LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD. BPR BESTARI ... TATA...Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR...
Transcript of LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD. BPR BESTARI ... TATA...Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR...
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD. BPR BESTARI Tahun 2019 GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG)
2019
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 1
PENGANTAR
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) di PD.BPR BESTARI pada tahun 2019 ini dibuat
dan disampaikan dalam rangka untuk memenuhi kewajiban BPR sebagaimana telah
diamanatkan di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Laporan ini selain dibuat untuk memenuhi kewajiban kepada Otoritas Jasa Keuangan,
dapat pula digunakan untuk kepentingan stakeholders lain untuk mengetahui secara lebih jelas
tentang Kinerja BPR, sebagai bentuk kepatuhan Manajemen PD.BPR BESTARI terhadap
Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku, dan nilai-nilai etika sebagai pondasi dari prinsip
dasar Tata Kelola (GCG), yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi,
dan kewajaran.
PD.BPR BESTARI meyakini bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik,
merupakan salah satu pilar yang kokoh dalam menghadapi setiap tantangan, termasuk
tantangan dalam menghadapi persaingan di era ekonomi digital. Bagi PD.BPR BESTARI ,
implementasi GCG bukan hanya sekadar kewajiban, namun merupakan suatu kebutuhan dalam
menjalankan kegiatan usaha serta dalam rangka menjaga transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan dan pengurusan Bank kepada seluruh pemangku kepentingan.
Dalam proses implementasi, berbagai perbaikan dan penyempurnaan telah dilakukan
khususnya yang berhubungan dengan penyempurnaan Governance Structure atau Struktur Tata
Kelola, optimalisasi tugas, wewenang, dan tanggungjawab Pengurus BPR dan Komite-komite,
serta penyempurnaan Governance Process atau Proses Tata Kelola. Laporan yang kami sajikan
ini adalah Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) Tahun 2019 PD. BPR BESTARI dan disusun
berdasarkan Hasil Self Assessment (penilaian sendiri) terhadap Pelaksanaan Tata Kelola (GCG)
posisi 31 Desember 2019.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 2
1. STRUKTUR TATA KELOLA BPR (GOVERNANCE STRUCTURE)
Pada akhir Tahun 2019 secara umum, jumlah dan komposisi Dewan Pengawas dan Direksi
PD.BPR BESTARI belum memenuhi "persyaratan minimum", yang mana Jumlah Dewan
Pengawas yang hanya berjumlah 1 (satu) orang dan Direksi juga yang hanya berjumlah 1
(satu) orang. Namun demikian, dengan memperhitungkan kompleksitas usaha BPR yang
masih relatif sederhana, maka penguatan pada Struktur Tata Kelola BPR difokuskan
terhadap pembentukan satuan-satuan kerja yang bersinergi.
Dengan demikian, maka Struktur Tata Kelola PD.BPR BESTARI pada posisi laporan 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Pengawas
Direksi
Satuan Kerja Audit Internal
Satuan Kerja Kepatuhan
Satuan Kerja Manajemen Risiko
Satuan Kerja APU & PPT
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 3
2. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
Dalam tahun 2019, PD.BPR BESTARI telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham dengan beberapa keputusan penting/strategis yang dihasilkan, sebagai berikut:
a) Menyetujui dan menerima dengan beberapa catatan, Laporan Keuangan BPR Tahun
Buku 2018 yang diajukan oleh Direksi, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas dan tanggungjawab Direksi dalam upaya pencapaian Kinerja BPR sesuai dengan
komitmen dalam Rencana Bisnis BPR tahun 2018;
b) Menyetujui dan menerima dengan baik Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas
untuk Periode Semester 1 tahun 2019 yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019;
c) Menyetujui dan menerima dengan baik Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas
untuk Periode Semester 2 tahun 2019 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019;
d) Mengusulkan sdr. Elfin Yudista sebagai Pejabat Sementara melaksanakan Fungsi
Bisnis dan operasional hingga terpilihnya Direksi Hasil Seleksi
e) Mengusulkan memberhentikan sdr.Elfin Yudista sebagai Direktur Kepatuhan PD. BPR
Bestari
f) Mengusulkan untuk mengisi kekosongan Fungsi Kepatuhan sementara dilaksanakan
oleh Pejabat Eksekutif PD. BPR Bestari sampai terpilihnya Direksi hasil seleksi
g) Mengusulkan memperpanjang sdr. Mesgiat Wahono sampai terpilihnya Anggota
Dewan Pengawas hasil seleksi
h) Menyetujui kekurangan penyertaan modal disetor kepada PD. BPR Bestari diambil
melalui setoran PAD sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
i) Menyetujui penggunaan jasa dari Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik
Indarto Waluyo untuk melakukan audit atas informasi keuangan tahunan posisi 31
Desember 2018
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 4
3. DEWAN PENGAWAS
Jumlah, Komposisi, dan Independensi
Bahwa jumlah dan komposisi Dewan Pengawas PD.BPR BESTARI sampai dengan 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Jabatan Nama
Ketua Dewan Pengawas -
Anggota Dewan Pengawas MESGIAT WAHONO
Jumlah dan komposisi Dewan Pengawas belum memenuhi persyaratan "kebutuhan
minimal" sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab Dewan Pengawas
Dalam menjalankan setiap tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya, Dewan Pengawas
PD.BPR BESTARI berkewajiban untuk melaksanakannya secara Transparan, Akuntabel,
dan Independen. Secara lebih rinci, tugas, wewenang, dan tanggungjawab Dewan
Pengawas yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2019 adalah sebagai berikut:
a) Menjalankan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi, yaitu
dengan cara mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi kinerja Direksi, khususnya
untuk memastikan bahwa pengelolaan BPR telah dilaksanakan sesuai dengan Prinsip
Kehati-hatian (Prudential Banking Principles) serta Ketentuan dan Perundang-
undangan yang berlaku;
b) Memastikan telah diselenggarakannya secara baik dan benar Penerapan Tata Kelola
dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional BPR pada seluruh jenjang organisasi;
c) Memberikan saran-saran kepada Direksi BPR berkaitan dengan isu-isu dan kebijakan
strategis, dan proses pengambilan keputusan bisnis yang memiliki dampak signifikan
terhadap kegiatan usaha BPR sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan Ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 5
d) Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Pengawas dilarang ikut serta dalam
pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal-hal
yang berkaitan dengan "penyediaan dana kepada pihak terkait" sebagaimana dalam
ketentuan yang mengatur tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit, dan hal-hal
lain yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan;
e) Pengambilan keputusan oleh Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada huruf
(d) merupakan bagian dari tugas pengawasan, sehingga tetap menjadi
tanggungjawab dari Direksi atas tugas pengurusan BPR;
f) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti seluruh hasil (temuan) audit dan
rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal, Audit Eksternal, dan hasil pemeriksaan
Pengawas Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Otoritas lainnya;
g) Memberitahukan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh)
hari kerja sejak ditemukannya:
1. Pelanggaran Katentuan/Peraturan Perundang-undangan di bidang Keuangan dan
Perbankan; dan/atau
2. Keadaan atau perkiraan keadaan (berhubungan dengan kegiatan operasional BPR)
yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR.
