Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
-
Upload
arif-hidayatullah -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
1/10
LAPORAN PENDAHULUAN GANUAN RASA NYAMAN NYERI
A. Pengertian
Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan (IASP,1999).Menurut International Association for Study of Pain, nyeri adalah
sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007)
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada persepsinya. Walau
pun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara sederhana nyeri dapat
diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan. Baik secara sensori mau pun
emosional yang berhubungan dengan adanya suatu jaringan atau factor lain, sehingga
individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari,
psikis, dan lain-lain. (Asmadi.2008
B. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu penyebab yang
berhubungan dengan fisik dan psikis.
1. Secara Fisik
a. Trauma
1) Trauma mekanik
Menimbulkan nyeri karena ujung saraf-saraf bebas mengalami kerusakan
akibat benturan, gesekan, atau pun luka.2) Trauma termis
Menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibatpanas dingin.
3) Trauma kimiawi
Terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat.
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
2/10
4) Trauma elektrik
Dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri.
b.Neoplasma
Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan
jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan, atau
metastasa.
c. Peradangan
Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor
akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nyeri yang disebabkan oleh factor fisik berkaitan dengan
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri.
2. Secara Psikis
Penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya trauma psikologis. Nyeri yang disebabkan
factor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan bukan karena penyebab organic melainkan
akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Ini dapt dijumpai pada kasus yang
termasuk kategori psikomatik. Nyeri karena factor ini disebut pula psychogenic pain.
C. Manifestasi Klinis
1. Gangguam Tidur
2. Posisi Menghindari Nyeri
3. Gerakan Menghindari Nyeri
4. Pucat
5. Perubahan Nafsu Makan
6. Perubahan tekanan darah
7. Perubahan frekuensi pernafasan
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
3/10
D. Patofisiologi
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut
nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan
akhirnya samapai didalam massa berwarna abu abu di medula spinalis. Terdapat tesan
nyeri dapat berinteraksi dengan inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai
otak atau ditransmisi tanpa hambatan kekorteks cerebral. Sekali stimulus nyeri mencapai
korteks cerebral, maka otak menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses informasi
tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosoasi kebudayaan dalam upaya
mempersepsikan nyeri. Semua kerusakan seluler disebabkan oleh stimulus termal, mekanik,
kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang mengahasilkan nyeri
E.
Teori Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian nyeri akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang afektif.
Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada
masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi
nyeri, seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural.
Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat nyeri untuk
mendapatkan data dari klien dan (b) observasi langsung pada respon perilaku dan
fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif
terhadap pengalaman subjek. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
P (pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri.
Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.
R (region) yaitu daerah perjalanan nyeri.
S (severty) adalah keparahan atau intensits nyeri.
T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
a. Riwayat Nyeri
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberikan klien
kesempatan untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
4/10
tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu perawt
memahami makna nyeri bagi klien dan bagaimana ia berkoping terhadap aspek,
antara lain :
1). Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien menunjukkan area
nyerinya. Pengkajian ini biasanya dilakukan dengan bantuan gambar tubuh. Klien
biasanya menandai bagian tubuhnya yang mengalami nyeri. Ini sangat bermanfaat,
terutama untuk klien yang memiliki lebih dari satu sumber nyeri.
2). Intensitas Nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya
untuk menentukan intensitas nyeri pasien. Skala nyeri yang paling sering digunakan
adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka 0 menandakan tidak nyeri sama sekali dan
angka tertinggi menandakan nyeri terhebat yang dirasakan klien. Intensitas nyeri
dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui skala nyeri wajah, yaitu
Wong-Baker FACES Rating Scale yang ditujukan untuk klien yang tidak mampu
menyatakan intensitas nyerinya melalui skala angka. Ini termasuk anak-anak yang
tidak mampu berkomunikasi secara verbal dan lan sia yang mengalami gangguan
komunikasi.
Keterangan
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan (secara obyektif klien dapatberkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskribsikan nyeri, dapat mengikuti perintah
dengan baik).
7-9 ` : Nyeri berat (secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikan nyeri, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, napas
panjang dan distraksi.
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
5/10
10 :Nyeri sangat berat (klien sudah tidak bisa berkomunikasi).
3). Kualitas Nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat
perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya sebab
informasi yang akurat dapat berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri serta
pilihan tindakan yang diambil.
4). Pola
Pola nyeri meliputi: waktu awitan, durasi/lamanya nyeri dan kekambuhan atau
interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama
nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang dan kapan nyeri terakhir kali muncul.
5). Faktor Presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicumunculnya nyeri. Sebagai contoh:
aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, faktor lingkungan
(lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stresor fisik dan emosional juga
dapat memicu munculnya nyeri.
6). Gejala yang menyertai
Gejala ini meliputi: mual, muntah, pusing dan diare. Gejala tersebut bisa
disebabkan oleh awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.
