LAPORAN Piperin
-
Upload
aci-lusiana -
Category
Documents
-
view
1.834 -
download
67
Transcript of LAPORAN Piperin
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA BAHAN ALAM II
OLEH :KELOMPOK III NON REGULER
JUMAT PAGI
AMELIA SARI : 07931005SHINTA PUTRI WISUDA : 07931014NOVIA ELISA : 07931033AULIA WULANDARI : 07931038MEUTHIA MELINDA : 07931039ROBERT DENIRO F. : 07931041RAEHOFDI : 07931054
LABORATORIUM KIMIA BAHAN ALAMFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2009ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM
Piper ningrum L
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui mekanisme isolasi piperin dari merica hitam (Piper nigrum
Linn)
2. Mengetahui senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam merica
hitam (Piper nigrum Linn)
3. Mengetahui khasiat dan kegunaan dari senyawa piperin
1.2 Latar Belakang
Salah satu rempah yang ada di Indonesia adalah merica atau lada hitam,
dengan nama latin Piper nigrum L dari keluarga Piperaceae. Konon, merica
hitam ini sudah tumbuh di Indonesia sejak 2.000 tahun yang lalu. Tumbuhan ini
berasal dari Malabar, India. Diperkirakan pedagang India-lah yang membawa
bibit merica hitam ke Indonesia. Kemudian diikuti penanaman secara besar-
besaran di Thailan, Vietnam, China, dan Sri Lanka. Merica, lada, atau Pepper
berasal dari salah satu bahasa Sansekerta, pippali atau pippalii yang kemudian
dikenal dalam bahasa Yunani peperi dan bahasa Latin piper.
Lada/merica tampak sebagai suatu rempah-rempah sederhana yang pedas,
hitam dan mempunyai aroma yang bisa membuat bersin. Rasa pedas yang khas
dari lada tersebut berasal dari molekul piperin. Piperine, dikenal juga sebagai
C17H19NO3, terutama berasal dari Piper Nigrum yang tumbuh di Asia. Rempah-
rempah seperti lada mempunyai peranan yang besar dalam sejarah dunia.
Penjelajah pertama kali mengelilingi dunia untuk mencari pemberi rasa pedas
yang sempurna untuk makanannya. Tetapi lada dan piperine kemudian
mempunyai peranan yang jauh lebih besar daripada sekedar hanya sebagai
pemberi rasa. Piperine dapat digunakan dalam segala hal, dari mulai sebagai
pestisida sampai untuk penggunaan medis.
Piperine adalah suatu alkaloida yang ditemukan secara alami di dalam
tumbuhan dengan famili Piperaceae, seperti Piper nigrum L, biasanya dikenal
sebagai lada hitam, dan Piper longum L. Piperine adalah unsur utama di dalam
tumbuhan dan diisolasi dari buah lada hitam. Tumbuhan ini mengandung Piperine
1 sampai 99%. Piperine adalah suatu zat utama berupa zat padat yang tidak larut
dalam air. Piperin ini memberikan rasa yang lemah namun membakar di mulut.
Piperine didapat dari lada yang juga mengandung capsicin, unsur yang tajam di
dalam cabe rawit yang memberikan rasa panas.
Tanaman lada terdiri dari bermacam-macam varietas yang sepintas tidak
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang berarti baik mengenai tumbuh, habitat,
bentuk daun dan sebagainya. Tetapi jika diselidiki dengan seksama barulah
memperlihatkan perbedaan-perbedaan. Di samping perbedaan-perbedaan bentuk
didapat juga perbedaan-perbedaan dalam sifat-sifat fisiologi dari masing-masing
varietas. Suatu masakan bila dibubuhkan merica pasti akan bertambah tingkat
kepedasannya dan ditambah rasa panas. Makanya merica juga kerap dipakai
dalam resep minuman untuk menghangatkan tubuh. Jika dilihat dari
kandungannya, merica hitam lebih banyak mengandung essential oil (sekitar 3 %).
Karena didominasi oeh kandungan aromatiknya, tak jarang industri parfum
yang menggunakan merica hitam sebagai salah satu kandungan produknya.