4. RAPAT DEWAN PENGAWAS
Pada tahun 2019 Dewan Pengawas PD.BPR BESTARI Rapat Dewan Pengawas bersama
dengan Direksi sebanyak 4 (tiga) kali, dengan tingkat kehadiran anggota Dewan Pengawas
sebagai berikut:
Nama Peserta Rapat Kehadiran Pada Rapat
Dewan Pengawas & Direksi
MESGIAT WAHONO 4 Kali
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 6
5. D I R E K S I
Jumlah dan Komposisi Direksi
Jumlah dan komposisi Direksi PD.BPR BESTARI pada posisi tanggal 31 Desember 2019
adalah sebagai berikut:
J a b a t a n J a b a t a n
Direktur Utama -
Direktur ELFIN YUDISTA
Jumlah dan komposisi Direksi belum memenuhi persyaratan "kebutuhan minimal" sesuai
dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Dalam pemenuhan persyaratan Otoritas Jasa Keuangan terdapat hal – hal dibawah ini
antara lain :
1. Jumlah anggota Direksi belum sesuai dengan persyaratan kebutuhan minimal
sebagaimana tercantum di dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mana
Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan beralih fungsi menjadi Direktur dalam
rangka kekosongan Direktur Utama.
2. Anggota Direksi bertempat tinggal di kota yang sama dengan lokasi Kantor Pusat BPR
3. Anggota Direksi telah memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 (lima) tahun di bidang
operasional perbankan
4. Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
5. Anggota Direksi tidak mempunyai hubungan keluarga atau semenda sampai derajat
kedua dengan anggota Dewan Pengawas
6. Anggota Direksi tidak melakukan rangkap jabatan sebagai Pengawas, Direksi atau
Pejabat Eksekutif pada Bank dan/atau perusahaan lainnya
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 7
7. Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, tidak memiliki
saham atau modal disetor pada bank dan/atau menjadi pemegang saham mayoritas di
lembaga jasa keuangan non bank
Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Direksi
Direksi PD.BPR BESTARI bertanggungjawab atas pelaksanaan kepengurusan BPR. Untuk
itu, Direksi wajib mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya
sebagaimana telah diatur dalam Ketentuan/Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya, dalam tahun 2019
Direksi PD.BPR BESTARI telah mengerjakan hal-hal sebagai berikut :
a) Menjalankan pengelolaan BPR secara profesional, konservatif dan independen, dengan
memperhatikan Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principles), serta Ketentuan
dan Perundang-undangan yang berlaku;
b) Merealisasikan pencapaian target/sasaran Kinerja Keuangan BPR sebagaimana telah
ditetapkan dalam Rencana Bisnis dan Rencana Strategis BPR melalui proses kegiatan
operasional yang berlandaskan Prinsip-prinsip Tata Kelola (GCG) yang "baik dan sehat"
pada seluruh jenjang organisasi BPR;
c) Membentuk Satuan Kerja Audit Interen (SKAI), Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR),
Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan
Terorisme (APU dan PPT);
d) Melaksanakan Tata Kelola BPR dengan memperhatikan aspek kecukupan jumlah SDM
BPR dan kompetensinya. Hal ini tercermin dari pemisahan tugas dan tanggungjawab
antara satuan/unit kerja yang menangani pembukuan, operasional, dan kegiatan
penunjang operasional, serta penunjukan pejabat yang bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan audit interen, dan independen terhadap unit kerja lain;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 8
e) Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (apabila diperlukan) sebagaimana telah diatur di dalam Ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku;
f) Menindaklanjuti seluruh hasil temuan dan rekomendasi yang diterima dari audit
internal, audit eksternal, hasil pengawasan Dewan Pengawas, hasil pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Otoritas lain. Tindak lanjut tersebut dalam bentuk
action plan dengan tenggat waktu (deadline) yang wajar, monitoring yang ketat, dan
hasilnya pada kesempatan pertama dilaporkan kepada seluruh stakeholders terkait;
g) Menyampaikan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu, kepada
Dewan Pengawas dalam rangka efektivitas "Pengawasan Aktif Pengurus" sesuai
dengan ketentuan dalam Manajemen Risiko BPR;
h) Mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya dalam pengelolaan BPR
kepada Dewan Pengawas dan Pemegang Saham melalui forum Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.
Pendidikan dan Pengembangan Kualitas SDM Direksi
Sepanjang tahun 2019, Anggota Direksi PD. BPR Bestari telah mengikuti beberapa
pelatihan secara berkelanjutan dalam upaya peningkatan kompetensi dan pengetahuan
dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya antara lain :
NO. NAMA PELATIHAN TAHUN PENYELENGGARA LOKASI
1 MINI MBA 01 – 03 Maret
2019 PERBARINDO TANJUNGPINANG
2 SERTIFIKASI DIREKSI 11 – 22 Maret
2019 PERBARINDO BATAM
3 IMPLEMENTASI
MANAGEMEN RESIKO 15 Juni 2019 PERBARINDO BATAM
4 APU PPT 06 JULI 2019 PERBARINDO TANJUNGPINANG
5 RENCANA BISNIS BPR
(RBB 2020) OKTOBER 2019 PERBARINDO BATAM
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 9
6. RAPAT DIREKSI
Sepanjang tahun 2019, Direksi PD.BPR BESTARI telah menyelenggarakan Rapat Direksi
sebanyak 12 (sebelas) kali. Secara keseluruhan, jumlah tingkat kehadiran anggota Direksi
dalam Rapat Direksi pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Nama Peserta Rapat Jumlah Kehadiran Pada Persentase
Rapat Direksi Kehadiran
ELFIN YUDISTA 12 Kali 100%
7. PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BPR
Sepanjang tahun 2019, Satuan Kerja Kepatuhan pada PD.BPR BESTARI telah
melaksanakan langkah-langkah dalam upaya membangun Budaya Kepatuhan, antara lain
dengan :
a) Memastikan bahwa seluruh Unit Kerja di BPR memiliki pedoman kerja yang terkini
sesuai dengan job description dan struktur organisasi BPR;
b) Melakukan sosialisasi ketentuan internal dan eksternal dengan melakukan tatap muka
dan/atau mengadakan sosialisasi;
c) Melakukan review (kaji ulang) terhadap rancangan kebijakan Internal BPR yang akan
diterbitkan untuk memastikan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
d) Melakukan pembinaan dan/atau penindakan pada Unit Kerja BPR, sesuai dengan
Laporan Hasil Temuan Audit Internal terkait dengan bidang operasional, dana, dan
kredit;
e) Memberikan tanggapan maupun jawaban atas surat dari pihak PPATK yang berkaitan
dengan Penerapan Program APU dan PPT;
f) Memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh perjanjian dan komitmen
yang telah dibuat BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan
g) Memantau kewajiban penyampaian laporan BPR sesuai ketentuan, misalnya
kewajiban Laporan Keuangan Tahunan BPR, Laporan Pelaksanaan Tata Kelola BPR,
Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas, dan lain-lain.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 10
Realisasi Kerja Tahun 2019
Pada tahun 2019, Satuan Kerja Kepatuhan PD.BPR BESTARI telah melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a) Melakukan kaji-ulang, revisi dan penyempurnaan atas 4 (empat) SOP (Standard
Operating Procedures), yaitu:
- Kebijakan Perkreditan BPR
- Pedoman dan Kebijakan Sistem Informasi dan Keuangan
- SOP Penerapan Manajemen Resiko
- Pedoman dan Kebijakan GCG
b) Melakukan revisi dan penyempurnaan terhadap 2 (dua) Surat Keputusan Direksi yang
berkaitan dengan Ketentuan Internal BPR, dengan menyesuaikannya sesuai Ketentuan
dan Perundang-undangan yang berlaku;
c) Melakukan revisi dan penyempurnaan terhadap 5 (lima) Surat Keputusan Direksi yang
berkaitan dengan Kebijakan Perkreditan, dengan menyesuaikannya sesuai Ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan dan Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.
