Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru

4
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru A.KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Tuberkolosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberolosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Brunner & Suddarth. 1997) 2. EPIDEMIOLOGI Semenjak tahun 2000, tubekolosis (TB) telah dinyatakan oleh WHO sebagai remerging disesase, karena angka kejadian TB telah dinyatakan menurun pada tahun 1990-an kembali meningkat. Meskipun demikian, untuk kasus di Indonesia, angka akejadian Tb tidak pernah menurun bahkan cenderung meningkat. Laporan internasional menyatakan bahwa Indonesia merupakan penyumbang kasus TB terbesar ketiga setelah Cina dan India. Berdasarkan survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, penyakit TB paru di Indonesia merupakan peneyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit jantung. Sebagian besar penderita TB paru berasal dari kelompok masyarakat usia produktif dan berpenghasilan rendah. Adanya wabah HIV/AIDS di seluruh dunia juga turut mempengaruhi jumlah pendrita TB paru termasuk Asia Tenggara. Selain itu, peningkatan jumlah penderita TB juga dipengarauhi oleh industrialisasi, kemudahan transportasi, serta perubahan ekosistem. Dari hasil survey yang dilakukan oleh WHO didapatkan fakta bahwa kematian wanita akibat TB lebih besar daripada kematian akibat kehamilan dan persalinan. (Zain, 2001) 3. ETIOLOGI Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tubercolosis, sejenis kuman bebentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/µm dan tebal 0,3- 0,6/ µm. Yang tergolong dalam kuman Mycobacterium tubercolosae complex berdasarkan perbedaaan secara epidemiologi adalah:

description

Deskripsi laporan kasus TB

Transcript of Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru

Page 1: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru

Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru

A.KONSEP DASAR PENYAKIT

1.    DEFINISI

Tuberkolosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberolosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Brunner & Suddarth. 1997)

2.    EPIDEMIOLOGI

Semenjak tahun 2000, tubekolosis (TB) telah dinyatakan oleh WHO sebagai remerging disesase, karena angka kejadian TB telah dinyatakan menurun pada tahun 1990-an kembali meningkat. Meskipun demikian, untuk kasus di Indonesia, angka akejadian Tb tidak pernah menurun bahkan cenderung meningkat. Laporan internasional menyatakan bahwa Indonesia merupakan penyumbang kasus TB terbesar ketiga setelah Cina dan India.

Berdasarkan survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, penyakit TB paru di Indonesia merupakan peneyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit jantung. Sebagian besar penderita TB paru berasal dari kelompok masyarakat usia produktif dan berpenghasilan rendah. Adanya wabah HIV/AIDS di seluruh dunia juga turut mempengaruhi jumlah pendrita TB paru termasuk Asia Tenggara. Selain itu, peningkatan jumlah penderita TB juga dipengarauhi oleh industrialisasi, kemudahan transportasi, serta perubahan ekosistem. Dari hasil survey yang dilakukan oleh WHO didapatkan fakta bahwa kematian wanita akibat TB lebih besar daripada kematian akibat kehamilan dan persalinan. (Zain, 2001)

3.    ETIOLOGI

Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tubercolosis, sejenis kuman bebentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/µm dan tebal 0,3-0,6/ µm. Yang tergolong dalam kuman Mycobacterium tubercolosae complex berdasarkan perbedaaan secara epidemiologi adalah:

1)   Mycobacterium tubercolosae2)   Varian Asian3)   Varian African I4)   Varian African II5)   M. Bovis

Kelompok kuman Mycobacteria Other Than TB (MOTT, atypical) adalah:

1)   M. kansasi

Page 2: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru

2)   M. avium

3)   M. intra cellulare

4)   M. scrofulaceum

5)   M. malmacerse

6)   M. xenopi

Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian peptidoglikan dan arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih taha n terhadap asam  (asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat bertahan hidup dalam udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-yahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bngkit kembali dan menjadi penyakit tuberkulosis menjadi aktif lagi.

Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian disenaginya karena banyak mengandung lipid.

Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukan bahwa kuman lebuh menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkolosis.

Infeksi disebabkan oleh Mycobacterium tubercolosis yang biasanya terjadi secara inhalasi, sehingga TB paru merupakan manifestasi klinis yan paling sering dibandingkan organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalsi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang didapat dari pasien TB dengan batuk berdarah atau berdahak yng mengandung basil tahan asam (BTA). Pada TB kulit atau jaringan lunak penularan bisa melalui inokulasi langsung. Infeksi yang disebabkan oleh M. Bovis dapat disebabkan oleh susu yang kurang disterilkan dengan baik atau terkontaminasi. Sudah dibuktikan bahwa lingkungan sosiala ekonomi yang baik, pengobatan yang teratur dan pengawasan minum obat ketat berhasil mengurangi angka morbiditas dan mortalitas di Amerika selama tahun 1950-1960.  Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di wilayah perkotaan kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas peningkatan jumlah kasus TB.

4.    KLASIFIKASI

Page 3: Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru

Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara klinikus, ahli radiologi, ahli patologi, mikrobiologi dan ahli kesehatan masyarakat tentang keseragaman klasifikasi tuberkulosis. Dari sistem lama diketahui beberapa klasifikasi seperti:

a.    Pembagian secara patologis      Tuberkulosis primer (chilhood tuberculosis)      Tuberkulosis post-primer (adult tuberculosis)b.    Pembagian secara aktivitas radiologis Tuberkulosis paru (Koch Pulmonum)aktif, non

aktif dan quiescent (bentuk aktof yang mulai menyembuh)c.    Pembagian secara radiologis (luas lesi)      Tuberkulosis minimal. Terdapat sebagian kecil infiltrat nonkavitas pada satu paru

maupun kedua paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.      Moderately advanced tuberculosis. Ada kavitas dengan diameter tidak melebihi 4 cm.

Jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebioh dari satu bagian paru. Bila      Far advnced tuberculosis. Terdapat infiltrat dan kavitas yang melebihi keadaan

pada moderately advanced tuberculosis.Pada tahun 1974 American Thoracic Soceity memberikan klsifikasi baru yang diambil

berdasarkan aspek kesehatan masyarakat.      Kategori 0 : tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak negatif, test

tuberkulin negatif.      Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Disini riwayat kontak

positif, test tuberkulin negatif.      Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Test tuberkulin positif, radiologis

dan sputum negatif.      Kategori III: terinfeksi tuberkulosis dan sakit.