Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

15
1 BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batasan allelopaty diungkapkan pertama kali oleh Molish (1937). Dan istilah yang sama digunakan untuk semua jenis interaksi biokimia, termasuk antara tumbuhan tingkat tinggi dan mikroorganisme yang diberikan oleh Rice (1984). Tetapi Muller (1920), yang merupakan seorang pionir dalam allelopati, lebih mmeembatasi penggunaan istilah alelopatu untuk interaksi antar tumbuhan antar tingkat tinggi saja. Allelopaty berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan pathos yang berarti "menderita". Sehingga dapat diartikan bahwa allelopaty merupakan suatu peristiwa individu tumbuhan dimana dapat menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan individu tumbuhan jenis lain yang bersaing dengan tumbuhan tersebut dan merupakan bentuk interaksi antara makhluk hidup yang saru dengan makhluk hidup yang lainnya melalui senyawa kimia. Sumber senyawa kimia yang bersifat allelopaty bisa berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, cabang atau bagian akar. Allelopaty dapat diartikan sebagai pengaruh negative dari sauatu tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan. Allelopaty menguntungkan bagi tanaman yang menghasilkannya tepi merugikan bagi tanaman disekitarnya. Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya. Muller (2008), menyatakan proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan proses interaksi antar spesies atau antar poplasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain. Adapun pengaruh alelopat pada tanaman yaitu : menghambat penyerapan hara dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat pembelahan sel-sel

Transcript of Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

Page 1: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

1

BAB I

PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Batasan allelopaty diungkapkan pertama kali oleh Molish (1937). Dan istilah yang

sama digunakan untuk semua jenis interaksi biokimia, termasuk antara tumbuhan tingkat

tinggi dan mikroorganisme yang diberikan oleh Rice (1984). Tetapi Muller (1920), yang

merupakan seorang pionir dalam allelopati, lebih mmeembatasi penggunaan istilah alelopatu

untuk interaksi antar tumbuhan antar tingkat tinggi saja.

Allelopaty berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan

pathos yang berarti "menderita". Sehingga dapat diartikan bahwa allelopaty merupakan

suatu peristiwa individu tumbuhan dimana dapat menghasilkan zat kimia yang dapat

menghambat pertumbuhan individu tumbuhan jenis lain yang bersaing dengan tumbuhan

tersebut dan merupakan bentuk interaksi antara makhluk hidup yang saru dengan makhluk

hidup yang lainnya melalui senyawa kimia. Sumber senyawa kimia yang bersifat allelopaty

bisa berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, cabang atau bagian akar. Allelopaty

dapat diartikan sebagai pengaruh negative dari sauatu tumbuhan tingkat tinggi terhadap

perkecambahan. Allelopaty menguntungkan bagi tanaman yang menghasilkannya tepi

merugikan bagi tanaman disekitarnya.

Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati)

berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian

terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif

dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam

interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan

akar ke rizosfir untuk mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya.

Muller (2008), menyatakan proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan proses

interaksi antar spesies atau antar poplasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism

untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain.

Adapun pengaruh alelopat pada tanaman yaitu : menghambat penyerapan hara dengan

menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat pembelahan sel-sel

Page 2: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

2

akar tumbuhan, mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan, menghambat respirasi akar,

menghambat sintesis protein, menurunkan daya permeabilitas membran sel tumbuhan, dan

menghambat aktivitas enzim.

Pada latihan praktikum III ini tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap

Perkecambahan” menggunakan Imperata cyliandrica (alang-alang) dan Crotalaria striata

(orok-orok) sebagai penghasil zat allelopaty. Untuk mengetahui pengaruh zat allelopaty

yang terdapat pada Imperata cyliandrica (alang-alang) dan Crotalaria striata (orok-orok)

terhadap perkecambahan maka dilaksankan latihan praktikum III tentang “Pengaruh

Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”.

B. PERMASALAHAN

a. Apakah pengertian allelopaty itu sendiri ?

b. Pengaruh apa saja yang disebabakan oleh allelopaty terhadap perkecambahan ?

C. TUJUAN

a. Praktikan mampu memahami pengertian dari allelopaty itu sendiri.

b. Praktikan mampu memahami pengaruh allelopaty jenis tanaman terhadap

perkecambahan.

