laporan penyuluhan diare

30
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN DIARE 1. Latar Belakang Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, apabila ditinjau dari angka kesakitan dan kematian. Dimana dari data berdasarkan kajian analisis dari penelitian survey Depkes (2000) yang pernah dilakukan diketahui bahwa angka kesakitan diare masih tinggi yaitu pada semua kelompok umur sebanyak 280 kasus per 1000 penduduk. Menurut penelitian Diah (2005) angka kematian bayi diatas AKB nasional yang hanya 36 per 1000 kelahiran hidup, dimana angka absolute kamatian bayi untuk tahun 2005 hampir 2000 bayi maka sangatlah penting bagi kita menempatkan diare pada prioritas program kesehatan (Depkes, 2005). Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam tinja (Mansjoer, 2000). Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang penyakit diare dalam masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang relatif besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak cukup hanya dengan

description

Diare

Transcript of laporan penyuluhan diare

Page 1: laporan penyuluhan diare

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN DIARE

1. Latar Belakang

Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia, apabila ditinjau dari angka kesakitan dan kematian. Dimana dari data

berdasarkan kajian analisis dari penelitian survey Depkes (2000) yang pernah

dilakukan diketahui bahwa angka kesakitan diare masih tinggi yaitu pada semua

kelompok umur sebanyak 280 kasus per 1000 penduduk. Menurut penelitian Diah

(2005) angka kematian bayi diatas AKB nasional yang hanya 36 per 1000 kelahiran

hidup, dimana angka absolute kamatian bayi untuk tahun 2005 hampir 2000 bayi

maka sangatlah penting bagi kita menempatkan diare pada prioritas program

kesehatan (Depkes, 2005).

Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan

frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam

tinja (Mansjoer, 2000). Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi

untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang

penyakit diare dalam masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang

relatif besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak

cukup hanya dengan menguasai teknologi pengobatan maupun pencegahannya saja

(Depkes, 1996).

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah faktor

lingkungan, praktik penyapihan yang buruk dan malnutrisi. Diare dapat menyebar

melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan

tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar ataumembersihkan tinja seorang

anak serta membiarkan seorang anak bermain didaerah di mana ada tinja yang

terkontaminasi bakteri penyebab diare. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan

mengolahmakanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara

pengolahandan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.

Page 2: laporan penyuluhan diare

Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedangmengalami diare tidak jatuh pada kondisi

yang lebih buruk. Dehidrasi dan malnutrisi adalah akibat yang palingberat dari diare,

keduanya dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat jika tidak diobati

dengan benar.

Adapun alasan mengapa penyuluhan diangkat topik diare pada balita yaitu :

a. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih

lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare.

b. Sampai saat ini penyakit diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia, baik

ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya

c. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara pengolahan dan penyiapan

makanan yang sehat dan bersih

d. Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya tentu

sangat penting agar anak yang sedang mengalami diare tidak jatuh pada kondisi

yang lebih buruk

2. Tempat / Waktu Kegiatan / peserta

Adapun tempat/lokasi penyuluhan dilakukan di Balai Desa Cinta Karya , hari

Jumat tanggal 21 November 2014 dengan peserta warga desa Cinta Karya.

3. Metode penyuluhan

Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi

langsung dengan warga desa Cinta Karya dilakukan penyuluhan dengan materi

penyuluhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memberi kesempatan interaksi

tanya jawab sesudah materi penyuluhan selesai disampaikan serta pembagian leaflet

mengenai diare.

Page 3: laporan penyuluhan diare

4. Penjelasan Masalah Kesehatan

Materi yang disampaikan yaitu mengenai pentingnya higiene makanan dalam

menurunkan kejadian diare pada balita. Adapun hal-hal yang disampaikan yaitu:

a) Apa itu higiene makanan?

b) Mengapa higiene makanan itu penting?

c) Mengapa diare perlu diatasi segera?

d) Bagaimana kejadian diare dapat dicegah?

5. Tanya jawab

Adapun pertanyaan paserta penyuluhan :

a) Jika diare, bolehkah kita makan makanan jajanan (ex: siomay,sosis,gula merah) ?

Jawab :

Tidak boleh. Karena makanan jajanan sekarang banyak mengandung zat-zat

yang berbahaya. Seperti formalin yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat,

zat pewarna yang biasanya untuk mewarnai. Sebaiknya kalian membawa makanan

dari rumah yang disiapkan oleh orangtua, itu lebih bagus. Dan perbanyak makan

buah-buahan.

b) Adakah pantangan untuk anak anak yang sedang diare ?

Jawab :

Tidak ada. Seorang anak yang sedang diare tetap diberikan makanan seperti

biasa.. Dapat pula diberikan cairan rumah tangga pengganti oralit, seperti air tajin

atau jus buah. Inti dari penatalaksanaan pada anak yang sedang diare adalah

pencegahan dehidrasi dengan penggantian cairan yang keluar, dan pencegahan

kekurangan nutrisi pada anak yang dapat menyebabkan gizi kurang. Karena biasanya

anak yang sedang diare tidak mau makan.

Page 4: laporan penyuluhan diare

6) Penutup

Penyuluhan dilakukan di balai desa Cinta Karya. Tanggapan para peserta

penyuluhan cukup baik dan antusias mendengarkan materi penyuluhan mengenai

diare. Adapaun harapan yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah

peserta penyuluhan mempunyai pengetahuan mengenai bahayanya makanan jajajan

dan pengeruh makanan jajanan terhadap diare. Diharapkan untuk kedepannya

penyuluhan dapat dilakukan lebih intensif sehingga angka kematian akibat penyakit

diare tidak meningkat.

Plakat Tinggi, 21 November 2014

Peserta Dokter Pembimbing

( dr. Sylvia Pertiwi ) (dr. A. K. Anwar)

Page 5: laporan penyuluhan diare

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN DIARE

1. Latar Belakang

Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia, apabila ditinjau dari angka kesakitan dan kematian. Dimana dari data

berdasarkan kajian analisis dari penelitian survey Depkes (2000) yang pernah

dilakukan diketahui bahwa angka kesakitan diare masih tinggi yaitu pada semua

kelompok umur sebanyak 280 kasus per 1000 penduduk. Menurut penelitian Diah

(2005) angka kematian bayi diatas AKB nasional yang hanya 36 per 1000 kelahiran

hidup, dimana angka absolute kamatian bayi untuk tahun 2005 hampir 2000 bayi

maka sangatlah penting bagi kita menempatkan diare pada prioritas program

kesehatan (Depkes, 2005).

Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan

frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam

tinja (Mansjoer, 2000). Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi

untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang

penyakit diare dalam masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang

relatif besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak

cukup hanya dengan menguasai teknologi pengobatan maupun pencegahannya saja

(Depkes, 1996).

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah faktor

lingkungan, praktik penyapihan yang buruk dan malnutrisi. Diare dapat menyebar

melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan

tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar ataumembersihkan tinja seorang

anak serta membiarkan seorang anak bermain didaerah di mana ada tinja yang

terkontaminasi bakteri penyebab diare. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan

mengolahmakanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara

pengolahandan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.

Page 6: laporan penyuluhan diare

Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedangmengalami diare tidak jatuh pada kondisi

yang lebih buruk. Dehidrasi dan malnutrisi adalah akibat yang palingberat dari diare,

keduanya dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat jika tidak diobati

dengan benar.

Adapun alasan mengapa penyuluhan diangkat topik diare pada balita yaitu :

e. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih

lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare.

f. Sampai saat ini penyakit diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia, baik

ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya

g. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara pengolahan dan penyiapan

makanan yang sehat dan bersih

h. Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya tentu

sangat penting agar anak yang sedang mengalami diare tidak jatuh pada kondisi

yang lebih buruk

2. Tempat / Waktu Kegiatan / peserta

Adapun tempat/lokasi penyuluhan dilakukan di Balai Desa Air Putih Ulu ,

hari Rabu tanggal 19 November 2014 dengan peserta warga desa air putih ulu.

3. Metode penyuluhan

Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi

langsung dengan warga desa Air Putih Ulu dilakukan penyuluhan dengan materi

penyuluhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memberi kesempatan interaksi

tanya jawab sesudah materi penyuluhan selesai disampaikan serta pembagian leaflet

mengenai diare.

