Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

13
LAPORAN PENDAHULUAN KANKER OVARIUM 1.OVARIUM Ovarium adalah salah satu organ sistem reproduksi wanita, sistem reproduksi terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Kedua ovarium terletak dikedua sisi uterus dalam rongga pelvis dengan panjang sekitar 1,5 – 2 inchi dan lebar < 1 inchi, ovarium akan mengecil setelah menopause. Ovarium memiliki dua fungsi yaitu: Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika terjadi proses pembuatan (fertilisasi) ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berperan terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita dan mengatur siklus menstruasi 2. DEFINISI KANKER OVARIUM Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan

Transcript of Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

Page 1: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER OVARIUM

1. OVARIUM

Ovarium adalah salah satu organ sistem reproduksi wanita, sistem reproduksi

terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Kedua ovarium terletak

dikedua sisi uterus dalam rongga pelvis dengan panjang sekitar 1,5 – 2 inchi

dan lebar < 1 inchi, ovarium akan mengecil setelah menopause.

Ovarium memiliki dua fungsi yaitu:

Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan

melalui tuba fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian

memasuki uterus, jika terjadi proses pembuatan (fertilisasi) ovum akan

melekat (implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus),

ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan

terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.

Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini

berperan terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik

wanita dan mengatur siklus menstruasi

2. DEFINISI KANKER OVARIUM

Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel

epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat

berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan

kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.

Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium atau indung telur yang

disebabkan oleh pertumbuhan cepat serta pembelahan yang terjadi dalam

satu atau kedua kelenjar reproduksi ovarium di mana ova atau telur dan

hormon pada wanita dibuat membelah banyak dan cepat serta menyebar

hingga ke jaringan bahkan ke organ lain. Kanker ovarium paling sering

ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita, menderita

kanker ovarium.(Puji, 2009)

3. EPIDEMIOLOGI

Kanker Ovarium (KO) atau Kanker Indung Telur adalah kanker tersering

kedua dari seluruh tumor ganas ginekologi dan merupakan penyebab

kematian nomor satu dari seluruh kematian akibat kanker ginekologi.

Penderita umumnya didiagnosis terlambat, karena belum adanya metode

Page 2: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

deteksi dini yang akurat untuk KO ini, sehingga hanya 25 – 30% saja yang

terdiagnosis pada stadium awal.

Menurut data statistik American Cancer Society insiden kanker ovarium

sekitar 4 % dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati peringkat

kelima penyebab kematian akibat kanker, diperkirakan pada tahun 2003 akan

ditemukan 25.400 kasus baru dan menyebabkan kematian sebesar 14.300,

dimana angka kematian ini tidak banyak berubah sejak 50 tahun yang lalu.

Hampir 70 % kanker ovarium epitelial tidak terdiagnosis sampai keadaan

stadium lanjut, menyebar dalam rongga abdomen atas (stadium III) atau lebih

luas (stadium IV) dengan harapan hidup selama 5 tahun hanya sekitar 15–

20%, sedangkan harapan hidup stadium I dan II diperkirakan dapat mencapai

90% dan 70%

4. ETIOLOGI

Penyebab kanker ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ca

mamae diduga memeliki hubungan terhadap kejadian kanker ovarium pada

wanita. Sebaliknya pada wanita pada wanita yang mengidap Ca ovarium juga

mempunyai faktor resiko mengidap Ca mamae 3-4x lipat. Akan tetapi banyak

teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

a. Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk

penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel

epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel

tumor.

b. Hipotesis androgen

Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal

ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung

reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi

pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

FAKTOR RESIKO

Penyebab pasti kanker ovarium masih dipertanyakan, beberapa hal yang

diperkirakan sebagai faktor resiko kanker ovarium adalah sebagai berikut:

- Riwayat keluarga kanker ovarium dan kanker payudara

- Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker endometrial

- Wanita diatas usia 50 – 75 tahun

- Wanita yang tidak memiliki anak (nullipara)

Page 3: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

- Wanita yang memiliki anak > 35 tahun

- Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2

- Sindroma herediter kanker kolorektal nonpolipoid

- Ras kaucasia > Afrika-Amerika

FAKTOR PREDISPOSISI

- Diit tinggi lemak

- Merokok dan alcohol

- Infertilitas

- Riwayat Ca mamae, kolon, dan endometrium

- Nullipara

5. JENIS KANKER OVARIUM

a. Tumor epitelial

Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada

umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma

adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium

carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan

penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor

epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker

dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas

(LMP tumor : Low Malignat Potential).

Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous,

mucous, endometrioid dan sel jernih.

b. Tumor germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur,

umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi

ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma,

dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor

germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum

era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium

germinal stadium dini hanya mencapai 10 - 19% sekarang ini 90 % pasien

kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat

dipertahankan.

c. Tumor stromal

Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang

memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang

Page 4: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-

leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.

6. KLASIFIKASI KANKER OVARIUM

Stadium kanker ovarium menurut FIGO:

Staging Keterangan

I Tumor terbatas pada ovarium

IA

Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

pertumbuhan tumor di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di

cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.

IB

Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada

pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel

tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga

peritoneum.