d) Melakukan sosialisasi dan pemaparan POJK, SEOJK dan beberapa modul dalam
pengembangan pengetahuan kepada karyawan PD. BPR BESTARI
8. PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO BPR
Laporan tentang Penerapan Manajemen Risiko BPR ini merupakan bagian dari kewajiban
sebagaimana pada Pasal 63 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Pada Tahun 2019 PD.BPR
BESTARI sudah memberlakukan Penilaian terhadap Penerapan Manajemen Risiko
A. Pengawasan Aktif Dewan Pengawas dan Direksi
a) Bank telah menjalankan fungsi manajemen resiko, namun belum melakukan
penilaian secara berkala sehingga pengawasan terhadap fungsi manajemen
resiko belum maksimal
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 11
b) Direksi bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penerapan manajemen resiko
secara keseluruhan
c) Dewan Pengawas lebih berperan aktif lagi dalam pengawasan pelaksanaan
penerapan manajemen resiko
B. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Resiko BPR
a) Direksi telah menetapkan limit resiko sesuai peraturan manajemen resiko
b) Bank telah menyusun kebijakan terhadap penerapan manajemen resiko
c) PD.BPR BESTARI telah menerapkan manajemen resiko sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetapi masih adanya kelemahan – kelemahan
yang masih memerlukan perhatian
9. PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL
Sepanjang tahun 2019, Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank merupakan tugas dan
tanggungjawab dari Pejabat Eksekutif Audit Internal (PEAI) yang merupakan pejabat
eksekutif yang independen terhadap satuan kerja operasional. PEAI telah
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam membantu Direksi dan Dewan
Pengawas dengan melakukan pengawasan / pemeriksaan, mengeluarkan rekomendasi
atas hasil pemeriksaan, memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan melaporkan
hasilnya kepada Direksi dan Dewan Pengawas secara independen dengan cakupan tugas
yang memadai dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
Kegiatan yang sudah dilakukan oleh Pejabat Eksekutif Audit Internal antara lain adalah :
a. Pemeriksaan Fisik seperti kas, Antar Bank Aktiva, Tabungan, Deposito,
Pendapatan, Biaya, Inventaris dan Laporan Keuangan
b. Pemeriksaan dokumen, administrasi dan file –file kredit dengan
pengambilan secara sampel
c. Menyampaikan Laporan Hasil Audit Intern untuk posisi tahun 2019 kepada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 12
10. PELAKSANAAN AUDIT EKSTERNAL
Dalam rangka memenuhi seluruh aspek Tata Kelola terkait dengan proses penunjukkan
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik, PD.BPR BESTARI telah melakukan
mekanisme yang sepenuhnya patuh kepada ketentuan dalam Pasal 62 Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola (GCG) Bagi Bank
Perkreditan Rakyat, antara lain:
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan;
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk tidak melebihi masing-masing
3 (tiga) tahun dan 5 (lima) tahun secara berturut-turut;
Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik disetujui melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan rekomendasi dari Dewan Pengawas.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan
memperhatikan rekomendasi yang diberikan oleh Pejabat Eksekutif Audit Internal serta
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Dewan Pengawas telah menunjuk Kantor
Akuntan Publik Indarto Waluyo, M.Acc,Ak,CPA,CA,CPI untuk melakukan Audit Laporan
Keuangan PD.BPR BESTARI untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2019.
11. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT
PD.BPR BESTARI telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis
tentang penyediaan dana, baik kepada pihak terkait atau related party maupun kepada
debitur besar atau debitur inti (large exposure), dengan berpedoman kepada Ketentuan
dan Regulasi tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
Sesuai dengan kriteria dan kebijakan yang ada, baki debet total penyediaan dana kepada
pihak-pihak tersebut diatas pada posisi 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 13
Penyediaan Dana J u m l a h
Debitur Nominal
Kepada Pihak Terkait 4 1.239.624.573
Kepada Debitur Inti:
- Individu 25 28.232.566.214
Penyediaan Dana kepada Pengurus BPR
Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana tersebut diatas juga diberikan
kepada Pengurus PD.BPR BESTARI yang baki debet pinjamannya berdasarkan posisi pada
tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Nama Pengurus Jabatan Jumlah Pinjaman
MESGIAT WAHONO Anggota Dewan
Pengawas -
ELFIN YUDISTA Direktur -
12. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
Dalam rangka memenuhi ketentuan sebagaimana diatur pada Pasal 69 Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penanganan Benturan Kepentingan, maka
Manajemen PD.BPR BESTARI sudah menyusun dan mengesahkan kebijakan interen yang
mengatur mengenai prosedur pemberian persetujuan serta pengungkapan benturan
kepentingan berkaitan dengan segala aktivitas dan transaksi keuangan yang melibatkan
kepentingan pihak terkait, dalam hal ini Pengurus BPR dan/atau Pemegang Saham BPR.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 14
13. PENYIMPANGAN INTERNAL, UPAYA PENCEGAHAN & PENYELESAIANNYA
PD.BPR BESTARI akan mengembangkan Sistem Pengendalian Internal dalam skema yang
sederhana. Sebagai bagian inheren dari internal control framework, proses
implementasinya akan dilakukan oleh Pejabat Eksekutif Audit Internal dengan target atau
sasaran sebagai berikut:
a) Pencegahan
Sebagai salah satu pilar terpenting dalam strategi anti fraud, langkah-langkah dalam
upaya pencegahan atau prevention dilakukan dengan:
Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh unit kerja tentang berbagai
modus kejahatan perbankan dan tindak pencegahannya;
Memperbanyak frekuensi "surprise audit" untuk "membunuh niat" dari pihak-pihak
tertentu di internal BPR yang karena tugas, wewenang, dan jabatannya, mempunyai
kesempatan untuk melakukan penyimpangan dan/atau fraud;
b) Deteksi Dini
Sebagai pilar penting lainnya dalam strategi anti fraud, upaya deteksi atau detection
sangat efektif dalam pencegahan fraud. Untuk itu, PD.BPR BESTARI akan
mengembangkan whistle blowing system, yaitu dengan memberikan kesempatan dan
akses yang seluas-luasnya kepada seluruh pegawai pada seluruh jenjang jabatan untuk
berperan aktif sebagai whistleblower agents, dengan menyampaikan informasi tentang
indikasi kecurangan/fraud melalui telpon, email, sms, dan media komunikasi lainnya.
