LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN...

60
Laporan Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru 2017 i LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU November 2017

Transcript of LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN...

Page 1: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru 2017 i

LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN

KABUPATEN KEPULAUAN ARU

November 2017

Page 2: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

ii

LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU

PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

DAN KETANGGUHAN (APIK)

November 2017

DISCLAIMER

Laporan ini dibuat dengan dukungan dari rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Isi dari laporan ini merupakan sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika Serikat.

Tim Penulis:

Ananias Djonler, S.Pi - Orang Muda Katolik Desy Cornelia Talik, S.T. – Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah Mikha Ganobal, S.Sos - Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

Natalia Sampe Bua, S.P - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

Muhardin Muin, S.KM- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Scifo Ambrosis Karelau, A.Md - Angkatan Muda GPM

Penyunting:

Willy Wicaksono – APIK Regional Manager Maluku Desi Patty – APIK Maluku Governance/Institutional Strengthening Specialist

Panjitresna Prawiradiputra – APIK Disaster Risk Reduction Advisor

Page 3: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

iii

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena proses Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru terhadap bencana tahun 2017 telah terlaksana dengan baik. Proses Penilaian Ketangguhan ini telah memberikan kepada kita semua, posisi dan kerja keras kita selama ini dalam upaya mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru secara menyeluruh.

Kota tangguh adalah kota yang mampu menahan, menyerap, beradaptasi dengan dan memulihkan diri dari akibat dampak perubahan iklim dan bencana secara tepat waktu dan efisien, namun tetap mempertahankan struktur-struktur dan fungsi-fungsi dasarnya. Melihat pengertian diatas, maka sebagai Kabupaten yang terdiri dari pulau-pulau kecil tentu saja memiliki potensi untuk terjadinya bencana seperti abrasi, gelombang tinggi, kekeringan dan angin kencang serta lainnya. Dengan adanya perubahan iklim yang terjadi saat ini tentunya saja akan semakin meningkatkan ancaman bencana. Namun semua ini dapat diminimalisir ketika kita mau bekerjasama untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim tersebut.

Hasil Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru terhadap bencana tahun 2017 telah kita miliki dan menjadi dokumen daerah yang akan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. Rekomendasi yang tertuang dalam dokumen ini ada baiknya disinkronkan dengan perencanaan pada setiap Perangkat Daerah. Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana (API PRB) haruslah menjadi prioritas dalam pembangunan sehingga kita semua dapat merasakan Aru yang aman dan nyaman.

Demikian yang dapat disampaikan, semua yang ada dalam dokumen ini akan tetap diperbaharui untuk kepentingan Kabupaten Kepulauan Aru kedepan. Terima kasih untuk semua pihak yang telah bekerja keras selama proses Penilaian Ketangguhan maupun penyelesaian dokumen ini.

Dobo, November 2017

Bupati Kepulauan Aru

dr. Johan Gonga

Page 4: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pelaksanaan penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru adalah bagian dari kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru dengan USAID-APIK yang didahului dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Nomor: 557/10 Tahun 2017, Nomor : 04/APIK Maluku/MOU/II/2017 Tanggal 2 Februari 2017 tentang Implementasi Program Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) di Kabupaten Kepulauan Aru. Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kapasitas Kabupaten Kepulauan Aru dalam hal ini pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas pengurangan resiko bencana maupun penanggulangan bencana, khususnya bencana gelombang tinggi dan abrasi yang kerap terjadi serta potensi-potensi bencana lainnya di Kabupaten Kepulauan Aru.

Dalam proses penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru, telah dibentuk Tim sebagai fasilitator dan notulis untuk melaksanakan tugas:

1. Menginventarisir dan mengumpulkan data pada perangkat daerah terkait dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses penilaian ketangguhan kabupaten;

2. Melaksanakan proses penilaian ketangguhan kabupaten; 3. Melakukan penulisan laporan hasil penilaian ketangguhan kabupaten; 4. Melakukan sosialisasi dan memberikan rekomendasi hasil penilaian

ketangguhan kabupaten.

Perangkat pengukuran dan penilaian Ketangguhan Bencana Pemerintah Daerah dikembangkan berdasarkan 10 (Sepuluh Langkah Mendasar) dalam membangun Kota/Kabupaten Tangguh atau yang dikenal dengan scorecard yang diturunkan dari Kerangka Pengurangan Resiko Bencana (PRB) global dan 71 Indikator yang diturunkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana (RENAS PB) tahun 2015-2019. Penilaian ketangguhan di Kabupaten Kepulauan Aru telah dilaksanakan dalam 2 (dua) kali lokakarya, dan hasil dari lokakarya tersebut telah diperoleh hasil penilaian dari 10 Langkah Mendasar dan 71 indikator Ketahanan Daerah terhadap bencana.

Page 5: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

v

Hasil Penilaian 10 Langkah Mendasar

Grafik 1: Nilai ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru terhadap bencana berdasarkan 10 Langkah Mendasar

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

0.690.33

0.791.21

1.501.09

1.93

0.89

0.27

0.75

Hasil Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2017 (0,94)

Page 6: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

vi

Berdasarkan hasil penialiaan 10 Langkah Mendasar, Kabupaten Kepulauan Aru memperoleh nilai 0,94 (Sangat Rentan). Rekapitulasi hasil penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru menunjukan nilai tertinggi pada Langkah Mendasar 7 (tujuh) tentang Memahami dan Memperkuat Kemampuan Masyarakat Untuk Mewujudkan Ketangguhan dengan nilai 1,93 (rendah) dan Langkah Mendasar 5 (lima) tentang Melindungi Penyangga Alami Untuk Meningkatkan Fungsi Perlindungan Oleh Ekosistem dengan nilai sebesar 1,50 (rendah). Adapun faktor-faktor pendukung pencapaian atas pemenuhan indikator penilaian ketangguhan pada Langkah Mendasar 7 menunjukan bahwa ada niat baik (political will) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru untuk melibatkan semua pemangku kepentingan terutama masyarakat dalam mewujudkan ketangguhan di Kabupaten Kepulaun Aru meskipun dari sisi penyiapan legislasi masih dalam proses penyusunan. Upaya konkrit yang sudah dilakukan oleh beberapa LSM lokal seperti Yayasan Sita Kena juga menunjukan adanya perhatian serius dari kelompok masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup secara tidak langsung juga meningkatkan kapasitas penyangga ekologis di Kabupaten Kepulauan Aru.

Sedangkan nilai terendah dijumpai pada Langkah Mendasar 9 (sembilan) yaitu memastikan kesiapsiagaan dan tanggap bencana yang efektif dengan nilai 0,27 (sangat rendah) dan langkah mendasar 2 (dua) yaitu mengidentifikasi, memahami dan menggunakan skenario risiko saat ini dan masa mendatang dengan nilai 0,33 (sangat rendah). Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil penilaian pada kedua langkah mendasar ini adalah disebabkan karena belum adanya peraturan daerah penanggulangan bencana di Kabupaten Kepulauan Aru sehingga dari sisi kewenangan, prosedur dan alur koordinasi belum dilegalkan dalam satu keputusan yang berkekuatan hukum yang mengikat semua pemangku kepentingan. Selain itu, sampai saat ini juga belum ada kajian terhadap kawasan rawan bencana di Kabupaten Kepulauan Aru sehingga skenario tanggap darurat terhadap resiko bencana di masa kini dan masa mendatang belum bisa diidentifikasi dan dipahami.

Secara garis besar hasil penilaian yang telah dilakukan menunjukan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru dalam hal ini para pemangku kepentingan harus lebih berperan aktif dalam proses perencanaan pembangunan yang berbasis kajian dan pertimbangan terhadap perubahan iklim, penanggulangan bencana (PB) maupun proses pengurangan risiko bencana (PRB) yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD. Hasil dari penilaian tersebut juga telah dilihat bersama oleh seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Kepulauan Aru melalui kegiatan konsultasi publik. Melalui proses konsultasi publik, telah diperoleh rekomendasi kebijakan dan program yang harus ditindaklanjuti.

Page 7: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

vii

Hasil Penilaian 71 Indikator

Gambar 2: Indeks kapasitas Kabupaten Kepulauan Aru terhadap bencana

Index Kapasitas Daerah 0,26 (Rendah)

Page 8: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

viii

Daftar Isi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... III

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................. IV

Hasil Penilaian 10 Langkah Mendasar .......................................................................................... v Hasil Penilaian 71 Indikator ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... VIII

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. X

DAFTAR TABEL ................................................................................................. XI

LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1

1.1. Maksud dan Tujuan .................................................................................................................. 2 1.2. Konsep Pengembangan Kota ................................................................................................. 2

1.2. Pendekatan/Metode Penilaian Ketangguhan ................................................................ 4

RANGKUMAN PROSES PENILAIAN ................................................................ 8

2.1. Persiapan .................................................................................................................................... 8 2.1.1. Pembentukan Tim Inti ..................................................................................................... 8 2.1.2. Identifikasi pihak-pihak yang terlibat. ........................................................................... 8 2.1.3. Penyamaan persepsi kerangka penilaian dan tahapan kegiatan. ............................. 9 2.1.4. Pengumpulan, analisa data, dan sumber bukti pendukung awal. ........................... 9

2.2. Pelaksanaan ................................................................................................................................ 9 2.2.1. Penentuan prioritas potensi bahaya bencana ............................................................ 9 2.2.2. Pelaksanaan pengukuran ................................................................................................. 9

2.3. Pasca Penilaian .......................................................................................................................... 9 2.3.1. Konsultasi publik hasil dan rekomendasi hasil ........................................................... 9 2.3.2. Monitoring dan evaluasi integrasi rekomendasi hasil penilaian ........................... 10 2.3.3. Pelembagaan Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan Kabupaten Tangguh 10

2.4. Pelaksana ..................................................................................................................................10

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU ............................. 12

3.1. Kondisi Geografis Daerah ....................................................................................................12 3.1.1. Luas, Letak dan Batas Administrasi Kabupaten Kepulauan Aru .......................... 12 3.1.2. Topografi Kabupaten Kepulauan Aru ........................................................................ 14 3.1.3. Iklim ................................................................................................................................... 14 3.1.4. Keadaan Umum Demografi Kabupaten Kepulauan Aru ....................................... 15 3.1.5. Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Aru ...................................................... 16

3.2. Kondisi Sosial ..........................................................................................................................17 3.3. Kondisi Ekonomi ....................................................................................................................18

HASIL PENGUKURAN ....................................................................................... 20

4.1. Hasil Penilaian Level 0 ...........................................................................................................20 4.1.1. Langkah Mendasar 1 ...................................................................................................... 20 4.1.2. Langkah Mendasar II ...................................................................................................... 20 4.1.3. Langkah Mendasar III ..................................................................................................... 20 4.1.4. Langkah Mendasar VIII .................................................................................................. 20

Page 9: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

ix

4.2. Hasil Penilaian Level 1 sampai Level 3 .............................................................................. 21 4.2.1. Langkah Mendasar 1 - Adanya organisasi untuk ketangguhan .............................21 4.2.2. Langkah Mendasar 2 - Mengidentifikasi, memahami dan menggunakan skenario risiko saat ini dan masa mendatang. ......................................................................................23 4.2.3. Langkah Mendasar 3 - Memperkuat Kapasitas Keuangan Untuk Mewujudkan Ketangguhan. ..............................................................................................................................24 4.2.4. Langkah Mendasar 4 - Mengupayakan Pembangunan dan Rancangan Kabupaten Yang Tangguh .............................................................................................................................26 4.2.5. Langkah Mendasar 5 - Melindungi penyangga alami untuk meningkatkan fungsi perlindungan alami oleh ekosistem .......................................................................................27 4.2.6. Langkah Mendasar 6 - Memperkuat Kapasitas Kelembagaan untuk Ketangguhan ...............................................................................................................................29 4.2.7. Langkah Mendasar 7 - Memahami dan Memperkuat Kemampuan Masyarakat untuk Mewujudkan Ketangguhan. ..........................................................................................31 4.2.8. Langkah Mendasar 8 - Meningkatkan Ketangguhan Infrastruktur .......................33 4.2.9. Langkah Mendasar 9 - Memastikan Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana yang Efektif34 4.2.10. Langkah Mendasar 10 - Mempercepat Pemulihan dan Membangun Kembali Dengan Lebih Baik .....................................................................................................................35

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................. 39

5.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 39 5.2. Rekomendasi .......................................................................................................................... 39