Page 7: laporan penyuluhan diare

4. Penjelasan Masalah Kesehatan

Materi yang disampaikan yaitu mengenai pentingnya higiene makanan dalam

menurunkan kejadian diare pada balita. Adapun hal-hal yang disampaikan yaitu:

a. Apa itu higiene makanan?

b. Mengapa higiene makanan itu penting?

c. Mengapa diare perlu diatasi segera?

d. Bagaimana kejadian diare dapat dicegah?

5. Tanya jawab

Adapun pertanyaan paserta penyuluhan :

c) Jika diare, bolehkah kita makan makanan jajanan (ex: siomay,sosis,gula merah) ?

Jawab :

Tidak boleh. Karena makanan jajanan sekarang banyak mengandung zat-zat

yang berbahaya. Seperti formalin yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat,

zat pewarna yang biasanya untuk mewarnai. Sebaiknya kalian membawa makanan

dari rumah yang disiapkan oleh orangtua, itu lebih bagus. Dan perbanyak makan

buah-buahan.

d) Adakah pantangan untuk anak anak yang sedang diare ?

Jawab :

Tidak ada. Seorang anak yang sedang diare tetap diberikan makanan seperti

biasa.. Dapat pula diberikan cairan rumah tangga pengganti oralit, seperti air tajin

atau jus buah. Inti dari penatalaksanaan pada anak yang sedang diare adalah

pencegahan dehidrasi dengan penggantian cairan yang keluar, dan pencegahan

kekurangan nutrisi pada anak yang dapat menyebabkan gizi kurang. Karena biasanya

anak yang sedang diare tidak mau makan.

Page 8: laporan penyuluhan diare

6) Penutup

Penyuluhan dilakukan di balai desa Air Putih Ulu. Tanggapan para peserta

penyuluhan cukup baik dan antusias mendengarkan materi penyuluhan mengenai

diare. Adapaun harapan yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah

peserta penyuluhan mempunyai pengetahuan mengenai bahayanya makanan jajajan

dan pengeruh makanan jajanan terhadap diare. Diharapkan untuk kedepannya

penyuluhan dapat dilakukan lebih intensif sehingga angka kematian akibat penyakit

diare tidak meningkat.

Plakat Tinggi, 19 November 2014

Peserta Dokter Pembimbing

( dr. M. Indra Hadiwijaya) (dr. A. K. Anwar)

Page 9: laporan penyuluhan diare

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN DIARE

1. Latar Belakang

Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia, apabila ditinjau dari angka kesakitan dan kematian. Dimana dari data

berdasarkan kajian analisis dari penelitian survey Depkes (2000) yang pernah

dilakukan diketahui bahwa angka kesakitan diare masih tinggi yaitu pada semua

kelompok umur sebanyak 280 kasus per 1000 penduduk. Menurut penelitian Diah

(2005) angka kematian bayi diatas AKB nasional yang hanya 36 per 1000 kelahiran

hidup, dimana angka absolute kamatian bayi untuk tahun 2005 hampir 2000 bayi

maka sangatlah penting bagi kita menempatkan diare pada prioritas program

kesehatan (Depkes, 2005).

Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan

frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam

tinja (Mansjoer, 2000). Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi

untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang

penyakit diare dalam masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang

relatif besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak

cukup hanya dengan menguasai teknologi pengobatan maupun pencegahannya saja

(Depkes, 1996).

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah faktor

lingkungan, praktik penyapihan yang buruk dan malnutrisi. Diare dapat menyebar

melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan

tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar ataumembersihkan tinja seorang

anak serta membiarkan seorang anak bermain didaerah di mana ada tinja yang

terkontaminasi bakteri penyebab diare. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan

mengolahmakanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara

pengolahandan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.

Page 10: laporan penyuluhan diare

Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedangmengalami diare tidak jatuh pada kondisi

yang lebih buruk. Dehidrasi dan malnutrisi adalah akibat yang palingberat dari diare,

keduanya dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat jika tidak diobati

dengan benar.

Adapun alasan mengapa penyuluhan diangkat topik diare pada balita yaitu :

a. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang

masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus

penyebab diare.

b. Sampai saat ini penyakit diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia,

baik ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya

c. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara pengolahan dan penyiapan

makanan yang sehat dan bersih

d. Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedang mengalami diare tidak jatuh pada

kondisi yang lebih buruk

2. Tempat / Waktu Kegiatan / peserta

Adapun tempat/lokasi penyuluhan dilakukan di Balai Desa Rimba Ukur , hari

Selasa tanggal 25 November 2014 dengan peserta warga desa Rimba Ukur.