c) Identifikasi dan Investigasi
Menindaklanjuti setiap informasi yang dianggap relevan dan signifikan terkait dengan
potensi penyimpangan/fraud di bidang operasional dan perkreditan dengan cara:
Mengikuti aliran dana dari nasabah kepada pegawai BPR yang diindikasikan terlibat
dalam penggelapan dana nasabah, atau diindikasikan meminta fee untuk pencairan
kredit kepada debitur yang bersangkutan;
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 15
Melakukan analisis dan identifikasi terhadap lonjakan NPL di sebuah Kantor Cabang
yang sebelumnya memiliki kinerja baik. Langkah ini untuk memastikan apakah telah
terjadi penyimpangan/fraud, atau kurangnya kehati-hatian dalam proses pemberian
kredit yang berpotensi menimbulkan Kredit Macet (NPL).
Melakukan kunjungan lapangan atau on-site visit dalam rangka verifikasi informasi
yang secara psikologis dapat "membangun efek jera" kepada seluruh pegawai BPR
agar tidak melakukan penyimpangan/fraud.
d) Tindak Lanjut dan Pelaporan
Selama tahun 2019 PD.BPR BESTARI tidak terdapat kasus internal Fraud
Proses Penyelasaian
Jumlah & Pelaku Kasus Internal Fraud
Pengurus BPR Pegawai Tetap Pegawai tidak Tetap
2018 2019 2018 2019 2018 2019
Telah diselesaikan secara
internal - - - - - -
Dalam proses penyelesaian
secara internal - - - - - -
Telah ditindaklanjuti melalui
Proses Hukum - - - - - -
Total - - - - - -
14. KEBIJAKAN REMUNERASI DAN RASIO GAJI PEGAWAI
Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 75 ayat (2) huruf (d) dan huruf (e) Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Kebijakan Remunerasi bagi Direksi dan
Dewan Pengawas, serta tentang Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah, seperti dibawah
ini :
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 16
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lainnya
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Dewan Pengawas D i r e k s i
Orang Nominal Orang Ribuan Rp
Remunerasi (gaji, honor, bonus, tunjangan rutin,
tantiem, dan berbagai fasilitas lain dalam bentuk
non natura)
2 (Mulai bulan
Maret 2019
hanya tersisa
1 Dewan
Pengawas
132.577.242
2 (Mulai
bulan
Oktober 2019
hanya tersisa
1 Direksi)
450.176.964
Fasilitas lain dalam bentuk natura, seperti: premi
asuransi kesehatan, iuran dana pensiun/ hari tua,
tunjangan transportasi, perumahan, dan lain-lain
-
-
-
-
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Berdasarkan data pada posisi 31 Desember 2019, Rasio Gaji tertinggi dan terendah pada
PD.BPR BESTARI adalah sebagai berikut:
a) Rasio Gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah : 1 : 3,3
b) Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah : 1 : 1,14
c) Rasio Gaji Pengawas yang tertinggi dan terendah : 1 : 1,201
d) Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Pengawas Tertinggi : 1 : 2,093
e) Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan Pegawai yang tertinggi : 1 : 3,76
15. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL
Berdasarkan ketentuan pada Pasal 75 ayat (2) huruf (J) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial & Kegiatan Politik
baik secara nominal maupun penerima dana, sehubungan dengan itu, PD.BPR BESTARI
juga menyadari betapa pentingnya mengimplementasikan Program CSR tidak sekedar
untuk memenuhi ketentuan regulasi, akan tetapi mengejawantahkan nilai-nilai luhur CSR
sebagai wujud apresiasi perusahaan kepada masyarakat / komunitas dan lingkungan
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 17
sekitar wilayah operasional BPR, dengan saling berbagi dan membangun nilai-nilai
kebersamaan secara berkelanjutan.
Pada tahun 2019, PD.BPR BESTARI telah mengeluarkan dana CSR dengan rincian sebagai
berikut:
Program CSR Penerima Sumbangan Nilai
Sumbangan
Pembelian 1 Ekor Sapi Pemerintah Kota Tanjungpinang 18.000.000,00
Total Sumbangan 18.000.000,00
16. RENCANA STRATEGIS BPR
Rencana Strategis BPR tahun 2019 yang menjadi perhatian dan fokus dalam proses
internalisasi nilai-nilai atau core values, antara lain:
Fokus pada Core Bisnis dan Market Share Lending
Kekuatan penyakuran kredit berdasarkan jenis penggunaan di fokuskan pada segmen
Kredit Modal Kerja
Perkuat Permodalan
Perbaikan permodalan dimana ada penambahan Modal Disetor sebesar Rp
1.000.0000.000,- (satu milyar rupiah)
Menurunkan NPL secara bertahap
Menurunkan tingkat NPL dengan upaya penyelesaian kredit bermasalah terhadap
debitur-debitur yang mempunyai Outstanding yang signifikan,
Meningkatkan Penerapan Fungsi Kepatuhan
Memaksimalkan divisi kepatuhan sesuai dengan makin berkembangnya prosedur dan
pengawasan dalam jalannya operasional perbankan
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 18
Secara garis besar, rencana jangka panjang (Corporate Plan) PD. BPR BESTARI
sebagaimana diuraikan dalam Rencana Strategis BPR adalah sebagai berikut:
Perluasan dan pengembangan segmentasi
Dengan berkembangnya bisnis industri keuangan khususnya skala BPR akan selalu
melihat potensi lingkungan BPR, Peka terhadap trend yangs edang berjalan dalam
masyarakat, sehingga perlu dilakukan pengembangan terhadap segmentasi bisnis
BPR
Meningkatkan fungsi produk
Fungsi produk dapat ditingkatkan dengan menciptakan formula-formula dan
inovasi-inovasi bisnis yang mampu menghasilkan nilai-nilai lebih.