5.2.1. Adanya Organisasi Untuk Ketangguhan Terhadap Bencana ................................39 5.2.2. Mengidentifikasi, Memahami dan Menggunakan Skenario Risiko Saat Ini dan Masa Mendatang ........................................................................................................................40 5.2.3. Memperkuat kapasitas keuangan untuk mewujudkan ketangguhan....................41 5.2.4. Mengupayakan pembangunan dan rancangan kota yang tangguh ........................41 5.2.5. Melindungi penyangga alami untuk meningkatkan fungsi perlindungan oleh ekosistem ....................................................................................................................................42 5.2.6. Memperkuat kapasitas kelembagaan untuk ketangguhan ......................................43 5.2.7. Memahami dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk mewujudkan ketangguhan ................................................................................................................................44 5.2.8. Meningkatkan ketangguhan infrastruktur ..................................................................44 5.2.9. Memastikan kesiapsiagaan dan tanggap bencana yang efektif ...............................45 5.2.10. Mempercepat Pemulihan Dan Membangun Kembali Dengan Lebih Baik. ......46

LAMPIRAN .......................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48

Page 10: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

x

Daftar Gambar

Grafik 1: Nilai ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru terhadap bencana berdasarkan 10 Langkah Mendasar v

Gambar 2: Indeks kapasitas Kabupaten Kepulauan Aru terhadap bencana vii Gambar 4. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kepulauan Aru 13 Gambar 5: Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan Aru 17 Gambar 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015-2016 18 Gambar 7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun

2017 21 Gambar 8. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 1 (Adanya Organisasi / Kelembagaan untuk

Ketangguhan Terhadap Bencana) 23 Gambar 9. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 2 (Memahami dan Menggunakan Skenario

Resiko Bencana Saat ini dan Masa Mendatang) 24 Gambar 10. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 3 (Memperkuat Kapasitas Keuangan

Untuk Mewujudkan Ketangguhan) 25 Gambar 11. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 4 (Mengupayakan Pembangunan dan

Rancangan Kota Tangguh) 27 Gambar 12. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 5 (Melindungi Penyanggah Alami Untuk

Meningkatkan Perlindungan oleh Ekosistem) 29 Gambar 13. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 6 (Memperkuat Kapasitas Kelembagaan

Untuk Ketangguhan) 30 Gambar 14. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 7 (Memahami dan Memperkuat

Kemampuan Masyarakat Untuk Mewujudkan Ketangguhan) 32 Gambar 15. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 8 (Meningkatkan Ketangguhan

Infrastruktur) 33 Gambar 16. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 9 (Memastikan Kesiap_siagaan dan

Tanggap Bencana Yang Efektif) 35 Gambar 17. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 10 (Mempercepat Pemulihan dan

Membangun Kembali Dengan Lebih Baik) 36

Page 11: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

xi

Daftar Tabel

Tabel .1. Catatan tahapan pelaksanaan penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru 2017 ......................................................................................................................................................5

Gambar 2 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kepulauan Aru ............................................... 12 Tabel 2: Jumlah Hari Hujan, Curah Hujan dan Rata-rata Penyinaran Matahari Setiap Bulan

di Kabupaten Kepulauan Aru 2015 ............................................................................................ 14 Tabel 3: Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun

2015 ................................................................................................................................................... 15 Tabel 4: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012– 2016 ....................................................................... 16 Tabel 5: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kepulauan Aru Menurut

Komponen Tahun 2014-2016 ..................................................................................................... 17

Page 12: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

xii

Page 13: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

1

Bab 1.

LATAR BELAKANG

Pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu asas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dimana proses pembangunan yang dilakukan berprinsip untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (Langhelle, O.,1999)1. Lingkungan hidup adalah salah satu bidang yang menjadi fokus pembangunan berkelanjutan untuk memastikan tidak rusaknya lingkungan hidup tersebut akibat pembangunan ekonomi dan sosial. Isu-isu lingkungan hidup yang menjadi permasalahan baik pada skala lokal, nasional, regional, maupun global antara lain adalah tingginya emisi rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Dari hasil penelitian dari berbagai lembaga, telah diketahui bahwa pemanasan global berdampak pada perubahan iklim secara global dan meningkatkan intensitas bencana hidrometrologi (banjir, tanah longsor, gelombang pasang/abrasi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan puting beliung) pada berbagai wilayah di Indonesia. Untuk itu diperlukan adanya tindakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana melalui pengurangan emisi rumah kaca, pemulihan ekosistem, pengelolaan sampah terpadu, serta penyediaan energi terbaharukan.

Menyikapi isu-isu strategis dan permasalahan di atas, telah dilakukan berbagai pertemuan-pertemuan pada skala global dalam rangka menyamakan persepsi serta menyusun kerangka tindak lanjut berupa rencana aksi yang perlu dilaksanakan. Sebagai bagian dari komitmen global yang telah dibangun, pada tahun 2015 telah dikeluarkan sebuah kerangka kerja untuk pengurangan resiko bencana yang bernama Sendai Framework for

Disaster Risk Reduction (SFDRR) 2015-2030 (Pearson, L., & Pelling, M., 2015)2. Dalam kerangka kerja dimaksud, telah terjadi perubahan paradigma dalam mewujudkan ketangguhan suatu wilayah dari pengelolaan bencana ke pengelolaan resiko bencana yang bertujuan mencegah risiko bencana baru, pengurangan risiko bencana yang ada, memperkuat ketangguhan, mencegah dan mengurangi keterpaparan dan kerentanan, serta meningkatkan kesiapsiagaan dan pemulihan setelah bencana.

Dalam rangka pengurangan resiko bencana, perlu diketahui sejauh mana kapasitas/kemampuan wilayah dalam hal ini pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas/kegiatan pengurangan resiko bencana maupun penanggulangan bencana yang terjadi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations International for Disaster Reduction (UNISDR) telah mengeluarkan perangkat pengukuran tingkat ketangguhan wilayah dalam menghadapi bencana yang kemudian dapat dipakai oleh Pemerintah Daerah secara mandiri menilai kapasitas daerah dalam mengurangi resiko bencana, menanggulangi bencana, dan membangun kembali dengan lebih baik setelah bencana.

1 Langhelle, O., 1999. Sustainable Development: Exploring the Ethic of Our Common Future. Hal. 129.

2 Pearson, L., & Pelling, M. (2015). The UN Sendai framework for disaster risk reduction 2015–2030: Negotiation

process and prospects for science and practice.

Page 14: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

2

1.1. Maksud dan Tujuan Maksud dari pelaksanaan Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru adalah :

1. Melakukan self assessment untuk mengetahui sejauh mana ketangguhan daerah dalam

menghadapi Perubahan Iklim dan Resiko Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru.

2. Memberikan pemahaman tentang pentingnya pelaksanaan pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable development).

Dengan tujuan pelaksanaan Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebagai berikut:

1. Membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru dan para pemangku

kepentingan lain dalam menilai kebutuhan dan kapasitas mereka saat ini dan di masa

mendatang;

2. Terciptanya Sinkronisasi program/kegiatan antara pemangku kepentingan dalam

menyusun strategi-strategi dan tujuan-tujuan besar bersama;

3. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan yang akan meningkatkan ketangguhan

Kabupaten untuk dapat memberikan rekomendasi terhadap peningkatan

ketangguhan Kabuapten Kepulauan Aru.

1.2. Konsep Pengembangan Kota UNISDR mendefinisikan ketangguhan sebagai “kemampuan sebuah sistem, komunitas atau masyarakat yang terpapar ancaman bahaya untuk bertahan terhadap, menyerap, berakomodasi dengan dan pulih dari dampak-dampak sebuah ancaman bahaya dengan tepat pada waktunya dan secara efisien, termasuk melalui pemeliharaan dan pemulihan struktur-struktur dan fungsi-fungsi dasar yang paling mendasar” (ADRRN, 2010)3. Secara umum, ketangguhan merupakan kemampuan untuk melenting kembali atau kembali ke bentuk semula dari satu guncangan. Dilihat dari sudut pandang bencana alam dan perubahan iklim, ketangguhan merupakan kemampuan pemulihan secara cepat setelah terjadi bencana.

Kota/Kabupaten tangguh adalah kota/kabupaten yang dapat bertahan dan pulih dari sebuah guncangan atau tekanan dimana fungsi-fungsi penting, struktur, identitas, serta kemampuan beradaptasi dan berkembang dapat menghadapi perubahan yang terjadi secara terus-menerus. Kota/Kabupaten yang tangguh adalah suatu kemampuan sistem perkotaan dengan segala unsur jaringan sosio-ekologis dan sosio-teknis yang secara skala temporal dan spasial dapat mengelola, bertahan, atau kembali pulih dengan cepat ketika menghadapi bencana, ketika beradaptasi dengan perubahan, dan secara cepat dapat mengubah sistem yang memiliki serta mampu beradaptasi baik sekarang ataupun di masa yang akan datang. Kota/kabupaten tangguh adalah kota/kabupaten yang mampu menahan, menyerap, beradaptasi dengan dan memulihkan diri dari akibat dampak perubahan iklim dan bencana secara tepat waktu dan efisien, namun tetap mempertahankan struktur-struktur dan fungsi-fungsi dasarnya.

3 ADRRN (the Asian Disaster Reduction and Response Network). 2010.

Page 15: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

3

Kota/Kabuapten tangguh merupakan salah satu tujuan nasional. Upaya mewujudkan kota/Kabupaten tangguh dapat menjawab tujuan nasional dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Kota tangguh termasuk ke dalam target global Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 11, yaitu “membangun kota dan tempat tinggal yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan”. Target ini disinkronkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 serta target global nomor 2 pada kerangka Pengurangan Risiko Bencana (SFDRR)5. Perencanaan pembangunan berkelanjutan diterjemahkan dalam tujuan sebagai berikut: (a) Menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi; (b) Terbangunnya kawasan perkotaan untuk mewujudkan pembangunan hijau yang berketahanan iklim dan bencana pada aspek ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim.

Sepuluh Langkah Mendasar untuk menjadikan Kota Lebih Tangguh (UNISDR):

1. Menetapkan organisasi dan koordinasi untuk memahami pengurangan risiko bencana yang didasari pada partisipasi kelompok warga dan masyarakat sipil. Membangun aliansi di tingkat lokal. Memastikan semua departemen/dinas pemerintah memahami peran mereka dalam pengurangan risiko dan kesiapsiagaan bencana;

2. Menetapkan satu anggaran untuk pengurangan risiko bencana dan menyediakan insentif untuk para pemilik rumah, rumah tangga berpenghasilan rendah, masyarakat, dunia usaha, dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam pengurangan risiko yang mereka hadapi;

3. Melakukan pemutakhiran data tentang ancaman-ancaman dan kerentanankerentanan. Menyusun pengkajian risiko dan menggunakannya sebagai landasan bagi rencana-rencana dan keputusan-keputusan pembangunan perkotaan, memastikan bahwa informasi ini dan perencanaan untuk ketangguhan kota anda bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat dan didiskusikan sepenuhnya dengan mereka;

4. Menanamkan investasi dalam dan merawat infrastuktur penting untuk pengurangan risiko bencana, misalnya Pembangunan Talud pengaman pantai, yang disesuaikan apabila perlu untuk mengatasi perubahan iklim;

5. Mengkaji keselamatan semua sekolah dan fasilitas kesehatan dan meningkatkan fasilitas-fasilitas ini bila perlu;

6. Menerapkan dan menegakkan peraturan-peraturan pendirian bangunan dan prinsip-prinsip perencanaan tata guna lahan yang realistis dan berwawasan risiko. Mengidentifikasi lahan yang aman untuk warga berpenghasilan rendah dan sejauh memungkinkan mengupayakan perbaikan permukiman-permukiman informal;

7. Memastikan agar program pendidikan dan pelatihan pengurangan risiko bencana tersedia di sekolah-sekolah dan masyarakat setempat;

8. Melindungi ekosistem dan penyangga-penyangga alamiah untuk meredam Abrasi pantai, gelombang badai, dan ancaman-ancaman bencana lain yang membuat kota menjadi rentan. Beradaptasi pada perubahan iklim dengan memperkuat praktik-praktik pengurangan risiko bencana yang baik;

9. Membentuk sistem peringatan dini dan kapasitas manajemen kedaruratan di kota/kabupatendan melakukan geladi kesiapsiagaan untuk masyarakat secara rutin;

10. Pasca bencana, memastikan agar kebutuhan-kebutuhan dan partisipasi penduduk yang terdampak menjadi pusat dari upaya rekonstruksi dan proses pemulihan, dengan disertai bantuan untuk mereka dan organisasi-organisasi masyarakat untuk merancang dan membantu respons bencana, termasuk membangun kembali perumahan dan penghidupan.

Page 16: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

4

Adapun dasar pelaksanaan penilaian ketangguhan adalah:

1. Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana; 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; 4. Surat BNPB No. B.198.I/BNPB/PR/PK.01.01/10/2016 tanggal 18 Oktober 2016

tentang Dukungan Terhadap Penilaian Ketangguhan Kabupaten/Kota Terhadap Bencana;

5. Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kepulauan Aru Nomor 360/146 Tahun 2017 Tanggal 06 Juni 2017 tentang Tim Fasilitator dan Notulis Penilaian Ketangguhan dan Kerentanan Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru

6. Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru dengan Program Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) Nomor 557/10 Tahun 2017 dan Nomor 04/APIK Maluku/MoU/II/2017 Tanggal 2 Februari 2017 Tentang Implementasi Program Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) di Kabupaten Kepulauan Aru

1.2. Pendekatan/Metode Penilaian Ketangguhan Proses penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru dimulai sejak proses pemilihan fasilitator dan notulensi yang berasal dari komponen pemerintah dan lembaga sosial masyarakat. Sebelum proses penilaian dilakukan, para fasilitator dan notulensi dibekali dengan pemahaman dan ketrampilan melalukan penilaian melalui proses training di Dobo pada tanggal 11-12 Juli 2017.

Penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru pada dasarnya menggunakan pendekatan partisipatif inklusif dimana seluruh pemangku kepentingan sebelumnya telah diinventarisir sesuai tugas pokok dan fungsinya yang terkait dengan kebutuhan data. Dalam pelaksanaan penilaian metode yang digunakan adalah:

1. Pengumpulan data (primer dan sekunder) Melalui wawancara awal secara langsung dengan para pemangku kepentingan sebelum dilaksanakan lokakarya penilaian. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi terhadap maksud pertanyaan dan untuk memberikan informasi tentang bahan apa saja yang harus dipersiapkan para pemangku kepentingan sebagai alat bukti verifikasi terhadap jawaban yang diberikan. Selain itu juga dilakukan inventarisir awal terhadap dokumen-dokumen yang dianggap mampu memberikan jawaban maupun petunjuk atas pertanyaan dalam formulir penilaian. Lebih jelas dapat dilihat pada check list bukti verifikasi sebagai lampiran yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

2. Focus Group Discussion (FGD)/ diskusi kelompok terfokus Penilaian kota/kabupaten tangguh terdiri dari 2 perangkat yaitu 71 Indikator yang ditetapka oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) danNew Scorecard Kota/Kabupaten Tangguh milik UNISDR. Sehingga setelah para pemangku kepentingan diinventarisir, kemudian dilakukan pengelompokan berdasarkan bidang kerja dan pengetahuan dari masing-masing pemangku kepentingan. Dalam proses diskusi, para fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun dalam perangkat pengukuran dan para notulis mencatat jawaban-jawaban yang diberikan.

Page 17: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

5

Perangkat berisi pertanyaan-pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik wilayah kota/kabupaten. Untuk menentukan validasi dari penilaian yang dilakukan, maka proses konfirmasi dan verifikasi bukti pendukung diberikan oleh instansi terkait. Dalam diskusi ini, para fasilitator mendorong peserta untuk mengambil bagian dalam proses diskusi tanpa dintervensi atau diarahkan oleh pengetahuan awal yang dimiliki oleh para fasilitator sehingga jawaban yang didapat adalah objektif. Fasilitator menguasai teknik fasilitasi sehingga hasil penilaian yang didapat sesuai dengan poin-poin penting dalam pertanyaan yang tertuang dalam perangkat serta tidak terjadi debat yang tidak penting antara peserta dengan peserta maupun peserta dengan fasilitator.

Tabel .1. Catatan tahapan pelaksanaan penilaian ketangguhan

Kabupaten Kepulauan Aru 2017

Kegiatan Indikator Input Jadwal Koordinator

PERSIAPAN

Sosialisasi awal penilaian ketangguhan

Dilaksanakannya sosialisasi penilaian ketangguhan kepada seluruh stakeholder di Kabupaten Kepulauan Aru

Tersosialisasinya penilaian ketangguhan untuk semua stakeholder di Aru

3 Februari 2017

APIK

Pembentukan tim Penilaian Ketangguhan

Terbentuknya tim penilaian ketangguhan yang akan memfasilitasi proses penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru

Tersedianya SK pembentukan tim dan adanya tim

6 Juni 2017

Bagian Hukum Sekretarian Kabupaten Kepulauan Aru

Pelatihan kepada fasilitator dan notulis Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru

Terlaksananya pelatihan bagi tim penilaian ketangguhan

Tersusunnya Rencana Tindak Lanjut pelaksanaan penilaian kota tangguh

Terlaksananya pelatihan dan adanya rencana untuk melakukan proses pengumpulan data awal

13 -14 Juli 2017

APIK

Pengumpulan data awal

Adanya data pendukung yang dapat dipakai sebagai bahan verifikasi

Terlaksanannya pengumpulan data pada OPD teknis

25 Juli – 11 Agustus 2017

Tim

Audiensi dengan pimpinan daerah

Terlaksananya audiensi dengan Bupati dan Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Aru

Adanya dukungan Pemerintah Daerah terhadap pelaksanaan Penilaian Ketangguhan

15 Agustus 2017

Tim

Pelaksanaan lokakarya I

Terlaksananya lokakarya I

Adanya masukan dari OPD maupun stakeholder lainnya

23 – 24 Agustus

APIK & Tim

Page 18: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

6

Kegiatan Indikator Input Jadwal Koordinator

PERSIAPAN

Sosialisasi awal penilaian ketangguhan

Dilaksanakannya sosialisasi penilaian ketangguhan kepada seluruh stakeholder di Kabupaten Kepulauan Aru

Tersosialisasinya penilaian ketangguhan untuk semua stakeholder di Aru

3 Februari 2017

APIK

Pembentukan tim Penilaian Ketangguhan

Terbentuknya tim penilaian ketangguhan yang akan memfasilitasi proses penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru

Tersedianya SK pembentukan tim dan adanya tim

6 Juni 2017

Bagian Hukum Sekretarian Kabupaten Kepulauan Aru

Pengolahan hasil penilaian

Tersedianya hasil penilaian dan juga bukti verifikasi yang mendukung nilai

Data Sekunder dari pemangku kepentingan

4 – 22 September 2017

Fasilitator dan notulis penilaian kota tangguh

Lokakarya II Terlaksananya proses penilaian tahap II

Hasil penilaian lokakarya I

27 – 28 September 2017

APIK

Kompilasi hasil penilaian pada tahap I & II

Tersedianya hasil penilaian akhir

Hasil penilaian akhir Oktober 2017

Fasilitator dan notulis

Konsultasi Publik

Tersosialisasinya hasil Penilaian Ketangguhan kepada semua stakeholder

Hasil penilaian akhir 1 November 2017

Fasilitator & notulis

Pembuatan laporan akhir

Tersedianya laporan akhir

Hasil penilaian akhir 2 – 15 November 2017

Fasilitator & notulis

Page 19: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

7

Page 20: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

8

Bab 2.

RANGKUMAN

PROSES PENILAIAN

Dalam mengelola proses inklusif-partisipatif pada seluruh proses tahapan penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1. Persiapan

2.1.1. Pembentukan Tim Inti Pelaksana kegiatan penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru difasilitasi oleh USAID-APIK dengan merekrut tim-inti yang memenuhi kualifikasi yang sudah ditetapkan, dengan komposisi tim yang merupakan perpaduan antara birokrasi dan masyarakat sipil yang menguasai isu pengelolaan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. Pembentukan tim dengan SK Bupati nomor 360/146 Tahun 2017 Tanggal 06 Juni 2017. Tim inti berfungsi mempersiapkan semua Panduan Pelaksanaan Penilaian Kota/Kabupaten Tangguh Program USAID-APIK 10 Langkah Mendasar, memfasilitasi kegiatan-kegiatan penilaian, dan melakukan advokasi untuk memastikan rekomendasi dari pengukuran dimasukkan dalam agenda dan muatan perencanaan pembangunan daerah. Adapun susunan tim penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru ini adalah sebagai berikut:

1. Ananias Djonler, S.Pi - Orang Muda Katolik

2. Desy Cornelia Talik, S.T. - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah

3. Mikha Ganobal, S.Sos- Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

4. Natalia Sampe Bua, S.P - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah

5. Muhardin Muin, S.KM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah

6. Scifo Ambrosis Karelau, A.Md - Angkatan Muda GPM

2.1.2. Identifikasi pihak-pihak yang terlibat. Identifikasi OPD dan pihak-pihak yang terlibat perlu dilakukan untuk memastikan adanya pemetaan para pemangku kepentingan. Mereka ini diasumsikan memiliki data dan informasi serta dokumen–dokumen pendukung yang dibutuhkan dalam penilaian ketangguhan. OPD dan pihak terkait kemudian dikelompokkan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya yang terkait dengan 10 Langkah Mendasar UNISDR sehingga memudahkan dalam pengisian form penilaian.

Page 21: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

9

2.1.3. Penyamaan persepsi kerangka penilaian dan tahapan kegiatan. Perlu untuk melakukan penyamaan persepsi terhadap pertanyaan yang ada dalam form penilaian terutama tentang maksud pertanyaan tersebut sehingga dalam melakukan penilaian tidak menimbulkan bias jawaban yang akan berdampak pada kurang pahamnya pemangku kepentingan dan rekomendasi yang diberikan. Selain itu tahapan kegiatan mulai dari pra penilaian hingga pasca penilaian juga menjadi kesepakatan sehingga menjadi komitmen dari tim inti (fasilitator dan notulis) dan APIK Maluku untuk mempersiapkan kegiatan sebaik mungkin.

2.1.4. Pengumpulan, analisa data, dan sumber bukti pendukung awal. Salah satu bagian penting dalam menilai ketangguhan kota adalah bukti pendukung yang mampu menjelaskan kegiatan yang dibutuhkan dalam pengelolaan resiko bencana di Kabupaten Kepulauan Aru. Fasilitator dan notulis melaksanakan pengumpulan dan analisa data serta bukti pendukung awal dengan maksud agar OPD dapat mempersiapkannya sejak awal sehingga proses penilaian yang dilaksanakan dalam diskusi kelompok dapat berjalan lancar.

2.2. Pelaksanaan

2.2.1. Penentuan prioritas potensi bahaya bencana Terdapat 7 (tujuh) jenis bahaya dan risiko bencana hidrometeorologis di Indonesia yaitu banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan, gelombang laut tinggi (tsunami), siklon tropis, dan cuaca ekstrim. Sedangkan berdasarkan dampak bencana yang paling berpotensi terjadi di Kabupaten Kepulauan Aru adalah kekeringan dan cuaca ekstrim. Potensi bahaya dan resiko bencana yang ada diperlukan kapasitas yang sangat besar untuk dapat mengelola seluruh resiko bencana. Tetapi kenyataannya, Kabupaten Kepulauan Aru memiliki keterbatasan sumber daya baik manusia maupun penganggaran. Oleh karena itu, dibutuhkan penentuan prioritas pengelolaan resiko bencana yang dilakukan dengan melihat tingginya resiko bencana yang mungkin terjadi. Adapun tujuan dilakukannya penentuan prioritas bahaya bencana adalah:

1) Memastikan peserta pengukuran memahami ancaman bencana dan perubahan iklim di wilayahnya;

2) Memudahkan menggali informasi dari pemangku kepentingan yang sudah dilakukan dalam mengatasi ancaman bencana dan perubahan iklim;

3) Memastikan bahwa ancaman bencana yang disepakati sebagai ancaman terparah dan sering atau mungkin terjadi sesuai dengan karakteristik wilayahnya.

2.2.2. Pelaksanaan pengukuran Dalam melaksanakan pengukuran ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru, diawali dengan paparan tentang pengenalan Kerangka Pengurangan Resiko Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim (PRB-API) dan Membangun Kota Tangguh yang dilakukan oleh Konsultan APIK Regional Maluku, Selanjutnya dibangun kesepakatan dengan para pemangku kepentingan tentang dampak dan peluang peluang bencana apa yang menjadi prioritas dalam membangun ketangguhan di Kabupaten Kepulauan Aru.

2.3. Pasca Penilaian

2.3.1. Konsultasi publik hasil dan rekomendasi hasil Penyampaian hasil pengukuran dan rekomendasi yang disusun berdasarkan proses yang telah dilakukan kepada Kepala Daerah, dan perangkat daerah, serta para pemangku

Page 22: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

10

kepentingan lainnya. Penyampaian hasil pengukuran dan rekomendasi hasil penilaian dilakukan secara bersama-sama dan dalam sebuah forum konsultasi publik dengan tujuan:

1) Memperoleh respon dari pimpinan daerah, perangkat daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya;

2) Memperoleh komitmen dari pimpinan daerah, perangkat daerah, dan para pemangku kepentingan untuk mengadopsi rekomendasi menjadi rencana aksi.

2.3.2. Monitoring dan evaluasi integrasi rekomendasi hasil penilaian Setelah dokumen hasil penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru disempurnakan, selanjutnya dibuat kerangka monitoring dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana hasil strategi dan rekomendasi yang telah dikeluarkan ditindaklanjuti kedalam kebijakan dan program/kegiatan para pemangku kepentingan pada umumnya dan perangkat daerah pada khususnnya dalam membangun ketangguhan di Kabupaten Kepulauan Aru.

