LAPORAN PENDAHULUAN DIARE FIXI.doc

download LAPORAN PENDAHULUAN DIARE FIXI.doc

of 17

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN DIARE FIXI.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Disusun Oleh :

Desty Dwi Ariyanti

P17420213048

2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

TAHUN AKADEMIK

2015

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAREA. LATAR BELAKANG Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus dimengerti.

Menurut data United Nations Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare

Di Indonesia sendiri, sekira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460 balita setiap harinya akibat diare. Daerah Jawa Barat merupakan salah satu yang tertinggi, di mana kasus kematian akibat diare banyak menimpa anak berusia di bawah 5 tahun. Umumnya, kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare.

Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan Finger. Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut.

Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini bukan alasan untuk mengabaikannya, dehidrasi pada penderita diare bisa membahayakan dan ternyata ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit tertentu.B. DEFINISI

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).C. KLASIFIKASI DIARE

Menurut Suryadi (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :

1) Diare tanpa dehidrasi

Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.

2) Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)

Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-kadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.

3) Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%)

Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang ( 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan pucat.

4) Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%) Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang ( 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.

D. ETIOLOGI

Menurut Hidayat, Aziz Alimul (2008) , Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :

1) Faktor infeksi a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut: Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia, aeromonas, dsb. Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis), adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles, protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis), jamur (candida albicans).b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.2) Faktor malabsorbsi a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).b. Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi. Malabsorbsi lemak Malabsorbsi protein 3) Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4) Faktor psikologis Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar). E. TANDA DAN GEJALA

Menurut Suryadi (2006), Manifestasi klinis diare yaitu :

1) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

2) Kram perut

3) Demam

4) Mual

5) Muntah

6) Kembung

7) Anoreksia

8) Lemah

9) Pucat

10) Urin output menurun (oliguria, anuria)

11) Turgor kulit menurun sampai jelek

12) Ubun-ubun / fontanela cekung

13) Kelopak mata cekung

14) Membran mukosa kering

F. PATHWAY

G. PATHOFISIOLOGI

Menurut Hidayat, Aziz Alimul (2008) , mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

1) Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2) Gangguan sekresi

Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.

3) Gangguan motilitas usus

Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesis diare akut :

Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Jasad renik tersebut berkembangbiak (multiplikasi) di dalam usus halus. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik) Akibat toksin hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronis : Lebih koplek dan faktor-faktor yang menimbulkan wabah infeksi, bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dll. Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi : Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengatakan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (osidosis, metabolik, hipokalamia). Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah). Hipoklikemia Gangguan sirkulasi darahH. KOMPLIKASIMenurut Suryadi, (2006) , Komplikasi Diare adalah :

1) Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic2) Syok3) Kejang4) Sepsis5) Gagal Ginjal Akut6) Ileus Paralitik7) Malnutrisi8) Gangguan tumbuh kembangI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Suryadi (2006) , Pemeriksaan diare adalah :

1) Pemeriksaan Laboratorium

a. Lekosit Feses (Stool Leukocytes)b. Volume Feses2) Lemak Feses

3) Osmolalitas Feses

4) Pemeriksaan darah 5) Biopsi Usus Halus6) Biopsi usus halus

7) Enteroskopi Usus Halus8) Protosigmoidoskopi dengan Biopsi Mukosa Pemeriksaan ini dapat membantu dalam mendeteksi IBD termasuk colitus mikroskopik, melanosis coli dan indikasi penggunaan kronis anthraguinone laksatif.J. PENATALAKSANAAN Menurut Hidayat, Aziz Alimul, (2008) , Penatalaksanaan untuk diare adalah :1) Pemberian cairan Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum. a. Pemberian cairan Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit. b. Cairan parontenal Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya. Belum ada dehidrasi Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi. Dehidrasi ringan 1 jam pertama : 25 50 ml / kg BB per oral , selanjutnya : 125 ml / kg BB /hari Dehidrasi sedang 1 jam pertama : 50 100 ml / kg BB per oral (sonde) , selanjutnya 125 ml / kg BB / hari Dehidrasi berat Tergantung pada umur dan BB pasien. 2) Pengobatan dieteticUntuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanan : Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al miron). Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.3) Obat-obatan Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb). Obat anti sekresi Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.Klorrpomozin, dosis 0,5 1 mg / kg BB / hari Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi. Antibiotik Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis / bronkopneumonia.K. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian 1) Biodata umum Tempat tinggal : di daerah sanitasi buruk.

2) Riwayat kesehatan Riwayat gastroenteritis, glardiasis, penyakit seliakus, sindrom iritabilitas kolon, otitis media akut, tondilitas, ensefalitis dan lainnya.

3) Riwayat kesehatan dahulu Pernah mengalami diare, pernah menderita penyakit pencernaan. 4) Riwayat kesehatan keluarga Pernah menderita penyakit saluran pencernaan.