Ketajaman rasa pada merica ditentukan oleh adanya kandungan piperinic acid.
Pada merica hitam kandungannya sekitar 5 persen, sedangkan merica putih lebih
tinggi. Cabe Jawa (Piper retrofractum), merupakan salah satu tanaman obat
potensial, yang banyak dibudidayakan di lahan kering. Bagian yang bermanfaat
adalah buahnya yang mengandung minyak atsiri, piperina, piperidina, asam
palmitat, asam tetrahidropiperat, dll. Buah cabe Jawa banyak digunakan di dalam
industri obat tradisional maupun untuk ekspor. Secara empiris buah cabe jawa
berkhasiat sebagai karminatif dan sudorofik. Sedangkan akarnya berkhasiat untuk
mengobati sakit gigi. Kandungan bahan aktif minyak atsiri, piperin, piperidi, dan
turunannya di dalam buah cabe jawa merupakan sumber bahan baku obat
afrodisiak potensial.
Hal terpenting dari piperin adalah digunakan pada bidang pengobatan.
Selama beberapa tahun piperin telah digunakan untuk menangani berbagai
penyakit-penyakit ringan.
Dari studi medis diketahui bahwa piperin membantu dalam meningkatkan
absorpsi vitamin tertentu seperti Selenium, Vitamin B dan β karoten, serta
meningkatkan termogenesis. Selain itu juga dapat sebagai antiinflamasi,
antimalaria, mengobati sakit perut, antileukimia, menurunkan demam,
antiepilepsi, meningkatkan sekresi saliva, meningkatkan sekresi asam lambung,
dan meningkatkan gerak peristaltis usus.
Pada dosis tertentu, piperin dapat meningkatkan vasokontriksi pembuluh
darah pada kulit sehingga tubuh terasa hangat. Piperin juga dapat digunakan
sebagai obat diuretik, untuk Gonorrhoe dan urethritis, tapi dalam hal ini dapat
menyebabkan iritasi. Selain itu juga digunakan untuk hemoroid.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Botani
2.1.1 Klasifikasi
Berdasarkan taksonomi, tumbuhan Piper nigrum Linn. dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper nigrum linne
2.1.2 Nama Daerah
Sumatra : Lada (Aceh), Leudeu pedih (Gayo), Lada (Batak), Lada
(Nias), Raro (Mentawai), Lada kecik (Bengkulu), Lade
ketek (Minangkabau), Lada (Lampung).
Jawa : Lada, Pedes (Sunda), merica (Jawa), sakang kambang
(Madura).
Nusatenggara : Maicam, mica (Bali), saha (Bima), kelailinga jawa
(Sagi), ngguru, saang (Flores), saang (Alor).
Kalimantan : Sahang laut (Dayak), sahang (Sampit).
Sulawesi : Kaluya jawa, marisa jawa, malita lodawa (Gorontalo),
hisang parangen (Sangi), malita, sausus, risa (Buol),
marica (Mandar).
Maluku : Oes dai musan, (Wetar), peresan (Laisar), marisa mau
(Waru), lada (Rumakai), lada (Amahai), marisano
(Sepa), Lada (Buru), rica (Sula), rica jawa, rica polulu
(Ternate), mica jawa, rica tamelo (Tidore).
Indonesia : Lada Hitam.
2.1.3 Morfologi Tanaman
Piper nigrum merupakan tanaman berkayu, memanjat, panjang sampai 15
meter, kulit batang berwarna hijau tua, berakar pada buku-bukunya. Bentuk daun
bermacam-macam, dari bundar telur sampai lonjong, bagian pangkal bundar,
tumpul, atau berbentuk baji, sedangkan ujung lancip, permukaan atas berwarna
hijau gelap kuat, menjangat, panjang 8 cm sampai 20 cm, lebar 5 cm sampai 15
cm, terdapat bintik-bintik kelenjar yang rapat, panjang tangkai 7,5 cm sampai 8
cm. Perbungaan berupa bulir yang menggantung, panjang sampai 25 cm, panjang
gagang 1 cm sampai 3,5 cm, berdaun pelindung yang bentuknya lonjong
menggalah, panjang 4 mm sampai 5 mm, lebar 1 mm. Benang sari 2 helai, tangkai
sari tebal. Kepala putik 2 sampai 5, umumnya 3 sampai 4. Buah buni, bulat, atau
agak elip, buah muda berwarna hijau tua kemudian menjadi merah dan akhirnya
hitam, gundul, panjang ± 4 mm.