2.3.3. Pelembagaan Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan Kabupaten Tangguh Tahapan terakhir dari pasca penilaian adalah pelembagaan strategi dan rencana aksi pengembangan kabupaten tangguh yang dilaksanakan melalui:

1. Penentuan tahapan, prioritas strategi, dan rencana aksi pengembangan kabupaten tangguh yang dilanjutkan dengan pelembagaannya agar kemudian dapat dilaksanakan dan diukur pencapaian pelaksanaannya;

2. Pembagian peran implementasi strategi dan rencana aksi.

2.4. Pelaksana Dalam pelaksanaan Penilaian Ketangguhan ini ada dua komponen yang menjadi penanggung jawab untuk terlaksananya kegiatan ini yakni:

Tim fasilitator dan notulis bertugas untuk melakukan pengumpulan data serta memfasilitasi diskusi pada saat berlangsungnya lokakarya. Selain itu tim akan membuat laporan hasil dari lokakarya yang berisikan rekomendasi kebijakan maupun program yang akan diberikan kepada semua pemangku kepentingan yang berproses selama pelaksanaan lokakarya.

USAID – APIK bertanggung jawab untuk menyediakan perangat penilaian, pendampingan teknis dalam proses penilaian maupun penulisan laporan. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan ke pemerintah daerah serta melakukan advokasi hasil dari penilaian ketangguhan kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya yang akan dipakai sebagai masukan dalam perencanaan dan pembangunan di masing – masing sektor. Dokumen laporan yang telah selesai di kerjakan oleh tim fasilitator dan notulis akan diperbanyak oleh USAID – APIK dan didistribusikan ke semua pemangku kepentingan. Selain itu semua pembiayaan dalam pelaksanaan penilaian ketangguhan (pra dan pasca) ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari USAID – APIK

Page 23: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

11

Page 24: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

12

Bab 3.

GAMBARAN UMUM

KABUPATEN KEPULAUAN ARU

3.1. Kondisi Geografis Daerah

3.1.1. Luas, Letak dan Batas Administrasi Kabupaten Kepulauan Aru Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Aru ± 55.270,22 Km² dengan luas daratan ±6.426,77 km2. Kabupaten ini merupakan wilayah kepulauan (dengan berbagai ukuran pulau), terdiri dari 547 lebih pulau, sekitar 89 pulau berpenghuni. Wilayah Administratif Kabupaten Kepulauan Aru yang terbentuk berdasarkan pemekaran wilayah yang berasal dari Kabupaten Maluku Tenggara. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003. Kabupaten Kepulauan Aru terdiri dari 3 Kecamatan, 2 Kelurahan dan 117 Desa dengan ibukota Kabupaten berada di kota Dobo. Pada perkembangannya sampai saat ini, Kabupaten Kepulauan Aru sudah menjadi 10 Kecamatan yaitu: Pulau-Pulau Aru, Aru Tengah, Aru Selatan, Aru Utara, Aru Tengah Timur, Aru Tengah Selatan, Aru Selatan Timur, Aru Selatan Utara, Aru Utara Timur Batuley, Sir-Sir. Secara Gografis, Kabupaten Kepulauan Aru terletak pada 50 – 80 Lintang Selatan dan 6º 55’ 133,5” sampai 136,50 Bujur Timur, memiliki batas wilayah administrasi sebagai berikut :

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Arafura Sebelah Utara : Berbatasan dengan bagian Selatan Papua Sebelah Timur : Berbatasan dengan bagian Selatan Papua Sebelah Barat : Berbatasan dengan Pulau Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara

Kabupaten Kepulauan Aru terbagi atas 10 (Sepuluh) Kecamatan yang terdiri dari 117 (seratus tujuh belas) Desa, 13 (tiga belas) anak Dusun dan 2 (dua) Kelurahan. Pembagian

Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada peta

berikut:

Page 25: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

13

Gambar 3. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kepulauan Aru

Sumber: Bapelitbang Kabupaten Kepulauan Aru, 2016

Page 26: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

14

3.1.2. Topografi Kabupaten Kepulauan Aru Kondisis topografi Kepualauan Aru pada umumnya datar dan rawa-rawa, dengan ketinggian permukaan berkisar antara 2-9 m dpl tergolong wilayah dataran rendah dan datar, dimana 2 kecamatan (Aru Selatan dan Aru Selatan Utara berada diketinggian 2 m dpl, 5 kecamatan (Aru Utara Timur Batuley, Sir-Sir, Aru tengah, Aru Tengah Timur, Aru Selatan Timur pada ketinggian 3 m dpl, Aru Tengah Selatan dan Pulau-Pulau Aru berada pada ketinggian 5-7 m dpl, dan Aru Utara pada ketinggian 9 m dpl.

Secara Geologis, Pulau di Kepulauan Aru terbentuk atau tersusun dari tanah dan batuan yang tercatat sebanyak 7 jenis tanah, yaitu tanah Kambisol, Renzina, Regosol, Gleysol, Pedsolik, Alluvial dan Litosol, dan 7 jenis batuan yang terdiri dari batuan gampingan, napal, konglomerat, alluvium, batu pasir kuarsa, dan gampingan terumbu. Jenis tanah kambisol dengan bahan induk gambingan, napal, konglomerat; Renzina dengan bahan induk gamping terumbu dan pecahan koral; Regosol dengan bahan induk batu pasir kuarsa, aluvium, gampingan, napal dan konglomerat; Gleysol dengan bahan induk aluvium; Podsolik dengan bahan induk batu pasir kuarsa dan konglomerat; Aluvial dengan bahan induk aluvial; Litosol dengan bahan induk gamping atau napal.

3.1.3. Iklim Sesuai klasifikasi Schmid dan Ferguson (1951), iklim di Kepulauan Aru termasuk tipe C dengan nilai Q 0,333 dan curah hujan tahunan 2.000-3.000 mm. Jumlah hari hujan rata-rata 105 hari per tahun dan curah hujan tertinggi terjadi antara Januari-Maret, dengan jumlah rata-rata 9 bulan basah dan 2 bulan kering. Karena dibayangi Pulau Irian bagian selatan, Australia bagian utara dan Laut Arafura, keadaan iklim dipengaruhi oleh kondisi wilayah-wilayah tersebut sehingga musim timur optimum terjadi dari April-September. Sedangkan musim barat berlangsung antara Oktober-Maret. Musim peralihan atau pancaroba kedua musim tersebut terjadi pada Maret-April dan September-Oktober. Adapun rata-rata temperatur tahunan sekitar 26,70 C dengan kisaran antara 20,5-29 C (min-max) dan tingkat humidity antara 74-87,5 %.

Tabel 2: Jumlah Hari Hujan, Curah Hujan dan Rata-rata Penyinaran Matahari

Setiap Bulan di Kabupaten Kepulauan Aru 2015

Sumber : Pos BMKG Dobo

Bulan Jumlah Rata-rata Penyinaran Matahari (%)

Hari hujan (hari)

Curah Hujan (mm)

Januari 26 349 34

Februari 23 239,2 41

Maret 20 211 53

April 18 155 40

Mei 4 22 67

Juni 13 136 32

Juli 7 20,5 58

Agustus 2 1,8 71

September - - 67

Oktober 2 3,9 34

November 13 106,5 55

Desember 18 250,4 31

Page 27: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

15

Hasil pemantauan Badan Meteorologi dan Geofisika Kepulauan Aru pada tahun 2015, suhu udara di Kabupaten Kepulauan Aru rata-rata berkisar antara 22,5° C sampai 26,1° C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September (33,9° C) dan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus (19,9° C). Selain itu, sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar 74 persen sampai 88 persen, dengan kelembaban maksimum pada bulan Januari-Juli dan September, sedangkan kelembaban minimum terjadi pada bulan Agustus dan Oktober-Desember.

Tabel 3: Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban di Kabupaten Kepulauan Aru

Tahun 2015

Bulan

Suhu Udara (0C) Kelembaban

Min Maks Rata-Rata

Min Maks Rata-rata

Januari 22,8 31,4 25,1 78 96 85

Februari 23,4 30,8 24,7 74 93 84

Maret 22 32,7 25 80 93 84

April 23,6 31,9 25 82 97 88

Mei 23 32,8 25 73 95 82

Juni 21,7 32,8 24 73 97 86

Juli 21,7 32 23,2 73 95 82

Agustus 19,9 32 22,5 72 88 77

September 22,2 33,9 23,5 73 95 68

Oktober 22,8 33,5 23,9 72 88 74

November 24,1 32,8 25,3 72 91 82

Desember 24,5 32,5 26,1 77 90 82

Sumber : Pos BMKG Dobo

3.1.4. Keadaan Umum Demografi Kabupaten Kepulauan Aru Berdasarkan data yang tercatat pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Aru jumlah rumah tangga pada pertengahan tahun 2016 mencapai 15.912 RT (tahun 2010), dengan jumlah penduduk 92.576 orang yang terdiri dari 48.025 laki-laki dan 48.13 perempuan dengan sex ratio 107. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Pulau-Pulau Aru yakni 39.919 orang dengan kepadatan 43 penduduk per kilometer persegi. Kecamatan Sir-Sir hanya 5 penduduk per kilometer persegi dan merupakan daerah tingkat kepadatan terendah. Hal ini menunjukkan sebaran atau distribusi penduduk yang tidak merata. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 28: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

16

Tabel 4: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012– 2016

Kecamatan Luas

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

Km2 % Jumlah %

PP. Aru 907,39 143,1

2 39 919 43,12 43

Aru Utara 531,28 8,27 5 602 6,05 10

Aru Utara Timur Batuley 304,78 4,74 4 639 5,01 15

Sir - Sir 528,39 8,22 2 923 3,16 5

Aru Tengah 1372,06 21,35 13 862 14,97 9

Aru Tengah Timur 659,75 10,27 4 728 5,11 7

Aru Tengah Selatan 295,11 4,59 5 582 6,03 18

Aru Selatan 833,124 12,96 7 358 7,95 8

Aru Selatan Utara 478,31 7,44 3 695 3,99 7

Aru Selatan Timur 516,58 8,04 4 270 4,61 8

Kepulauan Aru 6426,77 100,0

0 92 578

100,00

14

2015 6426,77 100,0

0 91 289

100,00

14

2014 6426,77 100,0

0 89 995

100,00

14

2013 6426,77 100,0

0 88 739

100,00

14

2012 6426,77 100,0

0 88 692

100,00

14

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016

3.1.5. Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Aru Perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Aru selama periode tahun 2012 – 2014 menunjukan penurunan dari tahun ke tahun tetapi pada tahun 2014-2016 menunjukan peningkatan Persentase jumlah penduduk miskin. Pada tahun 2014 jumlah Penduduk miskin mencapai 23,76 ribu jiwa dengan persentase sebesar 26,33 persen dan Pada tahun 2016 naik menjadi 26, 48 ribu jiwa dengan persentase kemiskinan 28,71 persen yang terlihat pada Grafik 3.1.

Page 29: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

17

Gambar 4: Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan Aru

Peningkatan persentase penduduk miskin pada 2 tahun terakhir cukup mengkawatirkan karena Penduduk miskin menjadi rentan terhadap potensi resiko bencana yang bisa terjadi kapan saja.

3.2. Kondisi Sosial Dimensi yang digunakan untuk mengukur kondisi sosial Kabupaten Kepulauan Aru adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Dimensi Kesehatan yakni pengukuran dengan mengambarkan angka harapan hidup; 2. Dimensi Pendidikan yakni pengukuran dengan menggambarkan angka harapan

sekolah dan rata-rata lama sekolah; 3. Dimensi Ekonomi yakni pengukuran dengan menggambarkan rata-rata pengeluaran

rill per kapita.

Pengukuran IPM Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2016 berdasarkan 3 (tiga) dimensi di atas dapat dilihat pada Tabel 5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Komponen Tahun 2014 – 2016, sebagai berikut:

Tabel 5: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kepulauan Aru

Menurut Komponen Tahun 2014-2016

No Indikator IPM Kabupaten Kepulauan Aru

Provinsi Maluku

2014 2015 2016 2016

1 Angka Harapan Hidup (Tahun) 61,57 61,97 62,16 65,31

2 2.1. Angka Harapan Lama Sekolah (Thn)

11,03 11,18 13,56

28.94

27.34

26.33

28.64 28.71

25

25.5

26

26.5

27

27.5

28

28.5

29

29.5

2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Penduduk Miskin (Persen)

Page 30: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

18

2.2. Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)

7,98 8,13 9,16

3 Rata-rata Pengeluaran Riil Per Kapita (Ribu Rp.)

6. 891 6. 941 7 .080 8,026

Indeks Pembangunan Manusia 59,91 60,50 61,32 67,05

Peringkat Tingkat Kabupaten 8 8

Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2016

Hasil pengukuran IPM Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2016 adalah 61,32 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 sebesar 60,50. Kondisi ini menempatkan Kabupaten Kepulauan Aru pada peringkat 8 Provinsi Maluku.