D. MANFAAT

a. Praktikan dapat memahami pengertian allelopaty.

b. Praktikan dapat mempelajari pengaruh allelopaty jenis tanaman terhadap

perkecambahan.

Page 3: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Indrianto (2006), menyatakan bahwa zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat

allelopathy dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan

atau tanaman lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang

dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama

jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat

mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.

Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal

dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting sebagai

sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan

sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati,

tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk

mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya.

Fitter dan Hay (2000), menyatakan bahwa allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh

suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topik yang kontroversi

(bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang

bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh allelopati dengan

memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari

kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cocok, karena tidak

terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril sehingga transformasi bakteri barangkali

telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi.

Kurniawan (2006), menyatakan bahwa peristiwa allelopati ialah peristiwa adanya

pengaruh jelek dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat

merugikan pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya.Pertumbuhan jagung banyak

dipengaruhi oleh berbagai faktor genetic dan lingkungan, diantara faktor lingkungan adalah

adanya persaingan dengan gulma. Pertumbuhan gulma disekitar tanaman jagung perlu

dikendalikan karena menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Page 4: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

4

Muller (2008), menyatakan bahwa proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan

proses interaksi antar spesies atau antar populasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism

untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain.

Hairiah et al. (2001), menyatakan bahwa alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi

tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi

juga menghasilkan zat allelopaty yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.

Rohman (2001), menyatakan bahwa Allelopaty merupakan suatu peristiwa dimana

suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan

jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh

Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan

tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya.

Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu

senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Senyawa-senyawa kimia

tersebut dapat ditemukan pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah, dan

biji)

Page 5: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

5

BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1) 1 buah pisau atau gunting

2) 5 buah otol air mineral bekas

3) 2 buah baker glass

4) 2 buah pipet

5) 1 buah nampan

6) 1 set kapas

b. Bahan

1) Radix Imperata cyliandrica (alang-alang)

2) Folium Imperata cyliandrica (alang-alang)

3) Caulis Imperata cyliandrica (alang-alang)

4) Biji Kacang Tolo

5) Biji Jagung

B. CARA KERJA

Pada praktikum latihan III tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap

Perkecambahan” dilaksanakan :

Hari dan Tanggal : 19 Oktober 2013

Waktu : 10.20 - selesai

Tempat : Green House Universitas Muhammadiyah Surakarta

1. Memilih biji yang mudah berkecambah. Seperti biji kacang tolo dan biji jagung

2. Menyediakan beberapa cawan petri yang diberi tisu.

3. Membuat ekstrak alang-alang dengan cara sebagai berikut :

a. Menghaluskan bagian tumbuhan masing-masing tumbuhan dengan mengkuk

penggerus atau dipotong-potong dengan gunting.

4. Membuat ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan (air aquades)

dengan perbandingan sebagai berikut :

Page 6: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

6

a. Bagian tumbuhan dan air (1 : 14) dan membiarkannya selama satu hari.

b. Setelah 24 jam menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat

penyaring.

c. Ekstrak di dalam botol.

5. Meletakan masing-masing 5 biji kacang tolo dan biji jagung kedalam cawan petri yang

berada dan sudah diberi tisu.

6. Menyiram 5 ml ekstrak allelopaty tumbuhan yang diamati kedalam cawan petri yang

sudah diberi biji-biji tadi, dan selanjutnya membasahi dengan air.

7. Mengamati perkecambahan biji-biji tersebut setiap hari, selama 7 hari dan mengamati

perkecambahannya.

8. Menentukan presentase perkecambahan dan diukur panjang kecambahnya dari akar

sampai ujung batang.

9. Membandingkan hasil percobaan tersebut dengan perkecambahan yang hanya diberi

perlakuan disiram dengan air (kontrol).

C. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Pada praktikum latihan III tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap

Perkecambahan” pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen dan metode

observasi.

1. Metode eskperimen adalah cara memperoleh data dengan cara uji coba atau

percobaan secara langsung terhadap tanaman yang diujikan dengan begitu

adanya keakuratan penelitian. Dengan melakukan penanaman langsung tanaman

kacang tolo dan tanaman jagung di media tanam dengan penambahan senyawa

allelopaty ekstrak alang-alang.

2. Dan motode obeservasi adalah cara memperoleh data dengan cara pengamatan

langsung ke obyek percobaan yang dilakuan pada obyek survei. Dengan

melakukan pengamatan langsung terhadap tanaman yang sudah ditanam dengan

penambahan senyawa allelopaty ekstrak alang-alang.

