Laporan Penelitian Tbt

download Laporan Penelitian Tbt

of 35

description

oo

Transcript of Laporan Penelitian Tbt

Slide 1

LAPORAN PENELITIANPENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG TUBERKULOSIS PARU TERHADAP TINGGINYA ANGKA KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TEGAL AMPEL KECAMATAN TEGAL AMPEL KABUPATEN BONDOWOSO

Pembimbing :dr. Umi Fadillah

Oleh:dr. Ragil Walidatil RizkiPENDAHULUANLATAR BELAKANGRUMUSAN MASALAHBerdasarkan data sekunder tahun 2011 sampai dengan 2014 yang diperoleh dengan mencatat data yang ada di Puskesmas Tegal Ampel, didapatkan bahwa Puskesmas Tegal Ampel memiliki angka kejadian Tuberkulosis paru sebesar 78 orang dengan BTA (+) dari 8 desa.Dari hasil pencapain SPM Puskesmas Tegal Ampel tahun 2014 sebanyak 25,5 % Bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru terhadap tingginya angka kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tegal ampel Kecamatan Tegal Ampel kabupaten Bondowoso2TUJUAN PENELITIANTUJUAN UMUMTUJUAN KHUSUSMenganalisis pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru terhadap tingginya angka kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tegal ampel Kecamatan Tegal Ampel kabupaten BondowosoMengetahui karakteristik responden yang meliputi usia dan pekerjaan Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru terhadap tingginya angka kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tegal ampel Kecamatan Tegal Ampel kabupaten BondowosoMANFAAT HASIL PENELITIANManfaat bagi masyarakat Memberikan pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis1Manfaat bagi peneliti Untuk menerapkan ilmu yang telah diberikan selama pendidikan khususnya dalam bidang penelitian2Manfaat bagi instansi terkait Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya penderita tuberkulosis, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penderita 3Manfaat bagi pengembangan ilmu Sebagai masukan data dan sumbangan pemikiran perkembangan pengetahuan untuk peneliti selanjutnya terutama yang berhubungan dengan tuberkulosis4DEFINISI TUBERKULOSISPenyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Hariadi, 2010)Cara PenularanProses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis biasanya secara inhalasi. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei khususnya yang didapat dari pasien TBC paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung basil tahan asam (BTA). Pada TBC kulit atau jaringan lunak, penularan bisa melalui inokulasi langsung. (Sudoyo, Setyohadi, Bambang.,2006)Gejala KlinisGEJALA RESPIRATORIKBatuk lebih dari 2 mingguBatuk darahSesak nafasNyeri dadaGEJALA SISTEMIKDemamGejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.GEJALA TUBERKULOSIS EKSTRA PARUGejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibatPemeriksaan BakteriologikBAHAN PEMERIKSAANCARA PENGUMPULAN BAHANCara pengambilan dahak 3 kali (SPS) :Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)Pagi ( keesokan harinya )Sewaktu/spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi) atau setiap pagi 3 hari berturut-turut

Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti, dan dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosisEgg base media: Lowenstein-Jensen, Ogawa, Kudoh. Agar base media : Middle brook.Pemeriksaan biakan kuman: Pemeriksaan biakan Mycobacterium tuberculosis dengan metode konvensional ialah dengan cara :PEMERIKSAAN RADIOLOGIPEMERIKSAAN LAINPemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan.

Analisis cairan pleuraPemeriksaan analisis cairan pleura & uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan pada pasien efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis.Pemeriksaan histopatologi jaringanPemeriksaan darahUji tuberkulin

Alur Diagnosis TBC Paru (Sudoyo, Setyohadi, Bambang, 2006)

PENATALAKSANAAN(DepKes 2007)Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut :OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan123KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIANTingginya Angka Kejadian Tuberkulosis ParuFAKTOR PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG :

PenyebabGejalaPenularanPemeriksaanCara pengobatanLama pengobatanTempat pengobatanFAKTOR SARANA DAN PRASARANA :Akses yang sulitJarak Puskesmas yang Jauh

FAKTOR SANITASI LINGKUNGANJarak rumah yang berdekatanVentilasi yang kurang

Tuberkulosis ParuFAKTOR PERILAKU TIDAK HIDUP SEHATMembuang ludah sembaranganBatuk/bersin tidak menutup mulutKeterangan:: variabel terikat yang diteliti: variabel bebas: variabel bebas yang diteliti: variabel bebas yang tidak ditelitiHIPOTESISAda hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru terhadap tingginya angka kejadian Tuberkulosis Paru di di Puskesmas Tegal ampel Kecamatan Tegal Ampel kabupaten BondowosoMETODE PENELITIANJENIS PENELITIANPenelitian obeservasional Case Control Study.

LOKASI DAN WAKTU PENELITIANLokasi : Puskesmas Tegal Ampel Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, Tanggal : 7 Juli 2015 sampai dengan 2 September 2015.