3.3. Kondisi Ekonomi Untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan ekonomi di suatu daerah, salah satu indikator penting yang dapat digunakan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi. Dalam kurun waktu tahun 2012-2016, Kabupaten Kepulauan Aru mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 5,26 persen, meningkat 0,24 point mengalami percepatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,02 persen. Dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru

Tahun 2015-2016

7.84

6.146.76

5.02 5.26

0

2

4

6

8

10

2012 2013 2014 2015 2016

Laju Pertumbuhan Ekonomi (Persen)

Page 31: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

19

Page 32: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

20

Bab 4.

HASIL PENGUKURAN

4.1. Hasil Penilaian Level 0 Level 0 (Nol) merupakan indikator kuantitatif dalam rangka mendukung indikator global pengurangan resiko bencana untuk mendukung pelaporan Nasional. Level 0 tidak berada pada seluruh pertanyaan seluruh Langkah Mendasar, namun hanya ada pada Langkah Mendasar 1, 2, 3, dan 8.

4.1.1. Langkah Mendasar 1 Dalam RPJP Kabupaten Kepulauan Aru 2006-2026, dicantumkan Visi Pembagunan Kabupaten Kepulauan Aru yang merujuk pada konsep pembangunan yang berkelanjutan, namun visi ini tidak dijabarkan lebih lanjut dalam RPJMD 2016-2021. Kemudian sampai saat ini tidak ada Perda Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru sehingga dari sisi kewenangan, tanggung_jawab dan mekanisme koordinasi belum sepenuhnya optimal. Jadi baik perencanaan, kewenangan, tanggung jawab dan mekanisme dalam rangka pengurangan resiko bencana di Kabupaten Kepulauan Aru memang belum sepenuhnya mempertimbangkan Kerangka Kerja Sendai.

4.1.2. Langkah Mendasar II Kabupaten Kepulauan Aru belum memiliki Dokumen Kajian Resiko Bencana sehingga potensi bencana yang dihadapi saat ini dan masa mendatang belum teridentifikasi.

4.1.3. Langkah Mendasar III Belum pernah terjadi bencana di Kabupaten Kepulauan Aru sehingga belum ada gambaran kerugian material yang bisa ditimbulkan ketika terjadi bencana. Memang ada dana lain-lain dalam APBD Kabupaten Kepulauan Aru setiap tahun namun hal ini sangat kecil hanya berkisar antara 1% - 5% yang bisa juga diperuntukan bagi tujuan lain sehingga dari sisi pendanaan dapat dikatakan bahwa tingkat kesiap-siagaan kabupaten dalam menghadapi bencana masih rendah.

4.1.4. Langkah Mendasar VIII Kerusakan infrastruktur akibat bencana di Kabupaten Kepulauan Aru sampai saat ini tidak ada datanya karena memang belum pernah ada bencana yang berskala besar yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Pada tahun 2015 lalu menurut beberapa penduduk lokal sempat ada angin topan besar yang melanda desa namun hanya ada kerusakan kecil yang ditimbulkan dan itupun tidak ada dokumentasinya. Kemudian ada pembangunan beberapa talud di pesisir barat pulau Wamar dekat desa Wangel dan desa Durjela namun laporan dan dokumentasi kegiatan pembuatan talud-talud ini juga tidak ada. Jadi tidak ada data apapun yang tersedia menyangkut kerusakan infrastruktur fisik akibat bencana alam di Kabupaten Kepulauan Aru.

Page 33: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

21

4.2. Hasil Penilaian Level 1 sampai Level 3 Hasil penilaian Level 1 sampai Level 3 untuk sepuluh Langkah Mendasar 1 sampai Langkah Mendasar 10, dapat dilihat pada Grafik 4.1 berikut ini:

Gambar 6. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru

Tahun 2017

4.2.1. Langkah Mendasar 1 - Adanya organisasi untuk ketangguhan Pengorganisasian merupakan faktor penting dalam manajemen pembangunan suatu daerah untuk mewujudkan ketangguhan. Adanya struktur organisasi dan proses-proses yang jelas, didukung oleh kepemimpinan yang kuat, kejelasan koordinasi dan pembagian tanggung jawab, keterlibatan seluruh pemangku kepentingan secara terintegrasi dan menyeluruh merupakan modal utama untuk membangun kabupaten yang tangguh dalam mitigasi perubahan iklim global dan mitigasi resiko bencana.

Kapasitas organisasi dalam memahami dan merespons isu-isu yang berdampak pada ketangguhan kota terhadap ancaman bahaya bencana kemudian dituangkan dalam kebijakan daerah sangat penting karena dapat mengarahkan pembangunan daerah dalam rangka pengelolaan resiko bencana yang terintegrasi. Keberadaan organisasi untuk membangun ketangguhan dapat dilihat dari adanya tugas dan fungsi institusi pemerintah sebagai administrator pembangunan yang telah dilegalkan secara kelembagaan dari aspek perencanaan dalam visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan serta yang mengupayakan pengurangan resiko bencana di daerah.

Page 34: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

22

Hasil penilaian pada langkah mendasar ini dapat dilihat dari 4 (empat) aspek utama yaitu:

a. Visi/ rencana strategis kota bisa menjamin tercapainya tujuan

pengurangan resiko bencana.

Visi Kabupaten Kepulauan Aru dalam RPJP 2006-2016 adalah 'Terwujudnya percepatan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Aru berdasarkan karakteristik kepulauan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan'. Dalam visi tersebut terdapat kata Berkelanjutan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan yang mempertimbangkan kelestarian sumberdaya alam dan ketangguhan infrastruktur sebagai dasar untuk pelaksanaan pembangunan kabupaten yang bertahap dan bertahan terhadap dampak perubahan iklim global dan tangguh terhadap resiko bencana.

Memang dalam perumusan RPJMD 2016-2021, tidak secara spesifik dijabarkan mengenai upaya pembangunan yang mempertimbangkan perubahan iklim dan menghadapi resiko bencana namun dari program kerja dan kegiatan di tiap OPD teknis menggambarkan upaya-upaya peningkatan kapasitas masyarakat melalui program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Kewenangan dan sumber daya yang telah dilembagakan untuk

pengurangan resiko bencana;

Kabupaten Kepulauan Aru telah memiliki kelembagaan BPBD namun karena usia pembentukannya yang masih baru (2 tahun) sehingga memang masih ada banyak hal yang harus dibenahi, antara lain: Penyusunan Perda Penanggulangan Bencana, Pembuatan Dokumen Kajian Resiko Bencana, dan sarana-prasaran penunjang serta ketersediaan sumberdaya personel yang memadai sehingga ada Standard Operating Procedure dan Alur Koordinasi yang jelas antar semua pemangku kepentingan seperti instansi vertical, lembaga swadaya masyarakat serta pihak swasta dalam rangka pengurangan resiko bencana, penanganan siaga bencana dan proses pemulihan setelah terjadinya bencana.

Dengan dikeluarkannya Perda No. 12 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Aru, maka secara kelembagaan sudah ada lembaga utama yang bertanggung jawab atas pengurangan resiko bencana dan penanggulangan bencana di Kabupaten Kepulauan Aru namun pengaturan tentang kewenangannya lembaga ini perlu dilegalkan dalam suatu peraturan daerah dan/atau peraturan bupati agar lebih jelas kewenangan dan alur koordinasi antara para pemangku kepentingan atau perangkat-perangkat daerah terkait.

c. Tanggung jawab lembaga utama (BPBD) yang mencakup berbagai aspek

ketangguhan terhadap Pengurangan Resiko Bencana

Dengan adanya Pembentukan Forum Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana (API PRB) Kabupaten Kepulauan Aru, dengan Surat Keputusan Bupati Kepulauan Aru Nomor 360/170 Tahun 2017 tentang Forum Adapatasi Perubahan Iklim - Pengurangan Resiko Bencana Kabupaten Kepulauan Aru, maka tanggung jawab lembaga utama dan koordinasinya dengan Organisasi Perangkat Daerah lain bisa terlaksana meskipun masih diperlukan Perda Penanggulangan Bencana yang bisa mengatur secara lebih rinci tanggung jawab lembaga utama ketika terjadi bencana alam di Kabupaten Kepulauan Aru.

d. Mekanisme yang memprioritaskan sumber daya untuk menurunkan resiko

bencana yang tinggi yang telah diidentifikasi

Page 35: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

23

Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kepulauan Aru telah mengidentifikasi beberapa titik rawan bencana di Kepulauan Aru namun hasil identifikasi ini belum dituangkan dalam satu dokumen kajian resiko bencana. Sehingga pemetaan wilayah Kabupaten Kepulauan Aru yang rentan terhadap resiko bencana belum teridentifikasi secara jelas.

Regulasi tentang standar pembangunan infrastruktur fisik yang bukan hanya memperhatikan keamanan fisik konstruksi namun konstruksi yang juga tangguh terhadap resiko bencana juga masih relatif minim atau tidak ada misalnya peraturan daerah tentang Bangunan Gedung.

Gambar 7. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 1

(Adanya Organisasi / Kelembagaan untuk Ketangguhan Terhadap Bencana)

Catatan: Langkah Mendasar 1: Menetapkan organisasi dan koordinasi untuk memahami pengurangan risiko bencana yang didasari pada partisipasi kelompok warga dan masyarakat sipil. Membangun aliansi di tingkat lokal.Memastikan semua departemen/dinas pemerintah memahami peran mereka dalam pengurangan risiko dan kesiapsiagaan bencana.

4.2.2. Langkah Mendasar 2 - Mengidentifikasi, memahami dan menggunakan skenario risiko saat ini dan masa mendatang. Langkah mendasar 2 dilakukan untuk mengidentifikasi skenario risiko yang paling mungkin terjadi dan paling parah yang didasarkan pada pemahaman tentang beragam ancaman

Page 36: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

24

bahaya yang berubah-ubah, keterpaparan geografis dan ekonomi, dan kerentanan, untuk menjadi dasar keputusan-keputusan investasi saat ini dan masa mendatang yang berperan untuk meningkatkan ketangguhan.

Kabupaten Kepulauan Aru sampai saat ini belum mengadakan kajian resiko bencana dan di Kepualauan Aru sendiri juga belum pernah mengalami bencana alam sehingga identifikasi terhadap resiko ancaman bencana belum tersedia, yang tersedia hanyalah beberapa informasi mengenai potensi bencana alam baik melalui media cetak maupun media elektronik, misalnya saat ini informasi cuaca oleh BMKG Maluku sudah bisa diakses oleh beberapa OPD atau person.

Gambar 8. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 2

(Memahami dan Menggunakan Skenario Resiko Bencana Saat ini dan Masa

Mendatang)

Catatan: Langkah Mendasar 2: Menetapkan satu anggaran untuk pengurangan risiko bencana dan menyediakan insentif untuk para pemilik rumah, rumah tangga berpenghasilan rendah, masyarakat, dunia usaha dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam pengurangan risiko yang mereka hadapi.

4.2.3. Langkah Mendasar 3 - Memperkuat Kapasitas Keuangan Untuk Mewujudkan Ketangguhan. Dalam mewujudkan sebuah kabupaten yang tangguh terhadap bencana, kabupaten tersebut harus mempunyai rencana keuangan dan sumber daya yang memadai baik itu jangka panjang/menengah maupun jangka pendek. Ketersediaan anggaran sangatlah

Page 37: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

25

diperlukan suatu daerah dalam melaksanakan aktifitas ketangguhan. Melihat anggaran yang disediakan untuk keadaan tanggap darurat hanya dijumpai pada pos anggaran lain-lain dalam APBD setiap tahun yang hanya berkisar antara 1%– 2% saja dan itupun bisa dipakai untuk tujuan lain, maka dapat dikatakan bahwa Kabupaten Kepulauan Aru memiliki kapasitas rendah dari segi keuangan untuk membangun ketangguhan. Perlu dicari alternative pembiayaan program/kegiatan ketangguhan baik itu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Maluku maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (Dana Alokasi Khusus dan Tugas Pembantuan).

Rencana keuangan yang dipergunakan dalam membangun ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru terdapat dalam anggaran tidak terduga pada masing-masing OPD teknis, sedangkan dana kontijensi untuk penanganan bencana dapat menggunakan dana cadangan dari kas daerah yang ada dalam DPA BPKAD Kabupaten Kepualauan Aru. Walaupun demikian Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru belum memiliki strategi dan mekanisme dalam proses penanganan bencana dalam jangka panjang, karena perangkat daerah teknis masih melakukan perencanaan program kerja secara terpisah.

Gambar 9. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 3

(Memperkuat Kapasitas Keuangan Untuk Mewujudkan Ketangguhan)

Catatan: Langkah Mendasar 3: Melakukan pemutakhiran data tentang ancaman-ancaman dan kerentanan-kerentanan. Menyusun pengkajian risiko dan menggunakannya sebagai landasan bagi rencana-rencana dan keputusan-keputusan pembangunan perkotaan, memastikan bahwa informasi ini dan perencanaan untuk ketangguhan kota anda bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat dan didiskusikan sepenuhnya dengan mereka.