3. Metode penyuluhan

Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi

langsung dengan warga desa Rimba Ukur dilakukan penyuluhan dengan materi

penyuluhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memberi kesempatan interaksi

tanya jawab sesudah materi penyuluhan selesai disampaikan serta pembagian leaflet

mengenai diare.

Page 11: laporan penyuluhan diare

4. Penjelasan Masalah Kesehatan

Materi yang disampaikan yaitu mengenai pentingnya higiene makanan dalam

menurunkan kejadian diare pada balita. Adapun hal-hal yang disampaikan yaitu:

a. Apa itu higiene makanan?

b. Mengapa higiene makanan itu penting?

c. Mengapa diare perlu diatasi segera?

d. Bagaimana kejadian diare dapat dicegah?

5. Tanya jawab

Adapun pertanyaan paserta penyuluhan :

a. Jika diare, bolehkah kita makan makanan jajanan (ex: siomay,sosis,gula

merah) ?

Jawab :

Tidak boleh. Karena makanan jajanan sekarang banyak mengandung zat-zat

yang berbahaya. Seperti formalin yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat,

zat pewarna yang biasanya untuk mewarnai. Sebaiknya kalian membawa makanan

dari rumah yang disiapkan oleh orangtua, itu lebih bagus. Dan perbanyak makan

buah-buahan.

b. Adakah pantangan untuk anak anak yang sedang diare ?

Jawab :

Tidak ada. Seorang anak yang sedang diare tetap diberikan makanan seperti

biasa.. Dapat pula diberikan cairan rumah tangga pengganti oralit, seperti air tajin

atau jus buah. Inti dari penatalaksanaan pada anak yang sedang diare adalah

pencegahan dehidrasi dengan penggantian cairan yang keluar, dan pencegahan

kekurangan nutrisi pada anak yang dapat menyebabkan gizi kurang. Karena biasanya

anak yang sedang diare tidak mau makan.

Page 12: laporan penyuluhan diare

6) Penutup

Penyuluhan dilakukan di balai desa Rimba Ukur. Tanggapan para peserta

penyuluhan cukup baik dan antusias mendengarkan materi penyuluhan mengenai

diare. Adapaun harapan yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah

peserta penyuluhan mempunyai pengetahuan mengenai bahayanya makanan jajajan

dan pengeruh makanan jajanan terhadap diare. Diharapkan untuk kedepannya

penyuluhan dapat dilakukan lebih intensif sehingga angka kematian akibat penyakit

diare tidak meningkat.

Plakat Tinggi, 25 November 2014

Peserta Dokter Pembimbing

( dr. Siti Khodijah) (dr. A. K. Anwar)

Page 13: laporan penyuluhan diare

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN DIARE

1. Latar Belakang

Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia, apabila ditinjau dari angka kesakitan dan kematian. Dimana dari data

berdasarkan kajian analisis dari penelitian survey Depkes (2000) yang pernah

dilakukan diketahui bahwa angka kesakitan diare masih tinggi yaitu pada semua

kelompok umur sebanyak 280 kasus per 1000 penduduk. Menurut penelitian Diah

(2005) angka kematian bayi diatas AKB nasional yang hanya 36 per 1000 kelahiran

hidup, dimana angka absolute kamatian bayi untuk tahun 2005 hampir 2000 bayi

maka sangatlah penting bagi kita menempatkan diare pada prioritas program

kesehatan (Depkes, 2005).

Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan

frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam

tinja (Mansjoer, 2000). Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi

untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang

penyakit diare dalam masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang

relatif besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak

cukup hanya dengan menguasai teknologi pengobatan maupun pencegahannya saja

(Depkes, 1996).

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah faktor

lingkungan, praktik penyapihan yang buruk dan malnutrisi. Diare dapat menyebar

melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan

tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar ataumembersihkan tinja seorang

anak serta membiarkan seorang anak bermain didaerah di mana ada tinja yang

terkontaminasi bakteri penyebab diare. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan

mengolahmakanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara

pengolahandan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.

