Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

17
FRAKTUR KLAVIKULA A. Definisi a) Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. b) Smeltzer S.C & Bare B.G (2001) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. c) Reeves C.J,Roux G & Lockhart (2001), fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. d) Fraktur dalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Pengertian fraktur pada anggota tubuh, disesuaikan menurut anatominya, misalnya Klavikula (tulang Kolar). Dari pengertian di atas, fraktur Klavikula merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang tejadi pada tulang Klavikula. Definisi fraktur Klavikula (http://en.wikipedia.org/wiki/Clavicle_fracture), fraktur Klavikula adalah patah tulang pada tulang klavikula atau tulang selangka. Hal ini sering disebabkan akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik(outstrechedhead), posisi jatuh bertumpu ke bahu atau pukulan langsung ke klavikula. Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu.

Transcript of Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

Page 1: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

FRAKTUR KLAVIKULA

A. Definisi

a) Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya

kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.

b) Smeltzer S.C & Bare B.G (2001) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya.

c) Reeves C.J,Roux G & Lockhart (2001), fraktur adalah setiap retak atau patah pada

tulang yang utuh.

d) Fraktur dalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh

rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000).

Pengertian fraktur pada anggota tubuh, disesuaikan menurut anatominya, misalnya

Klavikula (tulang Kolar). Dari pengertian di atas, fraktur Klavikula merupakan suatu

gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas

jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang tejadi pada tulang Klavikula.

Definisi fraktur Klavikula (http://en.wikipedia.org/wiki/Clavicle_fracture), fraktur

Klavikula adalah patah tulang pada tulang klavikula atau tulang selangka. Hal ini sering

disebabkan akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik(outstrechedhead), posisi

jatuh bertumpu ke bahu atau pukulan langsung ke klavikula.

Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh

atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah

atau proksimal klavikula. Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada

tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri.

Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek

fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan

sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari aspek fisiologikal tulang

melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga

menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai

tempat penyimpanan kalsium, fosfat dan garam magnesium. Namun karena tulang

bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga

menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan. Patah tulang atau

fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan.

Peristiwa ini dapat terjadi karena:

Page 2: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

1. Peristiwa trauma tunggal. Patah tulang pada peristiwa ini biasanya dikarenakan oleh

kekuatan yang tiba-tiba berlebihan dapat berupa pemukulan, penekukan, pemuntiran

ataupun penarikan.

2. Tekanan yang berulang-ulang. Tekanan yang berulang-ulang dapat menimbulkan

keretakan. Sebagai contoh seorang pelari yang menempuh jarak jauh dapat

mengalami retak tulang pada daerah tibia, fibula maupun metatarsal.

3. Fraktur patologik. Pada peristiwa ini tulang mengalami patah oleh tekanan yang

normal dikarenakan tulang tersebut lemah atau rapuh. Bisa disebabkan oleh penyakit

tertentu, misalnya tumor. Banyak sekali kasus patah tulang yang terjadi dan berbeda-

beda pada daerah patah tulang tersebut. Pada kasus ini akan dibahas mengenai patah

tulang bagian klavikula.

B. Etiologi Faktur Klavikula

Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi

akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstreched hand) dimana

trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah

diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah

hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau

terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan

Peterson. Patah tulang klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar

(outstreched hand) hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma

bahu. Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari

kecelakaan lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering

dijumpai. Pada anak-anak sekitar 10–16 % dari semua kejadian patah tulang, sedangkan

pada orang dewasa sekitar 2,6–5 %.

C. Patofisiologi

Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama

perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus bagian

proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang klavikula juga

membentuk hubungan antara anggota badan atas dan Thorax. Tulang ini membantu

mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang

clavikula bergabung dengan sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC).

Pada bagian distal klavikula bergabung dengan acromion dari skapula membentuk

Page 3: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

sambungan acromioclavicular (AC). Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk

dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit

(subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak dibawah

kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi

akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang

menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur.

D. Gambaran Klinis

Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan

keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan

setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah

fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat

kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan

terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan

sirkulasi yang mengikuti fraktur.  Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang.

