LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH · kereta api dan 500 unit piranti untuk mengubah jalur pada...

6
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan EDISI AGUSTUS 2016

Transcript of LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH · kereta api dan 500 unit piranti untuk mengubah jalur pada...

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan

EDISI AGUSTUS 2016

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2016– hal 1

Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal

Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas

utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia.

Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi:

Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah;

Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah;

Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah;

Pengelolaan Debt Swap.

Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan

Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan Agustus 2016.

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan

Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara

Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman dapat berupa:

Pinjaman Dalam Negeri

Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dapat bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan

Perusahaan Daerah.

Pinjaman Luar Negeri

Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber dari:

- Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan

beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.

- Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk

pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.

- Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan

nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan

usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada

Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin

Kredit Ekspor (LPKE).

- LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi,

pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor

negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan untuk

membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan

kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2016– hal 2

PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:

Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non

keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan

kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.

Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah

Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non

keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha

di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan.

Kilas Kinerja

Selama bulan Agustus 2016, aktivitas pengelolaan pinjaman dan hibah meliputi

penandatanganan lima perjanjian pinjaman yang terdiri dari satu perjanjian Pinjaman Multilateral,

dua perjanjian Pinjaman Bilateral dan dua perjanjian Pinjaman LPKE/KSA, serta penandatanganan

satu perjanjian Hibah Multilateral.

Selain itu, telah dilakukan amandemen terhadap lima perjanjian pinjaman serta lima penutupan perjanjian pinjaman.

Pengelolaan Pinjaman dan Hibah

1. Penandatanganan Perjanjian Pinjaman dan Hibah Baru

Perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada bulan Agustus 2016 dimanfaatkan untuk membiayai satu kegiatan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bersumber dari kreditor multilateral, satu kegiatan di Kementerian Perhubungan yang bersumber dari kreditor bilateral, dua kegiatan di Kepolisian RI yang bersumber dari LPKE/KSA, dan satu pinjaman program dengan Executing Agency Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang bersumber dari kreditur bilateral. Selain itu, terdapat satu kegiatan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bersumber dari donor multilateral.

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2016– hal 3

Kegiatan National Slum Upgrading Project (NSUP) senilai USD216.5 juta bersumber dari World

Bank ditandatangani pada tanggal 22 Agustus 2016. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan

masyarakat dan memperkuat peran pemda dalam rangka optimalisasi gerakan target 100-0-100

(100% air bersih, 0% kumuh, 100% sanitasi), penanganan kawasan kumuh dan pengembangan

livelihood di perkotaan. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat.

Kegiatan penanggulangan wilayah kumuh perkotaan. Sumber: www.koran-jakarta.com

Terdapat dua perjanjian bilateral yang ditandatangani pada bulan Agustus 2016. Perjanjian

pertama digunakan untuk membiayai kegiatan Procurement of Track Material and Turn Out Phase

II. Kegiatan ini dibiayai melalui pinjaman bilateral dari Exim Bank China senilai USD175.06 juta, dan

ditandatangani pada 18 Agustus 2016. Kegiatan bertujuan untuk pengadaan 1.500 Km material rel

kereta api dan 500 unit piranti untuk mengubah jalur pada track kereta api (wesel). Bertindak selaku

Executing Agency adalah Kementerian Perhubungan.

Perjanjian Bilateral yang kedua berupa pinjaman program, yaitu Stepping-Up Investment for

Growth Acceleration Programme (SIGAP) Sub-Program II senilai USD220.00 juta. Pinjaman

ditandatangani pada 31 Agustus 2016 dan bertindak sebagai Executing Agency adalah Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian. Pinjaman bertujuan untuk meningkatkan: (i) iklim usaha; (ii)

investasi infrastruktur di sektor publik dan private; dan (iii) pengadaan dalam kerangka pemerintah.

Perjanjian Hibah Multilateral yang ditandatangani pada 31 Agustus 2016 bersumber dari

United Nations Development Program (UNDP) untuk membiayai kegiatan Capacity Development for

Implementing Rio Conventions through Enhancing Incentive Mechanisms for Sustainable

Watershed/Land Management. Perjanjian hibah senilai USD1.93 juta dan bertindak selaku

Executing Agency adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hibah bertujuan

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2016– hal 4

menguatkan kapasitas Indonesia dalam pengelolaan lahan/DAS berkelanjutan untuk mencapai dan

mendukung kewajiban lingkungan global.

