Padi Tbt Semtan Kel 1
-
Upload
aga-suganda -
Category
Documents
-
view
217 -
download
2
description
Transcript of Padi Tbt Semtan Kel 1
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN
“PADI”
KELOMPOK 1 :
Aulia Rahmawati (H0714015)
Mutiara Ferisia S (H0714100)
Umi Munawaroh (H0714143)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Padi adalah tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini.
Betapa tidak karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang
tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi
makanan pokok negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India,
Thailand, Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan tanaman berupa rumput
berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika
Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman
padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi
dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM.
Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara,
Burma, Thailand, Laos, Vietnam. Hama yang banyak menyerang tanaman ini
adalah tikus, orong-orong, kepinding tanah (lembing batu), walang sangit dan
wereng coklat. Hama-hama itulah yang sering menyebabkan padi gagal panen
dan tentunya membuat petani merugi.
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari
total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian
kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6%
dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26%
dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan
Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia
(14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan
Brazil (3%). Oleh karena itu sangat penting untuk kita dapat mengetahui
teknologi budidaya padi secara benar dan tepat agar dapat meningkatkan
produktivitas padi dan tercapainya swasembada pangan.
B. Klasifikasi padi
Tanaman padi adalah termasuk jenis tanaman rumput – rumputan. Tanaman
padi mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
1. Genus : Oryza Linn
2. Famili : Gramneae (Poaceae)
3. Species : terdapat 25 spesies, dua diantaranya Oryza sativa L,
Oryza glaberima Steund
Subspecies Oryza sativa L diantaranya yaitu :
1. Indica ( padi bulu)
2. Sinica ( padi cere ) dulu dikenal dengan nama padi Japonica
Tanaman padi termasuk tanaman yang berumur pendek. Biasanya hanya
berumur kurang dari satu tahun dan berproduksi satu kali. Setelah tanaman
padi itu berbuah dan dipanen, padi tidak tumbuh seperti semula lagi, tetapi
mati. Padi di Indonesia dibedakan menjadi 2 yaitu padi sawah dan padi gogo.
Padi sawah merupakan padi yang tumbuh di dataran rendah sehingga
memerlukan penggenangan air. Padi sawah itu dibedakan menjadi padi sawah
tadah hujan (rainfed farming) dan padi sawah irigasi (irrigated farming).
Sawah tadah hujan adalah sawah yang pengairannya berasal dari air hujan.
Pada sawah ini, tanaman padi sangat bergantung pada musim hujan. Setiap
tahun petani dapat panen padi 1-2 kali. Untuk menghindari ancaman
kekeringan pada musim kemarau, petani lebih banyak menanam padi 1 kali
diselingi dengan tanaman palawija lainnya. Sedangkan sawah irigasi adalah
sawah yang pengairannya berasal dari air hujan dan pengairan irigasi.
Sedangkan padi gogo merupakan padi kering yang tumbuh di dataran tinggi
Tanaman padi dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Bagian Vegetatif
a. Akar
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi untuk menyerap air dan zat
kemudian terus makanan dari tanaman tanah diangkut ke bagian atas
tanaman. Akar tanaman padi yaitu akar serabut karena padi termasuk
tanaman monokotil.
b. Batang
Padi memiliki batang yang beruas – ruas. Panjang batang tergantung
pada jenisnya. Padi jenis unggul biasanya berbatang pendek atau lebih
pendek daripada jenis lokal.Jenis padi yang tumbuh di tanah rawa dapat
lebih panjang lagi yaitu antara 2 – 6 meter.
c. Anakan
Tanaman padi membentuk rumpun dengan anaknya. Biasanya anakan
akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara
bersusun yaitu anakan pertama, anakan kedua, anakan ketiga dan
anakan seterusnya.
d. Daun
Tanaman yang termasuk jenis rumput – rumputan memiliki daun yang
berbeda – beda, baik dari segi bentuk maupun susunan atau bagian –
bagiannya. Setiap tanaman memiliki daun yang khas. Ciri khas daun
padi adalah adanya sisik dan daun telinga. Hal inilah yang
menyebabkan daun padi dapat dibedakan menjadi jenis rumput antara
lain.