Page 38: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

26

4.2.4. Langkah Mendasar 4 - Mengupayakan Pembangunan dan Rancangan Kabupaten Yang Tangguh Tujuan penilaian LM-4 adalah untuk mengkaji kerentanan lingkungan terbangun untuk mengidentifikasi peluang-peluang (didasarkan pada temuan dalam Langkah Mendasar 2) untuk perbaikan, termasuk perencanaan, perancangan, dan pembangunan infrastruktur dan ruang perkotaan yang baru, perbaikan infrastruktur yang ada dan ruang-ruang perkotaan, dan memperbaiki lingkungan regulatori.

Kubupaten Kepulauan Aru hanya baru melakukan perencanaan-perencanaan yang didasarkan pada data statistik penduduk dan sosial, ekonomi perkotaan, demografi penduduk, dan data lain-lain namun belum didasarkan pada hasil kajian tentang peta resiko bencana, data status lingkungan hidup daerah, data tentang infrastruktur dan fasilitas penting yang harus dilindungi, dan hasil-hasil kajian lain yang diperlukan dalam merencanakan pembangunan sebuah kabupaten tangguh bencana.

Perencanaan kabupaten telah menyediakan langkah-langkah untuk melakukan mitigasi dan menyediakan akses ke semua infrastruktur dan pelayanan penting. namun mengenai pelayanan dasar seperti kebutuhan akan listrik, air minum, sanitasi dan perumahan masih belum memadai. Baru sekitar 27% dari seluruh penduduk Kabupaten Kepulauan Aru yang telah memiliki akses terhadap listrik, itupun untuk pelayanan listrik di Kota Dobo masih sering terjadi listrik mati tiba-tiba. Padahal PLN di Dobo merupakan satu-satunya PLN induk di Kabupaten Kepulauan Aru. Sehingga dapat dipastikan bahwa PLN di wilayah-wilayah kecamatan seperti PLN Ranting Jerol tentu lebih parah lagi. Jumlah penduduk menikmati aliran listrik adalah Listrik PLN 45,32 dan Listrik Non PLN 14,53%2. Demikian juga halnya dengan kebutuhan air minum. untuk kebutuhan air minum, hanya sekitar 17,58% masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru yang terlayani kebutuhan akan air minum. Sementara persentase penduduk yang bisa mengakses sanitasi yang lebih baik hanya berkisar antara 67,5% dari seluruh penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru. Tingkat kesadaran sebagian besar masih belum sadar akan pentingnya lingkungan bersih atau masih ada masyarakat yang masih memiliki perilaku buang air besar sembarangan, belum adanya pengelolaan limbah sebelum dibuang ke lingkungan terutama limbah minyak, serta belum adanya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Untuk itu, diperlukan langkah-langkah untuk mengidentifikasi sumber air dan peningkatan layanan akan air bersih.

Meskipun belum pernah terjadi bencana di Kabupaten Kepulauan Aru, namun perlu diingat bahwa pada kondisi darurat, nyawa manusia sangat bergantung pada alat bantu medis yang membutuhkan aliran listrik sehingga perlu ada perencanaan untuk pemenuhan kebutuhan layanan listrik di kabupaten ini.

Peningkatan kesadaran masyarakat atas sanitasi yang baik juga sangat diperlukan melalui sosialisasi, pendidikan lingkungan hidup, perilaku hidup bersih dan sehat sehingga masyarakat dapat memperoleh kebutuhan dasar akan sanitasi yang lebih baik.

Praktik-praktik perencanaan inovatif yang dilakukan oleh Kabupaten Kepulauan Aru belum banyak merubah gaya hidup masyarakat secara keseluruhan seperti pembangunan MCK-MCK di desa-desa ternyata kurang dimanfaatkan dengan baik malah terkesan lebih menambah kotor lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan banyak kegiatan-kegiatan sosialisasi dan penyadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan lingkungan hidup yang bersih.

Page 39: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

27

Kabupaten Kepulauan Aru telah memiliki Peraturan Daerah mengenai Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) namun Perda ini tidak diperkuat dengan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung sehingga pembangunan infrastruktur gedung terutama bisa memenuhi bukan hanya fungsi kegunaan gedung tetapi juga fungsi kelayakan gedung terutama dalam mengahadapi resiko bencana akibat perubahan iklim global.

Gambar 10. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 4

(Mengupayakan Pembangunan dan Rancangan Kota Tangguh)

Catatan: Langkah Mendasar 4: Menanamkan investasi dalam dan merawat infrastuktur penting untuk pengurangan risiko bencana, misalnya drainase banjir, yang disesuaikan apabila perlu untuk mengatasi perubahan iklim.

4.2.5. Langkah Mendasar 5 - Melindungi penyangga alami untuk meningkatkan fungsi perlindungan alami oleh ekosistem Tujuan penilaian ini untuk mengidentifikasi, melindungi dan memantau ekosistem alam yang berperan membangun ketangguhan termasuk air dan lahan basah, tanah dan vegetasi, polinasi dan keragaman hayati, dan bisa termasuk ekosistem di luar wilayah pemukiman. Dalam penilaian ini, dijumpai beberapa hal antara lain:

1. Perlindungan dan Pemulihan Ekosistem masih dalam bentuk rumusan kebijakan tetapi belum sepenuhnya terealisasi dalam program/kegiatan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Page 40: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

28

2. Kebijakan-kebijakan terkait penggunaan tata ruang belum sepenuhnya dituangkan dalam program dan kegiatan seluruh OPD terkait.

3. Proyek hijau / biru sampai saat ini hanya dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan beberapa LSM lokal.

4. Penanaman pohon dan bakau belum dilakukan secara terpadu dan terarah berdasarkan suatu perencanaan yang sistematis dan akuntabel.

5. Hampir setiap tahun terjadi banjir rob (banjir air laut) di kompleks Dok Dobo.

Berdasarkan fakta tersebut di atas maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru, antara lain:

1. Pemerintah Daerah harus merancang perencanaan pembangunan yang menjamin perlindungan dan pemulihan ekosistem sehingga membantu mitigasi resiko bencana;

2. Perlu ada kebijakan penyusunan regulasi terkait dengan konservasi sumber daya alam di Kabupaten Kepulauan Aru;

3. Harus ada regulasi-regulasi yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup dan ditindak-lanjuti dengan proses penegakan hukum terkait dengan implementasi peraturan-peraturan daerah tersebut;

4. Program penanaman pohon harus ditingkatkan volumenya serta membuat aturan penanaman pohon kembali bagi pihak swasta yang melakukan bisnis pengolahan hasil hutan berupa pemanfaatan pohon kayu besi, dan jenis-jenis pohon lain; dan

5. Harus memberikan insentif yang diperlukan agar lebih banyak organisasi-organisasi masyarakat terutama organisasi nirlaba yang terlibat dalam konservasi lingkungan hidup.

Page 41: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

29

Gambar 11. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 5 (Melindungi Penyanggah

Alami Untuk Meningkatkan Perlindungan oleh Ekosistem)

Catatan: Langkah Mendasar 5: Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya pelestarian ekosistem biru-hijau untuk pengurangan resiko bencana di Kabupaten Kepulauan Aru.

4.2.6. Langkah Mendasar 6 - Memperkuat Kapasitas Kelembagaan untuk Ketangguhan Memperkuat kapasitas kelembagaan untuk ketangguhan bertujuan untuk menilai apakah ada keterhubungan sosial dan budaya gotong royong yang dapat menunjang ketangguhan kota, misalnya apakah ada inisiatif masyarakat dan pemerintah dalam membangun ketangguhan, serta apakah ada saluran komunikasi berupa media masa untuk menunjang proses ketangguhan tersebut. Dalam penilaian Langkah Mendasar ini didapatkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Secara kelembagaan telah ada Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPBD Kabupaten Kepulauan Aru, namun belum ada peraturan daerah tentang Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru.

2. Meskipun dari sisi legislatif masih belum ada aturan-aturan yang mengatur tentang penanggulangan bencana di daerah namun BPBD Kabupaten Kepulauan Aru bersama dengan Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Aru telah membentuk Desa siaga bencana, Tagana, pokja darurat tanggap bencana.

Page 42: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

30

3. Ada beberapa LSM lokal yang sudah secara mandiri melakukan upaya PRB meskipun demikian pihak swasta belum terlibat secara aktif dalam upaya PRB.

Berdasarkan kenyataan di atas maka diperlukan:

1. Penyusunan Perda Penanggulangan Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru sehingga kewenangan, koordinasi dan peran masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan resiko bencana lebih maksimal.

2. Mekanisme-mekanisme pelaporan tentang ketangguhan dan penggunaan anggaran terkait dengan PRB oleh masing-masing OPD lebih akuntabel, transparan dan ter_up date.

3. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru bisa belajar serta melakukan kerja sama dalam pertukaran data / informasi dengan kabupaten/kota/Negara lain dalam upaya PRB secara berkala.

4. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru untuk mengembangkan suatu mekanisme pelibatan semua komponen masyarakat sipil seperti pihak swasta, LSM dan lain-lain untuk bersama merencanakan dan melakukan tindakan aksi PRB.

Gambar 12. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 6 (Memperkuat Kapasitas

Kelembagaan Untuk Ketangguhan)

Catatan: Langkah Mendasar 6: Menerapkan dan menegakkan peraturan-peraturan pendirian

Page 43: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

31

bangunan dan prinsip-prinsip perencanaan tata guna lahan yang realistis dan berwawasan risiko. Mengidentifikasi lahan yang aman untuk warga berpenghasilan rendah dan sejauh memungkinkan mengupayakan perbaikan permukiman-permukiman informal.

4.2.7. Langkah Mendasar 7 - Memahami dan Memperkuat Kemampuan Masyarakat untuk Mewujudkan Ketangguhan. Memahami dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk mewujudkan ketangguhan dapat dinilai melalui apakah ada hubungan sosial dan budaya gotong royong di masyarakat, apakah ada prakarsa-prakarsa masyarakat, pemerintah, dan swasta untuk mewujudkan ketangguhan, serta apakah ada berbagai saluran media komunikasi untuk ketangguhan. Dalam penilaian Langkah Mendasar ini didapatkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas ketangguhan kepada bagian kabupaten yang paling miskin dengan tujuan dapat mengurangi kerentanan mereka terhadap bencana melalui program-program bantuan sosial yang diberikan kepada kelompok-kelompok rentan dan bantuan stimulan seperti bantuan emergency saat sebelum dan setelah bencana untuk pemulihan. Bantuan sosial tersebut telah diberikan untuk anak-anak terlantar, divable, lansia, keluarga miskin, kelompok-kelompok Nelayan, dan UMKM. Namun program-program bantuan layanan kesehatan dan sosial tersebut belum bisa dikatakan tersedia secara memadai karena masih ada kelompok - kelompok rentan yang belum terjangkau layanan kesehatan dan sosial. Contohnya adalah program nasional JAMKESMAS yang sudah tersedia akan tetapi belum memadai, dalam hal ini pelayanannya, sarananya, dan prasarananya, serta masih ada masyarakat miskin yang belum terdata sebagai penerima bantuan. Di bidang pendidikan, dengan adanya program pemerintah wajib belajar 12 tahun, semua warga negara mempunyai akses ke dunia pendidikan yang berkualitas tanpa dipungut biaya. Selain itu pemberian bantuan beasiswa kepada siswa-siswa berprestasi untuk dikuliahkan di Malang dan Cepu juga turut membantu peningkatan sumber daya manusia di Kabupaten Kepulauan Aru di masa mendatang yang akan meningkatkan kapasitas masyarakat di kabupaten ini.

2. Kepulauan Aru memiliki ikatan persaudaraan dan kekerabatan lintas budaya, agama, dan suku yang terikat dalam forum hubungan lintas agama dan antar etnis. Hubungan Pela atau dalam bahasa lokal dikenal sebagai hubungan jabu, tarfai, duang, babu, pela agama, dan lain-lain menjadi modal sosial yang terbangun secara turun temurun yang menguatkan hubungan sosial kemasyarakatan antar 2 atau lebih desa yang diikat dalam hubungan-hubungan pela tersebut. Hubungan Pela secara alami mengatur, memobilisasi sumber daya yang ada di suatu komunitas untuk menangani sebuah masalah. Hubungan Pela dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan pada beberapa kasus, Hubungan Pela mendukung upaya-upaya pemulihan pasca konflik horizontal maupun bila terjadi bencana kebakaran rumah dan sebagainya. Semangat Pela menjadi prinsip dasar bagi komunitas-komunitas masyarakat untuk saling mendukung dan membantu.

3. Berkaitan dengan kohesi sosial yang lain adalah adanya adat sasi teripang di beberapa desa di pesisir timur Kepulauan Aru dan sasi burung cendrawasih di hutan desa Wakua, merupakan contoh-contoh yang baik bagaimana kearifan lokal bisa dimanfaatkan untuk pelestarian lingkungan hidup terutama ekosistem penyangga alami dalam menghadapi resiko bencana. Tentu saja harus ada pengguatan dari sisi hukum dengan dilegalkan dalam peraturan daerah atau peraturan bupati tentang sasi yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Kepulauan Aru. Sasi atau hukum adat adalah peraturan-peraturan yang tidak tertulis di masyarakat,

Page 44: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

32

memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan, dan bersifat elastis. Sasi adat atau sasi gereja ini biasanya digunakan dalam menjaga lingkungan baik di darat maupun di laut.

