LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

28
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS 1. Pengertian a.Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan sekelompok kelaian heterogen yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia ( Smelter. 2001 : 1220 ). Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (ed. Mansjoer. 1999 : 580). Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang timbul pada seseorang

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS

1. Pengertian

a. Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelaian heterogen yang

ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia

( Smelter. 2001 : 1220 ).

Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai

kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai

komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi

pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (ed.

Mansjoer. 1999 : 580).

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan

Suddarth, 2002).

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus

dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini

merupakan penyakit menahun yang timbul pada seseorang disebabkan

karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan

insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002). DM tipe II adalah DM

yang pengobatannya tidak tergantung pada insulin, umumnya penderita

orang dewasa dan biasanya gemuk serta mudah menjadi koma (Soesirah,

1990).

Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan ditandai oleh kenaikan kadar

glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Suzanne C, Smeltzer, 1997).

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan menurunnya

kadar gula didalam sel yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

suplai insulin dengan kebutuhan tubuh.(Polaski,1996).

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa diabetes melitus

adalah suatu penyakit atau sindroma yang ditandai dengan kenaikan kadar

glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh.

2. Klasifikasi

a. Diabetes Melitus

Menurut Smeltzer (2001) klasifikasi utama diabetes melitus adalah :

1) Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin ( insulin dependent diabetes

mellitus/IDDM).

2) Tipe II : DM tidak tergantung insulin ( non-insulin dependent DM /

NIDDM).

3) DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.

4) DM Gestasional ( gestation diabetes mellitus / GDM )

Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan

etiologi adalah :

a. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans

akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin

absolute.

b. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan

resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin.

c. DM gestasional terjadi pada kehamilan

d. DM tipe lain :

Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme

Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi,

pancreatopati fibrokalkulus

Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinat

Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus

Penyebab imunologi : antibody anti insulin.

2. Etiologi

a. Diabetes Melitus

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Dalam kemajuan – kemajuan yang telah dicapai di bidang patologi, bio kimia

dan imunologi kini diketahui bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit

yang mempunyai etiologi lebih dari satu ( etiologi yang berbeda-beda ),

dimana faktor genetik dan faktor lingkungan memegang peranan besar.

Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :

1) Faktor genetik

Bahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah lama diketahui

tetapi bagaimana terjadi transmisi-transmisi dari seseorang penderita ke

anggota keluarga lain belum diketahui secara pasti.

2) Faktor non genetic

Faktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara lain infeksi,

nutrisi, stress, obat-obatan , penyakit-penyakit endokrin ( hormonal ) dan

penyakit-penyakit penkreas.

3. Patofisiologi

Pankreas,yang disebut kelenjar ludah perut,adalah kelenjar penghasil insulin

yang terletak di belakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang

terbentuk seperti pulau pada peta,karena itu disebut pulau-pulau langerhans

yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang sangat berperan

dalam mengatur kadar glokusa darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak

kunci yang dapat membuka pintu masuknya glokusa kedalam sel,Untuk

kemudian didalam sel glokusa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila

insulin tidak ada,maka glokusa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel

dengan akibat kadar glokusa dalam darah meningkat.Keadaan inilah yang terjadi

pada diabetes Tipe I.

Pada keadaan diabetes melitus Tipe II,jumlah insulin bias normal,bahkan

lebih banyak,tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel

kurang.Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk

ke dalam sel.Pada keadaan DM Tipe II,Jumlah lubang kuncinya kurang,sehingga

meskipun anak kuncinya(insulin)banyak,tetapi karena lubang

kuncinya(Reseptor)kurang,maka glokusa yang masuk kedalam sel

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

sedikit,sehingga sel kekurangan bahan bakar/glokusa dan kadar glokusa dalam

darah meningkat.

Dengan demikian keadaan ini sama dengan DM Tipe I, Bedanya adalah pada

DM Tipe II disamping kadar Glokusa tinggi,kadar insulin juga tinggi atau normal.

Pada DM Tipe II juga bias ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi

kualitasnya kurang baik sehingga gagal membawa glokusa masuk kedalam

sel.Disamping penyebab diatas,DM juga biasa terjadi akibat gangguan transport

glokusa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk

metabolisme energi.

4. Manifestasi Klinis

a. Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak

disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat

perhatian ialah :

1) keluhan klasik

Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah

Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus

menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan

penurunan prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok.

Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel,

sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk

kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain

yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak

dan otot sehingga menjadi kurus.

Banyak kencing

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan

banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan

sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.

Banyak minum

Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan

yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang

berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.

Banyak makan

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi

glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita

selalu merasa lapar.

2) Keluhan lain

Gangguan saraf tepi/ kesemutan

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di

waktu malam, sehingga mengganggu tidur.

Gangguan penglihatan

Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan

yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali

agar ia tetap dapat melihat dengan baik.

Gatal/bisul

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau

daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula

dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhya. Luka ini dapat

timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau

tertusuk peniti.

Gangguan ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak

secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan

budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah

seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.

Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering

ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang

dirasakan.

5. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis Diabetes Melitus

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Tujuan utama pengobatan diabetes mellitus yaitu :

1) Mengembalikan konsentrasi glukosa darah menjadi senormal mungkin agar

penyandang DM merasa nyaman dan sehat.

2) Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi

3) Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat

sendiri penyakitnya sehingga mampu mandiri.

Lima komponen pengobatan diabetes melitus yaitu :

1) Pengaturan makanan

Makan dianjurkan seimbang dengan komposisi energi dari karbohidrat 60-

70%, protein 10-15%, lemak 20-25%.

Prinsip perencanaan makanan:

- Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan

(tidak berlebih).

- Menu sama dengan menu keluarga, gula dalam bumbu tidak dilarang.

- Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan (3J)

- Prinsip pembagian porsi makanan sehari-hari

- Disesuaikan dengan kebiasaan makan dan diusahakan porsi tersebar

sepanjang hari.

Disarankan porsi terbagi (3 besar dan 3 kecil):

- Makan pagi –makan selingan pagi

- Makan siang –makan selingan siang

- Makan malam-makan selingan malam (hal ini untuk mencegah terjadinya

hipoglikemia terutama bagi yang menggunakan insulin kerja panjang)

Penderita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan karbohidrat rendah

dan lambat menjadi gula. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran

terutama kubis, kacang panjang, dan paprika untuk memperbaiki fungsi

pankreas. Pengaturan pola makan membutuhkan kedisiplinan. Sebaiknya

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

konsultasikan dengan ahli gizi mengenai pola makan yang tepat bagi

penderita DM.

2) Exercise atau latihan

Latihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu

selama kurang lebih 30 menit. Menurut Haznam (1991) olahraga

dianjurkan karena bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin

dalam sel target. Dengan demikian insulin dalam tubuh bekerja lebih efektif,

sehingga lebih sedikit obat anti diabetik (OAD) diperlukan, baik yang

berupa insulin maupun OHO (Obat Hipoglikemik Oral).

Prinsip utama latihan pada DM adalah CRIPE (Continuous, Rhytmical,

Interval, Progressive dan Endurance).

Continuous : Latihan berkesinambungan dan dilakukan terus menerus

tanpa henti misalnya jogging 30menit tanpa henti

Rhytmical : Latihan yang menggunakan otot secara berirama seperti

berenang,bersepeda.

Interval : Dilakukan secara selang-seling misalnya jogging diselingi jalan.

Progressive : Secara bertahap ditingkatkan dari aktivitas ringan hingga

sedang dengan target denyut jantung 75-85% maksimal (220-umur).

Endurance : Dimaksudkan yaitu yang sifatnya meningkatkan ketahanan

seperti cardio training.

3) Pemantauan Kadar Glukosa Darah

4) Pengobatan

Pada prinsipnya, pengendalian diabetes melitus melalui obat ada 2 yaitu :

a) Obat Anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk

merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin.

- Sulfonyluria

Sulfonylurea menstimulasi sel-sel beta dalam pankreas untuk

memproduksi lebih banyak insulin. Obat ini juga membantu sel-sel

dalam tubuh menjadi lebih baik dalam mengelola insulin. Beberapa

jenis obat yang mengandung sulfonylurea antara lain chlorpropamide

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

(Diabinese), tolazamide (Tolinase), acetohexamide, glipizide

(Glucotrol), tolbutamide (Orinase), glimepiride (Amaryl), glyburide

(DiaBeta, Micronase), glibenclamide, dan gliclazide.