2.1.4 Ekologi dan Penyebaran
Tanaman ini menghendaki syarat-syarat berat mengenai keadaan tanah dan
iklim. Tanaman menghendaki iklim yang panas dan curah hujan yang tinggi tanpa
ada musim kemarau yang keras dan lama. Tanah harus mempunyai tingkat
kesuburan tertentu dan pertukaran air dan udara yang baik. Akar tanaman tidak
tahan sama sekali terhadap genangan air. Tanah berpasir yang mengandung
banyak bunga tanah syarat terbaik untuk tanaman lada.
2.1.5 Kandungan Kimia
Buah pada tanaman ini mengandung zat-zat : piperin, piperidin, pati,
protein, lemak, asam piperat, chavisin, dan minyak terbang (felanden, kariofilen,
terpen-terpen).
Lada hitam mengandung sekitar 2-4% minyak mudah menguap dan 5-9%
alkaloid-alkaloid piperin, piperettin, piperanin dan pipersida, strukturnya seperti
yang ditunjukkan di bawah. Di antara kesemuanya, piperin adalah komponen
yang utama disamping piperanin dan pipersida.
2.1.6 Khasiat dan Kegunaan
Kegunaan dari tanaman ini antara lain : Tekanan darah tinggi (biji /
buahnya), Kurap, Influensa, Haid tidak teratur, Asma, Masuk angin, Demam.
2.2Piperin
2.2.1 Asal-usul Piperin
Piperin terutama ditemukan dalam tanaman lada, Piper nigrum. Tanaman
lada berasal dari Pantai Malabar di India, tetapi juga tumbuh di bagian lain dari
Asia selatan, Amerika Selatan dan bahkan Afrika. Tumbuhan ini dikenal dengan
daun-daunnya yang hijau, lebar dan mengkilap, dan bunga-bunganya yang kecil.
Piperine dapat diperoleh dari oleoresin dalam biji merica. Piperine memberi biji
merica ini rasa yang panas, pahit, dan sangat tajam. Piperine menyusun sekitar 5-
7% dari biji merica, dan walaupun hanya ditemukan secara alami dengan tingkat
kemurnian 98%, piperin merupakan suatu bahan kimia yang sangat berlimpah.
Piperin dapat juga ditemukan dalam rempah-rempah dan sayur-sayuran yang lain.
Namun begitu, untuk penggunaan secara kimia dan medis, piperin diproduksi
pada laboratorium.
Penyelidikan fitokimia dari spesies Piperaceae menunjukkan adanya hasil
metabolisme dari asam mevalonat (monoterpenes dan sesquiterpenes), asam asetat
/ asam shikimat (flavonoids) dan jalur asam shikimat (lignoid, arylpropanoid,
amida). Metabolit paling sering diisolasi adalah amida (cinnamoyl amida dan alkil
amida ). Aristolactam dan alkaloida lain juga telah diisolasi. Juga sering ada
flavonoid (flavone, dihydroflavone dan dihydroclacone) dan O-Methylflavonoid,
tetapi O-Glycosylation jarang.
Saat ini lada dan piperine masih mempunyai peran yang besar di seluruh
dunia. Hampir tiap-tiap kebudayaan menggunakan rempah-rempah dalam
makanannya, termasuk di negara kita.
2.2.2 Karakteristik Piperin
Piperin termasuk dalam kelompok Lipid. Lipid adalah suatu komponen yang
terdiri dari lemak dan bahan mirip lemak. Namun begitu, piperine juga
dikelompokkan sebagai anggota dari alkaloida. Semua alkaloid adalah serupa,
yaitu sama-sama mengandung nitrogen.
