laporan perkecambahan

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri salah satunya adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan Anatomi tumbuhan (Dwijoseputro, 1983). Semua makhluk hidup melakukan reproduksi termasuk tumbuhan. Reproduksi tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif merupakan perkembangan yang tidak melalui proses pembuahan hingga reproduksi ini tidak memerlukan sel kelamin. Akibatnya, sifat-sifat tumbuhan baru hasil reproduksi ini sama dengan tumbuhan induknya.. Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi reproduksi vegetative alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi vegetatif alami yaitu salah satu reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative alami meliputi pembentukan tunas, umbi batang, umbi lapis, umbi akar, akar tunggal,dan geragih (Deden, 2001). Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa pertumbuhannya. Oleh sebab itu, alat- alat tersebut sering kali dinamakan pula alat-alat

description

fisiologi tumbuhan

Transcript of laporan perkecambahan

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBerbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri salah satunya adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan Anatomi tumbuhan (Dwijoseputro, 1983).Semua makhluk hidup melakukan reproduksi termasuk tumbuhan. Reproduksi tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif merupakan perkembangan yang tidak melalui proses pembuahan hingga reproduksi ini tidak memerlukan sel kelamin. Akibatnya, sifat-sifat tumbuhan baru hasil reproduksi ini sama dengan tumbuhan induknya.. Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi reproduksi vegetative alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi vegetatif alami yaitu salah satu reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative alami meliputi pembentukan tunas, umbi batang, umbi lapis, umbi akar, akar tunggal,dan geragih (Deden, 2001).Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa pertumbuhannya. Oleh sebab itu, alat-alat tersebut sering kali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetative (Dwijoseputro, 1983).Setelah suatu tumbuhan mengalami pembuahan dan menghasilkan buah serta biji, berikutnya biji dari tumbuhan tersebut akan mengalami sebuah proses yang dikenal dengan perkecambahan. Perkecambahan tersebut akan menghasilkan kecambah (plantula), yang mana kecambah (plantula) tersebut merupakan tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji (Dwijoseputro, 1983).