E. Klasifikasi 

Klasifikasi patah tulang secara umum adalah :

a. Fraktur lengkap Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga

tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke

sisi lain.

b. Fraktur tidak lengkap  Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis

patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang

utuh).

Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan

dengan dunia luar, meliputi:

a. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak

menonjol malalui kulit.

b. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan

dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.

Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun

1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula

menjadi 3 kelompok:

Page 4: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian

75-80%).

a. Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.

b. Umumnya terjadi pada pasien yang muda.

2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%).

Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni (yakni,

conoid dan trapezoid).

a. Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan

tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.

b. Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament

coracoclavicular masih melekat pada fragmen.

c. Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupun kedua-

duanya.

d. Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.

e. Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen

proksimal berpindah keatas.

f. Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.

3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%)

Pada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

Page 5: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

F. Penatalakasanaan

Pada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai

penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa

kelainan bentuk. Kebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani dengan

metode tanpa operasi. Perawatan nonoperative dengan cara mengurangi gerakan di

daerah patah tulang. Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi

normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modifikasi spika bahu (gips

klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan

untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam

posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai

untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris.

Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal klavikula tanpa

pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan

gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen

korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka

dan fiksasi interna. Selama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan

tapi harus menghindari aktivitas yang berat. Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan

pemantauan yang dijadwalkan 1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai gejala

klinis dan kemudian setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis.

Pemeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik

dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke

4 sampai minggu ke 6 (pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan tulang).

Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang,

dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali normal. Tidakan

pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :

a. Fraktur terbuka.

b. Terdapat cedera neurovaskuler.

c. Fraktur comminuted.

d. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.

e. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).

f. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).

Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri.

Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi seperti

acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan NSAIDs seperti ibuprofen.

Page 6: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

G. Prognosis 

Patah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.

H. Komplikasi

Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus brakhialis,

cedera vena atau arteria subklavia akibat frakmen tulang, dan malunion (penyimpangan

penyatuan). Malunion merupakan masalah kosmetik bila pasien memakai baju dengan

leher rendah.

Komplikasi akut:

a. Cedera pembuluh darah

b. Pneumouthorax

c. Haemothorax

Komplikasi lambat :

a. Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu

semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.

b. Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan

I. Pemeriksaan penunjang:

Laboratorium :

Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit sering rendah

akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak

sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di dalam darah.

Radiologi :

Page 7: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.

Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi

struktur fraktur yang kompleks. 

Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.

Scan tulang, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan kerusakan

jaringan lunak.

J. Pengkajian Asuhan Keperawatan

1) Aktivitas/istirahat:

Gejala:

a. Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera akibat

langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri.

2) Sirkulasi:

Tanda:

a. Peningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap nyeri/ansietas,

sebaliknya dapat terjadi penurunan tekanan darah bila terjadi perdarahan.

b. Takikardia

c. Penurunan/tak ada denyut nadi pada bagian distal area cedera, pengisian kapiler

lambat, pucat pada area fraktur.

d. Hematoma area fraktur.

3) Neurosensori:

Gejala:

a. Hilang gerakan/sensasi

b. Kesemutan (parestesia)

Tanda:

a. Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot,

kelemahan/kehilangan fungsi.

b. Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera akibat

langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri.

c. Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas atau trauma lain.

4) Nyeri/Kenyamanan:

Gejala:

a. Nyeri hebat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area fraktur,

berkurang pada imobilisasi.

Page 8: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

b. Spasme/kram otot setelah imobilisasi.

5) Keamanan:

Tanda:

a. Laserasi kulit, perdarahan

b. Pembengkakan lokal (dapat meningkat bertahap atau tiba-tiba)

6) Penyuluhan/Pembelajaran:

a. Imobilisasi

b. Bantuan aktivitas perawatan diri

c. Prosedur terapi medis dan keperawatan

b. Pengkajian Diagnostik:

Pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan pada fraktur adalah:

1) X-ray:

- menentukan lokasi/luasnya fraktur

2) Scan tulang:

- memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak

3) Arteriogram

- dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.

4) Hitung Darah Lengkap

- hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahan; peningkatan

lekosit sebagai respon terhadap peradangan.