- Meglitinida

Meglitinida juga termasuk jenis obat diebetes yang bekerja dengan

menstimulasi sel-sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin. Yang

termasuk golongan Meglitinides adalah repaglinida (Prandin),

nateglinida (Starlix), dan mitiglinida.

- Metformin ( Biguanida )

Metformin merupakan obat yang cara kerjanya terutama menurunkan

glukosa darah dengan menekan produksi glukosa yang diproduksi hati

dan mengurangi resistensi insulin. Metformin bisa digunakan sebagai

monoterapi atau dikombinsikan dengan sulfonylurea

- Thiazolidinedione

Thiazolidinedione (sering juga disebut TZDs atau glitazone) berfungsi

memperbaiki sensitivitas insulin dengan mengaktifkan gen-gen

tertentu yang terlibat dalam sintesa lemak dan metabolisme

karbohidrat. Thiazolidinedione tidak menyebabkan hipoglikemia jika

digunakan sebagai terapi tunggal, meskipun mereka seringkali

diberikan secara kombinasi dengan sulfonylurea, insulin, atau

metformin.

- Alpha-glucosidase inhibitor

Alpha-glucosidase inhibitor termsuk di dalamnya acarbose (Precose,

Glucobay) dan miglitol (Glyset) memilki cara kerja mengurangi kadar

glukosa dengan menginterfensi penyerapan sari pati dalam usus.

Acarbose cenderung menurunkan kadar insulin setelah makan, yang

merupakan keuntungan khusus obat ini, karena kadar insulin yang

tinggi setelah makan berkaitan dengan pengingkatan risiko penyakit

jantung.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

b) Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu

makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian

insulinnya. Makanan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia

( Perkeni, 1998 ). Untuk pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes

dengan diet atau pengobatan oral, kombinasi insulin dan obat-obatan lain

bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara,

misalnya selama kehamilan. Namun, pada psien dengan diabetes melitus

tipe 2 yang memburuk, maka penggantian insulin total menjadi suatu

kebutuhan. Ada beberapa bentuk insulin yang tersedia atau tengah dalam

penelitian.

- NPH yang merupakan insulin standar.

- Long-acting insulin (insulin glargine, ultralente insulin) yang

menstimulasi sekresi insulin alami. Para ahli banyak menganjurkan

insulin jenis ini.

- Insulin lispro dan insulin aspart yang merupakan fast-acting insulins.

Diberikan sebelum makan, dan aksi pendeknya mengurangi risiko

hipoglikemia sesudahnya. Stud pada pasien diabetes melitus tipe 2,

insulin lispro bisa memperbaiki kualitas hidup dan risiko hipoglikemia

dibandingkan insulin reguler, meski dalam hal kontrol gula darah tidak

ada perbedaan.

- Investigative oral insulin kini tengah mendapat perhatian sebagai

pengganti insulin. Beberapa diberikan secara inhaler atau oral spray

yang diserap di cheek lining (Oralin). Pemberian secara oral

kemungkinan bisa mengurangi komplikasi jantung dibandingkan

insulin injeksi. Namun studi pada tikus melaporkan adanya masalah

pada hati dan meningkatnya kadar trigliserida.

-

5) Pendidikan kesehatan

Informasi yang harus disampaikan yaitu meliputi pengertian DM, penyebab,

tanda dan gejala, akibat lanjut, pengobatan serta perawatan.

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada pasien diabetes melitus tipe I maupun tipe II,

meliputi:

a. Glukosa darah : meningkat 200 – 1000 mg/dl atau lebih

b. Aseton plasma ( keton ) ; Positif secara mencolok

c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

d. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 Mosm/l

e. Elektrolit :

Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun

Kalium : Normal

Fosfor : Lebih sering menurun

f. Hemoglobin Glikosilat : kadar meningkat 2 – 4 kali dari normal yang

mencerminkan kontrol diabetes melitus yang kurang selama 4 bulan terakhir.

g. Gas Darah Arteri : Biasanya menunjukkan pH rendahdan penurunan pada HCO2

( Asidosis Metabolik ) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

h. Trombosit darah : Hematokrit mungkin meningkat ( dehidrasi ) ; Leukositosis,

hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

i. Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi / penurunan

fungsi ginjal ).

j. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis

akut sebagai penyebab dari DKA.

k. Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada ( tipe I ) atau

normal sampai tinggi ( tipe II ), mengindikasikan infusiensi insulin, gangguan

dalam penggunaannya. Resistensi insulin dapat berkembang sekunder terhadap

pembentukkan antibodi ( autoantibodi ).

l. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat

meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

m. Urin : gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.

n. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi

pernapasan dan infeksi pada luka.

