Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

19
LAPORAN PENDAHULUAN 1. Definisi dan Batasan Karakteristik lansia a. Definisi Lanjut usia (lansia) merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu prosesmenghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara normal. b. Batasan Lansia 1) Menurut Departemen Sosial RI (1997) dan UU RI no 13 tahun 1998. Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potencial) maupun karena suatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (non potensial). 2) Menurut WHO, lansia meliputi : a) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. b) Lanjut usia (elderly), ialah kelompok usia 60 sampai 74 tahun. c) Lanjut usia tua (old), ialah kelompok usia 75 sampai 90 tahun. d) Usia sangat tua (very old), ialah kelompok usia diatas 90 tahun.

description

k

Transcript of Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

Page 1: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi dan Batasan Karakteristik lansia

a. Definisi

Lanjut usia (lansia) merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat

dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu

prosesmenghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi

secara normal.

b. Batasan Lansia

1) Menurut Departemen Sosial RI (1997) dan UU RI no 13 tahun 1998.

Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik

masih berkemampuan (potencial) maupun karena suatu hal tidak lagi

mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (non potensial).

2) Menurut WHO, lansia meliputi :

a) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

b) Lanjut usia (elderly), ialah kelompok usia 60 sampai 74 tahun.

c) Lanjut usia tua (old), ialah kelompok usia 75 sampai 90 tahun.

d) Usia sangat tua (very old), ialah kelompok usia diatas 90 tahun.

3) Menurut Upaya Pokok Puskesmas (sasaran langsung kesehatan usila) :

a) Kelompok menjelang usila (45 tahun samapi 54 tahun).

b) Kelompok masa pensiun (55 tahun sampai 64 tahun).

c) Kelompok senecens (lebih dari 65 tahun).

2. Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Lansia

Gambaran fungsi tubuh pada usia lanjut mengenai kekuatan atau tenaga

menurun sebesar 88%, fungsi penglihatan meturun sebesar 72%. kelenturan tubuh

menurun sebesar 61%, daya pendengaran menurun 67% dan bidang seksual

menurun sebesar 86% (Makmun, 1998). Perubahan-perubahan fisik yang terjadi

pada lansia menurut Nugroho (2000) :

Page 2: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

a. Sel

Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya. Berkurangnya jumlah cairan

tubuh dan berkurangnya cairan intraselular. Menurunnya proporsi protein di

otak,otot, ginjal, darah dan hati. Terganggunya mekanisme perbaikan sel,

jumlah sel otak menurun dan menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.

b. Sistem Persarafan

Berat otak menurun 10-20% dan berkurang sel saraf otaknya, cepatnya menurun

hubungan persarafan, lambatnya dalam respon dan waktu untuk bereaksi,

khususnya dengan stres dan mengecilnya saraf panca indra yang mengakibatkan

berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, lebih sensitif terhadap

perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin dan kurang

sensitif terhadap sentuhan.

c. Sistem pendengaran

Presbiakustis (gangguan pada pendengaran) hilangnya kemampuan daya

pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada

yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti katakata. Atrofi membran

timpani dan dapat menyebabkan otosklerosis. Terjadinya pengumpulan cerumen

dapat mengeras karena meningkatnya keratin. Pendengaran bertambah menurun

pada lansia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.

d. Sistem Penglihatan

Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. kornea

lebih berbentuk sferis, lensa lebih suram dan keruh yang dapat menyebabkan

katarak. Meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap. Hilangnya daya

akomodasi, menurunnya lapang pandang dan daya membedakan warna biru

atau hijau pada skala.

e. Sistem Kardiovaskuler

Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan kaku.

Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setelah

berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

Kehilangan elastisitas pembuluh darah sehingga menyebabkan kurangnya

Page 3: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi dan meningkatnya resistensi

dari pembuluh darah perifer.

f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Pada pengataturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat,

yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang

mempengaruhinya, yang sering ditemui adalah temperatur tubuh menurun secar

fisiologis menjadi kurang lebih 35oC akibat penurunan metabolisme,

keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

g. Sistem Respirasi

Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya

aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan elastisitas, alveoli ukurannya melebar

dan jumlahnya berkurang. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2

pada arteri tidak terganti. Kemampuan untuk batuk berkurang dan kemampuan

pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan

pertambahan usia.

h. Sistem Gastrointestinal

Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar,lambung

mengalami penurunan sensitifitas lapar, asam lambung dan waktu

mengosongkan menurun. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi,

fungsi absorbsi melemah, liver mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan.