1.2. TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengenal dan membedakan organ-organ vegetatif tumbuhan melalui pengamatan pada kecambah tumbuhan monokotil dan dikotil.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2. 2.1. Pengertian BijiPertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat tinggi merupakan peristiwa yang kompleks. Jika dimulai dari proses perkecambahan, maka proses selanjutnya merupakan sederet perubahan morfologi dan fisiologi yang dinamakan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan vegetatif menyusul perkecambahan yang merupakan proses pembentangan sel-sel penyusun embrio, adalah terjadinya diferensiasi sel meristem apikal, membentuk organ vegetatif dan selanjutnya terjadi pertumbuhan reproduktif (Lakitan, 1993).Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi yang terjadi secara alami tanpa bantuan manusia. Contoh dari reproduksi vegetatif secara alami antara lain rhizoma (akar rimpang) adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak dibawah permukaan tanah. Bentuk rhizoma mirip seperti akar, tetapi berbuku-buku (beruas-ruas) seperti batang dan pada ujungnya terdapat kuncup. Setiap buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi sisik dan sitiap ketiak sisik terdapat tunas. Jika tunas diujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi tanaman baru, tanaman itu akan tetap dengan induknya sehingga membentuk rumpun. Rhizoma terdapat pada tanaman kunyit, temu lawak, lengkuas, dan sansiviera. Geragih atau stalon adalah batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah (Nugroho, 2006).Tumbuhan berbiji memiliki tubuh yang berkembang dengan baik serta menampakan spesialisasi struktur dan fungsi sebagai hasil dari peristiwa diferensiasi. Diferensiasi pada tubuh tumbuhan terjadi baik secara eksternal dan internal. Diferensiasi eksternal membentuk organorgan tubuh, sedangkan diferensiasi internal membentuk berbagai macam sel, jaringan, dan sistem jaringan. Pada tubuh tumbuhan terdapat tiga organ vegetatif utama yaitu akar, batang dan daun (Rahmat, 1996). Organorgan vegetatif yang membentuk tubuh tumbuhan merupakan pase sporofit dari siklus hidup tumbuhan tersebut. Keberadaan tubuh tumbuhan ini biasanya dimulai dari sel telur yang di buahi (zigot), yang selanjutnya berkembang menjadi embrio. Berdasarkan pola perkembangannya, embrio memiliki bentuk yang khas di mana terdapat suatu sumbu tubuh dan satu atau dua buah tonjolan serupa daun yang disebut kotiledon. Sumbu tubuh di atas kotiledon disebut epikotil (plumalla). Pada ujung epikotil ini terdapat sekelompok sel yang aktif membelah yang disebut meristem apeks pucuk. Sumbut tubuh di bawah kotiledon disebut hipokotil dan radikula. Pada ujung distal radikula terdapat meristem apeks akar (Rahmat, 1996). Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks proses-proses metabolik, yang masing-masing harus berlangsung tanpa gangguan. Tiap substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat pada terhambatnya seluruh rangkaian proses perkecambahan. Beberapa zat penghambat dalam biji yang telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton tidak jenuh, namun lokasi penghambatannya sukar ditentukan karena daerah kerjanya berbeda dengan tempat di mana zat tersebut diisolir. Zat penghambat dapat berada dalam embrio, endosperma, kulit biji maupun daging buah (Elisa, 2011).Embrio tumbuhan terdapat di dalam biji. Ketika biji berkecambah, meristem apeks pada epikotil tumbuh membentuk daun, buku, dan ruas (batang), sedangkan meristem apeks akar tubuh membentuk akar primer. Pada perkembangan selanjutnya meristem apeks pucuk membentuk meristem aksilar pada setiap ketiak daun. Meristem ini akan tumbuh membentuk cabang. Pada sebagian tumbuhan, meristem aksilar tetap tidak aktif, sehingga tubuh tumbuhan tidak memiliki cabang (Rahmat, 1996).

2.2. Pengertian PerkecambahanPerkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Perubahan embrio saat perkecambahan umunya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar, selanjutnya plumula tumbuh dan berkembang menhadi batang dan daun.Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal. Pada perkecambahan hipogeal, terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumulla keluar menembus kulit biji dan muncul di atas media tumbuh. Kotiledon tetap berada di dalam media tumbuh. Perkecambahan hipogeal terjadi misalnya pada kacang kapri dan jagung. Pada perkecambahan epigeal, hipokotil tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan media tumbuh. Perkecambahan epigeal terjadi misalnya pada kacang hijau dan jarak.Menurut Tjitrosoepomo (1987), tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat dalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti pada lembaga, karena memang kecambah itu bersal dari lembaga. Hanya saja pada kecambah bagian-bagian tadi sudah lebih jelas dan mempunyai ukuran yang lebih besar. Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:1. Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas muncul di atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga itu kemudian gugur, dan sementara itu pada kecambah sudah terbentuk daun-daun normal yang dapat melakukan tugas asimilasi.2. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal didalam kulit biji, dan tetap didalam tanah, misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).Biji hanya akan berkecambah jika mendapat syarat-syarat yang diperlukan, antara lain air, udara, cahaya, dan panas. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi, maka biji akan tetap seperti itu dan calon tumbuhan baru (lembaga) yang ada di dalam biji berada dalam keadaan tidur (latent). Pada umunya daya tumbuh biji akan berkurang dengan bertambahnya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat lebih dahulu baru kemudian dapat berkecambah, walaupun ada air, udara, cahaya, dan panas, hal ini disebut dormansi (Tjitrosoepomo, 1987).