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

1. Pengkajian

a. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?

b. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya

c. Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi

insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak,

apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.

d. Aktivitas/ Istirahat :Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus

otot menurun.

e. Sirkulasi

f. Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada

ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,

perubahan tekanan darah

g. Integritas Ego : stress, ansietas

h. Eliminasi : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

i. Makanan / Cairan

j. Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,

penggunaan diuretik.

k. Neurosensori : Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,

parestesia,gangguan penglihatan.

l. Nyeri / Kenyamanan

Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

m.Pernapasan : Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya

infeksi / tidak)

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

n. Keamanan : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan, diagnosa

yang sering muncul pada pasien dengan diabetes melitus menurut Doengoes

2000 adalah :

a) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

defisiensi insulin, anoreksia.

b) Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diuresis osmotik,

poliuri, intake inadekuat.

c) Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisiensi insulin

d) Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

e) Resiko infeksi / penyebaran berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan

peningkatan kadar glukosa, adanya ulkus.

f) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang

informasi.

3. Perencanaan

a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi

insulin, anoreksia.

Tujuan : Nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : Mual berkuarng, tidak ada muntah, nafsu makan baik, terjadi

peningkatan berat badan, tidak ada polipagi, kojungtiva ananemis, gula darah

dalam batas normal, tidak ditemukan tanda-tanda hipoglikemi.

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Intervensi :

1) Kaji intake makanan yang masuk,

Rasional : mengetahui keadekuatan intake nutrisi

2) Timbang BB secara rutin,

Rasional : mengidentifikasi adanya penurunan BB terkait dengan intake

nutrisi

2) Monitor kadar gula darah,

Rasional : mengetahui penurunan atau peningkatan kadar gula darah akibat

penggantian cairan atau terapi insulin

3) Observasi tanda-tanda hipoglikemia (perubahan tingkat kesadaran, nadi cepat,

sakit kepala, gemetar),

Rasional : karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi( gula darah akan

berkurang, dan sementara tetap diberikan insulin maka hipoglikemi dapat

terjadi)

4) Libatkan keluarga dalam memotivasi klien untuk mau makan

Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya ; memberikan informasi pada

keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi klien.

5) Kolaborasi dalam pemberian antiemetik dan pemeriksaan gula darah.

Rasional : anti emetik berfungsi untuk menghilangkan rasa mual.

b. Gangguan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan diuresis osmotik, poliuri, intake inadekuat.

Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria hasil : Turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab, tidak ada poli uri,

polipagi dan polidipsi, tanda-tanda vital dalam batas normal, kebutuhan cairan

terpenuhi, kesadaran komposmentis, serum elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :

1) Observasi status cairan,

Rasional : mengetahui kondisi cairan dalam tubuh dan memperkirakan

kekurangan volume total

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

2) Observasi tanda- tanda vital tiap 4 jam,

Rasional : hipovolemik dapat dimanifestasikan dengan hipotensi dan

tachicardi

3) Kaji adanya perubahan mental/sensori,

Rasional : perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi

atau rendah, elektrolit yang abnormal, asidosis, penurunan perfusi cerebral

dan hipoksia

4) Ukur intake dan output

Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi

ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan

5) Ukur berat badan tiap hari

Rasional : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang

sedang berlangsung dan selanjutnya dlam memberikan cairan pengganti.

6) Kaji pengisian kapiler, turgor kulit dan , membran mukosa.

Rasional : merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi

yang adekuat.

6) Pantau pemeriksaan lab seperti Ht, Na, Kalium, CL, BUN, creatinin,

Rasional : mengkaji tingkat hidrasi dan adanya kerusakan fungsi ginjal

7) Pertahankan jumlah intake cairan sesuai dengan berat badan.

Rasional : mempertahankan hidrasi atau volume sirkulasi.

c. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisiensi insulin

Tujuan : Persepsi sensori baik

Kriteria hasil : Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, tanda-tanda vital

dalam batas normal, adanya respon sensori yang baik serta mengenali lingkungan.