Menciptakan produk perbankan yang beragam, monitoring, controlling dan evaluasi
perkembangan produk pasar
Menciptakan varian produk yang beragam sehingga dapat menawarkan kepad
masyarakat tenatng manfaat dan fungsi produk
Menambah jaringan kantor pelayanan kas untuk mendukung jangkauan pelayanan
BPR rencana menambah jaringan pelayanan kantor cabang dan kantor kas dan
bekerjasama dengan bank umum menyelenggarakan sistem Anjungan Tunai
Manditi (ATM) dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Indikator keuangan utama
Beberapa indikator keuangan yaitu :
a. Faktor permodalan
Menjaga tingkat kesehatan Bank sebagai salah satu dasar dalam perhitungan
rasio adalah Modal Disetor.
b. Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas Aktiva Produktif merupakan pendapatan bank sehingga menghitung
Kualitas Aktiva Produktif sangat penting dilakukan karena pada aspek ini
terdapat resiko terbesar.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 19
c. Cash Ratio
Membandingkan Total Hutang Lancar dengan Aktiva Lancar. Cash Ratio
merupakan ukuran likuiditas perusahaan
d. Rasio Rentabilitas
Untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu
sehingga proyeksi laba bisa didapatkan pada akhir tahun
17. PERLINDUNGAN NASABAH
Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pasal 67 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor: 4/POJK.03/2015 tentang kewajiban BPR melaksanakan transparansi informasi
mengenai produk dan/atau jasa layanan penggunaan data nasabah BPR, hal ini tidak lain
adalah dalam rangka pengaturan mengenai perlindungan konsumen sektor jasa keuangan
yang menjadi salah satu tugas pokok dari Otoritas Jasa Keuangan.
Untuk itu, PD.BPR BESTARI telah memiliki Pedoman dan Kebijakan mengenai Pengaduan
Nasabah yang berpedoman kepada:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.07/2018, tentang Layanan
Pengaduan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan; dan
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 17/SEOJK.07/2018, tentang Pedoman
Pelaksanaan Layanan Pengaduan Kosumen di Sektor Jasa Keuangan.
Pada kesempatan yang sama, telah ditunjuk dan diangkat seorang pegawai yang bertugas
sebagai unit khusus yang bertanggungjawab dalam menangani dan menyelesaikan setiap
pengaduan nasabah.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 20
18. HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN TATA KELOLA BPR
Perhitungan secara self assessment atas Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) pada tahun 2018
di PD. BPR BESTARI menghasilkan nilai komposit dengan predikat Baik.
Penilaian tersebut diperoleh dari penjumlahan atas Governance Structure, Governance
Process, dan Governance Outcome dari 11 (sebelas) indikator, yaitu:
No. Kriteria / Indikator Bobot
01 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas 20,00%
02 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 15,00%
03 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 0,00%
04 Penanganan Benturan Kepentingan 10,00%
05 Penerapan Fungsi Kepatuhan 10,00%
06 Penerapan Fungsi Audit Internal 10,00%
07 Penerapan Fungsi Audit Eksternal 2,50%
08 Penerapan Manajemen Risiko (termasuk Pengendalian Internal) 10,00%
09 Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar 7,50%
10 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan
Pelaksanaan GCG 7,50%
11 Rencana Strategis BPR 7,50%
Total 100,00%
Nilai Komposit: Predikat:
< 1,00 < 1,80 Sangat Baik
≥ 1,80 < 2,60 Baik
≥ 2,60 < 3,40 Cukup Baik
≥ 3,40 < 4,20 Kurang Baik
≥ 4,20 < 5,00 Tidak Baik
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 21
PD. BPR BESTARI tahun 2019 ( terlampir )
Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment Tahun 2019
Printout Kertas Kerja Penilaian Indikator (Excel dari OJK):
1. Penilaian Indikator Manajemen Risiko
2. Kesimpulan Umum (Nilai Komposit & Analisis)
P E N U T U P
Laporan Penerapan Tata Kelola PD. BPR Bestari tahun laporan Desember 2019 untuk periode
penilaian 31 Desember 2019 yang disusun sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Nomor. 4/POJK.03/2015 dan disempurnakan dengan Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 perihal Penerapan Tata Kelola Bagi BPR, yang telah
mengungkapkan aspek Transparansi Penerapan Tata Kelola periode 31 Desember 2019.
Laporan Penerapan Tata Kelola BPR merupakan seluruh proses atau rangkaian kerja PD. BPR
Bestari selama satu tahun melalui proses penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas,
independensi, pertanggungjawaban dan kewajaran BPR. Jika dikemudian hari ditemukan
data/informasi penting yang belum dilaporkan maka PD. BPR Bestari akan segera melakukan
perubahan terhadap laporan ini.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola (GCG) BPR Page 22
Tanjungpinang, 24 Juni 2020
PD.BPR BESTARI
DISETUJUI:
ELFIN YUDISTA MESGIAT WAHONO Direktur Anggota Dewan Pengawas
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )
Penerapan Tata Kelola BPR
Profil BPR
Nama BPR
Alamat BPR
Posisi Laporan
Modal Inti BPR
Total Aset BPR
Bobot BPR
PD.BPR BESTARI
JL. DI PANJAITAN KM.9 KOMP.BINCEN BLOK D NO 44-45
31 Desember 2019
Rp25.695.395.160
Rp82.049.899.690
B
SB B CB KB TB
1 2 3 4 51
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan
salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan
salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang
berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di
provinsi lain yang berbatasan langsung dengan
kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Anggota Direksi berdomisili di Provinsi yang sama
dengan Kantor Pusat
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank,
Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai
politik atau organisasi kemasyarakatan).
vAnggota direksi tidak merangkap Jabatan pada
perusahaan Non Bank / Lembaga Lain
4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan
keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.
v
Tidak Memiliki hubungan keluarga sesama Direksi
dan atau Dewan Pengawas
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan
kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang
bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya
membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh
kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung
jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu
pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia
jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki
kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.
v
Direksi Tidak menggunakan jasa Penasihat
6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan
Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasukTelah dilakukan Pemenuhan Sesuai Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
v
Kurangnya jumlah Anggota Direksi
Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk
perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh
RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.
v Otoritas Jasa Keuangan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 5 0 0 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
9
1,50
0,75
SB B CB KB TB
1 2 3 4 51
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara independen dan tidak memberikan kuasa umum
yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan
wewenang tanpa batas.