Formula : C17H19NO3
Massa molar : 285.34 gram
Berat Jenis : 0.861 gram
Titik Lebur : 128ºC - 132ºC
Kemurnian di alam : 98 % dalam Piper nigrum. Dapat mencapai 100%
dengan pemrosesan dalam laboratorium.
Struktur :
Persen komposisi berdasarkan massa :
C = 71% O = 17% H = 6 % N = 5 %
Jenis Ikatan : piperin mempunyai ikatan kovalen yang dominan. Selain itu,
karena ia mempunyai banyak atom hidrogen, maka ia
mempunyai ikatan hidrogen yang baik.
Warna dari piperine dapat bervariasi antara yang alami dan hasil buatan.
Piperine secara alami berupa serbuk yang kekuning-kuningan, yang kemudian
setelah sintesa menjadi berwarna hijau yang lebih kuat. Piperine dapat larut dalam
alkohol, kloroform, eter, benzen dan air. Piperine tidak begitu reaktif kecuali
dalam larutan.
Piperine tidak mempunyai rasa kecuali jika dihancurkan (seluruhnya atau
sebagian) di dalam larutan. Minyak dalam biji merica bereaksi dengan piperine
untuk memberinya rasa. Ketika piperine kehilangan karakteristik rasanya maka ia
dikenal sebagai Chavicine. Chavicine mempunyai rumus molekul yang sama
tetapi strukturnya berbeda. Sebagai contoh, hilangnya rasa pedas dari lada
dihubungkan dengan perubahan bentuk yang lambat dari chavicine dalam
piperine.
Ketika melebur dengan alkohol menyebabkan dihasilkannya asam potasium
piperat. Piperine mempunyai rumus molekul yang sama seperti chavicine, morfin,
dan minyak yang mudah menguap. Piperine juga mempunyai nama
umum :piperoylpiperidine, piperylpiperidine, dan piperoylpiperidin
2.2.3 Isolasi Piperin
Prosedur umum untuk mengisolasi piperin adalah ekstraksi menggunakan
etanol (95%) dan KOH. Akan tetapi, cara pemanasan dengan CH2Cl2 juga
memberikan hasil yang baik. Oleh karena luasnya pengunaan lada, maka banyak
cara sintesa yang dirancang untuk produksi komersial.
Perhatian : Piperin menyebabkan lakrimasi, karena itu semua prosedur harus
dilakukan dalam tempat tertutup.
Jika kristal piperin telah terbentuk , gunakan corong Hirsch dan vakum
untuk menyaring filtrat kristal piperin kuning. Kemudian cuci kristal dengan
eter/etanol dingin. Jika perlu lakukan rekristalisasi
2.2.4 Kegunaan dari Piperin
Sejak piperin ditemukan dalam lada, banyak yang menganggap bahwa
kegunaan utama dari piperin hanya untuk pemberi rasa dalam makanan. Namun
ternyata piperin mempunyai banyak kegunaan, dari mulai sebagai insektisida
sampai dengan untuk tujuan pengobatan. Piperin juga ditambahkan ke dalam
minuman beralkohol untuk memberikan rasa yang menggigit.
Piperin yang ditambahkan dalam makanan meragsang keluarnya keringat,
sehingga dapat mendinginkan tubuh. Piperine ditemukan di dalam kebanyakan
obat pembasmi serangga, terutama sekali yang membunuh lalat umumnya. Tetapi
penggunaan piperin yang paling utama adalah dalam bidang farmasi. Selama
ribuan tahun orang-orang telah menggunakan piperine untuk menyembuhkan
berbagai penyakit medis ringan. Dan di tahun-tahun terakhir ini piperin telah
menjadi sangat populer dalam pengobatan yang telah menyelamatkan beribu-ribu
nyawa.