5) Keluhan utama Anak sering menangis, tidam mau makan dan minum, badan lemas.

6) Pola kesehatan fungsional a) Pemeliharaan kesehatan Personal hygiene anak kurang : kebiasaan ibu memelihara kuku anak, cuci tangan sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.

b) Nutrisi dan metabolik

Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.

c) Eliminasi BAB

Feces encer, frekuensi bervariasi dari 2 sampai 20 per hari.

d) Aktifitas

Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.

e) Sensori

Nyeri ditandai dengan menangis dan kaki diangkat ke abdomen. b. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum Tampak lemah dan kesakitan.2) Tanda vital Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang Berat badan menurun 8% dehidrasi berat TD menurun karena dehidrasi RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul) Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi Nadi meningkat (nadi perifer melemah) 3) Mata: cekung4) Mulut: mukosa kering5) Abdomen: turgor jelek6) Kulit: kering, kapilari refil > 2c. Diagnosa Keperawatan1. Diare b.d factor psikologis (tingkat stress dan cemas tinggi), faktor situasional ( keracunan, penyalahgunaan laksatif, pemberian makanan melalui selang efek samping obat, kontaminasi, traveling), factor fisiologis (inflamasi, malabsorbsi, proses infeksi, iritas, parasit)2. Hipertermi b.d peningkatan metabolic, dehidrasi, proses infeksi, medikasi3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan aktif, kegagalan dalam mekanisme pengaturan.4. PK : Syok hipovolemik b.d dehidrasi5. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi

6. Kurang pengetahuan tentang penyakit diare b.d kurang informasi, keterbatasan kognisi, tidak familiar dengan sumber informasid. Intervensi1) DX 1 : Diare b.d factor psikologis (tingkat stress dan cemas tinggi), faktor situasional ( keracunan, penyalahgunaan laksatif, pemberian makanan melalui selang efek samping obat, kontaminasi, traveling), factor fisiologis (inflamasi, malabsorbsi, proses infeksi, iritas, parasit)NOC : Bowel Elemination

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama proses keperawatan diharapkan pasien tidak me-ngalami diare / diare berkurang, dengan criteria :

a) Frekuensi bab normal < 3 kali / hari

b) Konsistensi feses normal (lunak dan berbentuk)

c) Gerakan usus tidak me-ningkat (terjadi tiap 10 -30 detik)

d) Warna feses normal

e) Tidak ada lendir, darah, Tidak ada nyeri , Tidak ada diareNIC : Manajemen DiareIntervensi a) Identifikasi faktor yang mungkin me-nyebabkan diare (bakteri, obat, makanan, selang makanan, dll )b) Ajari pasien menggunakan obat diare dengan tepat (smekta diberikan 1-2 jam setelah minum obat yang lain)c) Anjurkan pasien / keluarga untuk men-catat warna, volume, frekuensi, bau, konsistensi feses.d) Dorong klien makan sedikit tapi sering (tambah secara bertahap)e) Anjurkan klien menghindari makanan yang berbumbu dan menghasilkan gas.f) Sarankan klien untuk menghindari ma-kanan yang banyak mengandung laktosa.g) Monitor tanda dan gejala diareh) Anjurkan klien untuk menghubungi pe-tugas setiap episode diarei) Konsultasikan dokter jika tanda dan gejala diare menetap2) DX 2 : Hipertermi b.d dehidrasi, peningkatan metabolik, inflamasi ususNOC : Termoregulasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama proses keperawatan suhu badan klien normal, dengan criteria :

a) Suhu kulit normal

b) Suhu badan 35,9C- 37,3C

c) Tidak ada sakit kepala

d) Tidak ada nyeri otot

e) Tidak ada perubahan war-na kulit

f) Nadi, respirasi dalam ba-tas normal

g) Hidrasi adekuat

h) Tidak menggigil

NIC : Pengaturan Panas

Intervensi a) Monitor suhu sesuai kebutuhanb) Monitor tekanan darah, nadi dan respirasic) Monitor suhu dan warna kulitd) Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermie) Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuatf) Ajarkan klien bagaimana mencegah panas yang tinggig) Berikan obat antipiretikh) Berikan obat untuk mencegah atau mengontrol menggigil3) DX 3 : Kekurangan volume ca-iran b.d intake kurang, kehilangan volume cairan aktif, kegagalan dalam mekanisme pengaturanNOC : Balance Cairan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama proses keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit adekuat, dengan kriteria :

a) Tekanan darah normal

b) Nadi perifer teraba

c) Intake-output seimbang dalam 24 jam

d) Serum, elektrolit dalam batas normal.