v
Direksi Melaksanakan Tugas nya Secara Independen
8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi
dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor
intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas
Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.
v
Direksi senantiasa dengan cepat dan tanggap menindak
lanjuti temuan Audit
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap,
akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. v
Direksi secara cepat dan tepat dalam memberikan Data
Kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat,
suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah
mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan
mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan
pendapat.
v
Rapat Direksi berdasarkan Musyawarah Mufakat & Hasil
Rapat dituangkan didalam Notulen Rapat
11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak
mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.
v
Direksi senantiasa tunduk terhadap ketentuan
12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan
tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan
dalam rangka pengembangan kualitas individu.
v
Direksi selalu tanggap terkait Kebutuhan peningkatan
Kualitas Individu pegawai BPR dengan cara Pendidikan /
pelatihan dalam rangka pengembangan Kualitas Individu
13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas v
Telah Diimplementasikan dengan Baik
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas
ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata
tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan
rapat.
v
Direksi Telah memliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 6 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
10
1,25
0,50
SB B CB KB TB
1 2 3 4 51
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui RUPS. v
Direksi Mempertanggungjawabkan hal tersebut melalui
Laporan Kinerja Tahunan dan Di pertanggungjawabkan
didalam RUPS
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai
mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v
Setiap Bulan minimal 2 kali Direksi selalu mengadakan
Rapat Koordinasi dan Dituangkan kedalam Notulen Rapat
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan
secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat
Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.
v
Hasil Rapat dituangkan didalam Notulen Rapat dan diarsip
dengan Baik
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam
pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan
peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan
yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai
ekspektasi stakeholders.
v
Telah mengalami peningkatan cukup baik hal ini dapat
dilihat dari peningkatan dari segi Asset dari tahun ke tahun
19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola
pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia,
dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan
keuangan sesuai ketentuan.
v
Telah menyampaikan Laporan Penerapan Tata Kelola Tahun
2019 kepada Asosiasi BPR, 1 Kantor Media, Laman Web
BPR dan OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 4 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6
1,2
0,12
1,37
0,27
SB B CB KB TB
1 2 3 4 52
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah
anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua)
orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.v
Kurangnya jumlah Anggota Dewan Komisaris
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui
RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan
anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan
perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.
v
Telah sesuai dengan Peraturan Otoritas
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat
tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten
pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan
provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
1 Anggota Dewan Komisaris berdomisili di provinsi yang
sama dengan Kantor Pusat BPR
5) BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah
anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan
Komisaris merupakan Komisaris Independen.
v
Modal Inti Kurang dari Rp 50.000.000.000,- (lima puluh
milyar rupiah)
6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja
termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. v
Dewan Pengawas telah memiliki pedoman dan tata tertib
kerja
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau
BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif
pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.
v
Dewan Komisaris tidak merangkap Jabatan apapun pada
BPR/BPRS diluar dari PD. BPR Bestari
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
v
Kurangnya jumlah Anggota Dewan Komisaris
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau
Direksi.
v
Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga
dengan sesama anggota dewan komisaris atau direksi
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham
pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
v
tidak memiliki Komisaris Independen sesuai Peraturan
Otoritas
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 6 2 0 8 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
16
1,78
0,89
SB B CB KB TB
1 2 3 4 52
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta
memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain
pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait
dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip
kehati-hatian.
v
Rapat dengan Direksi mengenai pencapaian target funding
dan lending
11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris
mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan strategis BPR.
v
Rapat dengan Direksi mengenai pencapaian target RBB
12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal
penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur
dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian
kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam
peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan
fungsi pengawasan.
v
Dewan Pengawas tidak dilibatkan dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional perbankan
13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi
menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil
pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta
Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut
temuan.
v
Rapat Dewan Pengawas dengan Direksi mengenai tindak
lanjut hasil audit
14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri
oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
Pada saat ini hanya terdapat satu anggota Dewan Pengawas
15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang
bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal
tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting
opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
v
Pengambilan Keputusan Rapat Dilakukan berdasarkan
Musyawarah Mufakat.
16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak
mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
Tidak ada fasilitas dari BPR untuk kepentingan pribadi dan
keluarga anggota Dewan Pengawas
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.
v
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
yang memerlukan tindak lanjut Direksi.
v
Sebagian Besar telah dilaksanakan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 10 3 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah
rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas,
termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat
perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh
anggota Dewan Komisaris.
v
Sebagian Besar telah dilaksanakan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2
18
2,25
0,90
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
3
3,00
0,30
2,09
0,31
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
3
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau
Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.
Tidak dilakukan pemenuhan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan
fungsi audit intern.
Tidak dilakukan pemenuhan
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap
penerapan fungsi manajemen risiko.
Tidak dilakukan pemenuhan
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain
telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.
Tidak dilakukan pemenuhan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit
intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan
Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.
Tidak dilakukan pemenuhan
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
0
0,00
0,00
0
0,00
0,00
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
0
0,00
0,00
0,00
0,000,00
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
4
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian
mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap
pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi,
dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan
dimaksud dalam Risalah Rapat.
v
BPR Telah memiliki Kebijakan Terkait Benturan
Kepentingan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak
mengambil tindakan yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi
transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.
v
Dewan Pengawas, Direksi, dan PE tidak pernah mengambil
suatu keputusan yang dapat merugikan BPR dalam segala
Aspek namun belum tertuang didalam Kebijakan, sistem
dan Prosedur
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau
mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap
keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.
v
Belum terdapat Indikasi atas hal tersbut
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1
1,00
0,50
1
1,00
0,40
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
1
0,10
1,00
1,00Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4
1,00
0,10
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
5
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan
dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
tidak menangani penyaluran dana.
2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan
dengan perbankan.
v
BPR tidak memiliki Anggota Direksi yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
3) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen
terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.
4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur
kepatuhan.
v
Pejabat Eksekutif senantiasa melakukan penyusunan dan
pengkinian Pedoman Kerja, Sistem dan Prosedur
Kepatuhan . Dengan selalu melakukan Koordinasi dengan
Direktur Kepatuhan, Direktur Utama serta Pejabat
Eksekutif .
