 1996)

B. pemeriksaan glukosa darah

1. Glukosa darah sewaktu

Page 3: Laporan Pk

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa

memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut. (Depkes

RI, 1999 )

2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan

Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang

dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam

setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien

menyelesaikan makan. (DepkesRI, 1999).

C. Glukosa Urine

Adanya glukosa dalam urine di sebut glukosuria, pada hakekatnya glukosa itu di atur oleh 2 faktor yaitu :

Kadar zat glukosa di dalam urin Ambang ginjal terhadap pengeluaran zat glukosa dengan urin. ambang ginjal

terhadap pengeluaran zat glukosa pada kebanyakan orang bertubuh sehat adalah 180 mg% . gejala glukouria itu akan terjadi jika kadar glukosa darah melebihi nilai ambang ginjal . ambang ginjal tersebut dapat meninggi atau merendah, peristiwa yang juga terdapat pada penyakit diabetes.Pemeriksaan glukosa urine dengan tes reduksi atau menggunakan benedict ini

memanfaatkan sifat glukosa sebagai pereduksi. Zat yang paling sering digunakan untuk menyatakan adanya reduksi adalah yang mengandung garam cupri. Reagen terbaik yang mengandung garam cupri adalah larutan Benedict.

Prinsip dari tes Benedict = glukosa dalam urine akan mereduksi kuprisulfat (dalam benedict) menjadi kuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict tersebut. Jadi, bila urine mengandung glukosa, maka akan terjadi reaksi perubahan warna seperti yang dijelaskan di atas. Namun, bila tidak terdapat glukosa, maka reaksi tersebut tidak akan terjadi dan warna dari benedict tidak akan berubah.

Tes reduksi ini tidak spesifik karena ada zat lain yang juga mempunyai sifat pereduksi seperti monosakarida (galaktosa, fruktosa, pentosa), disakarida (laktosa), dan beberapa zat bukan gula (asam homogentisat, formalin, salisilat kadar tinggi, vitamin C).

D. Diabetes MelitusMenurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010,Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolikdengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainansekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar  glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar  adanya glukosuria. Guna penentuan diagnosis DM, pemerik-saan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaanglukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena.Penggunaan bahan darah utuh (wholeblood ), vena, ataupunangka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan olehWHO. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatandapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosadarah kapiler dengan glukometer.

Page 4: Laporan Pk

III. Alat dan Bahan1. Pemeriksaan Glukosa Darah

Alat: Alat glukometer (Gluko Dr) dan stripnya Kapas Alkohol 70% LansetBahan: Darah kapiler

2. Pemeriksaan Glukosa UrineAlat: Tabung reaksi Gelas ukur Beker gelas Rang tabung reaksi Api bunsen Pipet Batang kaca pengaduk Korek apiBahan: Urine Reagen kualitatif Benedict : CuSO4.5aq 17,3 g; natrium sitrat 173 g; Na2CO3.0aq

100 g atau Na2CO3.10aq 200 g; aquadest 1000 ml. Gula pasir Aquadest 100 ml

IV. Peosedur Kerja1. Pemeriksaan Glukosa Darah

Menyiapkan alat Mencuuci tangan dengan sabun sesuai WHO Mengkoding alat dengan kode yang sudah tersedia Melihat nomor kode dengan strip Memasukkan strip pada alat glukometer Menyiapkan lanset dan memasangnya pada pen, memutar angka sesuai kedalaman

yang kita inginkan Telapk tangan kita tepuk-tepuk supaya terjadi sedikit bendungan sampai terlihat

ujung kulit telapak tangan memerah Melakukan aseptik pada ujung jari probandus Menyiapkan pen yang berisi lanset, dan meletakkan pada ujung samping jari yang

sudah ditepuk-tepuk kemudian menekan tombol sampai keluar darah Mengusap darah yang pertama keluar dengan kapas, kemudian meetakkan darah

selanjutnya pada strip alat glukometer supaya meresap Membaca pada layar angka yang muncul Menggunakan kapas alkohol untuk menekan darah yang sudah tidak digunakan

pada bekas suntikan Menginterpretasikan hasil yang diperoleh Menulis hasil tiap individu dalam satu kelompok, kemudian menganalisi pada saat

perbedaan pada probandus yang buasa dengan tidak puasa.