2. Bagian generative
a. Malai
Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku
paling atas. Bulir – bulir terletak pada cabang pertama dan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir
pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam
dan cara bercocok tanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3
macam yaitu
1) Malai pendek kurang 20 cm
2) Malai sedang 20 – 30 cm
3) Malai panjang lebih dari 30 cm
b. Buah padi
Buah padi sering kita sebut gabah. Gabah adalah ovary yang telah
masak,bersatu dengan lemma dan palea. Buah ini merupakan
penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian – bagian sebagai
berikut :
1) Embrio (lembaga) yiaitu calon batang dan calon daun
2) Endosperm,merupakan bagian dari buah atau biji padi yang besar
3) Bekatul yaitu bagian buah padi yang berwarna cokelat
c. Bunga Padi
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya tidak mempunyai perhiasan
bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah
benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari
besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik, dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan
warna pada umumnya putih atau ungu.
Masing-masing bunga mempunyai dua sekam mahkota, yang terbawah
disebut lemma sedang lainnya disebut palea, dua lodicula yang terletak
pada dasar bunga, yang sebenarnya adalah dua daun mahkota yang
sudah berubah bentuknya.
II. Pembahasan
I. Tujuan Budidaya Padi
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang
setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam
harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak
terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara,
baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam
jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang
pertumbuhan clan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh
kondisi biji atau kondisi lingkungan.
II. Syarat Tumbuh Tanaman Padi
a. Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum 11°-
25°C untuk perkecambahan, 22°-23 C untuk pembungaan, 20°-
25°C untuk pembentukan biji, dan suhu yang lebih panas
dibutuhkan untuk semua pertumbuhan karena merupakan suhu
yang sesuai bagi tanaman padi khususnya di daerah tropika. Suhu
udara dan intensitas cahaya di lingkungan sekitar tanaman
berkorelasi positif dalam proses fotosintesis, yang merupakan
proses pemasakan oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman dan
produksi buah atau biji.
b. Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan salah
satu syarat bagi peningkatan produksi padi. Iklim dan cuaca
merupakan lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman
yang sulit dimodifikasi sehingga secara langsung dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut.
(Suparyono dan Agus Setyono, 1994)
.
III. Fase- fase pertumbuhan dan perkembangan padi
1. Fase vegetatif
adalah awal pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan
benih sampai primordia bunga (pembentukan malai).
– Tahap Perkecambahan benih (germination)
Pada fase ini benih akan menyerap air dari lingkungan, masa
dormansi akan pecah ditandai dengan kemunculan radicula dan
plumule. Faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih adalah
kelembaban, cahaya dan suhu. Petani biasanya melakukan
perendaman benih selama 24 jam kemudian diperam 24 jam lagi.
Tahan perkecambahan benih berakhir sampai daun pertama muncul
dan ini berlangsung 3-5 hari.
– Tahap Pertunasan (seedling stage)
Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah hingga
menjelang anakan pertama muncul. Umumnya petani melewatkan
tahap pertumbuhan ini di persemaian. Pada awal di persemaian,
mulai muncul akar seminal hingga kemunculan akar sekunder
(adventitious) membentuk sistem perakaran serabut permanen
dengan cepat menggantikan radikula dan akar seminal sementara.
Di sisi lain tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus
berkembang pada kecepatan 1 daun setiap 3-4 hari selama tahap
awal pertumbuhan sampai terbentuknya 5 daun sempurna yang
menandai akhir fase ini, pada umur 15 – 20 hari setelah sebar, bibit
telah mempunyai 5 daun dan sistem perakaran yang berkembang
dengan cepat. Pada kondisi ini, bibit siap dipindahtanamkan.
– Tahap Pembentukan anakan (tillering stage)
Setelah kemunculan daun kelima, tanaman mulai membentuk anakan
bersamaan dengan berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari
tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan tempat
daun serta tumbuh dan berkembang.
Secara umum, fase pembentukan anakan berlangsung selama kurang
lebih 30 hari.
2. FASE GENERATIF
Fase ini berlangsung sekitar 55-60 hari setelah tanam. Fase
reproduktif dibagi menjadi dua tahap yaitu :
A. Fase Reproduktif
- Tahap Inisiasi Bunga / Primordia (Panicle Initiation)
Perkembangan tanaman pada tahapan ini diawali dengan inisiasi
bunga (panicle initiation). Bakal malai terlihat berupa kerucut
berbulu putih (white feathery cone) panjang 1,0-1,5 mm. Ini akan
berkembang hingga bentuk malai terllihat jelas sehingga bulir
(spikelets) terlihat dan dapat dibedakan. Malai muda meningkat
dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun
bendera menyebabkan pelepah daun menggembung (bulge).
Penggembungan daun bendera ini disebut bunting sebagi tahap
kedua dari fase ini (booting stage).
– Tahap Bunting (booting stage)
Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang utama. Pada tahap
bunting, ujung daun layu (menjadi tua dan mati) dan anakan non-
produktif terlihat pada bagian dasar tanaman.
– Tahap Keluar Malai (heading stage)
Tahap selanjutnya dari fase ini adalah tahap keluar malai. Heading
ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera.
Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun.
Akhir fase ini adalah tahap pembungaan yang dimulai ketika serbuk
sari menonjol keluar dari bulir dan terjadi proses pembuahan.
– Tahap Pembungaan (flowering stage)
Pada pembungaan, kelopak bunga terbuka, antera menyembul keluar
dari kelopak bunga (flower glumes) karena pemanjangan stamen dan
serbuksari tumpah (shed). Kelopak bunga kemudian menutup.
Serbuk sari atau tepung sari (pollen) jatuh ke putik, sehingga terjadi
pembuahan. Struktur pistil berbulu dimana tube tepung sari dari
serbuk sari yang muncul (bulat, struktur gelap dalam ilustrasi ini)
akan mengembang ke ovary.
Proses pembungaan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada
malai mekar. Pembungaan terjadi sehari setelah heading. Pada
umumnya, floret (kelopak bunga) membuka pada pagi hari. Semua
spikelet pada malai membuka dalam 7 hari. Pada pembungaan, 3-5
daun masih aktif. Fase reproduktif yang diawali dari inisiasi bunga
sampai pembungaan (setelah putik dibuahi oleh serbuk sari)
berlangsung sekitar 35 hari. Pemberian zat pengatur tumbuh atau
penambahan hormon tanaman (pythohormon) berupa gibberlin
(GA3) dan pemeliharaan tanaman dari serangan penyakit sangat
diperlukan pada fase ini.
B. Fase Pemasakan / Pematangan
– Tahap matang susu ( Milk Grain Stage )
Pada tahap ini, gabah mulai terisi dengan bahan serupa susu. Gabah
mulai terisi dengan larutan putih susu, dapat dikeluarkan dengan
menekan/menjepit gabah di antara dua jari. Malai hijau dan mulai
merunduk.
Pelayuan (senescense) pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera
dan dua daun di bawahnya tetap hijau. Tahap ini paling disukai oleh
walang sangit. Pada saat pengisian, ketersediaan air juga sangat
diperlukan. Seperti halnya pada fase sebelumnya, pada fase ini
diharapkan kondisi pertanaman tergenang 5 – 7 cm.
– Tahap gabah ½ matang (dough grain stage)
Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi
gumpalan lunak dan akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai
menguning. Pelayuan (senescense) dari anakan dan daun di bagian
dasar tanaman nampak semakin jelas. Pertanaman terlihat
menguning. Seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir
pada setiap anakan mulai mengering.
– Tahap gabah matang penuh (Mature Grain Stage)
Setiap gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna
kuning. Tanaman padi pada tahap matang 90 – 100 % dari gabah isi
berubah menjadi kuning dan keras. Daun bagian atas mengering
dengan cepat (daun dari sebagian varietas ada yang tetap hijau).
Sejumlah daun yang mati terakumulasi pada bagian dasar tanaman.
Berbeda dengan tahap awal pemasakan, pada tahap ini air tidak
diperlukan lagi, tanah dibiarkan pada kondisi kering. Periode
pematangan, dari tahap masak susu hingga gabah matang penuh atau
masak fisiologis berlangsung selama sekitar 35 hari.
IV. Teknologi Budidaya Padi
Teknik budidaya tanaman padi secara umum sama. Tahapan –
tahapannya terdiri dari :
1. Pemilihan benih
Sebelum disebar pastikan benih yang akan ditanam adalah
benih unggul, bersertifikat dan bermutu. Jangan dibiasakan
menggunakan benih turunan hasil panen. Ciri-ciri benih yan baik
bisa dilihat dari bentuk fisiknya yang mengkilap bersih dan berisi.
Daya kecambah dan kecepatan kecambah juga diperlukan untuk
memilih benih yang baik dan bermutu
2. Persiapan Dan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian
dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur
tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan lahan
bertujuan agar tanah menjadi subur sehingg akar tanaman padi
dapat masuk kedalam tanah dan juga untuk membersihkan lahan
dari gulma serta hama.
3. Penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumur 17-25 hari dapat segera
dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
2) Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan
adalah :
a.Jarak tanam
Menggunakan sistem tanam Jajar Legowo (20x10) x 30
cm atau (20x10) x 40 cm.
b. Pelaksanaan penanaman dibantu dengan alat semacam
caplakan untuk padi sawah. Alat tersebut mempunyai 4
(empat) titik/mata yang berjarak 20 cm dan 30 cm atau 20
cm dan 40 cm, dan ditambah 2 titik paku yang berjarak 15
cm atau 20 cm dari titik/mata caplakan paling pinggir.
Ketinggian titik/mata caplakan sekitar 6-7 cm.
4. Perawatan dan Pemeliharaan
Yang meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Penyulaman dan penyiangan.
Yang harus diperhatikan dalam penyulaman :
- Bibit yang digunakan harus jenis yang sama
- Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
- Penyulaman tidak boleh melampaui 10 hari setelah tanam.
- Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
- Pengairan secara terus menerus
- Pengairan secara piriodik
c. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan
sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi,
pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa :
- Pupuk alam ( organik )
- Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
- Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
- Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
- Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
- Atau disesuaikan dengan analisa tanah
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman padi pada umumnya
adalah hama penggerek batang, wereng, keong mas, kutu
putih (hama putih), burung emprit, dan juga tikus.
Cara mengendalikan hama yang sederhana adalah dengan
diambil menggunakan tangan , misalnya pada hama keong
mas. Sedangkan untuk hama tikus biasanya dengan
grapyak-an yaitu dengan menangkapnya. Hama dan
penyakit yang lainnya bisa juga ditangkal dengan
memberikan pestisida.
5. Panen dan pasca Panen
Panen dilakukan ketika waktu telah cukup untuk dipanen, ciri
yang mudah diketahui yaitu:
- ketika gabah sudah terisi penuh dan menguning dan sebagian
daun juga telah menguning.
- Bulir-bulir padi dan daun bendera sudah menguning.
- Tangkai menunduk karena sarat menanggung butir-butir padi
atau gabah yang bertambah berat.
- Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas tidak
berwarna kehijauan atau putih agak lembek seperti kapur.
Alat panen yang tepat penting agar panen menjadi mudah
dilakukan biasanya padi dipanen dengan ani-ani atau sabit.
Perontokan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin perintih
tresher, atau menggunakan perontok kaki pedal tresher. Selain itu
perontokkan secara sederhana dapat dilakukan dengan
memukulkan batangan padi ke kayu atau “kotak gebuk” dimana
sebelumnya dihamparkan plastik untuk menampung butir padi
yang berhamburan
Tahap terakhir usaha bertanam padi ialah menghasilkan
beras yang dapat ditanak menjadi nasi sebagai makanan pokok.
Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan dengan
gabah hampa atau kotoran yang mungkin terbawa selama
perontokan atau pengeringan, caranya dapat dengan ditampi.
Pemisahan kulit gabah dapat dilakukan dengan huller atau mesin,
cara ini praktis dan cepat.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Tanaman padi adalah termasuk jenis tanaman rumput – rumputan
2. Tanaman padi mempunyai dua bagian , yaitu bagian vegetative yang
berupa akar, batang, anakan, dan daun. Dan bagian generative yang berupa
malai, buah padi, dan bunga padi.
3. Syarat tumbuh tanaman padi adalah membutuhkan suhu minimum 11°-
25°C untuk perkecambahan, 22°-23 C untuk pembungaan, 20°-25°C untuk
pembentukan biji, dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa
panas dan banyak mengandung uap air serta pengaruh iklim dan cuaca
yang merupakan lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman
padi.
4. Ada dua fase pertumbuhan dan perkembangan padi yaitu fase vegetative
dan fase generatife. Fase vegetative adalah awal pertumbuhan tanaman,
mulai dari perkecambahan benih sampai primordia bunga (pembentukan
malai) dan fase generative merupakan fase yang berlangsung sekitar 55-60
hari setelah tanam sampai padi siap dipanen.
5. Teknologi budidaya tanaman padi melewati beberapa tahapan yaitu :
a. Pemilihan benih
b. Persiapan Dan Pengolahan Tanah Sawah
c. Penanaman
d. Perawatan dan Pemeliharaan
yang meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
e. Panen dan pasca Panen
Daftar Pustaka
B.S. Vegara,dkk 1990.Bertanam Padi Sawah, Penerbit Swadaya.
Dr. Muhajir Utomo 1990. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Penerbit
Swadaya.
Soemarjono, dkk 1990.Bertanam Padi Sawah Penerbit Swadaya.
Dinas Pertanian dan Kehutanan 2015.Budidaya Padi.Warintek.bantulkab.go.id.
Diakses pada tanggal 8 September 2015
Irfan 2013.Kajian Potensi Bionutrien Caf Dengan Penambahan Ion Logam
Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Padi. Universitas
Pendidikan Indonesia
LAMPIRAN