Intervensi :

1) Kaji tanda-tanda vital, kaji ststus mental.

Rasional : sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal seperti

suhu yang menigkat dapat mempengaruhi fungsi mental.

2) Kaji adanya kehilangan sensori kaki seperti kesemutan atau baal,

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Rasional : neuropati perifer dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang

berat , kehilangan sensasi sentuhan atau distorsi yang mempunyai resiko tinggi

terhadap kerusakan kulit dan gangguan keseimbangan.

3) Kaji lapang pandang klien.

Rasional : retinopati dapat menggangu pengelihathan yang memerlukan terapi

korektif

4) Bantu klien dalam ambulasi,

Rasional : meningkatkan keamanan klien terutama ketika rasa keseimbangan

dipengaruhi

5) Pantau nilai laboratorium seperti Hb,Ht, Gula darah, creatinin.

Rasional : Ketidakseimbangan nilai laboratorium ini dapadt menurunkan

status mental.

d. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : Tidak terdapat kelemahan fisik

Kriteria hasil : Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, Tanda-tanda vital

dalam batas normal, tidak ada kelemahan, dapat melakukan aktivitas secara

mandiri, gula darah dalam batas normal

Intervensi :

1) Kaji tingkat kemampuan aktivitas klien

Rasional : mengetahui kemampuan klien dalam beraktifitas terkait dengan

jenis bantuan yang diberikan

2) Support aktivitas klien secara aktif dan pasif dengan melibatkan keluiarga

Rasional : Keterlibatan keluarga dalam memotivasi klien dapat membantu

klien untuk meningkatkan rasa percaya diri

3) Observasi tanda-tanda vital sebelum dan seseudah beraktifitas

Rasional : mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara

fisiologis

4) Memberikan bantuan sesuai kebutuhan

Rasional : membantu memandirikan klien

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

e. Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan peningkatan kadar

glukosa.

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ditemukan tanda-tanda

infeksi, leukosit dalam batas normal.

Intervensi :

1) Observasi tanda-tanda vital

Rasional : adanya proses infeksi akan berpengaruh terhadap peningkatan suhu

tubuh dan denyut nadi

2) Kaji tanda- tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya

pus pada luka

Rasional : adanya tanda infeksi yang terdeteksi lebih dini dapat

menghindarkan proses penyebaran infeksi

3) Pertahankan tehnik aseptik pada prosedur invasif

Rasional : kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik

bagi pertumbuhan mikroorganisme

4) Kolaborasi dalam pemberian terapi antibiotika dan pemeriksaan laboratorium

Rasional : penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis

f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang

informasi.

Tujuan : Pengetahuan klien bertambah

Kriteria hasil : Klien dapat mengetahui tentang penyakitnya serta cara pengobatan

dan perawatan, klien dapat berprilaku sehat dan berpartisipasi dalam pengobatan

Intervensi :

1) Kaji tingkat pendidikan dan pengetahuan klien tentang DM

Rasional : mengetahui sejauh mana informasi yang telah didapat klien terkait

dengan jenis penyuluhan yang akan diberikan dan metodee penyuluhan

2) Berikan penkes tentang : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut

pengobatan dan diet yang ditentukan

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

Rasional : memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang penyakit

DM dan ppengaturan diet dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku

3) Libatkan keluarga dalam perawatan klien

Rasional : Keterlibatan keluarga akan memotivasi klien

4) Tanyakan hal yang belum dimengerti

Rasional : mengevaluasi hasil penyuluhan

5) Beri reinforcement positif atas jawaban klien yang sesuai

Rasional : meningkatkan harga diri

4. Evaluasi

a) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi insulin,

anoreksia teratasi dengan tidak ditemukannya mual, muntah, polipagi.

b) Gangguan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan diuresis osmotik, poliuri teratasi dengan tidak ditemukan adanya poliuri,

tanda-tanda dehidrasi tidak ditemukan, TTV dalam batas normal.

c) Perubahan persepsi sensori teratasi.

d) Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik teratasi.

e) Resiko infeksi / penyebaran berhubungan dengan perubahan sirkulasi tidak terjadi,

adanya ulkus.

f) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi teratasi.

REFERENSI :

1. Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

2. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

3. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi

4. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi
Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS wibbi