Selain itu, terdapat dua pinjaman dari LPKE/KSA terdiri atas pinjaman senilai USD2.22 juta

dari DZ Bank AG Singapore yang ditandatangani pada 18 Agustus 2016 dan pinjaman senilai

USD16.89 juta dari Mizuho Singapore yang ditandatangani pada 24 Agustus 2016. Kedua pinjaman

ini digunakan untuk pengadaan alutpolri di Kepolisian RI.

2. Amandemen Perjanjian Pinjaman

Perjanjian pinjaman yang diamandemen pada bulan Agustus 2016 terdiri dari dua perjanjian

Pinjaman Bilateral, dan tiga perjanjian Pinjaman LPKE/KSA.

Amandemen Pinjaman Bilateral bersumber dari JICA. Perjanjian pinjaman yang pertama

adalah Participatory Irrigation Rehabilitation and Improvement Management Project yang tanda

tangan pada 28 Maret 2008 dengan komitmen JPY12.31miliar. Amandemen disetujui JICA pada

tanggal 25 Juli 2016, dilakukan untuk memperpanjang masa berlaku pinjaman dari 25 Juli 2016

menjadi 25 Oktober 2017. Kemudian, JICA pada tanggal 30 Agustus 2016 juga menyetujui

amandemen realokasi antar kategori yang digunakan untuk pembayaran uang retensi sebesar 5%

dari nilai kontrak karena flukstuasi kurs. Kegiatan dimaksud bertujuan menjamin ketersediaan

kapasitas cadangan air untuk irigasi, pembangkit listrik, sumber daya air dan pengendalian banjir di

wilayah provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ruang lingkup kegiatan meliputi pembangunan

Closure dike dan overflow dike di bendungan Wonogiri, konservasi daerah tangkapan air dan

pembangunan check dam. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat.

Perjanjian Pinjaman Bilateral kedua yang di-amandemen adalah pinjaman bilateral yang

digunakan untuk membiayai Hasanuddin University Engineering Faculty Development Project

dengan Executing Agency Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Amandemen

disetujui JICA pada tanggal 26 Juli 2016 untuk perpanjangan masa berlaku pinjaman yang semula

26 Juli 2016 menjadi 26 Juli 2019. Perpanjangan tersebut dibutuhkan guna menyelesaikan beberapa

paket kegiatan. Pinjaman yang ditandatangani pada 29 Maret 2007 senilai JPY7.80 miliar, bertujuan

meningkatkann pendidikan di Universitas Hasannudin dan memperkuat kegiatan penelitian

khususnya fakultas teknik melalui pembangunan center of technology.

Dua Perjanjian Pinjaman LPKE/KSA yang diamandemen adalah untuk pembiayaan pengadaan

alutsista di Kementerian Pertahanan dari PT BNI (Persero) Tbk Cabang Singapore senilai USD11.47

juta dan USD12.32 juta. Amandemen yang disetujui pada 29 Agustus 2016 tersebut bertujuan

perpanjangan masa laku pinjaman selama 4 bulan, yaitu dari 30 Juni 2016 menjadi 31 Oktober 2016,

dan dari 31 Juli 2016 menjadi 30 November 2016.

3. Penutupan Perjanjian Pinjaman

Perjanjian Pinjaman yang sudah selesai masa kegiatannya terdiri dari lima perjanjian

Pinjaman Bilateral yang seluruhnya bersumber dari JICA. Kelima kegiatan tersebut adalah (i) The

Urgent Rehabilitation Project of Tanjung Priok Port closing date tanggal 30 Juni 2016, (ii) Integrated

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2016– hal 5

Water Resources and Flood Management Project for Semarang closing date tanggal 26 Juli 2016,

(iii) Decentralized Irrigation System Improvement Project in Eastern Region of Indonesia closing date

tanggal 25 Juli 2016, (iv) Denpasar Sewerage Development Project, closing date 25 Juli 2016, dan

(v) Railway Double Tracking on Java South Line Project, closing date 25 Juli 2016.

Executing Agency diwajibkan menyampaikan Project Completion Report (PCR) kepada JICA,

paling lambat enam bulan setelah closing date. Selanjutnya JICA akan me-review PCR dimaksud dan

menerbitkan Notice of Completion Disbursemen kepada DJPPR dhi. Direktorat Evaluasi, Akuntansi,

dan Setelmen.