2.3. Proses PerkecambahanPertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang baru, misalnya embrio, cadangan makanan, dan calon daun (calon akar). Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan planula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yangmenggabungkan kulit kotiledon (Dwijoseputro, 1983).Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk,air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem, sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup (Heddy, 1990). Embrio berkembang didalam biji. Setelah fertilisasi, zigot mengalami rangakian pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal dari mitosis zigotakan berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lain menjadi bahan awal dari jaringan suspensor. Embrio didalam bakal biji (ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa, termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi). Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal) dan meristem apicalaka. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan batang dan akar (Filter,1991).Perkembangan embrio terhenti setelah mencapai tahapan tertentu, yaitusaat bakal biji telah menjadi biji matang. Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan. Di dalam biji yang matang, endosperma makanan telah terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam bertepung. Sel-sel aleuron menyintesis enzim amilase. Enzim tersebut dapat mengubah cadangan zat pati di dalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio (Guritno, 1995).Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang, memecahkan kulit biji, dan memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhannya. Zat-zat makanan dipindahkan dari endosperma atau kotiledon ke bagian embrio yang sedang tumbuh. Organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah dinamakan radikula (bakal akar). Pada tanaman buncis, hipokotil akan tumbuh dan mendorong epikotil dan kotiledon ke atas permukaan tanah. Selanjutnya plumula yang terletak di ujung epikotil, akan berkembang menjadi daun pertama. Daun ini terus tumbuh dan berkembang menjadi hijau dan mulai berfotosintesis. Kotiledon akan layu dan rontok dari biji karena cadangan makanannya telah dihabiskan oleh embrio yang berkecambah. Perkecambahan biji yang disebabkan oleh pertumbuhan hipokotil yang mendorong kotiledon dan epikotil ke atas permukaan tanah ini disebut tipe perkecambahan epigeal.Awal perkembangan didahului oleh aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormon pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati diuraikan menjadi maltose kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh diatas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis (Tjitrosoepomo, 1986).Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah,misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa) (Sitompul, 1995).

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

1. 2. 3. 3.1. Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 November 2013. Pukul 15:00 WIB sampai dengan pukul 17:00 di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

1. 2. 3. 3.1. 3.2. Alat dan Bahan3.2.1. Alat`Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: Baki atau nampan, cutter, Mistar, Pensil,4 gelas plastik, kapas dan kertas.3.2.2. BahanAdapun bahan-bahan yang akan digunakan pada praktikum ini yaitu : 4 biji jagung (Zea mays), 4 biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), 4 biji kacang kedelai (Glycine max) dan 4 biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).

3.3. Cara Kerja1. Mengambil satu per satu biji yang telah disiapkan, membelahnya, dan mengamati kotiledon, plumulla, dan radikula.2. Menggambar hasil pengamatan tersebut pada kertas gambar.3. Memberi keterangan pada bagian-bagiannya.4. Mengambil biji yang baru untuk diletakkan di dalam gelas yang telah terisi oleh kapas dan telah disiram dengan air.5. Meletakkan biji tersebut di dalam gelas plastik.6. Mengamati dari hari 1 sampai hari ke 5.7. Memberi keterangan dari hari ke hari.8. Memfoto dan menggambar hasil pengamatan yang telah dilakukan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4. 4.1. Hasil4.1.1. Pengamatan BijiTabel Morfologi bijiNo.Gambar PengamatanKeterangan

Keterangan gambarDikotilMonokotil

1.Morfologi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).1. Testa2. Plumulla3. Hipokotil4. Radikula5. Epikotil

Anatomi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).1. Radikula2. Epikotil3. Hipokotil4. Kotiledon

2.Morfologi Kacang merah (Phaseolus vulgaris)1. Kotiledon2. Kulit biji3. Pusar biji

Anatomi Kacang merah (Phaseolus vulgaris)1. Plumulla2. Epikotil3. Hipokotil4. Epikotil5. Radikula

3.

