Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

download Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

of 15

Transcript of Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    1/15

    LAPORAN PENDAHULUAN

    DIABETES MELITUS TIPE 2

    Yosep Pratama

    NIM: 4006130028

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANDHARMA HUSADA BANDUNG

    2 14

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    2/15

    LAPORAN PENDAHULUAN

    DIABETES MELITUS

    A. DEFINISI

    Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi

    sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau

    kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Suddarth,2002).

    Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :

    a. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) yang

    dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita tergantung

    pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan

    mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat disebabkan

    karena keturunan.

    b. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM), yang

    dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :

    1.) Non obesitas

    2.)Obesitas

    Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas,

    tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer.Biasanya terjadi pada

    orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.

    c. Diabetes Mellitus type lain

    1.) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainan hormonal,

    diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan

    lain-lain.

    2.) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :

    Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik

    3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama

    kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan

    meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik

    somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino

    dan glukosa ke fetus.

    B. ETIOLOGI

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    3/15

    Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti

    dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa Diabetes Mellitus adalah

    merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih

    satu penyebab yang mendasarinya.

    Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :

    1. Dibetes melitus tipe I

    Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas yang

    merupakan kombinasi dari beberapa faktor:

    a. Faktor genetik

    Penderita tidak mewarisi diabetas tipe I sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi

    kearah terjadinya diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya tipe antigen HLA

    (Human Leucolyte antoge) teertentu pada individu tertentu.

    b. Faktor imunologi

    Pada diabetae tipe I terdapat suatu respon autoimun sehingga antibody terarah pada

    sel-sel pulau lengerhans yang dianggapnya jaringan tersebut seolah-olah sebagai

    jeringan abnormal.

    c. Faktor lingkungan

    Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor ekternal yang dapat

    memicu destruksi sel beta, contoh hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa

    virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan

    destruksi sel beta.

    2. Diabetas Melitus Tipe II

    Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi

    insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan

    memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin dan juga terspat beberap

    faktor resiko teetentu yang berhubngan dengan proses terjadinya diabetea tipe II yaitu:

    a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat usia diatas 65 tahun

    b. Obesitas

    c. Riwayat keluarga

    d. Kelopok etnik tertentu

    3. Faktor non genetik

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    4/15

    a. Infeksi

    Virus dianggap sebagai trigger pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi

    genetic terhadap Diabetes Mellitus.

    b. Nutrisi

    a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.

    b.) Malnutrisi protein

    c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.

    c. Stres

    Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya

    menyebabkan hyperglikemia sementara.

    d. Hormonal

    Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali

    karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon

    dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat.

    C. MANIFESTASI KLINIK

    Yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :

    Pada tahap awal sering ditemukan :

    1. Poliuri (banyak kencing)

    Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui

    daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula

    banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak kencing.

    2. Polidipsi (banyak minum)

    Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena

    poliuri, sehingga untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.

    3. Polipagi (banyak makan)

    Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).

    4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan

    glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan

    zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.

    5. Mata kabur

    Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang

    disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari

    lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    5/15

    D. PATOFISIOLOGI

    Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek

    utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel

    tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200

    mg/hari/100 ml. (2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,

    menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler

    yang mengakibatkan aterosklerosis. (3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.

    Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus

    yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes Mellitus. Bila

    jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas

    225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah

    filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar

    glukosa meningkat melebihi 180 mg%.

    Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah

    dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam

    aseto asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1

    Meq/Liter sampai setinggi 10 Meq/Liter.

    E. PENATALAKSANAAN

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    6/15

    Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk

    mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien

    berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau

    hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga

    faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral

    dan insulin. Penyuluhan kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien

    mengatasi kondisi ini.

    Penatalaksanaan Medik diantaranya :

    1. Perencanaan makan

    Standar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi seimbangan dalam hal

    Karbohidrat (KH), Protein, lemak yang sesuai kecukupan gizi :

    a. KH 60 70 %

    b. Protein 10 15 %

    c. Lemak 20 25 %

    Beberapa cara menentukan jumalah kelori uantuk pasien DM melalui perhitungan

    menurut Bocca: Berat badan (BB) Ideal: (TB 100) 10% kg

    1). BB ideal x 30% untuk laki-laki

    BB ideal x25% untuk Wanita

    Kebutuan kalori dapat ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari:

    Ringan : 100 200 Kkal/jam

    Sedang : 200 250 Kkal/jam

    Berat : 400 900 Kkal/jam

    2). Kebutuhhan basal dihituung seperti 1), tetapi ditambah kalori berdasarkan

    persentase kalori basal:

