Laporan Pestisida Nabati

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha peningkatan produksi pertanian tidak hanya dilakukan melalui pemupukan tetapi juga melalui upaya perlindungan tanaman agar tanaman bebas dari serangan hama penyakit. Untuk pemberantasan hama tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai jenis zat kimia yang disebut dengan pestisida. Namun penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Dampak negatif ini akan terus terjadi seandainya kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara penggunaannya. Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan pestisida diantaranya yaitu tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga mematikan organisme yang berguna, ternak piaraan, dan bahkan

Transcript of Laporan Pestisida Nabati

Page 1: Laporan Pestisida Nabati

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha peningkatan produksi pertanian tidak hanya dilakukan melalui

pemupukan tetapi juga melalui upaya perlindungan tanaman agar tanaman bebas

dari serangan hama penyakit. Untuk pemberantasan hama tersebut salah satunya

adalah dengan menggunakan berbagai jenis zat kimia yang disebut dengan

pestisida. Namun penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik

itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Dampak negatif

ini akan terus terjadi seandainya kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara

penggunaannya.

Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan pestisida

diantaranya yaitu tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang

kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang

sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk

manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah

tercemar pestisida. Pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga

mematikan organisme yang berguna, ternak piaraan, dan bahkan manusia, maka

agar terhindar dari dampak negatif yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya

harus dilakukan secara hati-hati dan dilakukan sesuai petunjuk.

Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat

dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal

dari tumbuhan (pestisida nabati). Pestisida nabati tidak mencemari lingkungan

karena bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga relatif aman bagi ternak

peliharaan dan manusia.

            Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu dilakukan percobaan tentang

pembuatan pestisida nabati sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang dapat

ditimbulkan oleh pestisida buatan.

Page 2: Laporan Pestisida Nabati

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum pembuatan pestisida nabati adalah untuk

mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida nabati dan mengetahui manfaat

pestisida nabati.

Kegunaan dari praktikum pembutan pestisida nabati adalah agar

mahasiswa dapat membuat pestisida nabati sendiri setelah mengetahui teknik-

teknik pembuatan pestisida nabati dan telah mengetahui manfaat dari pestisida

nabati tersebut.

Page 3: Laporan Pestisida Nabati

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari

tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-

bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk

tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit

sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil

abunya dan digunakan sebagai pestisida. Pestisida dari bahan nabati sebenarnya

bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan

pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di

seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk

mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian

petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida,

diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan hama

serangga (Thamrin dkk, 2008).

Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun,

bunga, buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit

sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung

bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga.

Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-

senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem

pencernaan, atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000).

Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

alam seperti tumbuhan. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek

untuk mengatasi masalah hama dengan cepat Pestisida nabati bersifat ramah

lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi

manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida nabati juga tidak akan

mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping lainnya, justru dapat

menyelamatkan musuhmusuh alami. Secara ekonomis, maka biaya pestisida

nabati yang dikeluarkan petani relatif lebih ringan dibanding pestisida sintetis, di

Page 4: Laporan Pestisida Nabati

mana harga pestisida sintetis di era sekarang lebih mahal. Pestisida nabati/ alami

diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang

tumbuh di sekitar kita. Pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan didapat oleh

petani dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. (Untung, 1993).

Dari sisi lain pestisida alami/ nabati, mempunyai keistemewaan yang

bersifat mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif

aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.

Pestisida nabati bersifat lebih aman dan nyaman, yaitu apabila diaplikasikan akan

membunuh hama pada waktu itu (bersifat kontak) dan setelah hamanya terbunuh,

maka residunya akan cepat menghilang di alam.Dengan demikian, tanaman akan

terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pestisida

nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan menganggap tabu

penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif agar

pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis dan agar penggunaan

pestisida sintetis dapat diminimalkan, sehingga kerasakan lingkungan yang

diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi dan waktunya kerasakan

lingkungan dapat diperlambat pula. Kegunaan pemakaian pestisida nabati untuk

meminimalkan pemakaian pestisida sintetis sehingga dapat mengurangi kerasakan

lingkungan, mengurangi biaya usahatani yang mana bahan pestisida nabati mudah

didapat yang tumbuh di sekitar kita dan mudah dibuat oleh siapapun khususnya

para petani, dan tidak membahayakan kesehatan bagi manusia maupun ternak

peliharaan (Anonim,2010)

Page 5: Laporan Pestisida Nabati

BAB III

METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

            Praktikum pembuatan pestisida nabati dilaksanakan di gedung Pusat

Kegiatan Penenelitian Lantai 4, Universitas Hasanuddin Makassar, Jumat22 Maret

2013 pukul 07.30 WITA sampai selesai.