Morfologi biji Jagung (Zea Mays)

1. Pusar2. Plumulla3. Hipokotil

Anatomi biji Jagung (Zea Mays)

1. Plumulla2. Epikotil3. Hipokotil4. Radikula5. Kotiledon

4.Morfologi kacang Kedelai(Soya Max)

1. Tegma2. Testa3. Pusar4. Kotiledon

Anatomi kacang Kedelai (Soya Max)

1. Plumulla2. Epikotil3. Hipokotil4. Radikula5. Kotiledon

1. 2. 3. 4. 4.1. 4.1.1. 4.1.2. Pengamatan PerkecambahanTabel hasil pengamatan Perkecambahan Biji Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)NoHariUkuran (cm)

PlumullaRadikula

1ke-1--

2ke-2-1,3 cm

3ke-3-2 cm

4ke-4-7 cm

5ke-5-8 cm

6ke-6-9 cm

Tabel hasil pengamatan Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays L)NoHariUkuran (cm)

PlumullaRadikula

1ke-1--

2ke-20,5 cm1,2 cm

3ke-30,7 cm2 cm

4ke-41 cm7 cm

5ke-54 cm8 cm

6ke-65,5 cm9 cm

Tabel hasil pengamatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)No Hari Pengamatan yang diamati

1ke-1timbul radikula dari kulit biji, panjangnya 0,1 cm

2ke-2radikula menghasilkan akar primer dengan panjang 1 cm

3ke-3panjang akar 2,8 cm pada akar primer, keluar rambut-rambut akar yang merupakan calon akar sekunder

4ke-4hipokotil memanjang dan menjadi lengkung, plumulla keluar dari kotiledon, panjang keseluruhan 6,7 cm

5ke-5hipokotil menjadi lurus dan mengangkut plumulla dan kotiledon ke atas, panjang keseluruhan 8,3 cm.

Tabel hasil pengamatan Perkecambahan Biji Kacang Kedelai (Soya max)No.HariUkuranTesta

PlumulaKotiledonRadikula

1.ke-1-1,2 cm0,2 cmmasih menempel

2.ke-21 cm1,5 cm menghijau1,2 cmsedikit terkelupas

3.ke-31,5 cmhijau 1,5 cm2 cmterkelupas

4ke-44,5 cmSama3,5 cm terbentuk cabang akarMakinterkelupas

5ke-58 cmtetap ada, hampir membuka4 cmterkelupas dan daun mulai terlihat

4.2. Pembahasan4.2.1. Pengamatan Morfologi dan Anatomi Bijia. Kacang merah (Phaseolus vulgaris)Dari hasil praktikum yang dilaksanakan diketahui morfologi biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) yaitu terdapat testa, pusar biji, dan kotiledon sedangkan anatomi Kacang merah (Phaseolus vulgaris) yaitu terdapat plumulla yaitu calon batang dan bersama daun, epikotil yaitu calon batang yang terletak di atas daun lembaga, hipokotil yaitu calon batang yang terletak di atas daun lembaga , dan radikula yaitu calon akarb. Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)Pada morfologi kacang hijau (Phaseolus radiatus) terdapat testa, pusar, dan kotiledon. Sedangkan Anatomi kacang hijau (Phaseolus radiatus) terdapat radikula yang merupakan calon akar, epikotil yaitu yaitu calon batang yang terletak di atas daun lembaga, hipokotil yaitu calon batang yang terletak di atas daun lembaga dan pusar.c. Biji Jagung (Zea Mays)Pada morfologi biji Jagung (Zea Mays) terdapat terdapat tegma, testa, pusar dan kotiledon atau tempat menyimpan cadangan makanan sedangkan anatomi nya yaitu terdapat pusar, plumulla yaitu calon akar bersama daun, dan hipokotil yaitu calon batang yang terletak di atas daun lembaga.

d. Kacang Kedelai (Soya Max)Pada morfologi kacang Kedelai (Soya Max) terdapat testa, pusar dan kotiledon. Sedangkan pada anatomi kacang Kedelai (Soya Max) terdapat plumulla yaitu plumulla yaitu calon batang dan bersama daun, epikotil yaitu epikotil yaitu yaitu calon batang yang terletak di atas daun lembaga, hipokotil yaitu hipokotil yaitu calon batang yang terletak di atas daun lembaga, radikula yaitu calon akar, dan kotiledon.

