LAPORAN PENDAHULUAN RBD

15
LAPORAN PENDAHULUAN I. Kasus (Resiko Bunuh Diri) Bunuh diri merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (stuart dan sundeen, 1995) II. Proses Terjadinya Masalah 1. Tanda dan gejala : a. Sedih b. Marah c. Putus asa d. Tidak berdaya e. Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal 2. Penyebab Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah. Terbagi menjadi: a. Faktor Genetik b. Faktor Biologis lain c. Faktor Psikososial & Lingkungan

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN RBD

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Resiko Bunuh Diri)

Bunuh diri merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk menyakiti

diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Perilaku destruktif diri

yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu

menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (stuart dan sundeen, 1995)

II. Proses Terjadinya Masalah

1. Tanda dan gejala :

a. Sedih

b. Marah

c. Putus asa

d. Tidak berdaya

e. Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal

2. Penyebab

Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah.

Terbagi menjadi:

a. Faktor Genetik

b. Faktor Biologis lain

c. Faktor Psikososial & Lingkungan

3. Akibat

Resiko bunuh diri dapat megakibatkan sebagai berikut :

a. Keputusasaan

b. Menyalahkan diri sendiri

c. Perasaan gagal dan tidak berharga

d. Perasaan tertekan

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

e. Insomnia yang menetap

f. Penurunan berat badan

g. Berbicara lamban, keletihan

h. Menarik diri dari lingkungan social

i. Pikiran dan rencana bunuh diri

j. Percobaan atau ancaman verbal

a. Factor predisposisi

Tidak ada teori tunggal yang mengungkapkan tentang bunuh diri dan member petunjuk

mengenai cara melakukan intervensi yang teraupetik. Teori perilaku meyakini bahwa

pencedaraan diri merupakan hal yang dipelajari dan diterima pada saat anak-anak dan

masa remaja. Teori psikologi memfokuskan pada masalah tahap awal perkembangan ego,

trauma interpersonal dan kecemasan berkepanjangan yang mungkin daoat memicu

seseorang untuk mencedarai diri. Teori interpersonal mengungkapkan bahwa mencedarai

diri sebagai kegagalan dari interaksi dalam hidup, masa anak-anak mendapat perlakuan

kasar serta tidak mendapatkan ketidakpuasan (stuart dan sundeen).

Lima factor presisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktif diri

sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :

1) Diagnose psikiatrik

Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri

mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat

individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif,

penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.

2) Sifat kepribadian

Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya risiko bunuh diri

adalah antipati, impulsive, dan depresi.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

3) Lingkungan psikososial

Factor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri adalah pengalaman kehilangan,

kehilangan dukungan sosial , kejadian-kejadian negative dalam hidup, penyakit

kronis perpisahan atau bahkan perceraian. Kekuatan dukungan sosial sangat penting

dalam menciptakan intervensi yang teraupetik, dengan terlebih dahulu mengetahui

penyebab masalah, respon seseorang dalam mengahdapi masalah tersebut dan lain-

lain.

4) Riwayat keluarga

Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor penting yang

dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

5) Factor biokimia

Data menunjukkan bahwa pada klien denga risiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-

zat kimia yang terdapat di salam otak seperti serotinnin, adrenalin dan dopamine.

Peningkatan zat tersebut dapat dilihar melalui rekaman gelombang otak electro

ancephalo graph (EEG)

b. Factor presipitasi

Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami oleh

individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Factor lain

yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca melalui media mengenai

orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaab bunuh diri. Bagi individu yang

emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

c. Mekanisme koping

Seorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan

denga perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, regression dan magical

thinking. Mekanisme pertahanan diri yang seharusnya tidak ditentang tanpa

memeberikan koping alternative.

Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh diri

mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat

mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme

adaptif pada diri seseorang.

d. Rentang respon

Rentang Respons Protektif Diri

Respon Adaptif Respons Maladaptif

Peningkatan diri berisiko destruktif destruktif diri pencederaan bunuh diri

Tidak langsung diri

1. Peningkatan diri

Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar terhadap

situasional yang membutuhksn pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang

mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadapt

pimpinan di tempat kerjanya.

2. Berisiko destruktif

Seseorang memiliki kecenderungan atau berisiko mengalami perilaku destruktif atau

menyalalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan

diri seperti seoranf merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal

terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

3. Destruktif diri tidak langsung

Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi

yang membutuhkan dirinya mempertahnakan diri. Misalnya karena pandangan

pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal makan seorang karyawan menjadi tidak

masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.

4. Pencedaraan diri

Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencedaraan diri akibat hilangnya

harapan terhadap situasi yang ada.

5. Bunuh diri

Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.

e. Klasifikasi jenis dan sifat masalah

III. A. Pohon Masalah

Effect Bunuh Diri

Care Problem

Causa Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Pengkajian Faktor Resiko Perilaku bunuh Diri

a. Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria

b. Usia: lebih tua, masalah semakin banyak

Risiko Bunuh Diri

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

c. Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup sendiri

merupakan masalah.

d. Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan percobaan bunuh

diri / penyalahgunaan zat.

e. Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang yang dicintai,

pengangguran, mendapat malu di lingkungan social.

f. Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/menutup diri.

g. Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih beresiko

mengalami perilaku bunuh diri.

2. Masalah keperawatan

a. Resiko Perilaku bunuh diri

DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.

DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri.

b. Koping maladaptive

DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.

DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

IV. Diagnosa Keperawatan

Risiko Bunuh Diri

V. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri

Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1) Perkenalkan diri dengan klien

2) Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.

3) Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

4) Bersifat hangat dan bersahabat.

5) Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

b. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

Tindakan :

1) Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet,

gunting, tali, kaca, dan lain lain).

2) Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.

3) Awasi klien secara ketat setiap saat.

c. Klien dapat mengekspresikan perasaannya

Tindakan:

1) Dengarkan keluhan yang dirasakan.

2) Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan

keputusasaan.

3) Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.

4) Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian,

dan lain lain.

5) Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan

untuk hidup.

d. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan :

1) Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.

2) Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.

3) Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar

sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).

e. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:

1) Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan

setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)

2) Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan

pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang

kegagalan dalam kesehatan.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

3) Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai

suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman

positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif

2. Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan umum : Klien tidak melakukan kekerasan

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat

dan jelaskan tujuan interaksi.

2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Tindakan:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien

3) Utamakan pemberian pujian yang realitas

c. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan

keluarga

Tindakan:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

d. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang

dimiliki

Tindakan :

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan

2) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

1) Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

2) Beri pujian atas keberhasilan klien

3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

3. Diagnosa : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan

Tujuan khusus :

a. Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya

b. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya

c. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya

d. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik

Tindakan :

a. Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan

b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :

1) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya

2) Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif

3) Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting

4) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien

5) Merencanakan yang dapat pasien lakukan

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN RBD

c. Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :

1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya

2) Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian masalah

3) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

VI. Refrensi

Fitria Nita 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:

EGC.

http://perawatpskiatri.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan-

risiko.html

http://dc347.4shared.com/doc/6Vdyw408/preview.html