LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

18
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS A. PENGERTIAN Bronchitis akut adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus, dan trakea oleh berbagai sebab. (janadi,2000:206) Bronchitis akut merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bahwa yang sering dijumpai. (Ngastiyah, 1997:37). Secara harafiah bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis para ahli mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama n dominan. Ini bahwa bronchitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronchitis ikut memegang peran. B. ETIOLOGI 1. Faktor Predisposisi a. Alergi b. Perubahan cuaca c. Polusi udara 2. Faktor presipitasi 1

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

A. PENGERTIAN

Bronchitis akut adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus, dan trakea oleh

berbagai sebab. (janadi,2000:206)

Bronchitis akut merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)

bahwa yang sering dijumpai. (Ngastiyah, 1997:37). Secara harafiah bronchitis

adalah suatu penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis para

ahli mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik

dengan batuk merupakan gejala yang utama n dominan. Ini bahwa bronchitis

bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi

bronchitis ikut memegang peran.

B. ETIOLOGI

1. Faktor Predisposisi

a. Alergi

b. Perubahan cuaca

c. Polusi udara

2. Faktor presipitasi

Virus, misalnya : Respiratori sincyfial virus (RSV) , virus influenza, virus

parainfluenza, dan coxsackie virus.

C. PATOFISIOLOGI

Virus masuk kedalam saluran pernafasan atas terutama pada bronkus. Selain

virus ada penyebab bronchitis yaitu alergi yang mengakibatkan aktivitas sel

mast. Keduanya enyebabkan terjadinya inflamasi bronkus dan penebalan

dinding bronkus, kemudian menyebabkan hipertrofi kelenjar mukosa dan

kelenjar sel globet. Kemudian sel epitel mengalami metaplasia skuamosa dan

inflasi kronik menyebabkan sekresi mukoid atau kental meningkat sehingga

1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

menyebabkan obstruksi jalan nafas dan suplai oksigen menurun, terjadilah

dipsnea.

2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

D. PATHWAY

Perubahan cuaca, polusi udara

Efek sebagai iritan

alergi Kerja silia dan kemampuan sel fagosit menurun

Hipertrofi kelenjar mucus dari trakeobrankial

dan peningkatan sekresi sel goblel

respiratori sincytical peradanga bronkus dan bronkiolus

virus, virus influenza, (rusaknya bronkiolus kecil)

virus parainfluenza,

dan coxsackie virus.

3

Resti infeksi.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Mula mula batuk kering tidak produktif.

2. Telah 2-3 hari batuk mukai berdahak dan menimbulkan suara ronchi.

3. Suara tidak nyaman pada subterna (nyeri dada depan).

4. Batuk biasanya menghilang stelah 2-3 minggu.

5. Pemeriksaan auskultasi akan ditemui suara pernafasan yang semakin kasar.

6. Produksi mucus kental.

7. Demam.

F. KOMPLIKASI

1. Bronchitis kronik

2. Empisema

3. Korpulmonal.

4. Kegagalan pernafasan.

5. Pneumonia.

G. PENATALAKSAAN DAN TERAPI

1. Tindakan keperawatan

a. Pada tidakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan

mengeluarkan sputum.

b. Sering mengubah posisi

c. Banyak minum

d. Inhalasi

e. Nebulizer

2. Tindakan medis

a. Jangan beri obat antihistamin

b. Beri antibiotic bila ada kecurigaan infeksi bacterial

c. Dapat diberi efedrin 0,5-1 mg/kg bb 3x sehari.

d. Chloral hidrat 30 mg/ kg bb sebagai sedative.

5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Tes fungsi paru-paru

2. Gas darah arteri

Fungsinya untuk mendeteksi komplikasi infeksi dan pembiakan dahak untuk

menemukan bakteri penyebabnya.

3. Rongrn dada

Fungsinya untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan

lobber, benda asing dalam saluran nafas dan tubercolusis.

4. Analisa gas darah

PaO2 : rendah (normal 25-100 mmHg)

PaO2 : tinggi (normal 36-44 mmHg)

Saturasi hemoglobin menurun, eritopesis bertambah.