.

Page 7: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel

Nama Tanaman Perlakuan Hari Ke-

1 2 3 4 5 6

Jagung

40% (2) (3) (3) (3) (3) (4)

60% (2) (3) (2) (3) (3) (3)

Kontrol (3) (3) (4) (4) (4) (4)

Kacang Tolo

40% (1) (3) (3) (3) (3) (2)

60% - (1) (4) (2) (1) (2)

Kontrol (2) (2) (2) (2) (2) (2)

Keterangan

(jumlah tanaman) = Ada yang hidup

- = Belum ada yang hidup

Dimana pada praktikum Latihan IV tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman

Terhadap Perkecambahan” menggunkan suatu konsep eksperimen senyawa allelopaty

dari ekstrak alang-alang, mengunakan rumus konsentrasi seperti berikut :

M1.V1 = M2.V2

1. Senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang 40%

Diketahui : M1= 80

M2 = 40

V2 = 5

Ditanyakan : V1 = ?

Jawab : M1.V1 = M2.V2

80.V1 = 40.5

V1 = 2,5 mL

2. Senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang 60%

Page 8: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

8

Diketahui : M1= 80

M2 = 60

V2 = 5

Ditanyakan : V1 = ?

Jawab : M1.V1 = M2.V2

80.V1 = 60.5

V1= 3,75

Masing-masing ditambahkan 2,5 air.

2. Hasil Diskusi

a. Pengaruh senyawa allelopaty terhadap pertumbuhan tanaman.

Senyawa alelopaty dapat menggangu pertumbuhan tanaman jagung dan

tanaman kacang tolo, sebab allelopaty dapat menghabat penyerapan unsur hara di

dalam media tanam dengan cara menurunkan kecepatan penurunan ion-ion oleh

tanaman. Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan,

memperlambat respirasi akar, menghambat sintesis protein, menurunkan daya

permeabilitas membran pada sel tumbuhan, menghambat aktifitas enzim,

memperlambat proses perkecambahan biji, penahan pertumbuhan tanaman,

mengakibatkan gangguan pada sistem perakaran, klorosis, menyebabkan kelayuan

pada tanaman, bahkan kematian pada tanaman yang terkena allelopaty. Senyawa

allelopaty yang terkandung pada ekstrak alang-alang berkerja dengan cara

menggangu proses fotosintesis dan pembelahan sel yang menyebabkan terganggunya

segala aktifitas metabolism dalam tubuh tanaman kacang tolo dan tanaman jagung.

b. Hasil pertumbuhan tanaman yang diberi senyawa alelopaty dari tanaman yang

berbeda.

Tanaman jagung yang diberi senyawa allelopaty (ekstrak alang-alang) 40%

lebih lebih baik pertumbuhannya dibandingkan dengan tanaman yang diberikan

senyawa allelopaty (ekstrak alang-alang) 60%. Hal ini terjadi karena kandungan

senyawa zat kimia bersifat allelopathy lebih banyak kandungannya pada senyawa

allelopaty (ekstrak alang-alang) 60% dibandingkan senyawa allelopaty (ekstrak

alang-alang) 40%. Dilihat dari struktur tubuh tanaman, yang diberikan senyawa

Page 9: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

9

allelopaty (ekstrak alang-alang) dibandingkan dengan tanaman kontrol, lebih sehat

dan segar tanaman kontrol dibandingkan dengan tanaman yang diberika senyawa

allelopaty (ekstrak alang-alang). Jumlah total yang hidup sampai akhir pengamatan,

yaitu : 40% hanya 4 tanaman yang hidup sedangkan 60% hanya 3 tanaman yang

hidup. Jadi total semua yang hidup ada 7 tanaman.

Sedangkan pada tanaman kacang tolo, tanaman yang diberikan senyawa

allelopaty (ekstrak alang-alang) 40% dan 60% pertumbuhannya lebih baik pada

perlakukan yang diberikan allelopaty (ekstrak alang-alang) 40%. Sama halnya

dengan tanaman jagung, dilihat dari struktur tubuh tanaman yang diberikan senyawa

allelopaty (ekstrak alang-alang) dibandingkan dengan tanaman kontrol, lebih sehat

dan segar tanaman kontrol dibandingkan dengan tanaman yang diberika senyawa

allelopaty (ekstrak alang-alang). Jumlah total yang hidup sampai akhir pengamatan,

yaitu : 40% hanya 2 tanaman yang hidup sedangkan 60% hanya 2 tanaman yang

hidup. Jadi total semua yang hidup ada 4 tanaman.

Dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung lebih toleran terhadap senyawa

allelopaty (ekstrak alang-alang). Karena dilihat dari jumlah total yang hidup dari

kedua jenis tanaman, lebih banyak tanaman jagung dibandingkan tanaman kacang

tolo.

3. Pembahasan

Allelopaty Allelopaty berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu

sama lain" dan pathos yang berarti "menderita". Sehingga dapat diartikan bahwa

allelopaty merupakan suatu peristiwa individu tumbuhan dimana dapat menghasilkan

zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan individu tumbuhan jenis lain yang

bersaing dengan tumbuhan tersebut dan merupakan bentuk interaksi antara makhluk

hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya melalui senyawa kimia.

Bahan organik yang bersifat allelopaty dapat dibagi menjadi dua golongan,

berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman lain, yaitu

autotoxin yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri

atau individu dari jenis yang sama dan antitoxic yang berasal dari suatu tumbuhan

yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda

jenisnya. Pada praktikum ini allelopaty merupakan golongan dari antitoxic, karena

Page 10: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

10

senyawa allelopaty yang berasal dari ekstrak alang-alang yang memberikan pengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan tanaman kacang tolo.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap tanaman yang

diberikan senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang adanya perbedaan diantara

ketiga tanaman, antara tanaman yang diberikan 40% ekstrak alang-alang, 60%

ekstrak alang-alang, dan tanaman kontrol. Pada tanaman yang diberikan ekstrak

alang-alang 40% mengalami perkecambahan meski hanya sedikit tanaman yang

mengalami perkecambahan. Sedangkan pada tanaman yang diberikan ekstrak alang-

alang 60% sebagian tanaman ada yang mengalami pembusukan di daerah akar, meski

sebagian mengalami perkecambahan namun tanamannya terlihat tidak sehat.

Sementara pada tanaman kontrol tanaman kacang tolo dan tanaman jagung dilihat

dari morfologinya tampak sehat, warna daun hijau cerah dan batangnya terlihat

kokoh. Ini membuktikan bahwa ekstrak alang-alang mengandung senyawa

allelokimia. Terdapat beberapa zat kimia yang dapat bertindak sebagai allelopaty

adalah gas-gas beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan suatu reaksi hidrolisis yang

membebaskan gugusan HCN, amonia, Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat

sejenis gas diuapkan dari minyak yang berasal dari familia Crusiferae dapat

menghambat perkecambahan. Selain gas, asam organik, aldehida, asam aromatik,

lakton tak jenuh seserhana, fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida

dan streroida juga dapat mengeluarkan zat alelopati.

Senyawa allelopaty ini menyebabkan penghambatan dalam proses

perkecambahan dan proses pertumbuhan tanaman jagung dan tanaman kacang tolo.

Hal ini terlihat ketika pengamatan, yaitu biji yang diberikan ekstrak alang-alang yang

merupakan senyawa allelopaty belum mengalami proses perkecambahan sedangkan

pada biji yang tidak diberikan ektrak alang-alang atau sebagai kontrol mengalami

proses perkecambahan. Hal ini terjadi karena adanya pengahambatan terhadap biji

yang diberi ekstrak alang-alang, berupa : penghambat penyerapan hara, pembelahan

sel-sel akar, pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein,

menurunkan daya permeabilitas membran sel dan menghambat aktivitas enzim, dan

menyebakan kematian pada tanaman. Sedangkan pada tanaman kontrol proses

perkecambahan berjalan dengan baik, tanaman yang tumbuh dengan baik, dilihat dari

Page 11: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

11

morfologi warna daun segar dan batang segar. Selain itu pada tanaman yang

diberikan senyawa allelopaty dari ekstrak alang-alang memiliki morfologi daun yang

mengkerut dan batangnya sebagian ada yang kerdil, adapun tanaman mengalami

kematian karena pada akar terjadi pembusukan.