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, BPR telah memiliki ketentuan mengenai tugas, wewenang
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
v
BPR tidak memiliki Anggota Direksi yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
v
BPR telah memiliki 1 orang Pejabat Eksekutif Fungsi
Kepatuhan dan Independen terhadap Satuan Kerja Fungsi
Operasional. Pejabat Eksekutif tersebut juga merangkap
Fungsi Manajemen Resiko dan APU PPT
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan.
v
BPR telah memiliki ketentuan mengenai tugas, wewenang
dan tanggung jawab yang tertuang didalam Job Description
Pejabat Eksekutif Fungsi Kepatuhan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 3 0 0 8 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
11
2,20
1,10
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
5
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.
v
BPR tidak memiliki Anggota Direksi yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya
kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan
pelatihan ketentuan terkini.
v
BPR tidak memiliki Anggota Direksi yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh
komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa
Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan
apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi
BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
BPR tidak memiliki Anggota Direksi yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan
usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan.
v
Pejabat Eksekutif selalu Berusaha menyempurnakan
seluruh pedoman kerja sehingga sesuai dengan Ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan
10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang
dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
v
Pejabat Eksekutif telah melakukan review terhadap hal
tersebut
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 4 0 12 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
16
3,20(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap
ketentuan.v
Bank dinilai cukup baik dalam hal penurunan tingkat
pelanggaran.
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota
Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah
Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
v
BPR tidak memiliki Anggota Direksi yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa
Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan
Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain,
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Belum terdapat indikasi penyimpangan terhadap kebijakan
atau keputusan Direksi
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 3 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot Faktor 5
1,28
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
9
3,00
0,30
2,68
0,27
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
6
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki
dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan
prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern
sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui
oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
v
Bank telah memilki SPFAIB
3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern independen
terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait
dengan penghimpunan dan penyaluran dana).v
Audit internal bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
fungsi audit intern independen terhadap satuan kerja
operasional dan penyaluran dana
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
v
Fungsi Audit Intern Bertanggung jawab Langsung Kepada
Direktur Utama
5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan
sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit
intern.
v
Fungsi Audit telah diikut sertakan pelatihan-pelatihan
dalam rangka pengembangan SDM
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 4 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh
BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara
langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan
BPR dan masyarakat.
v
Bank telah memiliki SPFAIB
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
6
1,20
0,60
v
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Sudah Memiliki Pejabat Eksekutif Yang membawahi Fungsi
Audit Intern Sesuai SK Direksi
BPR dan masyarakat.
7) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji
ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas
kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit
intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang
mungkin dilakukan.
v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50 M
8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit)
dilaksanakan secara memadai dan independen yang
mencakup persiapan audit, penyusunan program audit,
pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak
lanjut hasil audit.
v
Telah Memiliki Program Dan Rencana Audit
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan
sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan
terkait dengan penerapan fungsi audit intern.
v
BPR telah memberikan Pelatihan Pelatihan yang berkaitan
dengan Fungsi Audit Intern
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 2 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
6
1,50
0,60
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
6
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan
kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi
Kepatuhan.
v
Telah sesuai dengan dengan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan
11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-
pokok hasil audit intern dan laporan khusus (apabila ada
penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
Telah sesuai dengan dengan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan
12) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak
ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Modal inti Kurang dari Rp 50 Milyar
13) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas
Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor 6
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
8
2,00
0,20
1,40
v
BPR Telah mengangkat Pejabat yang membawahi Fungsi
Audit Intern sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa
Keuangan
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor 60,14
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
7
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek legalitas
perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional
akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa
Keuangan dengan KAP dimaksud.
v
Telah memenuhi aspek aspek dimaksud
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR
menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan
RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.
v
BPR menunjuk akuntan publik dan KAP yang terdaftar di
OJK
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management
Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.v
BPR telah melaporkan hasil Audit KAP dan Management
Letter ke OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
4) Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan
permasalahan BPR dan disampaikan secara tepat waktu
kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.
v
Hasil Audit dan Management Letter telah menggambarkan
permasalahan BPR
5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang
lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Telah sesuai dengan peraturan OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1
1,00
0,50
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
3
1,50
0,60
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7
1,00
0,10
1,20
0,03
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
8
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan
satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi Manajemen
Risiko.
2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur
Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko. vBPR sudah memiliki kebijakan Manajemen Resiko
3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada produk
dan aktivitas baru sesuai ketentuan.
v
BPR sudah memiliki kebijakan Manajemen Resiko
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
5
1,67
0,83
v
BPR sudah menerapkan Manajemen Resiko
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
8
4) Direksi :
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.
v
BPR sudah memiliki kebijakandan pedoman penerapan
Manajemen Resiko
5) Dewan Komisaris :
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen
Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi
yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris.
v
Anggota Dewan Pengawas melakukan tugasnya sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap seluruh
faktor Risiko yang bersifat material.
v
BPR melakukan sesuai penerapan Manajemen Resiko
7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang
menyeluruh.v
BPR melakukan sesuai penerapan sistem pengendalian
intern
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko
yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
BPR melakukan sesuai penerapan manajemen resiko sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem
informasi manajemen yang mampu menyediakan data dan
informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.
v
BPR Memiliki sistem informasi manajemen sesuai
ketentuan
10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya
manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi dan
peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui
pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai manajemen
risiko.
v
Direksi telah melakukan tugasnya dalam penerapan
manajemen resiko
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 18 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 7
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain BPR telah menyusun laporan profil resiko
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
20
2,86
1,14
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain
(jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
BPR telah menyusun laporan profil resiko
12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang
dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Belum adanya produk dan aktivitas baru
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot Faktor 8
4
2,00
0,20
2,18
0,22
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
9
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis
yang memadai terkait dengan BMPK termasuk pemberian
kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau
debitur besar, berikut monitoring dan penyelesaian
masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari
pedoman kebijakan perkreditan BPR.
v
BPR Telah memiliki Kebijakan Terkait BMPK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan.v
BPR sudah melaksanakan sesuai Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan
3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait
dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan
memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun peraturan
perundang-undangan.
v
Tidak ada pelanggaran terkait Pemberian Kredit BPR Oleh
Pihak Terkait , Dan sudah Diatur Didalam SK Direksi
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait
dan/atau pemberian kredit yang melanggar dan/atau
melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala
kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar dan tepat
waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Tidak ada Pelanggaran/Tidak melampui BMPK terkait
pemberian Kredit kepada pihak terkait
5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai BPR Tidak Melanggar dan/melampui BMPK
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
1,00
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4
2,00
0,80
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
BPR Tidak Melanggar dan/melampui BMPK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot Faktor 9
3
1,50
0,15
1,95
0,15
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
10
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi dan
misi BPR.
v
BPR Telah menyusun Rencana Bisnis dan telah mendapat
persetujuan Dewan Pengawas
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis
jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk
rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan
dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
Rencana Bisnis BPR menggambarkan Rencana jangka
Panjang dan termasuk rencana Penyelesaian permasalahan
BPR
3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang
saham dalam rangka memperkuat permodalan dan
infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya
manusia, teknologi informasi, jaringan kantor, kebijakan,
dan prosedur.