5) Kretinin

- trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal

6) Profil koagulasi

- perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi atau cedera hati.

K. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur).

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan

neuromuskuler.

3. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan

disuse.

4. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan

menjalankan aktivitas.

Page 9: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

5. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur

invasive.

6. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap

informasi, terbatasnya kognitif.

L. Intervensi

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN DAN

KRITERIA HASILINTERVENSI

1.

2.

Nyeri akut b.d agen

injuri fisik

Kerusakan mobil;itas

fisik b.d kerusakan

muskuloskeletal dan

neuromuskuler

Klien dapat mengontrol

nyeri setelah diberikan

perawatan dengan krieria

hasil:

ekspresi wajah anak

tampak rileks

anak dapat istirahat

dan tidur

anak tidak tampak

gelisah

Setelah perawatan tingkat

mobilitas meningkat dan

pergerakan sendi aktif

dengan criteria hasil:

Anggota badan yang

sehat dapat bergerak

optimal

Mengatakan mampu

untuk bergerak

1. Kaji tingkat nyeri dengan

analog visual scale.

2. Atur posisi sesuai dengan

posisi kesegarisan.

3. Hindari getaran pada tempat

tidur.

4. Gunakan terapi distraksi dan

sentuhan terapeutik

5. Berikan analgetik sesuai

dengan program.

1. Monitor dan catat

kemampuan aktivitas yang

bias dilakukan klien.

2. Kaji kekuatan otot dan

kemampuan sendi.

3. Latih ROM 2 kali sehari

(jika klien dapat bergerak)

4. Konsultasi dengan

fisioterapi untuk latihan.

5. Gunakan stocking elastis

untuk mencegah trombo

emboli

6. Berikan nutrisi yang

mendukung kesembuhan

tulang: tinggi protein dan

Page 10: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

3 Resiko infeksi b.d

trauma, imunitas

tubuh primer

menurun, prosedur

invasive

Selama perawatan resiko

infeksi dapat dikontrol

dengan criteria hasil:

Tidak terdapat tanda-

tanda infeksi

Angka lab dalam

batas normal

tinggi kalsium.

1. Observasi tanda-

tanda infeksi pada luka.

2. Kaji suhu tubuh

setiap 4 jam sekali

3. laporkan bila

terjadi peningkatan suhu

diatas 38,5 . Selama 24 jam

4. Catat dan

laporkan hasil pemeriksaan

laboratorium

(leukosit,protein

serum,albumin serum dan

cultur).

5. Kaji warna,

kelembaban,warna,tekstur

dan turgor kulit sekitar luka.

6. Pertahankan diet

seimbang: Tinggi protein

dan Tinggi kalori.

7. Pertahankan

intake cairan yang adekuat

8. Ikuti standar

precaution ketika

melakukan prosedur.

9. Cuci tangan

sebelum dan sesudah

tindakan perawatan.

10. Pertahankan

balutan tetap bersih dan

kering.

11. Rawat luka secara

teratur denga

memperhatrikan teknik

Page 11: Laporan Pendahuluan Fraktur Klavikula

aseptic dan anti septic.

12. Berikan antibiotik

sesuai program.

DAFTAR PUSTAKA

A Graham Appley, 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7, Widya

Medika, Jakarta.

Black, J.M, et al, Luckman and Sorensen’s Medikal Nursing : A Nursing Process Approach,

4 th Edition, W.B. Saunder Company, 1993.

Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone, Jakarta.

Jeffrey A. Housner, John E. Kuhn, 2003, Clavicle Fractures,

http://www.physsportsmed.com/issues/2003/1203/housner.

Kevin J Eerkes, 2008, Clavicle Injuries, http://www.emedicine.com/sports/TOPIC25.HTM

L Joseph Rubino, 2006, Clavicle Fractures, http://www.emedicine.com/orthoped/topic50.htm.

Mansjoer, Arif, et al, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Medika Aesculapius FKUI, Jakarta,

2000.

Reeves CJ, Roux G and Lockhart R, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Buku I,

(Penerjemah Joko Setyono), Jakarta : Salemba Medika

Richard S. Snell, 2006, Anatomi Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner &

Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta.

Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Clavicle_fracture