i. Sistem Reproduksi

Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (dengan kondisi

kesehatan baik). Pada perempuan mengecilnya ovari dan uterus, atrofi

payudara, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali. Pada laki-laki testis masih dapat

memproduksi spermatozoa tetapi mulai menurun.

j. Sistem Genitourinaria

Pada ginjal terjadi atrofi nefron dan fungsi tubulus berkurang. Pada vesika

urinaria otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau

menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah

Page 4: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

dikosongkan pada pria lansia sehingga mengakibatkan retensi urin. Terjadi

pembesaran prostat pada pria dan atrofi vulva pada wanita.

k. Sistem Endokrin

Produksi dari hampir semua hormon menurun tetapi fungsi paratiroid dan

sekresinya tidak berubah. Dalam pituitar ada pertumbuhan hormone tetapi lebih

rendah dan hanya di dalam pembuluh darah, berkurangnya ACTH, TSH, FSH

dan LH. Menurunnya aktifitas tiroid, menurunnya Basal Metabolic Rate dan

menurunnya daya pertukaran zat. Terjadi penurunan produksi aldosteron dan

menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan

testoteron.

l. Sistem Kulit (Integumentary System)

Kulit mengerut dan keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit

kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran

dan bentuk-bentuk sel epidermis, menurunnya respon terhadap trauma,

mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis, rambut

dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat dari

menurunnya cairan dan vaskularisasi, kelenjar keringat berkurang jumlah dan

fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

m. Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan density dan makin rapuh, kifosis, discus intervetebralis

menipis dan menjadi pendek, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon

mengerut dan mengalami skelerosis dan atrofi serabut-serabut otot.

n. Perubahan psikologis

Perubahan mental yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain perubahan fisik, khususnya organ perasa. kesehatan umum, tingkat

pendidikan, keturunan dan lingkungan (Nugroho,2000).Menurut Nugroho

(2000), perubahan-perubahan psikososial dipengaruhi oleh beberapa hal, antara

lain:

1) Pensiun, bila seseorang pensiun akan mengalami kehilangan

finansial,status, teman atau relasi dan kehilangan kegiatan.

2) Merasakan tua sadar akan kematian (sense of awareness of mortality).

Page 5: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak

sempit.

4) Economic deprivation, meningkatnya biaya hidup pada penghasilan

yang sulit dan bertambahnya biaya pengobatan.

5) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

6) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik sehingga terjadi perubahan

terhadap gambaran diri dan konsep diri.

3. Penyakit yang Sering Terjadi Pada Lansia

Beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a

series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan

jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan

intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan

penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi),

insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan

tubuh).

Selain gangguan-gangguan tersebut penyakit degeratif yang kerap dialami para

lanjut usia, yaitu:

a. Osteo Artritis (OA)

OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan

biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi,

dan perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia

lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang

dan obesitas.

b. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau

kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk

pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah

menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut

karena terganggunya produksi vitamin D.

Page 6: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

c. Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih

tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang

terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak

ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh

darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal

d. Diabetes Mellitus

Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula

darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat

berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu

diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas

126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut

mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75

tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar,

banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati

rasa, dan luka yang lambat sembuh.

e. Dimensia

Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi

intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi

aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang

paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut,

penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi),

trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga

kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.

f. Penyakit jantung koroner

Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung

terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan,

hingga kebingungan.

1. Kanker

Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel

mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih

Page 7: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia

tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini

mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama

sekali dari keadaan awal (kanker).

Page 8: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

1. DEFINISI

Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri akibat

hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi akibat kedua-duanya yang dapat

menyebabkan perubahan bayangan gambar dalam retina sehingga secara berangsur-

angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.

2. ETIOLOGI

a. Katarak Senilis

Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-

satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan semakin kabur. Secara

paradoks, walaupun pada stadium insipien pembentukan katarak penglihatan jauh

kabur, penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga klien dapat

membaca lebih baik tanpa kacamata (“second sight”). Miopia artifisial ini

disebabkan oleh peningkatan indeks refraksi lensa pada stadium insipien.

Tidak ada terapi medik untuk katarak. Ekstraksi lensa diindikasikan apabila

penurunan penglihatan mengganggu aktivitas normal klien. Apabila timbul

glaukoma akibat pembengkakan lensa, diindikasikan ekstraksi lensa secara

bedah. Glaukoma dan uveitis terinduksi lensa adalah penyulit katarak yang jarang

terjadi. Uveitis terinduksi lensa memerlukan tindakan ekstraksi lensa secara bedah

untuk mengeluarkan sumber peradangan.

Katarak senilis biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, dan

klien mungkin meninggal sebelum timbul indikasi pembedahan. Tidak ada terapi

obat untuk katarak, dan tidak dapat diambil dengan pembedahan laser. Yang dapat

dilakukan adalah tindakan operasi/pembedahan. Tingkat keberhasilan

pengembalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95 % pasien.

Indikasi dari pembedahan ini adalah: hilangnya penglihatan yang mempengaruhi

aktifitas normal pasien, bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau

kualitas hidup atau katarak yang menyebabkan glaukoma.

b. Katarak Congenital

Katarak akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetic atau kelainan

herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti pada German Measles.

Page 9: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

c. Katarak Juvenill

Katarak yang muncul selama proses perkembangan

d. Katarak Traumatic

Katarak akibat trauma

e. Katarak Ttrauma Toksik

Katarak akibat paparan zat kimia seperti terapi kortikosteroid sistemik, rokok,

alcohol

f. Katarak Komplikata

Katarak akibat penyakit mata yang lain seperti uveitis (glaucoma)

g. Associated Katarak

Katarak yang berhubungan dengan penyakit spesifik karena kelainan sistemik

atau metabolic seperti DM, galaktosemi distrofi miotonik

Stadium Katarak

a) Stadium insipien

Kekaburan dimulai pada bagian perifer lensa, lambat laun mengarah pada bagian

inti lensa mata sehingga menyerupai terali besi ( roda sepeda ). Pada keadaan ini

biasanya katarak stasioner.

b) Stadium intumesen ( imatur )

Terjadi perubahan pada lensa, dimana lensa menjadi bengkak dan menarik cairan

dari jaringan sekitar. Kelainan yang nampak pada keadaan ini adalah myopia,

astigmatisme, bayangan iris pada lensa terlihat.

c) Stadium maturesen ( matur )

Kekaburan lensa lebih padat dan lebih mudah dipisahkan dari kapsulnya, ini

merupakan stadium yang tepat untuk dilakukan operasi.

d) Stadium hipermatur

Biasanya akan ditemukan beberapa perubahan, katarak menjadi lembek, mencair

atau menjadi seperti susu.

Page 10: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

Manifestasi klinik

1) Visus menurun, berlangsung lambat sampai cepat tergantung proses

kekeruhannya

2) Pada katarak tipe nucleus, penglihatan menjadi lebih terang pada waktu senja

dibanding pada waktu siang hari

3) Pada katarak tipe kortek, sebaliknya

4) Terlihat bintik-bintik hitam pada suatu lapang pandang pada posisi tertentu ( pada

stadium insipien )

5) Diplopia atau poliplopia ( pengaruh pembiasan yang ireguler dari lensa mata )

6) Myopia, sebagai proses pembentukan katarak dimana lensa mengabsorpsi air

sekitar lensa sehingga lensa menjadi cembung.

Page 11: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

Pathway Keperawatan

Penuaan

Degenerasi fungsi jaringan

Gangguan vaskularisasi

Perubahan warna nukleus

( warna kekuningan )

Zanula ( serabut halus multiple)

Perubahan kimia

Gangguan metabolisme protein

Koagulasi

Densitas (Klasifikasi)

Radiasi

Traumal

Matahari

Lensa keruh Hambatan pencahayaan ke retina

Pandangan kabur

Sebagian

Operasi

Port de entry

Resiko infeksi

Diskontunuitas jaringan

Peningkatan TIO

Nyeri akut

Pandangan kabur

Gangguan sen sori perseptual

Resiko cidera

Page 12: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw

A. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes ketajaman penglihatan dan

sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,

akueus atau viterus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem syaraf

atau penglihatan ke retina atau ke jalan optik.

2. Lapang pandang penglihatan: penurunan mungkin disebabkan oleh CVS,

massa tumor pada hipofisis / otak, korotis atau patologis arteri serebral atu

glaukoma.

3. Pengukuran gonioskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut

tertutup glaukoma.

4. Tes provokatif : digunakan dalam menetukan adanya / tipe glaukoma bila TIO

normal atau hanya meningkat ringan.

5. Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi

lempeng optik, papiledema, perdarahan retina dan mikroaneurisma.

6. Dilatasi dan pemeriksaan belahan lampu untuk memastikan diagnosa katarak.

7. Darah lengkap, laju sedimentasi ( LED ) : menunjukan anemia sistemik /

infeksi.

8. Tes toleransi glukosa : menetukan adanya / kontrol diabetes.

Page 13: Laporan Pendahuluan Katarak Pstw