4. Di Kabupaten Kepulauan Aru telah ada jaringan akar rumput sebagai bentuk kolaborasi dan partisipasi masyarakat, khususnya dalam membangun ketangguhan terhadap bencana. Namun kapasitasnya masih harus ditingkatkan dan Pemerintah Daerah sudah mempunyai rencana untuk peningkatan kapasitas jaringan akar rumput di Kabupaten Kepulauan Aru untuk peningkatan kapasitas PRB.

5. Masih diperlukan berbagai program-program sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat sipil dalam menanggulangi resiko bencana dengan memanfaatkan kearifan-kearifan lokal yang ada.

Gambar 13. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 7

(Memahami dan Memperkuat Kemampuan Masyarakat Untuk Mewujudkan

Ketangguhan)

Catatan: Langkah Mendasar 7: Memastikan agar program pendidikan dan pelatihan pengurangan risiko bencana tersedia di sekolah-sekolah dan masyarakat setempat.

Page 45: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

33

4.2.8. Langkah Mendasar 8 - Meningkatkan Ketangguhan Infrastruktur Tujuan penilaian LM-8 ini adalah memahami bagaimana infrastruktur kabupaten yang penting untuk mendukung penyediaan layanan merespons bencana dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja mereka. Dalam penilaian ini, dijumpai :

1. Minimnya data kajian resiko bencana dan serta belum berfungsinya Forum API PRB Kabupaten Kepulauan Aru, sehingga belum ada koordinasi dalam hal pertukaran data dan informasi antar pemangku kepentingan untuk melahirkan suatu rencana atau strategi untuk melindungi infrastruktur-infrastruktur penting di Kabupaten Kepulauan Aru terhadap resiko bencana.

2. Ada infrastruktur pelindung seperti talud pantai untuk melindungi beberapa wilayah pesisir barat namun inspeksi dan evaluasi terhadap keberadaan talud-talud tidak dilakukan secara bertahap, bahkan dokumentasi dan laporan program pembuatan talud-talud tersebut tidak tersedia bagi Tim Penilaian Ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru.

Gambar 14. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 8

(Meningkatkan Ketangguhan Infrastruktur)

Catatan: Langkah Mendasar 8: Meningkatkan Ketangguhan Infrastruktur untuk mengurangi abrasi dan erosi pantai, gelombang tinggi dan ancaman badai, serta ancaman-ancaman bencana lain yang membuat kota menjadi rentan.

Page 46: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

34

4.2.9. Langkah Mendasar 9 - Memastikan Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana yang Efektif Proses ini bertujuan memastikan bahwa Kabupaten Kepulauan Aru telah memiliki rencana penanggulangan bencana/kesiapsiagaan bencana/tanggap darurat bencana yang berisi rencana menanggapi bencana secara efektif melalui tinjauan dan pemutakhiran rencana-rencana kesiapsiagaan secara rutin, menjaga sistem-sistem pemantauan ancaman bahaya dan peringatan dini, serta koordinasi dan interoperabilitas antar para pemangku kepentingan utama. Dalam penilaian Langkah Mendasar ini didapatkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dari sisi perencanaan belum ada satu standar operating procedure (SOP) yang dilegalkan dalam sebuah peraeturan daerah atau peraturan bupati sehingga memang sampai saat ini kalau terjadi kecelakaan laut atau bencana yang berskala kecil maka penanganannya bisa dilakukan oleh unit-unit reaksi cepat penananggulangan bencana seperti TRC dan Tagana yang saat ini sudah terbentuk di Kepulauan Aru. Berdasarkan informasi bahwa usulan pembentukan Badan SAR Kabupaten Kepulauan Aru juga saat ini sedang diusulkan kepada Badan SAR Provinsi Maluku. Walaupun demikian bila terjadi bencana alam dalam skala besar maka alur koordinasi menjadi sangat penting untuk ditetapkan sebagai bagian dari sistem perencanaan penanggulang bencana yang baik sehingga sistem peringatan dini sebelum terjadinya bencana, penanganan bencana saat terjadi dan proses pemulihan pasca bencana dapat ditangani dengan baik dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.

2. Diperlukan adanya suatu jaminan bahwa fungsi-fungsi pelayanan penting di Kabupaten Kepulauan Aru tetap berjalan meskipun terjadi bencana. Dengan SK Bupati Kepulauan Aru Nomor 360/170 Tahun 2017 tentang Forum API PRB di Kabupaten Kepulauan Aru menunjukan bahwa sudah ada political will untuk penanganan resiko bencana sebagai akibat dari perubahan iklim yang terjadi namun Forum ini belum menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya misalnya melakukan koordinasi secara berkala untuk melihat kebutuhan-kebutuhan daerah dalam meningkatkan ketangguhan daerah menghadapi resiko bencana sebagai akibat dari perubahan iklim.

3. Sistem peringatan dini sampai saat ini belum ada di Kabupaten Kepulauan Aru sehingga diperlukan sosialisasi untuk mengaktifkan kembali sistem peringatan dini tradisional seperti memukul pentongan, tiang listrik dan-lain-lain. Ada beberapa tanda-tanda penunjuk jalur evakuasi yang merupakan bantuan BNPB yang dipercayakan kepada pihak ketiga untuk memasangnya di Kota Dobo namun pemasangan tanda-tanda jalur evakuasi tersebut terkesan di pasang tanpa suatu kajian tentang wilayah aman dan wilayah rentan di dalam Kota Dobo.

Page 47: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

35

Gambar 15. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 9

(Memastikan Kesiap_siagaan dan Tanggap Bencana Yang Efektif)

Catatan: Langkah Mendasar 9: Membentuk sistem peringatan dini dan kapasitas manajemen kedaruratan di kota dan melakukan geladi kesiapsiagaan untuk masyarakat secara rutin.

4.2.10. Langkah Mendasar 10 - Mempercepat Pemulihan dan Membangun Kembali Dengan Lebih Baik Bencana adalah suatu kejadian alam yang tidak bisa diduga namun bisa diprediksi berdasarkan data-data dan informasi yang tersedia. Sementara perubahan iklim global adalah suatu realitas yang tidak bisa dihindari oleh bangsa atau atau suku bangsa manapun di muka bumi ini. Peningkatan emisi karbon dan peningkatan pemanasan global akibat efek rumah kaca telah mempengaruhi berbagai materi yang ada di permukaan planet kita ini. Yang paling dipengaruhi dengan adanya pemanasan global adalah kondisi hidro_meteorologis yang berdampak langsung pada perubahan cuaca dan iklim yang mengakibatkan berbagai potensi resiko bencana seperti angin topan, gelombang tinggi, banjir, kenaikan permukaan laut, tsunami dan lain-lain sebagainya. Singkatnya bahwa kita saat ini berada dalam sebuah ruang yang tak terelakan dari ancaman resiko bencana (inevitable threat of risk disaster).

Oleh karena itu, pemikiran terhadap penanggulangan bencana harus dipahami dan diimplementasikan oleh semua Pemangku Kepentingan di daerah sebagai suatu resiko yang harus secara serius disikapi dalam perencanaan pembangunan di daerah. Penanganan bencana sering terkendala pada koordinasi lintas sektor, karena koordinasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan rencana aksi, pengendalian rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang terintegrasi antar seluruh Pemangku Kepentingan dan penggiat rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana.

Page 48: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

36

Sesuai dengan arah kebijakan dalam RPJMN 2015-2019, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab semua pihak. Untuk itu, peranan Pemangku Kepentingan, masyarakat, LSM, swasta sangat penting. Pemerintah Daerah diharapkan dapat menyediakan landasan kebijakan bagi penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerahnya masing-masing. Pemerintah daerah melakukan kajian kerentanan, kerawanan, dan identifikasi risiko bencana daerah, sebagai dasar pengambilan kebijakan pengarusutamaan PRB dalam perencanaan pembangunan. Untuk itu pengintegrasian pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran daerah multi sektoral merupakan upaya untuk melibatkan semua stakeholders dalam mengurangi risiko bencana pada wilayah tertentu.

Meskipun di Kabupaten Kepulauan Aru belum pernah terjadi bencana alam yang besar dan serius namun perencanaan yang terkait dengan proses pemulihan juga harus dimasukan dalam proses pembangunan jangan sampai seperti kata pepatah ‘nanti tiba saat baru tiba akal’ karena ini menyangkut kehidupan ribuan manusia yang hidup di kepulauan tercinta ini yang tersebar dari Godor Jurin sampai Warialau.

Dari hasil penilaian terhadap kesiapan daerah untuk menangani proses pemulihan setelah terjadinya suatu bencana di Kabupaten Kepulauan Aru maka diperoleh:

Gambar 16. Hasil Penilaian Langkah Mendasar 10

(Mempercepat Pemulihan dan Membangun Kembali Dengan Lebih Baik)

Page 49: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

37

Catatan: Langkah Mendasar 10: Setelah bencana, memastikan agar kebutuhan-kebutuhan dan partisipasi penduduk yang terdampak menjadi pusat dari upaya rekonstruksi, dengan disertai bantuan untuk mereka dan organisasi-organisasi masyarakat untuk merancang dan membantu respons bencana, termasuk membangun kembali perumahan dan penghidupan.

Page 50: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

38

Page 51: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

39

Bab 5.

KESIMPULAN DAN

REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penilaian ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2017, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Tingkat ketangguhan Kabupaten Kepulauan Aru dalam pengelolaan resiko bencana adalah sebesar 0,94 yang menunjukan bahwa Kabupaten Kepulauan Aru masih sangat rentan dalam pengelolaan resiko bencana.

b. Dari hasil penilaian pada masing-masing Langkah Mendasar (LM), terlihat bahwa masih terdapat banyak hal yang harus dilakukan di Kabupaten Kepulauan Aru dalam hal penanggulangan resiko bencana mulai dari legislasi, kajian akademis, sampai hal-hal sederhana seperti perbaikan sistim pelaporan dan dokumentasi program dan kegiatan pada OPD-OPD teknis. Ini diperlihatkan pada rendahnya nilai-nilai yang diperoleh pada penilaian masing-masing LM, terutama pada LM 9 (kesiap-siagaan menanggulangi bencana) yang memiliki nilai terendah yaitu: 0,27 dan LM 2 (pengenalan resiko bencana) yang memiliki nilai 0,33.

c. Menindaklanjuti hasil penilaian diharapkan seluruh rekomendasi program/kegiatan serta strategi dan kebijakan dapat diakomodir dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.

d. Rekomendasi program/kegiatan yang diberikan selanjutnya menjadi bahan evaluasi dan monitoring daerah dalam membangun ketangguhan.

5.2. Rekomendasi

5.2.1. Adanya Organisasi Untuk Ketangguhan Terhadap Bencana

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

1 Kajian Resiko menjadi masukan dalam penyusunanatau rencana strategi Kabupaten Kepulauan Aru.

Perencanaan pembangunaterintegrasi dengan kajian resiko dan mitigasi bencana.

2 Meningkatkan kapasitas aparatur dalam pengelolainformasi dan komunikasi bahaya dan ancaman beMembuat program inovasi dalam pengelolaan informbahaya dan ancaman bencana.

Bimbingan teknis dan pembuatan sistem inovasi informasi bahaya dan ancaman secara partisipat

Page 52: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

40

3 Pembuatan Peraturan Daerah Penanggulangan Bedi Kabupaten Kepulauan Aru.

Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana

4 Pembuatan Kajian Resiko Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru.

Penyusunan Dokumen Dokumen Kajian Resiko Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru.

5 Mengaktifkan Forum untuk mewadahi semua pemankepentingan pengarusutamaan PI-PRB KabupupatKepulauan Aru untuk memberikan masukan pada penyusunan RPJMD Kabupaten Kepulauan Aru 20

Rapat Koordinasi Forum secara berkala setiap tahun untuk membahas PI-PRB.

6 Pembuatan SOP PB di Kabupaten Kepulauan Aru. Pembuatan diagram tanggung jawab, kapasitasdan kompetensi pemangku kepentingan sesuai SOP.

7 Pemetaan tanggung jawab, kapasitas dan kompetenyang mudah dipahami pemangku kepentingan.

Koordinasi OPD terkait paling tidak dilakukan 2 kali setahun.

8 Peningkatan Peran Partisipatif Organisasi MasyarakLSM, organisasi nirlaba dalam aksi API PRB.

Pendataan LSM, OrganisaMasyarakat Sipil, OrganisaNirlaba yang terlibat dalam

5.2.2. Mengidentifikasi, Memahami dan Menggunakan Skenario Risiko Saat Ini dan Masa Mendatang

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

1 Pembuatan Kajian Resiko Bencana.

Penyusunan Dokumen Kajian Resiko Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru. Pembuatan Peta Kerentanan Wilayah.