7). Pengaruh aktifitas sehari-hari
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas harian klien akan
akan membantu perawat memahami persepsi klien tentang nyeri. Beberapa aspek
kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah tidur, nafsu makan, konsentrasi,
pekerjaan, hubungan interpesonal, hubungan pernikahan, aktivitas di rumah, aktivitas
waktu seggang serta status emosional.
8). Sumber koping
Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri.Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau
pengaruh agama/budaya.
9). Respon afektif
Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, tergantung pada situasi, derajat
dandurasi nyeri, interpretasi tentang nyeri dan banyak faktor lainnya. Perawat perlu
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
6/10
mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi atau perasaan gagal pada diri
klien.
b. Observasi respons perilaku dan fisiologis
Banyak respons nonverbal/perilaku yang bisa dijadikan indikator nyeri diantaranya :
1). Ekspresi wajah:
a) Menutup mata rapat-rapat
b) Membuka mata lebar-lebar
c) Menggigit bibir bawah
2). Vokalisasi:
a) Menangis
b) Berteriak
3). Imobilisasi (bagian tubuh yang mengalami nyeri akan digerakan tubuh tanpa
tujuan yang jelas):
a) Menendang-nendang
b) Membolak-balikkan tubuh diatas kasur
Sedangkan respons fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada sumber dan
durasi nyeri. Pada awal awitan nyeri akut, respons fisiologis:
a) Peningkatan tekanan darah
b) Nadi dan pernapasan
c) Diaforesis
d) Dilatasi pupil akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis.
Akan tetapi, jika nyeri berlangsung lama dan saraf simpatis telah beradaptasi, respon
fisiologis tersebut mungkin akan berkurang atau bahkan tidak ada. Karenanya,
penting bagi perawat untuk mengkaji lebih dari satu respons tersebut merupakan
indikator yang buruk untuk nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
b. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan.
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
7/10
1. Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri Akut
1). Tujuan: Setelah dilakukan selama 1x24 jam tindakan diharapkan nyeri berkurang.
2). Kriteria hasil:
- Nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tenang
- Tanda-tanda vital (TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit, R: 16-20 x/menit).
- Klien dapat istirahat dan tidur normal sesuai dengan usianya.
Intervensi Rasional
- Pantau karakteristik nyeri,
catatan laporan verbal, petunjuk
nonverbal dan respon hemodinamik
- Ambil gambar lengkap terhadap
nyeri dari pasien termasuk lokasi dan
intensitas lamanya, kualitas( dangkal
atau menyebar) dan penyebaran
- Anjurkan pasien untuk
melaporkan nyeri dengan segera
- Bantu melakukan teknik
relaksasi misalnya : nafas dalam
perlahan perilaku distraksi
- Visualisasi dan bimbingan
imajinasi
- Periksa tanda-tanda vital
sebelum atau sesudah penggunaan obatnarkotik
- Berikan obat analgesic sesuai
indikasi
- Variasi penampilan dan
perilaku pasien karena nyeri
terjadi sebagai temuan pengkajian
- Nyeri sebagai pengalaman
subjektif dan harus digambarkan
oleh pasien. Bantu pasien untuk
menilai nyeri dengan
membandingkan dengan
pengalaman nyeri
- Penundaan pelaporan nyeri
menghambat peredaran
nyeri/memerlukan peningkatan
dosis obat. Selain itu nyeri berat
dapat menyebabkan syok dengan
merangsang system syaraf
simpatis, mengakibatkankerusakan lanjut dan mengganggu
diagnostic serta hilangnya nyeri
- Membantu dalam
penurunan persepsi/respon nyeri
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
8/10
- Memberikan control
situasi, meningkatkan perilaku
positif
- Hipotensi/depresi
pernafasan dapat terjadi sebagai
akibat pemberian narkotik
- Membantu proses
penyembuhan pasien
b. Nyeri kronis
1). Tujuan: Setelah dilakukan selama 2x24 jam tindakan diharapkan nyeri
teratasi sebagian.
2). Kriteria hasil:
- Skala nyeri dalam rentang 1-3.
- Raut muka tidak menahan nyeri.
- Klien sudah tidak memegangi area yang nyeri.
Intervensi Rasionalisasi
- Catat karakteristik nyeri
- Berikan posisi semi fowler- Ajarkan teknik relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat
analgesic sesuai dengan indikasi
- Mempermudah dalam
tindakan pengobatan kepada klien- Membantu memberikan
rasa nyaman kepada
klienmenambah pengetahuan
pasien dalam mengurangi rasa
nyeri
- Membantu pasien dalam
mengurangi rasa nyeri
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
9/10
2. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri, di antaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya
intensitas nyeri, adanya respon fisiologis yang baik dan pasien mampu melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
-
8/10/2019 Laporan Pendahuluan Ganuan Rasa Nyaman Nyeri
10/10
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan AplikasiKebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika
Tamsuri. 2007.Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier, Academic
Press
Potter Patricia A & Perry Anne Griffin. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC