Laporan Penelitian KEBIJAKAN LUAR NEGERI...

3
1 Laporan Penelitian KEBIJAKAN LUAR NEGERI PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO: DARI REGIONALISME KE MULTILATERALISME Disusun oleh: Drs. Humphrey Wangke, M.Si Dra. Adirini Pujayanti, M.Si Lisbeth,SIP, M.Si Sita Hidriyah, S.Pd, M.Si Lukman Adam, S.Pi, M.Si PUSAT PENGKAJIAN PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI 2014

Transcript of Laporan Penelitian KEBIJAKAN LUAR NEGERI...

Page 1: Laporan Penelitian KEBIJAKAN LUAR NEGERI …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-41.pdf · Laporan Penelitian ... tentang Karantina Hewan, ... berkelanjutan

1

Laporan Penelitian

KEBIJAKAN LUAR NEGERI PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO:

DARI REGIONALISME KE MULTILATERALISME

Disusun oleh:

Drs. Humphrey Wangke, M.Si

Dra. Adirini Pujayanti, M.Si

Lisbeth,SIP, M.Si

Sita Hidriyah, S.Pd, M.Si

Lukman Adam, S.Pi, M.Si

PUSAT PENGKAJIAN PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI

SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI

2014

Page 2: Laporan Penelitian KEBIJAKAN LUAR NEGERI …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-41.pdf · Laporan Penelitian ... tentang Karantina Hewan, ... berkelanjutan

2

EXECUTIVE SUMMARY

Pada saat menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan di

Indonesia tahun 2004, konstelasi politik internasional yang dihadapi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (selanjutnya disingkat SBY) ditandai

oleh semakin dominannya pengaruh negara-negara maju dalam tata

hubungan internasional. Hal ini bisa dilihat dari semakin berkembangnya

upaya penyeragaman pengaturan-pengaturan yang dilakukan oleh negara

maju yang mengarah pada suatu “global governance”. Indonesia juga terkena

imbas dari pola hubungan internasional yang asimitris tersebut. Karenanya,

dibawah Presiden SBY, Indonesia berusaha untuk menyesuaikan bentuk-

bentuk kerjasamanya dengan negara-negara maju.

Menghadapi situasi yang demikian itu, ada dua pendekatan yang

dilakukan oleh Presiden SBY, yaitu kedalam dengan meningkatkan kapasitas

Indonesia dengan memperbaiki manajemen pengelolaan, sementara keluar

dengan melakukan diplomasi secara intensif. Diplomasi dilakukan dengan

asumsi bahwa semua adalah kawan, Indonesia aktif terlibat dalam berbagai

kerjasama bilateral, regional, maupun multilateral. Tujuannya adalah agar

upaya-upaya perbaikan yang dilakukan Indonesia didalam negeri mendapat

respon yang positif dari negara-negara lain. Sementara didalam negeri,

Presiden SBY berusaha meningkatkan

Penelitian dengan judul “Kebijakan Luar Negeri Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono: Dari Regionalisme ke Multilateralisme” dimaksudkan

untuk menganalisis bagaimana diplomasi yang dilakukannya agar upaya

perbaikan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki Indonesia bisa diterima secara

internasional. Banyak permasalahan didalam negeri Indonesia yang harus

dibenahi oleh Presiden SBY, namun karena terbatas waktu, penelitian ini hanya

difokuskan pada 4 bidang saja yaitu ekonomi perdagangan, sosial terutama yang

terkait dengan ketenagakerjaan, kehutanan dan karantina. Dua bidang terakhir

yang merupakan “concern” Komisi IV DPRRI berkaitan erat dengan masalah

lingkungan hidup.

Page 3: Laporan Penelitian KEBIJAKAN LUAR NEGERI …berkas.dpr.go.id/puslit/files/hasil_penelitian/hasil-penelitian-41.pdf · Laporan Penelitian ... tentang Karantina Hewan, ... berkelanjutan

3

Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara tanggal 21-27 April

2014 dan Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 16 - 22 Juni 2014 dengan

menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan

melalui wawancara secara mendalam dengan informan yang dipilih secara

acak serta melalui Focus Group Discussion (FGD). Dari proses pengumpulan

data ini terungkap bahwa masih banyak persoalan didalam negeri yang telah

mengalami pembenahan tetapi belum semuanya terselesaikan, terutama

karena lemahnya koordinasi diantara instansi terkait. Pembenahan yang

dilakukan sejauh ini lebih bersifat sektoral sesuai dengan ruang lingkup

pekerjaannya. Urgensi lainnya yang perlu dilakukan adalah revisi terhadap

UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 16 tahun 1992

tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.

Untuk mempersempit ruang lingkup pembahasan, fokus penelitian ini

diarahkan pada 4 bidang yaitu ekonomi perdagangan, sosial terutama terkait

dengan tenaga kerja, kehutanan dan karantina. Keempat masalah ini

dirasakan memiliki keterkaitan dengan pengelolaan pembangunan secara

berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial dan ekologi. Salah satu tantangan

terbesar yang dihadapi Presiden SBY selama 10 tahun terakhir ini adalah

mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia tanpa harus

mengorbankan lingkungan. Kondisi seperti ini harus dilakukan mengingat

ketatnya tuntutan dari negara-negara importir agar Indonesia menurunkan

tingkat emisi karbon akibat deforestasi dan degradasi lingkungan. Komitmen

yang dicanangkan Presiden SBY masih memerlukan waktu agar dapat

tercapai sesuai dengan yang diharapkan.