2 Pengkajian Resiko Bencana dilakukan setiap tahun secara bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan.

Pemutahiran peta/data Penyusunan Revisi Kajian Resiko Bencana.

3 Penyedia Fasilitas Layanan Informasi di seluruh Kabupaten Kepulauan Aru.

Pembangunan BTS di seluruh wilayah.

4 Penyediaan Website BPBD Kabupaten Kepulauan Aru yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru.

Pembuatan website BPBD dan penguatan kapasitas aparatur

Page 53: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

41

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

5 Identifikasi infrastruktur dan pelayanan penting.

Penyusunan Data Base Bangunan.

5.2.3. Memperkuat kapasitas keuangan untuk mewujudkan ketangguhan.

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

1 Penguatan kapasitas OPD terkait untuk pengembangan ketangguhan kabupaten dan perencanaan anggaran.

Pelatihan penyusunan program kerja untuk ketangguhan dan perencanaan anggaran.

2 Peningkatan Kapasitas Masyarakat untuk ketangguhan.

Pembinaan desa tangguh, sekolah tangguh, dan lain-lain.

3 Kajian Resiko terhadap aset-aset ekonomi.

Inventarisasi aset-aset ekonomi penting di Kabupaten Kepulauan Aru.

4 Pengalokasian Dana untuk riset API PRB.

Pembuatan Kajian Resiko Bencana yang disertai estimasi kerugian pada wilayah-wilayah rawan bencana di Kabupaten Kepulauan Aru.

5 Pendataan aset-aset penting. Penyusunan Data Base untuk Bangunan Gedung.

6 Peningkatan Kapasitas Masyarakat di kawasan rawan bencana.

Pemberdayaan Masyarakat.

7 Kerja sama Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru dengan perusahaan-perusahaan asuransi terkait dengan pertanggungan rumah-rumah penduduk di wilayah rawan bencana.

Penandatangan MOU antara Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru dan perusahaan-perusahaan asuransi.

8 Pembuatan Perda BUMD. Penyusunan Perda Pembentukan BUMD Perikanan.

9 Pembuatan Perda Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Penyusunan Rancangan Perda Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

5.2.4. Mengupayakan pembangunan dan rancangan kota yang tangguh

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

1 Penataan perencanaan yang Perencanaan pembangunan yang peka

Page 54: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

42

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

mempertimbangkan resiko bencana.

terhadap resiko bencana.

2 Peningkatan pelayanan listrik. 1. Peningkatan Layanan Listrik PLN di pusat-pusat kecamatan.

2. Penyediaan Listrik Tenaga Surya (Home Solar System) di desa-desa di Kabupaten Kepulauan Aru.

3 Peningkatan penyediaan pelayanan air bersih/minum di seluruh Kabupaten Kepulauan Aru.

1. Peningkatan Sambungan Rumah. 2. Pembangunan Sumur-sumur bor di

desa-desa.

4 Peningkatan pengawasan terkait peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang dan ijin mendirikan bangunan (IMB), Sertifikat Laik Fungsi (SLF), dan bangunan dan infrastruktur hijau.

Pengawasan implementasi perda tentang Rencana Tata Ruang, Ijin Membangun Bangunan, dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dan bangunan dan infrastruktur hijau.

5 Investasi tambahan di bidang infrastruktur untuk kawasan kumuh perkotaan.

Rehabilitasi Kawasan kumuh perkotaan dan membangun rumah layak huni.

6 Pembentukan Tim Ahli Bangunan Gedung.

Penilaian Laik Fungsi Bangunan Gedung.

7 Kerja sama Pemerintah daerah dan lembaga-lembaga akademis/profesional yang memiliki keahlian dalam penanggulangan resiko bencana akibat perubahan iklim.

Pelatihan-pelatihan yang terkait dengan masalah konstruksi dan peremajaan yang terkait dengan bencana.

5.2.5. Melindungi penyangga alami untuk meningkatkan fungsi perlindungan oleh ekosistem

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

1 Identifikasi layanan-layanan ekosistem penting dan pemantauan layanan-layanan tersebut secara berkala.

Inventarisasi layanan-layanan ekosistem penting di Kabupaten Kepulauan Aru dan monitoring layanan tersebut setiap tahun dengan menggunakan serangkaian indikator.

Page 55: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

43

No Rekomendasi Kebijakan Program/Kegiatan

2 Mengoptimalkan Peran Layanan-layanan Ekosistem dalam peningkatan ketangguhan kabupaten terhadap resiko bencana.

1. Penataan Ruang Terbuka Hijau. 2. Penanaman Bakau. 3. Penanaman Pohon. 4. Transplantasi Karang dan

pemeliharaannya.

3 Kebijakan Reward and punishment terkait dengan perlindungan lingkungan hidup.

1. Sosialisasi Penanaman dan Pemeliharaan Bakau sebagai salah satu layanan ekosistem penting bagi ketangguhan kabupaten.

2. Pemberian insentif kepada organisasi-organisasi nirlaba yang bergerak dalam pananaman dan pelestarian bakau.

4 Penegakan aturan, pemeliharaan dan rehabilitasi

Pembuatan Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan Hidup, Sosialisasi, Edukasi.

Pembuatan Peraturan Daerah (Perda) terkait penggunaan material lokal untuk pembangunan. Semua pembangunan yang bersumber dari APBD/APBN maupun hibah dan bangunan masyarakat yang berlantai II tidak menggunakan karang atau pasir pantai.

MoU antar gugus pulau untuk penyediaan material bangunan

5.2.6. Memperkuat kapasitas kelembagaan untuk ketangguhan No Rekomendasi

Kebijakan Program/Kegiatan

1 Membuat Kajian PRB. Penyusunan Kajian Adaptasi Perubahan Iklim dan PRB di Kabupaten Kepulauan Aru.

2 Memperkuat kelembagaan (intansi terkait) dalam pemberian Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas di segala lapisan (masyarakat, kelembagaan dan swasta).

1. Pelatihan PRB oleh masing-masing instansi teknis.

2. Pemulihan ekonomi oleh instansi terkait.

3 Peningkatan sarana dan prasarana sistim pelaporan.

Pelatihan dan pembuatan sistim pelaporan melalui email dan website.

4 Penyusunan Kebijakan tentang penggunaan dana CSR untuk PRB

Pembentukan forum CSR.

Page 56: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

44

5.2.7. Memahami dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk mewujudkan ketangguhan No Rekomendasi

Kebijakan Program/Kegiatan

1 Memastikan semua pulau atau semua kecamatan memiliki fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memedai.

1. Pendataan tenaga medis (dokter, perawat, dan bidan) di semua kecamatan / pulau.

2. Perkuatan sarana dan prasarana pelayanan dasar kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Aru.

2 Memastikan semua lapisan masyarakat memiliki BPJS.

Kerja sama instansi terkait dengan BPJS untuk sosialisasi.

3 1. Edaran / Perbup untuk memastikan desa menggunakan ADD untuk pemberdayaan kelompok rentan.

2. Mengidentifikasi usaha-usaha mikro di setiap wilayah rawan bencana.

1. Pendampingan saat penyusunan APBDes, MusrembangDes.

2. Pembentukan dan penguatan BumDes/BumNeg.

3. Pendampingan dan pelatihan dari instansi teknis untuk usaha Mikro didaerah rawan bencana.

4 Perkuat kapasitas organiasi-organiasai akar rumput (Pemuda gereja dan masjid)

Pembuatan Forum akar rumput yang berfokus pada ketangguhan untuk transfer pengetahuan (Dilakukan oleh SKPD terkait, BPBD, DLH)

5 Penyusunan Kebijakan perlindungan cagar budaya terutama di daerah rawan bencana di Kabupaten Kepulauan Aru.

Kajian/studi tempat-tempat cagar budaya di daerah rawan bencana Penyusunan PERDA perlindungan cagar budaya

6 Penyiapan infrastruktur layanan komunikasi yang memadai.

Sosialisasi tentang potensi resiko bencana melalui berbagai media cetak, media elektronik, organisasi masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan dan lain-lain.

7 Pembinaan Desa Tangguh, LSM Tangguh, Ormas Tangguh, OKP Tangguh, dan Kelompok Profesi Tangguh, Sekolah Tangguh.

Pelatihan dan Pendidikan PRB.

5.2.8. Meningkatkan ketangguhan infrastruktur

No Rekomendasi Kebijakan

Program/Kegiatan

Page 57: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

45

No Rekomendasi Kebijakan

Program/Kegiatan

1 Perlu diadakan forum yang terdiri dari berbagai instansi untuk mengkaji masalah-masalah infrastruktur ditingkat kabupaten.

Pembentukan forum lintas instansi.

2 Pembuatan Perda Bangunan Gedung.

Pembuatan Kajian Rancangan Gedung untuk fasilitas-fasilitas umum yang layak fungsi.

3 Pendataan Infrastruktuk penting dan layanan utilitas lain.

Identifikasi infrastruktur penting dan layanan utilitas lainnya.

4 Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara di lingkungan PUPR.

1. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya manusia di PUPR.

2. Penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi (the right man on the right place) di PUPR Kabupaten Kepulauan Aru.

5 Pertimbangan kajian resiko di Kabupaten Kepulauan Aru dipakai dalam perencanaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kepulauan Aru.

Pembuatan data base dan koordinasi lintas sektor dalam perencanaan pembangunan infrastruktur dengan melibatkan informasi dari BMKG dan kajian resiko bencana.

5 Pendataan infrastruktur pelindung. Inventarisasi infrastruktur-infrastruktur pelindung yang sudah dibangun di Kabupaten Kepulauan Aru.

6 Peningkatan pengawasan dan pembuatan laporan secara berkala.

Monitoring dan evaluasi tahunan yang dilakukan oleh forum lintas sektoral.

5.2.9. Memastikan kesiapsiagaan dan tanggap bencana yang efektif No Rekomendasi

Kebijakan Program/Kegiatan

1 Pembentukan PUSDALOP di Kabupaten Kepulauan Aru.

Penyusunan SOP Penanggulangan Bencana.

2 Peningkatan Kapasitas dan Sarana-Prasarana DAMKAR.

1. Penambahan armada untuk semua kecamatan.

2. Pemenuhan alat kelengkapan dan perlindungan diri.

3 Pembangunan hunian sementara untuk korban bencana.

Pendataan wilayah aman untuk hunian sementara di daerah rawan bencana.

4 1. Penyediaan Sistim Informasi Resiko Bencana.

2. Mengangkat kearifan lokal dalam sistim peringatan dini.

Sosialisasi Resiko Bencana di Kabupaten Kepulauan Aru dan pemanfaatan sarana peringatan dini tradisional.

Page 58: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

46

5.2.10. Mempercepat Pemulihan Dan Membangun Kembali Dengan Lebih Baik.

No Rekomendasi Kebijakan

Program/Kegiatan

1 Pembentukan forum CSR. Perda Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

2 Penyediaan hunian sementara dari bahaya bencana pada tingkat kecamatan.

Pembangunan hunian sementara.

Page 59: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

47

Lampiran

A. Hasil Diskusi Kelompok (Atau Kegiatan Lain dalam Rangka Pengukuran Level-1,

Level-2, Level-3 dan Penyusunan Simpulan atau Rekomendasi);

B. Hasil Pengukuran Kapasitas Ketangguhan Daerah (10 Langkah Mendasar dan 71

Indikator);

Page 60: LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN - apikindonesia.or.id · LAPORAN PENILAIAN KETANGGUHAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROGRAM USAID ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN KETANGGUHAN (APIK) November

Laporan Penilaian Ketangguhan Kepulauan Aru

48

Daftar Pustaka

ADRRN (the Asian Disaster Reduction and Response Network). 2010. 2009 Terminologi Pengurangan Risiko Bencana. Diambil dari http://www.unisdr.org/files/7817_isdrindonesia.pdf

Langhelle, O. (1999). Sustainable development: exploring the ethics of Our Common Future. International Political Science Review, 20(2), 129-149.

Pearson, L., & Pelling, M. (2015). The UN Sendai framework for disaster risk reduction 2015–2030: Negotiation process and prospects for science and practice. Journal of Extreme Events, 2(01), 1571001.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru. 2012. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Aru Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012 Sampai Dengan Tahun 2032.

Schmidt, F. H., & Ferguson, J. H. A. (1951). Rainfall types based on wet and dry period ratios for Indonesia with Western New Guinee.

USAID APIK. 2017. Panduan Pelaksanaan Penilaian Kabupaten/Kota Tahun 2017. Kailey, L. 2008. Studi Pemetaan dan Rencana Pengelolaan Konservasi Hutan Mangrove

pada pesisir pulau Wamar, pulau Wokam dan pulau Ujir Kabupaten Kepulauan Aru. Thesis Master. (Unpublished).