Subjek PenelitianPopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah semua Desa yang termasuk dalam ruang kerja Puskesmas Tegal Ampel sebanyak 8 Desa dengan jumlah penduduk sebanyak 25.295 jiwa.SampelSampel dalam penelitian ini adalah penderita Tuberkulosis Paru yang berjumlah 16 orang sebagai kelompok kasus dan berdasarkan analisa kesetaraan dipilih 16 orang tanpa tuberculosis paru dari 8 Desa dengan jumlah penduduk sebanyak 25.295 jiwa dan menggunakan metode Systematic Random Sampling.METODE PENELITIANVariabel bebasVariabel TerikatKarakteristik responden yaitu usia dan pekerjaan; dan pengetahuan masyarakat tentang tuberkulosis paru, meliputi:Penyebab Gejala Jenis pemeriksaanPenularan Cara pengobatan Lama pengobatanTempat pengobatan

Tingginya Angka kejadian Tuberkulosis paru yang tinggi

Teknik pengumpulan dataData primer diperoleh dengan wawancara dengan acuan kuesioner serta penyuluhan pada penderita TB dan yang tidak menderita TBData sekunder diperoleh dari Studi dokumen dengan catatan lapangan data yang ada di Puskesmas Tegal ampel Kecamatan Tegal Ampel kabupaten Bondowoso

Kuisioner

ANALISIS DATAAnalisis data dengan mengukur Resiko Relatif/ Odds Ratio (OR) untuk mendapatkan hasil pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru terhadap tingginya angka kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tegal ampel Kecamatan Tegal Ampel kabupaten Bondowoso

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran umum daerah penelitianLuas wilayah:33.86349 km2 /3.386,3 HaJumlah desa/ Kelurahan:8 desaJumlah penduduk seluruhnya:25.295Laki-laki:12.200Perempuan:13.095GAMBARAN UMUM RESPONDENRESPONDENSumber: Hasil Survei 2015USIA RESPONDENPada penelitian ini menggunakan batasan usia dewasa yaitu diatas 18 tahun.

PEKERJAAN RESPONDENBerdasarkan hasil pengamatan pada 32 responden diketahui distribusi jumlah dan persentase pekerjaan adalah sebagai berikut :Status PekerjaanTuberkulosis ParuNon Tuberkulosis ParuJumlahOrang%Orang%Orang%Bekerja 1134,41031,252165,62Tidak bekerja515,6618,751134,38Jumlah penderita Tuberkulosis Paru dan Non Tuberkulosis Paru pada respondenSumber : Hasil Survei 2015KriteriaJumlah responden(32 orang)PersentaseTuberkulosis Paru1650%Non Tuberkulosis Paru1650%Total32100%Tingkat pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru di PUSKESMAS TEGAL AMPEL Kec. Tegal Ampel, Kab. BondowosoTingkat PengetahuanTuberkulosis ParuNon Tuberkulosis ParuJumlahOrang%Orang%Orang%Tahu1134,4928,122062,5Tidak Tahu515,6721,881237,5Sumber : Hasil Survei 2015Analisis DataHubungan antara tingkat pengetahuan tentang Tuberculosis paru dengan angka kejadian Tuberkulosis paru.Sumber: Hasil Survei 2015Faktor ResikoTuberkulosis ParuNon Tuberkulosis ParuJumlahTahua = 11b = 916Tidak Tahuc = 5d = 716Jumlah161632

Dari hasil pengukuran Odds Ratio untuk menentukan apakah tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian tuberkulosis paru didapat nilai 1,71 yang berarti orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru memiliki resiko tertular Tuberkulosis Paru sebesar 1,71 kali lebih tinggi dibandingkan orang yang memiliki pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru.

HASIL DAN PEMBAHASANTUBERKULOSIS PARU PADA RESPONDENBerdasarkan data sekunder tahun 2011 sampai dengan 2014 yang diperoleh dengan mencatat data yang ada di Puskesmas Tegal Ampel, didapatkan bahwa Puskesmas Tegal Ampel memiliki angka kejadian Tuberkulosis paru sebesar 78 orang dengan BTA (+). Jumlah responden sebanyak 32 orang yang terdiri dari 16 penderita Tuberkulosis paru dan 16 orang tidak menderita Tuberkulosis paru. Jenis penelitian Observasional Case Control Study yang bersifat uji kesetaraan.Pengaruh pengetahuan tentang tuberkulosis paru terhadap tingginya angka kejadian Tuberkulosis ParuBerdasarkan Tabel dan dilakukan perhitungan untuk mengukur Odds Ratio didapatkan hasil nilai :1,71 yang berarti orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru memiliki resiko tertular Tuberkulosis Paru sebesar 1,71 kali lebih tinggi dibandingkan orang yang memiliki pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru.Hal ini sesuai dengan teori ada bahwa pengetahuan masyarakat tentang pengobatan, pencegahan Tuberkulosis Paru masih kurang karena penyuluhan tentang Tuberkulosis Paru belum dilakukan secara maksimalSIKAP MASYARAKAT tentang PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU yang KURANG BAIK juga TIDAK DIIKUTI dengan perilaku dalam MELAKUKAN PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN Tuberkulosis Paru.

Pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam tindakan pencegahan dan penularan Tuberkulosis Paru pada masyarakat. Pengetahuan bisa didapatkan dari penyuluhan, media cetak dan elektronik yang berguna untuk mencegah meningkatnya penderita Tuberkulosis Paru.KESIMPULANAda pengaruh antara tingkat pengetahuan tentang Tuberkulosis Paru terhadap tingginya angka kejadian Tuberkulosis Paru.SARANPerlu dilakukan penyuluhan rutin tentang Tuberkulosis Paru setiap tiga bulan sekali di desa.Penerapan budaya hidup bersih dan sehat di masyarakat seperti menggiatkan budaya gotong royong, etika batuk dan bersin yang benar.Memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi ( KIE ) pada tiap penderita dan pengantar yang datang ke Puskesmas tentang Tuberkulosis Paru.Kerjasama lintas sektoral dalam pembuatan reklame berbasis iklan layanan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru.

Penyuluhan Kader & Pasien TBPemaparan MateriSesi Tanya Jawab

SEKIAN DAN TERIMA KASIH