Page 14: laporan penyuluhan diare

Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedangmengalami diare tidak jatuh pada kondisi

yang lebih buruk. Dehidrasi dan malnutrisi adalah akibat yang palingberat dari diare,

keduanya dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat jika tidak diobati

dengan benar.

Adapun alasan mengapa penyuluhan diangkat topik diare pada balita yaitu :

- Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang

masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus

penyebab diare.

- Sampai saat ini penyakit diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia,

baik ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya

- Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara pengolahan dan penyiapan

makanan yang sehat dan bersih

- Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedang mengalami diare tidak jatuh pada

kondisi yang lebih buruk

2. Tempat / Waktu Kegiatan / peserta

Adapun tempat/lokasi penyuluhan dilakukan di Balai Desa Air Putih Ilir , hari

Senin tanggal 24 November 2014 dengan peserta warga desa air putih ilir.

3. Metode penyuluhan

Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi

langsung dengan warga desa Air Putih Ilir dilakukan penyuluhan dengan materi

penyuluhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memberi kesempatan interaksi

tanya jawab sesudah materi penyuluhan selesai disampaikan serta pembagian leaflet

mengenai diare.

Page 15: laporan penyuluhan diare

4. Penjelasan Masalah Kesehatan

Materi yang disampaikan yaitu mengenai pentingnya higiene makanan dalam

menurunkan kejadian diare pada balita. Adapun hal-hal yang disampaikan yaitu:

- Apa itu higiene makanan?

- Mengapa higiene makanan itu penting?

- Mengapa diare perlu diatasi segera?

- Bagaimana kejadian diare dapat dicegah?

5. Tanya jawab

Adapun pertanyaan paserta penyuluhan :

a. Jika diare, bolehkah kita makan makanan jajanan (ex: siomay,sosis,gula merah) ?

Jawab :

Tidak boleh. Karena makanan jajanan sekarang banyak mengandung zat-zat

yang berbahaya. Seperti formalin yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat,

zat pewarna yang biasanya untuk mewarnai. Sebaiknya kalian membawa makanan

dari rumah yang disiapkan oleh orangtua, itu lebih bagus. Dan perbanyak makan

buah-buahan.

b. Adakah pantangan untuk anak anak yang sedang diare ?

Jawab :

Tidak ada. Seorang anak yang sedang diare tetap diberikan makanan seperti

biasa.. Dapat pula diberikan cairan rumah tangga pengganti oralit, seperti air tajin

atau jus buah. Inti dari penatalaksanaan pada anak yang sedang diare adalah

pencegahan dehidrasi dengan penggantian cairan yang keluar, dan pencegahan

kekurangan nutrisi pada anak yang dapat menyebabkan gizi kurang. Karena biasanya

anak yang sedang diare tidak mau makan.

Page 16: laporan penyuluhan diare

6) Penutup

Penyuluhan dilakukan di balai desa Air Putih Ilir. Tanggapan para peserta

penyuluhan cukup baik dan antusias mendengarkan materi penyuluhan mengenai

diare. Adapaun harapan yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah

peserta penyuluhan mempunyai pengetahuan mengenai bahayanya makanan jajajan

dan pengeruh makanan jajanan terhadap diare. Diharapkan untuk kedepannya

penyuluhan dapat dilakukan lebih intensif sehingga angka kematian akibat penyakit

diare tidak meningkat.

Plakat Tinggi, 24 November 2014

Peserta Dokter Pembimbing

( dr. Nia Savitri Tamzil) (dr. A. K. Anwar)

Page 17: laporan penyuluhan diare

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN DIARE

1. Latar Belakang

Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia, apabila ditinjau dari angka kesakitan dan kematian. Dimana dari data

berdasarkan kajian analisis dari penelitian survey Depkes (2000) yang pernah

dilakukan diketahui bahwa angka kesakitan diare masih tinggi yaitu pada semua

kelompok umur sebanyak 280 kasus per 1000 penduduk. Menurut penelitian Diah

(2005) angka kematian bayi diatas AKB nasional yang hanya 36 per 1000 kelahiran

hidup, dimana angka absolute kamatian bayi untuk tahun 2005 hampir 2000 bayi

maka sangatlah penting bagi kita menempatkan diare pada prioritas program

kesehatan (Depkes, 2005).

Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan

frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam

tinja (Mansjoer, 2000). Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi

untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang

penyakit diare dalam masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang

relatif besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak

cukup hanya dengan menguasai teknologi pengobatan maupun pencegahannya saja

(Depkes, 1996).

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah faktor

lingkungan, praktik penyapihan yang buruk dan malnutrisi. Diare dapat menyebar

melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan

tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar ataumembersihkan tinja seorang

anak serta membiarkan seorang anak bermain didaerah di mana ada tinja yang

terkontaminasi bakteri penyebab diare. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan

mengolahmakanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara

pengolahandan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.

Page 18: laporan penyuluhan diare

Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedangmengalami diare tidak jatuh pada kondisi

yang lebih buruk. Dehidrasi dan malnutrisi adalah akibat yang palingberat dari diare,

keduanya dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat jika tidak diobati

dengan benar.

Adapun alasan mengapa penyuluhan diangkat topik diare pada balita yaitu :

- Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang

masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus

penyebab diare.

- Sampai saat ini penyakit diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia,

baik ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya

- Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang cara pengolahan dan penyiapan

makanan yang sehat dan bersih

- Pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balitanya

tentu sangat penting agar anak yang sedang mengalami diare tidak jatuh pada

kondisi yang lebih buruk

2. Tempat / Waktu Kegiatan / peserta

Adapun tempat/lokasi penyuluhan dilakukan di Balai Desa Sialang Agung,

hari Kamis tanggal 20 November 2014 dengan peserta warga desa Sialang Agung.

3. Metode penyuluhan

Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan cara komunikasi

langsung dengan warga desa Air Sialang Agung dilakukan penyuluhan dengan materi

penyuluhan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memberi kesempatan interaksi

tanya jawab sesudah materi penyuluhan selesai disampaikan serta pembagian leaflet

mengenai diare.

Page 19: laporan penyuluhan diare

4. Penjelasan Masalah Kesehatan

Materi yang disampaikan yaitu mengenai pentingnya higiene makanan dalam

menurunkan kejadian diare pada balita. Adapun hal-hal yang disampaikan yaitu:

- Apa itu higiene makanan?

- Mengapa higiene makanan itu penting?

- Mengapa diare perlu diatasi segera?

- Bagaimana kejadian diare dapat dicegah?

5. Tanya jawab

Adapun pertanyaan paserta penyuluhan :

a. Jika diare, bolehkah kita makan makanan jajanan (ex: siomay,sosis,gula merah) ?

Jawab :

Tidak boleh. Karena makanan jajanan sekarang banyak mengandung zat-zat

yang berbahaya. Seperti formalin yang biasa digunakan untuk mengawetkan mayat,

zat pewarna yang biasanya untuk mewarnai. Sebaiknya kalian membawa makanan

dari rumah yang disiapkan oleh orangtua, itu lebih bagus. Dan perbanyak makan

buah-buahan.

b. Adakah pantangan untuk anak anak yang sedang diare ?

Jawab :

Tidak ada. Seorang anak yang sedang diare tetap diberikan makanan seperti

biasa.. Dapat pula diberikan cairan rumah tangga pengganti oralit, seperti air tajin

atau jus buah. Inti dari penatalaksanaan pada anak yang sedang diare adalah

pencegahan dehidrasi dengan penggantian cairan yang keluar, dan pencegahan

kekurangan nutrisi pada anak yang dapat menyebabkan gizi kurang. Karena biasanya

anak yang sedang diare tidak mau makan.

Page 20: laporan penyuluhan diare

6) Penutup

Penyuluhan dilakukan di balai desa Sialang Agung. Tanggapan para peserta

penyuluhan cukup baik dan antusias mendengarkan materi penyuluhan mengenai

diare. Adapaun harapan yang ingin dicapai dengan adanya penyuluhan ini adalah

peserta penyuluhan mempunyai pengetahuan mengenai bahayanya makanan jajajan

dan pengeruh makanan jajanan terhadap diare. Diharapkan untuk kedepannya

penyuluhan dapat dilakukan lebih intensif sehingga angka kematian akibat penyakit

diare tidak meningkat.

Plakat Tinggi, 20 November 2014

Peserta Dokter Pembimbing

( dr. Selviana Dian Pratiwi ) (dr. A. K. Anwar)