    Kerja ringan ditambah 10% dari kalori basal

    Kerja sedang ditambah 20% dari kalori basal Kerja berat ditambah 40 100 % dari kalori basal

    Pasien kurus, masih tumbuh kumbang, terdapat infeksi, sedang hamil atau

    menyesui, ditambah 20 30-% dari kalori basal

    3) Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:

    Pasien kurus : 2300 2500 Kkal

    Pasien nermal : 1700 2100 Kkal

    Pasien gemuk : 1300 1500 Kkal2. Latihan jasmani

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    7/15

    Dianjurkan latihian jasmani secara teratur (3 4 x seminggu) selama kurang lebih

    30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Latihian

    yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda dan

    mendayung. Sespat muingkain zona sasaran yaitu 75 85 % denyut nadi maksimal :

    DNM = 220-umur (dalam tahun)

    3. Pengelolaan farmakologi

    a) Obat hipoglikemik oral (OHO)

    Golongansulfoniluresbekerjadengan cara:

    Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan

    Menurunkan ambang sekresi insulin

    Meningkatkna sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa

    Biguanid

    Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal. Preparat yang

    ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk.

    b) Inhibitor alfa glukosidase

    Secara kompettitf menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna

    sehingga menrunkan hiperglikemia pasca pransial.

    c) Insulinsensitizingagent

    Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai sfek farmakologi

    meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa mengatasi nasalah resistensi insulin

    dan berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.

    F. KOMPLIKASI

    1. Akut

    a. Hypoglikemia

    b. Ketoasidosis

    c. Diabetik

    2. Kronik

    a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung

    pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.

    b. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati

    diabetic.

    c. Neuropati diabetic.

    G. TEST DIAGNOSTIK

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    8/15

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    9/15

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    10/15

    Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan/ terputusnya kontuinitas

    jaringan

    Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Nyeri akut b erhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), kerusakan jaringan

    DS:- Laporan secara verbal

    DO:- Posisi untuk menahan nyeri- Tingkah laku berhati-hati- Gangguan tidur (mata sayu, tampak

    capek, sulit atau gerakan kacau,menyeringai)

    - Terfokus pada diri sendiri- Fokus menyempit (penurunan

    persepsi waktu, kerusakan prosesberpikir, penurunan interaksi denganorang dan lingkungan)

    - Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- jalan, menemui orang lain dan/atauaktivitas, aktivitas berulang-ulang)

    - Respon autonom (seperti diaphoresis,perubahan tekanan darah, perubahannafas, nadi dan dilatasi pupil)

    - Perubahan autonomic dalam tonusotot (mungkin dalam rentang darilemah ke kaku)

    - Tingkah laku ekspresif (contoh :

    gelisah, merintih, menangis, waspada,iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)- Perubahan dalam nafsu makan dan

    minum

    NOC : Pain Level, pain control, comfort level

    Setelah dilakukan tinfakankeperawatan selama . Pasien tidakmengalami nyeri, dengan kriteria hasil:

    Mampu mengontrol nyeri (tahupenyebab nyeri, mampumenggunakan tehniknonfarmakologi untuk menguranginyeri, mencari bantuan)

    Melaporkan bahwa nyeri berkurangdengan menggunakan manajemennyeri

    Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas, frekuensi dan tandanyeri)

    Menyatakan rasa nyaman setelahnyeri berkurang

    Tanda vital dalam rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur

    NIC : Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

    lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktorpresipitasi

    Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan

    dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

    suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,

    relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Ber ikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ... Tingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,

    berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasiketidaknyamanan dari prosedur

    Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberiananalgesik pertama kali

    Diagnosa II : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka

    Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Risiko gangguan integritas kulit

    Faktor-faktor risiko:Eksternal :- Hipertermia atau hipotermia- Substansi kimia- Kelembaban udara- Faktor mekanik (misalnya : alat

    yang dapat menimbulkan luka,tekanan, restraint)

    - Immobilitas fisik- Radiasi- Usia yang ekstrim- Kelembaban kulit- Obat-obatan

    - Ekskresi dan sekresiInternal :- Perubahan status metabolik

    NOC :- Tissue Integrity : Skin and Mucous

    Membranes- Status Nutrisi- Tissue Perfusion:perifer- Dialiysis Access Integrity

    Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama. Gangguanintegritas kulit tidak terjadi dengankriteria hasil:

    Integritas kulit yang baik bisadipertahankan

    Melaporkan adanya gangguansensasi atau nyeri pada daerah

    kulit yang mengalami gangguan Menunjukkan pemahaman dalamproses perbaikan kulit dan

    NIC : Pressure Management Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang

    longgar Hindari kerutan padaa tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam

    sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang

    tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat Gunakan pengkajian risiko untuk memonitor faktor risiko

    pasien (Braden Scale, Skala Norton)

    Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang menonjoldan titik-titik tekanan ketika merubah posisi pasien. Jaga kebersihan alat tenun

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    11/15

    - Tulang menonjol- Defisit imunologi- Berhubungan dengan dengan

    perkembangan- Perubahan sensasi- Perubahan status nutrisi (obesitas,

    kekurusan)- Perubahan pigmentasi- Perubahan sirkulasi- Perubahan turgor (elastisitas kulit)- Psikogenik

    mencegah terjadinya sederaberulang

    Mampu melindungi kulit danmempertahankan kelembabankulit dan perawatan alami

    Status nutrisi adekuat Sensasi dan warna kulit normal

    Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian tinggi protein,mineral dan vitamin

    Monitor serum albumin dan transferin

    Diagnosa III : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.

    Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Defisit Volume Cairan

    Berhubungan dengan:- Kehilangan volume cairan secara aktif- Kegagalan mekanisme pengaturan

    DS :- Haus

    DO:- Penurunan turgor kulit/lidah- Membran mukosa/kulit kering- Peningkatan denyut nadi, penurunan

    tekanan darah, penurunanvolume/tekanan nadi

    - Pengisian vena menurun- Perubahan status mental- Konsentrasi urine meningkat- Temperatur tubuh meningkat- Kehilangan berat badan secara tiba-

    tiba- Penurunan urine output- HMT meningkat- Kelemahan

    NOC: Fluid balance Hydration Nutritional Status : Food and

    Fluid IntakeSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama.. defisit volumecairan teratasi dengan kriteria hasil:

    Mempertahankan urine outputsesuai dengan usia dan BB, BJurine normal,

    Tekanan darah, nadi, suhu tubuhdalam batas normal

    Tidak ada tanda tanda dehidrasi,Elastisitas turgor kulit baik,membran mukosa lembab, tidak

    ada rasa haus yang berlebihan Orientasi terhadap waktu dan

    tempat baik Jumlah dan irama pernapasan

    dalam batas normal Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas

    normal pH urin dalam batas normal Intake oral dan intravena adekuat

    NIC :

    Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jikadiperlukan

    Monitor hasillab yang sesuaidenganretensicairan (BUN,Hmt , osmolalitasurin, albumin, total protein )

    Monitor vital sign setiap 15menit 1 jam Kolaborasi pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Berikan cairan oral Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50

    100cc/jam) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul

    meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi Pasang kateter jika perlu Monitor intake dan urin output setiap 8 jam

    Diagnosa IV: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    12/15

    Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh

    Berhubungan dengan :Ketidakmampuan untuk memasukkanatau mencerna nutrisi oleh karena faktorbiologis, psikologis atau ekonomi.DS:

    - Nyeri abdomen- Muntah- Kejang perut- Rasa penuh tiba-tiba setelah makan

    DO:- Diare- Rontok rambut yang berlebih- Kurang nafsu makan- Bising usus berlebih- Konjungtiva pucat- Denyut nadi lemah

    NOC:

    a. Nutritional status: Adequacy of

    nutrientb. Nutritional Status : food and FluidIntake

    c. Weight ControlSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama.nutrisi kurangteratasi dengan indikator:

    Albumin serum Pre albumin serum Hematokrit Hemoglobin Total iron binding capacity Jumlah limfosit

    Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

    dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untukmencegah konstipasi

    Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makananharian.

    Monitor adanya penurunan BB dan gula darah Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam

    makan Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan

    kadar Ht Monitor mual dan muntah Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

    konjungtiva Monitor intake nuntrisi Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat

    nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen

    makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yangadekuat dapat dipertahankan.

    Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan Kelola pemberan anti emetik:..... Anjurkan banyak minum Pertahankan terapi IV line Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan

    cavitas oval

    Diagnosa V: Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.Diagnosa Keperawatan/ Masalah

    KolaborasiRencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Risiko infeksi

    Faktor-faktor risiko :- Prosedur Infasif- Kerusakan jaringan dan peningkatan

    paparan lingkungan- Malnutrisi- Peningkatan paparan lingkungan

    patogen- Imonusupresi- Tidak adekuat pertahanan sekunder

    (penurunan Hb, Leukopenia,penekanan respon inflamasi)

    - Penyakit kronik- Imunosupresi- Malnutrisi- Pertahan primer tidak adekuat

    (kerusakan kulit, trauma jaringan,gangguan peristaltik)

    NOC : Immune Status Knowledge : Infection control Risk control

    Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama pasien tidakmengalami infeksi dengan kriteriahasil:

    Klien bebas dari tanda dan gejalainfeksi

    Menunjukkan kemampuan untukmencegah timbulnya infeksi

    Jumlah leukosit dalam batasnormal

    Menunjukkan perilaku hidupsehat

    Status imun, gastrointestinal,genitourinaria dalam batasnormal

    NIC :

    Pertahankanteknikaseptif Batasipengunjung bila perlu Cucitangansetiapsebelum dansesudahtindakankeperawatan

    Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai denganpetunjuk umum

    Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksikandung kencing

    Tingkatkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik:................................. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Pertahankan teknik isolasi k/p Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap

    kemerahan, panas, drainase Monitor adanya luka Dorong masukan cairan Dorong istirahat Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    13/15

    Diagnosa VI : Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.

    Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Kelelahan berhubungan dengan- psikologis: kecemasan, gaya hidup

    yang membosankan, depresi,stress

    - Lingkungan: kelembaban, cahaya,kebisingan, suhu

    - Situasi: Kejadian hidup yangnegatif,

    - Psikologis: Anemia, statuspenyakit, malnutrisi, kondisi fisikyang buruk, gangguan tidur.

    DS:- Gangguan konsentrasi- Tidak tertarik pada lingkungan- Meningkatnya komplain fisik- Kelelahan- Secara verbal menyatakan kurang

    energiDO:- Penurunan kemampuan- Ketidakmampuan mempertahankan

    rutinitas- Ketidakmampuan mendapatkan energi

    sesudah tidur- Kurang energi- Ketidakmampuan untuk mempertahankan

    aktivitas fisik

    NOC: Activity Tollerance Energy Conservation Nutritional Status: Energy

    Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama . kelelahanpasien teratasi dengan kriteriahasil:

    Kemampuan aktivitasadekuat

    Mempertahankan nutrisiadekuat

    Keseimbangan aktivitas danistirahat

    Menggunakan tehnik energikonservasi

    Mempertahankan interaksisosial

    Mengidentifikasi faktor-faktorfisik dan psikologis yangmenyebabkan kelelahan

    Mempertahankankemampuan untukkonsentrasi

    NIC :

    Energy Management- Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas

    (takikardi, disritmia, dispneu, diaphoresis, pucat, tekananhemodinamik dan jumlah respirasi)

    - Monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien- Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama

    bergerak dan aktivitas- Monitor intake nutrisi- Monitor pemberian dan efek samping obat depresi- Instruksikan pada pasien untuk mencatat tanda-tanda

    dan gejala kelelahan

    - Ajarkan tehnik dan manajemen aktivitas untukmencegah kelelahan- Jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan

    proses penyakit- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan

    intake makanan tinggi energi- Dorong pasien dan keluarga mengekspresikan

    perasaannya- Catat aktivitas yang dapat meningkatkan kelelahan- Anjurkan pasien melakukan yang meningkatkan

    relaksasi (membaca, mendengarkan musik)- Tingkatkan pembatasan bedrest dan aktivitas- Batasi stimulasi lingkungan untuk memfasilitasi relaksasi

    Diagnosa VII : Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan

    berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi

    informasi.

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    14/15

    Diagnosa Keperawatan/ MasalahKolaborasi

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

    Kurang PengetahuanBerhubungan dengan : keterbatasan

    kognitif, interpretasi terhadap informasiyang salah, kurangnya keinginan untukmencari informasi, tidak mengetahuisumber-sumber informasi.

    DS: Menyatakan secara verbal adanyamasalahDO: ketidakakuratan mengikuti instruksi,

    perilaku tidak sesuai

    NOC: Kowlwdge : disease process

    Kowledge : health Behavior

    Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama . pasienmenunjukkan pengetahuan tentangproses penyakit dengan kriteria hasil:

    Pasien dan keluarga menyatakanpemahaman tentang penyakit,kondisi, prognosis dan programpengobatan

    Pasien dan keluarga mampumelaksanakan prosedur yangdijelaskan secara benar

    Pasien dan keluarga mampumenjelaskan kembali apa yangdijelaskan perawat/tim kesehatanlainnya

    NIC :

    Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal

    ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengancara yang tepat.

    Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul padapenyakit, dengan cara yang tepat

    Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang

    tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan

    cara yang tepat Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan

    pasien dengan cara yang tepat Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan

    second opinion dengan cara yang tepat ataudiindikasikan

    Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengancara yang tepat

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Dm Tipe 2

    15/15

    Doenges E, Marilynn, dkk. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

    Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth . Edisi 8. Jakarta :EGC.

    NANDA.(2012-2014). PanduanDiagnosakeperawatan . Prima Medika