2. Pemeriksaan Glukosa Urine Memasukkan 5 ml reagens Benedict ke dalam tabung reaksi

Page 5: Laporan Pk

Meneteskan sebanyak 5-8 tetes urin ke dalam tabung Memasukkan tabung ke dalam air mendidih selama 5 menit Mengankat tabung, kemudian mengaduk isinya dan membaca hasil reduksi Menuangkan gula ½ sendok ke dalam reaksi tersebut, lalu mengaduk secara

perlahan selama 5 menit. Mengamati perubahan warna. Melakukan penambahan ½ sendok gula tiap 5 menit sampai berubahan warna

menjadi merah keruh.V. Hasil Pengamatan

1. Pemeriksaan Glukosa DarahProbandus Kadar gula darah Keterangan

Gula darah puasa Gula darah sewaktu NormalI 91 mg/dl - NormalII 102 mg/dl - NormalIII - 111 mg/dl NormalIV - 93 mg/dl NormalV - 128 mg/dl Normal

2. Pemeriksaan Glukosa Urine

Waktu

ke-

(5menit)

Benedict Urine Gula Air

mendidih

Hasil Keterangan

Ke-1 5ml 6 tetes - Panaskan Negatif Jernih

Ke-2 5ml 6 tetes ¼

sendok

Panaskan Positif 1 Hijau

Kekuningan

Ke-3 5 ml 6 tetes ½

sendok

Panaskan Positif 2 Kuning

Keruh

Ke-4 5 ml 6 tetes 1 sendok Panaskan Positif 3 Lumpur

Keruh

Ke-5 5 ml 6 tetes 1 ½

sendok

Panaskan Positif 4 Merah

Keruh

VI. Pembahasan

Page 6: Laporan Pk

1. Pemeriksaan Glukosa Darah

Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa kadar gula darah puasa dan sewaktu pada

probandus masih dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan kriteria diagnosis DM,

yaitu:

Dari hasil yang di dapatkan juga tidak menunjukan kriteria Pre Diabetes. Dimana

kriterianya adalah:

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat

digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa

darah puasa terganggu (GDPT).

1. TGT: Bila setelah pemeriksaan TTGO didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah

beban antara 140 – 199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L).

2. GDPT: Bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 –

125 mg/dL (5,6 – 6,9 mmol/L) dan pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam < 140

mg/dL.

Page 7: Laporan Pk

Kadar gula darah puasa hasil pengamatan lebih rendah dari pada kadar gula darah sewaktu, meskipun ada kadar gula darah sewaktu yang lebih rendah. Hal ini bisa

disebabkan karena kadar glukosa darah dapat dipengaruh oleh beberapa perkara seperti aktivitas atau olah raga, pengambilan makanan atau diet dan juga stres. Secara normal, pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah sangat sempit. Pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah biasanya 80 dan 90 mg/dl darah dengan kecepatan insulin minimum yakni 25 mg/menit/kg berat badan pada pengukuran sebelum makan pagi. Konsentrasi kadar glukosa darah meningkat menjadi 120 sampai 140 mg/dl selama jam pertama atau lebih setelah makan, maka kecepatan sekresi insulin meningkat dengan cepat mencapai puncak dengan kadar 10 sampai 25 kali dari kadar basal.

Dalam keadaan puasa tidak ada makanan yang di absorbsi. Maka proses untuk mempertahankan glukosa puasa normal tergantung dari interaksi yang terintegrasi baik antara hati, jaringan-jaringan perifer dan hormon-hormon yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar glukosa darah. (Price & Wilson, 2005)

Page 8: Laporan Pk

Cara yang paling baik mendapatkan hasil yang akurat/valit dari suatu pemeriksaan laboratorium haruslah memenuhi seluruh rangkaian kegiatan yang di mulai dari proses sebelum pemeriksaan itu sendiri di laksanakan, mulai dari tahap pra analitik, persiapan dari specimen, penanganan specimen, pengiriman specimen, pengolahan dan penyimpanan specimen. (widmann, 1995: 245) Di dalam usaha untuk mendapatkan sample gula darah puasa, maka pasien tersebut harus puasa selama 10 jam sebelum tes dan tidak minum obat-obatan yang dapat mengganggu toleransi tubuh terdapat glukosa. (Hardjoeno, dkk, 2003)