IC

Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu

faktor yaitu kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada

permukaan ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun pada

bilasan cairan di rongga peritoneum.

II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis

IIA

Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di

cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

IIB

Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di

cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

IIC

Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan asites

ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.

III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan

tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan/atau

metastasis kelenjar getah bening regional.

IIIA

Metastasis mikroskopik di luar pelvis.

Page 5: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

IIIB

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi < 2 cm.

IIIC

Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi > 2 cm

dan/atau metastasis ke kelenjar getah bening.

IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum).

Derajat keganasan kanker ovarium

- Derajat 1 : differensiasi baik

- Derajat 2 : differensiasi sedang

- Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis

akan lebih baik

7. TANDA DAN GEJALA

Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium

yang terdeteksi pada stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen

disertai keluhan–keluhan:

Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga

abdomen (ascites)

Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh,

hilangnya nafsu makan dll

Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri

Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis

Menstruasi tidak teratur

Lelah

Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)

Nyeri saat berhubungan seksual

Penurunan berat badan

8. DETEKSI DINI KANKER OVARIUM

Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan

hidup akan semakin baik metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan

sebagai penyaring kanker ovarium adalah:

a. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium

untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun

pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker

ovarium.

Page 6: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

b. Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk

membedakan gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat,

melalui abdomen ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi

keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini

rendah.

c. Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk

menilai kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita

dengan kanker ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125

(>35µ/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru

mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita premonopause,

kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati

dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik

- Radiologi: USG Transvaginal, CT scan, MRI

- Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH,

HCG, dan AFP (penanda tumor sel germinal)

- Laparoskopi

- Laparotomi

- Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium

- Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan

sigmoidoskopi.

- Foto rontgen dada dan tulang.

- Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)

- Scan traktus urinarius

10. PENATALAKSANAAN

a. Operasi

b. Radioterapi

c. Kemoterapi

Kanker ovarium epitelial :

Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik

sampai sedang, operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi

pengangkatan tuba fallopi dan ovarium) atau disertai histerektomi

abdominal total (pengangkatan uterus) dan sebagian jaringan abdominal,

Page 7: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

harapan hidup selama 5 tahun mencapai 90%, pada stadium I dengan

diferensiasi buruk atau stadium Ic pilihan terapi berupa:

- Radioterapi

- Kemoterapi sistemik

- Histerektomi total abdominal dan radioterapi

Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau

radioterapi, dengan terapi ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan

harapan hidup selama 5 tahun mendekati 80%.

Stadium III dan IV: Sedapat mungkin massa tumor dan daerah metastasis

sekitarnya diangkat (sitoreduktif) berupa pengeluran asites, omentektomi,

reseksi daerah permukaan peritoneal, dan usus, jika masih

memungkinkan salpingo-ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi ajuvan

kemoterapi dan atau radioterapi.

Kanker ovarium germinal :

- Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker

ditemukan dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi.

- Tumor sel germinal lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi

dilanjutkan kemoterapi.

Kanker ovarium stromal :

Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin atau

carboplatin), CP (cyclophosphamide + cisplatin), CC (cyclophosphamide +

carboplatin).

11. ASUHAN KEPERWATAN

1. Pengkajian

- Data diri klien

- Data biologis/fisiologis –> keluhan utama, riwayat keluhan utama

- Riwayat kesehatan masa lalu

- Riwayat kesehatan keluarga

- Riwayat reproduksi –> siklus haid, durasi haid

- Riwayat obstetric –> kehamilan, persalinan, nifas, hamil

- Pemeriksaan fisik

- Data psikologis/sosiologis–> reaksi emosional setelah penyakit diketahui

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b.d agen cidera biologi

Page 8: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

b. Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam

penampilan fungsi dan peran

c. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau

fungsi tubuh, perubahan kadar hormone

3.Tujuan dan Intervensi

Diagnosa 1 : Nyeri akut b.d agen cidera biologi

Tujuan : Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan

Intervensi :

- Kaji karakteristik nyeri : lokasi, kualitas, frekuensi

- Kaji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, marah pasien

- kolaborasi dengan tim medis dalam memberi obat analgesic

- Jelaskan kegunaan analgesic dan cara-cara untuk mengurangi efek

samping

- Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan:

imajinasi, relaksasi, stimulasi kutan

Diagnosa 2 : Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam

penampilan fungsi dan peran

Tujuan : KLien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.

Intervensi :

- Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri

- Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan

pembuatan keputusan

- Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi

kekhawatiran tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif

untuk ekspresi seksual yang lazim

Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur

atau fungsi tubuh, perubahan kadar hormon

Tujuan :

Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi

seksual.

Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan

beberapa alternatif cara mengekspresikan keinginan seksual

Intervensi:

Page 9: Laporan Pendahuluan Kanker Ovarium

- Mendengarkan pernyataan klien dan pasanganDiskusikan sensasi atau

ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu

- Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan

pengaruh prosedur pembedahan

- Identifikasi faktor budaya/nilai budaya

- Bantu klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka

- Dorong klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka

- Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnya

- Berikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus

seksual saat kelelahan

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC:

Jakarta

Donges, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana

Untuk PendidikanBidan. Jakarta: EGC

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sastrawinata, sulaiman. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar offset