Penggunaan lada di berbagai belahan dunia :
Negara Penggunaan
Mexico
Anti-inflamasi
Anti-malaria
Gangguan pencernaan
Morocco
Menurunkan berat badan
Anti-leukemia
Indonesia
Mencegah dan meredakan demam
Pengobatan ketika terkena bisa ular
Anti-epilepsi
Penelitian medis sudah menunjukkan bahwa piperin sangat menolong dalam
meningkatkan penyerapan dari berbagai macam vitamin seperti Selenium,
Vitamin B dan Beta-Caroten. Piperine kelihatannya mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan aktivitas thermogenik alami badan. Thermogenesis adalah
proses membangkitkan energi di dalam sel. Piperine meningkatkan thermogenesis
dan pada gilirannya menciptakan permintaan untuk gizi/nutrien yang penting bagi
metabolisme. Sejauh ini piperin terutama sekali telah sangat menolong pasien
yang sedang sakit atau orang lanjut usia yang mengalami gangguan saluran
pencernaan.
Penelitian di Amerika Serikat sudah mengukur efektivitas yang dramatis
dari Piperine dan sudah menunjukkan peningkatan dalam penyerapan Beta-
Carotene, Vitamin B6, dan Selenium. Level Selenium dan Vitamin B6 meningkat
dari tigapuluh (30%) sampai Empatpuluh (40%) persen, sementara Beta-Carotene
meningkat enam puluh (60%) persen. Penelitian lainnya sedang berlangsung
untuk menguji efeknya tehadap vitamin dan mineral lain.
Sebagai rempah-rempah, lada hitam mempunyai sejarah penggunaan yang
aman selama beribu-ribu tahun. Piperine juga tidak diketahui efek sampingnya
dan penelitian menunjukkan bahwa komponen ini membantu membuat sumber
bahan bakar tubuh yang penting dengan cara membantu proses pencernaan dan
penyerapan nutrisi.
Kerja lain dari piperin seperti :
Meningkatkan produksi beta-endorfin di otak
Mengurangi rasa sakit
Meningkatkan produksi serotonin di otak
Anti-konvulsan, anti-epilepsi
Meningkatkan produksi epinefrin (adrenalin) di kelenjar adrenal
Mengurangi produksi asam lambung (sekitar 1 jam)
Mengurangi peradangan pada lambung
Meningkatkan produksi pankreas oleh enzim pencernaan (amylase,
lipase, trypsin and chymotrypsin)
Merangsang produksi melanin
Mengurangi inflamasi karena iritasi atau alergi
Mengobati gejala asma
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam isolasi piperin ini, antara lain: Timbangan
Analitik; Botol infuse 500 ml; Corong; Rotary evaporator; Pipet tetes; dan Vial.
3.1.2 Bahan
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan, antara lain: Lada hitam serbuk 10
gram; Ethanol; KOH; Kertas saring; Etil Asetat, Methanol dan Reagen
Dragendorf
3.2 Cara Kerja
Timbang lada hitam serbuk seberat 10 gram kemudian maserasi dalam botol
infuse 100 ml dengan ethanol dan didiamkan selama 3 hari kemudian disaring.
Lakukan prosedur ini sebanyak 3 kali. Hasil maserasi digabungkan lalu dilakukan
rotary sampai didapat ekstrak kental. Tambahkan KOH 10% dan ethanol biarkan
semalam hingga didapat cairan dan kristal-kristal piperin yang berwarna
kekuningan. Kristal dipisahkan dari cairan sehingga didapatkan kristal piperin.
Lakukan KLT pada kristal dengan cara mengambil sedikit kristal piperin yang
ditotolkan pada plat KLT lalu di KLT menggunakan eluen etil asetat : metanol
( 7 : 3 ). Lihat noda pada plat KLT di bawah sinar UV.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Warna kristal : kuning muda
Berat Lada Hitam : 10 gram
Berat piperin : 0,3794 gram
Jarak pelarut : 4,5
Jarak noda : 1,5
= 1,5 4,5
= 0,33
= 0,3794 x 100% 10
= 3,794 %
4.2 Pembahasan
Dalam melakukan ekstraksi atau penyarian dapat dilakukan beberapa cara,
seperti maserasi, perkolasi, digestasi, infusi, dekokta dan sokletasi. Namun, pada
isolasi piperin ini kami menggunakan cara maserasi.