1. 2. 3. 4. 4.1. 4.2. 4.2.1. 4.2.2. Pengamatan Perkecambahana. Perkecambahan Kacang merah (Phaseolus vulgaris)Pada pengamatan hari pertama kacang merah belum tumbuh dan tidak terjadi perubahan. Pada hari kedua radikula mulai tumbuh dengan ukuran 1,3 cm. pada hari ketiga radikula memanjang 0,7 cm menjadi 2 cm. pada hari keempat radikula kembali memanjang dengan pesat menjadi 7 cm. pada hari kelima bertambah 1 cm menjadi 8 cm dan pada hari keenam juga tambah 1 cm menjadi 9 cm.b. Perkecambahan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)Pada pengamatan hari pertama kacang hijau timbul radikula dari kulit biji, panjangnya 0,1 cm. Pada hari kedua radikula menghasilkan akar primer dengan panjang 1 cm. Pada hari ketiga panjang akar 2,8 cm pada akar primer, keluar rambut-rambut akar yang merupakan calon akar sekunder. Pada hari keempat hipokotil memanjang dan menjadi lengkung, plumulla keluar dari kotiledon, panjang keseluruhan 6,7 cm. Pada hari kelima hipokotil menjadi lurus dan mengangkut plumulla dan kotiledon ke atas, panjang keseluruhan 8,3 cm.c. Perkecambahan Biji Jagung (Zea Mays)Pada pengamatan perkecambahan biji jagung hari pertama belum terdapat perubahan pada biji jagung. Pada hari kedua plumulla tumbuh 0,5 cm sedangkan radikula 1,2 cm. Pada hari ketiga plumulla bertambah menjadi 0,7 cm dan radikulla 2 cm. pada hari keempat plumulla bertambah menjadi 1 cm dan radikula bertambah menjadi 7 cm. Pada hari kelima plumulla bertambah menjadi 4 cm sedangkan radikula menjadi 8 cm.

d. Perkecambahan Kacang Kedelai (Soya Max)Pada pengamatan perkecambahan kacang kedelai pada hari pertama plumulla belum tumbuh, radikula tumbuh 0,2 cm kotiledon 1,2 cm dan testa masih menempel. Pada hari kedua plumulla tumbuh 1 cm, radikula tumbuh menjadi 1,2 cm dan kotiledon 1,5 sedikit menghijau dan testa sedikit terkelupas. Pada hari ketiga plumulla ukurannya tetap, radikula 2 cm, kotiledon juga tidak berubah, dan testa terkelupas. Pada hari keempat plumulla bertambah menjadi 4,5, kotidonnya sama dan radikula memanjang 3,5 cm membentuk cabang akar, dan testa makin terkelupas. Pada hari kelima plumulla bertambah menjadi 8 cm, kotiledonnya masih ada tetapi hampir terbuka, radikula 4 cm dan testa terkelupas dan daun sudah mulai terlihat.

BAB VPUNUTUP

5. 5.1. KesimpulanDari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa organ-organ yang terdapat pada morfologi biji yaitu: kotiledon, pusar, kulit biji, dan tegma. Sedangkan organ yang terdapat pada anatomi biji yaitu: plumulla, radikula, epikotil, dan hipokotil.Perkecambahan adalah Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkecambahan yang lebih dahulu terlihat adalah radikula atau calon akar yang dapat tumbuh dengan cepat di atas kapas basah.

5.2. SaranDi harapkan agar praktikum morfologi ini bisa berjalan dengan lancar dan semua semua praktikan dapat menguasai praktikum organ vegetative pada kecambah ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rahmat. 1996. Petunjuk Praktikum Morfologi Tumbuhan. http//:praktikummorfologitumbuhan.pdf/. diakses pada 1 januari 2014 pukul 15:00 WIBDwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Elisa, 2011, Dormansi dan Perkecambahan Biji, http://elisa.ugm.ac.id/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2012, pukul 20.53 WITA. Goldsworthy, F. R. dan Fisher, 1992, Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta : UGM PressLakitan, B., 1993, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,