e) Tidak ada asites, edema perifer

f) Mata tidak cekung

g) Membrane mukosa lem-bab

h) Hidrasi kulit adekuat

NIC : Monitor Cairan

Intervensi

a) Tentukan riwayat jenis dan banyaknya intake cairan dan kebiasaan eleminasi

b) Tentukan faktor resiko yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan (hipertermi, diu-retik, kelainan ginjal, muntah, poliuri, diare, diaporesis, terpapar panas, infeksi)

c) Menimbang BB secara teratur

d) Monitor vital sign

e) Monitor intake dan output

f) Periksa serum, elektrolit dan membatasi cairan bila diperlukan

g) Monitor membrane mukosa, turgor kulit dan rasa haus

4) DX 4 : PK: Syok hipovolemia b.d dehidrasiTujuan : Setelah dilakukan tindak-an / penanganan selama 1 jam diharapkan klien mempunyai perfusi yang adekuat, dengan criteria :

a) Tekanan darah dalam rentang normal

b) Frekuensi jantung teratur

c) Akral hangat

d) Membran mukosa lembab

e) Turgor kulit normal

f) Kelopak mata tidak cekung

g) Tidak ada napas pen-dek /kusmaul

Intervensi :

a) Kaji dan catat status perfusi perifer. Laporkan temuan bermakna :

ekstremitas dingin dan pucat, penurunan amplitude nadi, pengisian kapiler lambat.

b) Pantau tekanan darah pada interval sering ; waspadai pada pembacaan lebih dari 20 mmHg di bawah rentang normal klien atau indicator lain dari hipotensi : pusing, perubahan mental, keluaran urin menurun.

c) Bila hipotensi terjadi, tempatkan klien pada posisi telentang untuk meningkatkan aliran balik vena. Ingat bahwa tekanan darah > atau = 80/60 mmHg untuk perfusi koroner dan arteri ginjal yang adekuat.

d) Pantau terhadap indicator perfusi arteri koroner menurun : nyeri dada, frekuensi jantung tidak teratur.

e) Berikan cairan sesuai program untuk meningkatkan volume vaskuler. Jenis dan jumlah cairan tergantung pada jenis syok dan situasi klinis klien : RL, Asering5) DX 5 : Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi

NOC : Respiratory status : Airway patencyTujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan proses keperawatan diharapkan pola nafas efektif, dengan criteria :

a) Suara napas bersih

b) Tidak ada sianosisc) Tidak sesak napasd) Irama napas dan frekuensi napas dalam rentang nor-male) Pasien tidak merasa ter-cekikf) Tidak ada sianosisg) Tidak gelisahNIC : Airway manajemen a) Buka jalan napasb) Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasic) Identifikasi pasien perlunya pemasangan jalan napas buatand) Auskultasi suara napas , catat adanya suara tambahane) Monitor respirasi dan status oksigen6) DX 6 : Kurang pengetahuan kli-en / orang tua tentang diare b.d kurang informa-si, keterbatasan kognisi, tak familier dengan sum-ber informasi.NOC : Knowledge : Disease Process

Tujuan : Setelah dilakukan penjelasan selama proses keperawatan diharapkan klien / orang tua mengetahui dan memahami tentang penya-kitnya, dengan criteria:

a) Mengetahui jenis / nama penyakitnya

b) Mampu menjelaskan pro-ses penyakitc) Mampu menjelaskan fak-tor resikod) Mampu menjelaskan efek penyakite) Mampu menjelaskan tan-da dan gejala penyakitf) Mampu menjelaskan ba-gaimana mencegah kom-plikasiNIC : Teaching : Disease ProcessIntervensi a) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien / orang tua tentang proses penyakitnya

b) Jelaskan patofisiologi diare dan ba-gaimana hal ini berhubungan dengan ana-tomi dan fisiologi dengan cara yang sesuai.

c) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada diare dengan cara yang sesuai

d) Gambarkan proses penyakit diare dengan cara yang sesua

e) Identifikasi kemungkinan penyebab de-ngan cara yang tep

f) Bantu klien / orang tua mengenali faktor penyebab diare

g) Berikan informasi pada klien / orang tua tentang kondisi / perkembangan kesehatan dengan tepat

h) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakite. ImplementasiSetelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

f. EvaluasiEvaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan :1. Tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana 2. Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang

dilakukan .

Dalam evaluasi harus dicantumkan jugaS : Data Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil melalui anamnesesO : Data Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian laboratorium tes, diagnosa yang dirumuskan

dalam data focus untuk mendukung asaament.A : Assasment

Menggambarkan hasil analisa data dan interpretasi data subyektif dan obyektif

dalam suatu identifikasi1. Diagnose/masalah2. Antisipasi diagnose lain/masalah potensialP : menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, tindakan, evaluasi

berdasarkan assasment DAFTAR PUSTAKAHidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Salemba Medika.Suryadi, dkk. 2006 . Asuhan Keperawatan Pada Anak . Jakarta : Percetakan Penebar Swadaya Suriadi dan Rita Yulianni. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: Penebar

Swadaya.Widoyono.2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya . Jakarta : Erlangga.