Pada percobaan ini, kami menggunakan lada hitam yang telah menjadi
serbuk dan ditimbang seberat 10 gram. Setelah itu dilakukan maserasi. Pada
proses maserasi, piperin direndam dengan menggunakan etanol agar zat aktif
didalamnya tertarik, karena piperin larut dalam air dan mudah larut dalam alkohol.
Setelah dilakukan maserasi 3 kali lalu lakukan rotari untuk menguapkan
pelarutnya sehingga menghasilkan ekstrak kental kemudian tambahkan KOH,
tujuan penambahan KOH yaitu agar KOH dapat mengikat basa yang ada pada
alkaloida sehingga mempercepat proses rekristalisasi. Untuk mendapatkan ekstrak
piperin dilakukan dengan menguapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary
evaporator. Ekstrak kental yang didapat dimasukkan kedalam botol dan
ditambahkan campuran KOH dan larutan metanol, didiamkan sehari dan saring
sehingga didapat cairan dan kristal piperin. Pisahkan cairan dan kristal sehingga
didapat kristal piperin murni lalu lakukan KLT.
Pada hasil KLT yang telah diuji terlihat jelas bahwa piperin yang ditotolkan
pada plat KLT menghasilkan noda yang bagus, dimana noda yang dihasilkan
hanya satu. Dilihat dibawah fluoresensi terlihat bahwa noda piperin pada plat
KLT berwarna kuning orange. Berdasarkan literatur, piperin biasanya memiliki Rf
sekitar 0,66 dan berwarna ungu dibawah sinar UV. Setelah dicari nilai Rf nya,
hasilnya yaitu 0,33 artinya hasil yang didapatkan tidak mendekati nilai Rf
menurut literatur atau kristal piperinnya belum murni. Hal ini mungkin
disebabkan oleh sampel lada hitam yang digunakan adalah langsung dalam bentuk
serbuk, sehingga ada senyawa-senyawa yang sifat kimianya berubah ataupun
rusak saat pengolahan lada tersebut menjadi bentuk serbuk. Akibatnya senyawa
yang diperoleh dari isolasi tidak bagus lagi. Dan menurut literatur dalam 100 g
Lada Hitam terdapat 6-9 gram piperin sedangkan pada percobaan menggunakan
10 gram Lada hitam diperoleh 0,3794 gram piperin atau 1/2 dari yang seharusnya.
Hal ini mungkin dikarenakan: pada saat melakukan percobaan setelah didapat
kristal piperin, tidak semua piperin masuk kedalam vial ada yang tertinggal dalam
larutan atau pada saat memindahkan ke vial, menimbang atau melakukan KLT
ada kristal piperin yang terbuang.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari Piper nigrum 50 gram didapatkan kristal sebanyak 0,3 gram
2. Kristal berupa jarum halus kekuningan.
3. Rendemen yang didapatkan adalah sebesar 0, 6 %.
4. Rf yang didapat adalah 0,61.
5.2 Saran
Untuk praktikan selanjutnya disarankan agar :
1. Praktikan lebih memahami prosedur kerja dengan membaca dan
memahami terlebih dahulu.
2. Praktikan selanjutnya agar lebih berhati-hati dalam bekerja ( terutama
dalam pemurnian dan rekristalisai) agar didapatkan hasil yang lebih
sempurna.
3. Gunakan eluen yang sesuai untuk mendapatkan noda yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Besari, Ismail, dkk. 1995. Kimia Organik Universitas. Bandung: PT Armico.
Djamal, Rusdji. 1988. Prinsip-prinsip Dasar Bekerja dalam Bidang KBA. Padang:
Unand.
Mills, Russell. Piperin Multiplies the Strength of Many Supplements and Drugs. <http://www.delano.com/Articles/piperine-multiplies.html>
"Piperine." ChemFinder. <http://www.americanformulary.com/products/liver.htm>
"Piperine." Natural Herb Remedies. <http://www.indianherbs.com/piperine.htm>
“Piperine.” Nutritional Suplements. <http://www.questhealthlibrary.com/herbs/piperine>
“Piperine”From Wikipedia, the free encyclopedia. <http://en.wikipedia.org/wiki/Piperine>