Laporan Pendahuluan Katarak Pstw
-
Upload
roro-fitriyana -
Category
Documents
-
view
136 -
download
2
description
Transcript of Laporan Pendahuluan Katarak Pstw
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi dan Batasan Karakteristik lansia
a. Definisi
Lanjut usia (lansia) merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu
prosesmenghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi
secara normal.
b. Batasan Lansia
1) Menurut Departemen Sosial RI (1997) dan UU RI no 13 tahun 1998.
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik
masih berkemampuan (potencial) maupun karena suatu hal tidak lagi
mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (non potensial).
2) Menurut WHO, lansia meliputi :
a) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
b) Lanjut usia (elderly), ialah kelompok usia 60 sampai 74 tahun.
c) Lanjut usia tua (old), ialah kelompok usia 75 sampai 90 tahun.
d) Usia sangat tua (very old), ialah kelompok usia diatas 90 tahun.
3) Menurut Upaya Pokok Puskesmas (sasaran langsung kesehatan usila) :
a) Kelompok menjelang usila (45 tahun samapi 54 tahun).
b) Kelompok masa pensiun (55 tahun sampai 64 tahun).
c) Kelompok senecens (lebih dari 65 tahun).
2. Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Lansia
Gambaran fungsi tubuh pada usia lanjut mengenai kekuatan atau tenaga
menurun sebesar 88%, fungsi penglihatan meturun sebesar 72%. kelenturan tubuh
menurun sebesar 61%, daya pendengaran menurun 67% dan bidang seksual
menurun sebesar 86% (Makmun, 1998). Perubahan-perubahan fisik yang terjadi
pada lansia menurut Nugroho (2000) :
a. Sel
Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya. Berkurangnya jumlah cairan
tubuh dan berkurangnya cairan intraselular. Menurunnya proporsi protein di
otak,otot, ginjal, darah dan hati. Terganggunya mekanisme perbaikan sel,
jumlah sel otak menurun dan menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.
b. Sistem Persarafan
Berat otak menurun 10-20% dan berkurang sel saraf otaknya, cepatnya menurun
hubungan persarafan, lambatnya dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stres dan mengecilnya saraf panca indra yang mengakibatkan
berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin dan kurang
sensitif terhadap sentuhan.
c. Sistem pendengaran
Presbiakustis (gangguan pada pendengaran) hilangnya kemampuan daya
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti katakata. Atrofi membran
timpani dan dapat menyebabkan otosklerosis. Terjadinya pengumpulan cerumen
dapat mengeras karena meningkatnya keratin. Pendengaran bertambah menurun
pada lansia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
d. Sistem Penglihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. kornea
lebih berbentuk sferis, lensa lebih suram dan keruh yang dapat menyebabkan
katarak. Meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap. Hilangnya daya
akomodasi, menurunnya lapang pandang dan daya membedakan warna biru
atau hijau pada skala.
e. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan kaku.
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setelah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah sehingga menyebabkan kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi dan meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer.
f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Pada pengataturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat,
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang
mempengaruhinya, yang sering ditemui adalah temperatur tubuh menurun secar
fisiologis menjadi kurang lebih 35oC akibat penurunan metabolisme,
keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
g. Sistem Respirasi
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan elastisitas, alveoli ukurannya melebar
dan jumlahnya berkurang. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2
pada arteri tidak terganti. Kemampuan untuk batuk berkurang dan kemampuan
pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia.
h. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar,lambung
mengalami penurunan sensitifitas lapar, asam lambung dan waktu
mengosongkan menurun. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi,
fungsi absorbsi melemah, liver mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan.
i. Sistem Reproduksi
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (dengan kondisi
kesehatan baik). Pada perempuan mengecilnya ovari dan uterus, atrofi
payudara, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali. Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksi spermatozoa tetapi mulai menurun.
j. Sistem Genitourinaria
Pada ginjal terjadi atrofi nefron dan fungsi tubulus berkurang. Pada vesika
urinaria otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lansia sehingga mengakibatkan retensi urin. Terjadi
pembesaran prostat pada pria dan atrofi vulva pada wanita.
k. Sistem Endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun tetapi fungsi paratiroid dan
sekresinya tidak berubah. Dalam pituitar ada pertumbuhan hormone tetapi lebih
rendah dan hanya di dalam pembuluh darah, berkurangnya ACTH, TSH, FSH
dan LH. Menurunnya aktifitas tiroid, menurunnya Basal Metabolic Rate dan
menurunnya daya pertukaran zat. Terjadi penurunan produksi aldosteron dan
menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan
testoteron.
l. Sistem Kulit (Integumentary System)
Kulit mengerut dan keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit
kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran
dan bentuk-bentuk sel epidermis, menurunnya respon terhadap trauma,
mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis, rambut
dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat dari
menurunnya cairan dan vaskularisasi, kelenjar keringat berkurang jumlah dan
fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
m. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan density dan makin rapuh, kifosis, discus intervetebralis
menipis dan menjadi pendek, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon
mengerut dan mengalami skelerosis dan atrofi serabut-serabut otot.
n. Perubahan psikologis
Perubahan mental yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain perubahan fisik, khususnya organ perasa. kesehatan umum, tingkat
pendidikan, keturunan dan lingkungan (Nugroho,2000).Menurut Nugroho
(2000), perubahan-perubahan psikososial dipengaruhi oleh beberapa hal, antara
lain:
1) Pensiun, bila seseorang pensiun akan mengalami kehilangan
finansial,status, teman atau relasi dan kehilangan kegiatan.
2) Merasakan tua sadar akan kematian (sense of awareness of mortality).
3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
sempit.
4) Economic deprivation, meningkatnya biaya hidup pada penghasilan
yang sulit dan bertambahnya biaya pengobatan.
5) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik sehingga terjadi perubahan
terhadap gambaran diri dan konsep diri.
3. Penyakit yang Sering Terjadi Pada Lansia
Beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a
series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan
jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan
intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan
penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi),
insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan
tubuh).
Selain gangguan-gangguan tersebut penyakit degeratif yang kerap dialami para
lanjut usia, yaitu:
a. Osteo Artritis (OA)
OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan
biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi,
dan perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia
lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang
dan obesitas.
b. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau
kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk
pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah
menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut
karena terganggunya produksi vitamin D.
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih
tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang
terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak
ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh
darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal
d. Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula
darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu
diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas
126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut
mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75
tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar,
banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati
rasa, dan luka yang lambat sembuh.
e. Dimensia
Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi
intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi
aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang
paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut,
penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi),
trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga
kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.
f. Penyakit jantung koroner
Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung
terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan,
hingga kebingungan.
1. Kanker
Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel
mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih
sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia
tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini
mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama
sekali dari keadaan awal (kanker).
1. DEFINISI
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi akibat kedua-duanya yang dapat
menyebabkan perubahan bayangan gambar dalam retina sehingga secara berangsur-
angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
2. ETIOLOGI
a. Katarak Senilis
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-
satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan semakin kabur. Secara
paradoks, walaupun pada stadium insipien pembentukan katarak penglihatan jauh
kabur, penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga klien dapat
membaca lebih baik tanpa kacamata (“second sight”). Miopia artifisial ini
disebabkan oleh peningkatan indeks refraksi lensa pada stadium insipien.
Tidak ada terapi medik untuk katarak. Ekstraksi lensa diindikasikan apabila
penurunan penglihatan mengganggu aktivitas normal klien. Apabila timbul
glaukoma akibat pembengkakan lensa, diindikasikan ekstraksi lensa secara
bedah. Glaukoma dan uveitis terinduksi lensa adalah penyulit katarak yang jarang
terjadi. Uveitis terinduksi lensa memerlukan tindakan ekstraksi lensa secara bedah
untuk mengeluarkan sumber peradangan.
Katarak senilis biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, dan
klien mungkin meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan. Tidak ada terapi
obat untuk katarak, dan tidak dapat diambil dengan pembedahan laser. Yang dapat
dilakukan adalah tindakan operasi/pembedahan. Tingkat keberhasilan
pengembalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95 % pasien.
Indikasi dari pembedahan ini adalah: hilangnya penglihatan yang mempengaruhi
aktifitas normal pasien, bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau
kualitas hidup atau katarak yang menyebabkan glaukoma.
b. Katarak Congenital
Katarak akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetic atau kelainan
herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti pada German Measles.
c. Katarak Juvenill
Katarak yang muncul selama proses perkembangan
d. Katarak Traumatic
Katarak akibat trauma
e. Katarak Ttrauma Toksik
Katarak akibat paparan zat kimia seperti terapi kortikosteroid sistemik, rokok,
alcohol
f. Katarak Komplikata
Katarak akibat penyakit mata yang lain seperti uveitis (glaucoma)
g. Associated Katarak
Katarak yang berhubungan dengan penyakit spesifik karena kelainan sistemik
atau metabolic seperti DM, galaktosemi distrofi miotonik
Stadium Katarak
a) Stadium insipien
Kekaburan dimulai pada bagian perifer lensa, lambat laun mengarah pada bagian
inti lensa mata sehingga menyerupai terali besi ( roda sepeda ). Pada keadaan ini
biasanya katarak stasioner.
b) Stadium intumesen ( imatur )
Terjadi perubahan pada lensa, dimana lensa menjadi bengkak dan menarik cairan
dari jaringan sekitar. Kelainan yang nampak pada keadaan ini adalah myopia,
astigmatisme, bayangan iris pada lensa terlihat.
c) Stadium maturesen ( matur )
Kekaburan lensa lebih padat dan lebih mudah dipisahkan dari kapsulnya, ini
merupakan stadium yang tepat untuk dilakukan operasi.
d) Stadium hipermatur
Biasanya akan ditemukan beberapa perubahan, katarak menjadi lembek, mencair
atau menjadi seperti susu.
Manifestasi klinik
1) Visus menurun, berlangsung lambat sampai cepat tergantung proses
kekeruhannya
2) Pada katarak tipe nucleus, penglihatan menjadi lebih terang pada waktu senja
dibanding pada waktu siang hari
3) Pada katarak tipe kortek, sebaliknya
4) Terlihat bintik-bintik hitam pada suatu lapang pandang pada posisi tertentu ( pada
stadium insipien )
5) Diplopia atau poliplopia ( pengaruh pembiasan yang ireguler dari lensa mata )
6) Myopia, sebagai proses pembentukan katarak dimana lensa mengabsorpsi air
sekitar lensa sehingga lensa menjadi cembung.
Pathway Keperawatan
Penuaan
Degenerasi fungsi jaringan
Gangguan vaskularisasi
Perubahan warna nukleus
( warna kekuningan )
Zanula ( serabut halus multiple)
Perubahan kimia
Gangguan metabolisme protein
Koagulasi
Densitas (Klasifikasi)
Radiasi
Traumal
Matahari
Lensa keruh Hambatan pencahayaan ke retina
Pandangan kabur
Sebagian
Operasi
Port de entry
Resiko infeksi
Diskontunuitas jaringan
Peningkatan TIO
Nyeri akut
Pandangan kabur
Gangguan sen sori perseptual
Resiko cidera
A. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,
akueus atau viterus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem syaraf
atau penglihatan ke retina atau ke jalan optik.
2. Lapang pandang penglihatan: penurunan mungkin disebabkan oleh CVS,
massa tumor pada hipofisis / otak, korotis atau patologis arteri serebral atu
glaukoma.
3. Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glaukoma.
4. Tes provokatif : digunakan dalam menetukan adanya / tipe glaukoma bila TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
5. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina dan mikroaneurisma.
6. Dilatasi dan pemeriksaan belahan lampu untuk memastikan diagnosa katarak.
7. Darah lengkap, laju sedimentasi ( LED ) : menunjukan anemia sistemik /
infeksi.
8. Tes toleransi glukosa : menetukan adanya / kontrol diabetes.