3.2. Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan pestisida nabati adalah

pengaduk, ember, dan lakban.

            Bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati adalah daun

nimba, gula merah, dan air serta sabun colek.

3.3. Prosedur Kerja

1. Menghaluskan daun nimba denganmencacahnya.

2. Setelah daun Nimba halus, masukkan kedalam ember dan tambahkan air

dengan perbandingan 1:1.

3. Menambahkan gula merah ke dalam larutan daun nimba.

4. Mengaduk hingga merata

5. Mengolesi penutup ember dan mulut ember dengan menggunakan sabun colek

agar tidak ada lalat yang mendekat.

6. Menutup ember dan beri lakban pada bagian pinggirnya agar udara tidak dapat

masuk.

Page 6: Laporan Pestisida Nabati

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Mencampur semua bahan Hasil Pencampurandengan daun serai dan lengkuas

Mengolesi dengan sabun colek Mengisolasi ember

4.2 Pembahasan

Serai, terutama dalam daunnya mengandung beberapa komponen dari

produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang

pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan).

Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan

nimbidinAzadirachtin sendiri terdiri dari sekitar 17 komponen dan komponen

yang mana yang paling bertanggung jawab sebagai pestisida atau obat. Serai

tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama pada proses

Page 7: Laporan Pestisida Nabati

makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (Senrayan, 1997 dalam anonim

2012).

Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat

menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam

proses metamorfosa serangga. Serangga akan terganggu pada proses pergantian

kulit, ataupun proses perubahan dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi

kepompong atau dari kepompong menjadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam

proses ini seringkali mengakibatkan kematian (Wiwin, 2008 dalam anonim 2012).

Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang

mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya

sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari

mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika setelah disemprot (knock down),

namun memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari. Namun

demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya rusaknya sudah sangat

menurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin, 1993 dalam anonim 2012).

Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan

serangga hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu kasus terjadi ketika belalang

Schistocerca gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman

terserang belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu mimba. Mimba pun dapat

merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang

tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair yang

bersifat tidak merusak (Sudarmadji, 1999 dalam anonim 2012).

Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-

virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam

mengendalikan penyakit tanaman. Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering

digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu

menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan, 2003 dalam

anonim 2012).

Adapun kegunaan dari penambahan gula merah pada pembuatan pestisida

nabati adalah sebagai makanan mikroba pengurai agar mikroba dapat berfungsi

dengan baik dalam pembuatan pestisida nabati. Selain itu, pemberian air juga

Page 8: Laporan Pestisida Nabati

merupakan faktor yang sangat penting, karena air berfungsi untuk melarutkan atau

mencampurkan seluruh bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida

nabati ini. Dalam pembuatan pestisida nabati harus ditutup dan diberi sabun colek

agar tidak ada mikroorganisme pengganggu yang bisa masuk yang dapat

mengganggu proses penguraian atau proses pembuatan pestisida.

Page 9: Laporan Pestisida Nabati

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa;

1. Teknik-teknik pembuatan pestisida nabati yaitu: bahan dasar dihaluskan

terlebih dahulu, dicampur gula merah, dan ditutup rapat.

2. Manfaat pestisida nabati adalah Sebagai bahan kimia dari tumbuhan; Dapat

digunakan sebagai agen pengendalian hama; Bersifat mematikan hama

dengan cepat; Bersifat sebagai zat menghambat perkembangan

serangga/hama; Bersifat sebagai zat pemikat; Bersifat sebagai zat penolak;

Bersifat sebagai zat penghambat makan.

5.2 Saran

Sebaiknya asisten memberi sampel tanaman yang telah diberi pestisida nabati

dan tanaman yang diberi pestisida kimia, kemudian membandingkan antara

keduanya.

Page 10: Laporan Pestisida Nabati

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2013. Pembuatan Pestisida Nabati. http://www.shvoong.com. Diakses:

Makassar, 22 Maret 2013

Supriyatin dan Marwoto, 2000. Pestisida Nabati. Jakarta: Rineka Cipta

Thamrin dkk,2008. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida Nabati.

Jakarta: balai pertanian lahan rawa

Untung, 1993. Pestisida Alami ( Nabati). Jakarta: Erlangga.