Pada ekstrak alang-alang mengandung senyawa allelokimia atau senyawa

kimia fenolik (asam fenolik) yang dapat menggangu proses fotosintesis dan

pembelahan sel, sehingga terganggunya aktivitas metabolisme dalam tubuh tanaman

jagung dan tanaman kacang tolo tersebut. Penghambatan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman terjadi melalui proses yang kompleks, dengan diawali pada

membrane plasma dengan terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran

membrane, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase Proses inilah yang menyebabkan

adanya pengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang akhirnya

mempengaruhi bukaan stomata dan proses fotosintesis. Selanjutnya dapat

mempengaruhi sintesis protein, pigmen, dan senyawa karbon lain, serta berpengaruh

pada aktifita beberapa fitohormon.

Sesuai dengan pernyataan dari Rohman (2001) yang menyatakan bahwa

Allelopaty merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang

menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang

tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Dan Hairiah et al. (2001) yang

menyatakan bahwa alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain

terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga

menghasilkan zat allelopaty yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.

Perbedaan antara tanaman jagung dengan tanaman kacang tolo yaitu tanaman

jagung lebih toleran terhadap senyawa allelopaty dibandingkan dengan tanaman

kacang tolo, ini terlihat dari jumlah individu yang tetap hidup sampai akhir

pengamatan, namun dalam proses perkecambahan tanaman kacang tolo yang lebih

dulu mengalami proses perkecambahan dibandingkan dengan tanaman jagung. Hal

ini terjadi karena lapisan yang dimiliki kacang tolo lebih tipis dibandingkan lapisan

yang dimiliki jagung.

.

Page 12: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

12

BAB V

SIMPULAN

1. Allelopaty dapat diartikan sebagai suatu fenomena alam dimana dapat mengelurkan suatu

zat biomolekul (alelokimia) yang dihasilkan suatu organisme dan senyawa tersebut dapat

mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya.

2. Zat-zat kimia yang bersifat allelopaty dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan

pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu : autotoxic dan antitoxic.

3. Kebanyakan allelopaty berasal dalam jaringan tanaman, seperti daun, akar, aroma, bunga,

buah maupun biji, dan dikeluarkan dengan cara residu tanaman.

4. Allelopaty dari eksrtak alang-alang dapat mempengaruhi pertumbuhan batang, khususnya

tinggi batang, keadaan daun dan bentuk daun, panjang akar dan juga perkembangan akar

pada tumbuhan.

5. Dilihat dari jumlah tanaman yang hidup, tanaman jangung lebih toleran terhadap allelopaty

dari ekstrak alang-alang dibandingkan tanaman kacang tolo.

6. Allelopaty dari ekstrak alang-alang dapat menyebabkan kematian pada tanaman yang berada

di sekitarnya.

7. Allelopaty dapat mengakibatkan menghambat penyerapan hara, pembelahan sel-sel akar,

pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein, menurunkan daya permeabilitas

membran sel dan menghambat aktivitas enzim, dan menyebakan kematian pada tanaman.

Page 13: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

13

DAFTAR PUSTAKA

Bais, H. P., S. W. Park, T. L. Weir, R. M. Callaway dan J. M. Vivanco. 2004. 'How Plants

Communicate Using The Underground Information Superhighway'.

Fitter, A.H dan R.K.M.Hay. 2000. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta

Hairiah K et al. 2000. Reclamation of Imperata Grassland using Agroforestry. Lecture Note 5.

ICRAF.

Indrianto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Kurniawan. 2006. Pengaruh Allelopaty Gulma Teki (Ciperus Rotundus) dan Alang-Alang(

Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Proteind Serat Kasar Hijau Jagung (Zea Mays L.).

PS. September 2006. Jakarta

Muller. 2008. Principles of Ecology in Plant Production. CAB Int. Pub.

Rohman, Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri

Malang

Page 14: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

14

LAMPIRAN LATIHAN III

PENGARUH ALLELOPATY JENIS TANAMAN

TERHADAP PERKECAMBHAN

Kelompok VI

1. Nurul Kqomariah A420120023

2. Dewi Dianing Tyas A420120024

3. Erviyan Tri Ambarwati A420120032

4. Ina Royani A420120038

5. Anna Argiyanti A420120039

a. Bahan

Biji Kacang Tolo dan Jagung Aquades Ekstrak alang-alang

b. Hasil Perkecambahan

Hari penanaman Hari pertama Hari ke-2

Page 15: Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”

15

Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5

Hari ke-6 Hari ke-7