v
Rencana Bisnis BPR didukung oleh pemegang saham
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan
paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian;
dan
c. penerapan manajemen risiko.
v
Telah Sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan rencana bisnis BPR.v
Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan terhadap
Rencana Bisnis BPR
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
5
1,67
0,83
3
1,50
0,60
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Telah Sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot Faktor
10
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
1
1,00
0,10
1,53
0,12
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
11
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non
keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk
sumber daya manusia yang kompeten untuk
menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan
utuh.
v
Sebagian besar sudah tersedia
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat laporan
keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan
komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
v
Telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling
sedikit memuat informasi umum, laporan keuangan, opini
dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR
(apabila ada), seluruh aspek transparansi dan informasi,
serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai
produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah BPR
dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara,
jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 4 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2,00
1,00
4
1,00
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 40%
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota Direksi
dengan mencantumkan nama secara jelas serta
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian
pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut
pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan
sesuai ketentuan secara tepat waktu.
v
Telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot Faktor
11
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
1,00
0,10
1,50
0,11
0,40
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%
Faktor 1 6 8 5 5 0 0 1 0 6 0 6 2 0 0 0 8 0 4 1 0 0 0 5 0 0 20%
Nilai Awal 5 0 0 4 0 9 0 6 4 0 0 0 10 0 4 2 0 0 0 6 0 0 0
Rata-rata 1,50 0,75 1,25 0,50 1,20 0,12 1,37 0,27
Faktor 2 9 8 1 6 1 0 2 0 9 0 1 5 1 1 0 8 0 0 0 1 0 0 1 0 0 15,00%
Nilai Awal 6 2 0 8 0 16 0 1 10 3 4 0 18 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0
Rata-rata 1,78 0,89 2,25 0,90 3,00 0,30 2,09 0,31
Faktor 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Faktor 4 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10,00%
Nilai Awal 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
Rata-rata 1,00 0,50 1,00 0,40 1,00 0,10 1,00 0,10
Faktor 5 5 5 3 3 0 0 2 0 5 0 0 2 0 3 0 5 0 0 1 1 1 0 3 0 0 10,00%
Nilai Awal 3 0 0 8 0 11 0 0 4 0 12 0 16 0 0 2 3 4 0 9 0 0 0
Nilai Outcome (H)
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Faktor Tata KelolaJumlah Pertanyaan
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)Jumlah Nilai SPO
per Faktor
Nilai akhir
FaktorNilai Structure (S) Nilai Process (P)
Nilai Awal 3 0 0 8 0 11 0 0 4 0 12 0 16 0 0 2 3 4 0 9 0 0 0
Rata-rata 2,20 1,10 3,20 1,28 3,00 0,30 2,68 0,27
Faktor 6 5 4 4 4 1 0 0 0 5 0 2 2 0 0 0 4 0 0 4 0 0 0 4 0 0 10,00%
Nilai Awal 4 2 0 0 0 6 0 2 4 0 0 0 6 0 0 8 0 0 0 8 0 0 0
Rata-rata 1,20 0,60 1,50 0,60 2,00 0,20 1,40 0,14
Faktor 7 1 2 2 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 2,50%
Nilai Awal 1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 3 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 1,00 0,50 1,50 0,60 1,00 0,10 1,20 0,03
Faktor 8 3 7 2 1 2 0 0 0 3 0 0 1 6 0 0 7 0 0 2 0 0 0 2 0 0 10%
Nilai Awal 1 4 0 0 0 5 0 0 2 18 0 0 20 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 1,67 0,83 2,86 1,14 2,00 0,20 2,18 0,22
Faktor 9 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 2 0 0 7,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 1 2 0 0 0 3 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 1,50 0,15 1,95 0,15
Faktor 10 3 2 1 1 2 0 0 0 3 0 1 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 7,50%
Nilai Awal 1 4 0 0 0 5 0 1 2 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
Rata-rata 1,67 0,83 1,50 0,60 1,00 0,10 1,53 0,12
Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 4 0 0 0 0 4 0 2 0 0 0 0 2 0 0 7,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 4 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2,00 1,00 1,00 0,40 1,00 0,10 1,50 0,11
1,72Sangat Baik
Nilai KompositPredikat Komposit
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit
Total Penilaian Faktor 0,27 0,31 - 0,10 0,27 0,14 0,03 0,22 0,15 0,12 0,11 1,72
Predikat Komposit
Kesimpulan Penilaian Penerapan Tata Kelola dari faktor - faktor penilai :
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Pengawas Di Akhir Tahun 2019, jumlah komposisi Dewan Pengawas PD. BPR Bestari sebanyak 1 (satu) orang yang mana tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah tercantum didalam peraturan Otoritas Jasa Keungan (OJK),
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Direksi Di Akhir Tahun 2019, jumlah komposisi Direksi PD. BPR Bestari sebanyak 1 (satu) orang yang mana tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah tercantum didalam peraturan Otoritas Jasa Keungan (OJK),
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
PD. BPR BESTARI tidak menjalankan Fungsi Komite
4. Penanganan Benturan Kepentingan PD. BPR Bestari telah memiliki pedoman untuk penanganan benturan kepentingan
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Di Akhir Tahun 2019, PD. BPR Bestari tidak mempunyai Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, pada saat ini Laporan dan
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR
Sangat Baik
Kesimpulan
ANALISIS / PENILAIAN FAKTOR
Di Akhir Tahun 2019, PD. BPR Bestari tidak mempunyai Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, pada saat ini Laporan dan
pengawasan dijalankan oleh PE Kepatuhan
6. Penerapan Fungsi Audit internal PD. BPR Besatri mempunyai pedoman dan kebijakan Pelaksanaan Auit Internal dan telah menunjuk PE Audit Internal
7. Penerapan Fungsi Audit Eksternal Melalui RUPS sudah diputuskan menunjuk KAP Indarto Waluyo untuk melakukan pemeriksaan Tahun buku 2018
8. Penerapan Manajemen Resiko (termasuk pengendalian Internal)
PD. BPR Besatri sudah mempunyai PE Manajemen Resiko dan sudah mempunyai Pedoman Penerapan Majemen Resiko
9. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan penyediaan Dana Besar PD. BPR Besatri telah mempunyai Pedoman mengenai BMPK
10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG Bank telah menyusun laporan Publikasi yang bisa dilihat oleh nasabah, laporan pelaksanaan GCG
11. Rencana Startegis BPR
Rencana Bisnis BPR (RBB) disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Pengawas
Tanjungpinang, 24 Juni 2020
PD. BPR BESTARI
ELFIN YUDISTA MESGIAT WAHONO
DIREKTUR ANGGOTA DEWAN PENGAWAS