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data dasar pengkajian pada pasien dengan bronchitis

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala : keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan

melakukan aktivitas sehari-hari, ketidakmampuan untuk tidur,

dipsnea pada saat istirahat.

Tanda: keletihan, gelisah.

2. Sirkulasi

Gejala: pembengkakan pada ekstremitas bawah

Tanda: peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi

jantung.

3. Integritas ego

Gejala: peningkatan factor resiko, perubahan pola hidup

Tanda: ansietas, ketakutan, peka rangsang

4. Makanan / cairan

Gejala: mual/muntah, nafsu makan menurun atau anorexia

6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

Tanda:ketidakmampuan untuk makan

5. Hygienis

Gejala: penurunan kemampuan atau peningkatan kebutuhan

Tanda: kebersihan buruk, bau badan

6. Pernafasan

Gejala: batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari

selama 3 bulan, episode batuk hilang timbul.

Tanda: pernafasan biasa atau cepat, penggunaan oto bantu

pernafasan, bentuk barel chest,gerakan diafragma minimal, bunyi

nafas ronchi, perkusi hiper resonan pada area paru-paru, warna

pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku.

7. Keamanan

Gejala: riwayat reaksi alergi terhadap zat atau factor lingkungan.

Tanda: penururnan libido

8. Interaksi social

Gejala: hubungan ketergantungan.

Tanda: ketidakmampuan mempertahankan suara karena disstres

pernafasan.

2. Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafs tidak efektif b.d peningkatan produksi sputum

2. Kerusakan pertukaran gas b.d obstruksi jalan nafas oleh sekresi ,

spasme bronkus

3. Pola nafas tidak efektif b.d bronco kontriksi , mucus

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d dipsnea,

anorexia, mual dan muntah

5. Resti infeksi b.d menetapnya secret, proses penyakit kronis

6. Intoleransi aktivitas b.d insufisiensi ventilasi dan oksigenasi

7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

3. Intervensi keperawatan

1. Bersihan jalan nafs tidak efektif b.d peningkatan produksi sputum

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

jam diharapkan pasien dapat memepertahankan jalan nafas paten.

Kriteria:

a. Suara nafas bersih tidak ada ronkhi atau rales, wheezing

b. Frekuensi pernafasan 20-40 x/ menit

c. Tidak ada sianosis

1) Auskultasi bunyi nafas

Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan

obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan

adanya bunyi nafas.

2) Kaji/pantau frekuensi pernafasan.

Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan

dapat ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.

3) Observasi karakteristik batuk

Rasional : Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif,

khususnya pada lansia, penyakit akut atau kelemahan

4) Tingkatkan masukan cairan sampai 1500-2000 ml/hari

Rasional : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret

mempermudah pengeluaran.

5) Berikan terapi O2 sesuai advis dokter

Rasional : untuk membantu kebutuhan oksigen

6) Kolaborasi pemberian obat ekspektoran, bronkodilator, sesuai

indikasi

Rasional : menurunkan spasme dan mengencerkan dahak.

8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

2. Kerusakan pertukaran gas b.d obstruksi jalan nafas oleh sekresi ,

spasme bronkus

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien tidak mengalami sesak nafas.

Kriteria:

a. Rr dalam batas normal 20-40x/menit

b. Tidak ada sianosis

1) Kaji frekuensi, kedalaman dan gerakan dada

Rasional: takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan

dapat ditentukan selama adanya infeksi

2) Auskultasi bunyi nafas

Rasional: bebrapa derajat sepasme bronkus terjadi dengan

obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan

adanya bunyi nafas tambahan

3) Anjurkan untuk memberikan posisi semi fowler atau fowler

Rasional: untuk mengoptimalkan ekspansi paru

4) Berikan terapi o2 2-3 liter/menit

Rasional: untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah

terjadinya sianosis.

3. Pola nafas tidak efektif b.d bronco kontriksi , mucus

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien tidak ada sianosis.

Kriteria:

a. Rr dalam batas normal 20-40x/menit

b. Tidak ada sianosis

1) Kaji frekuensi, kedalaman dan gerakan dada

Rasional: takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan

dapat ditentukan selama adanya infeksi

2) Auskultasi bunyi nafas

9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

Rasional: bebrapa derajat sepasme bronkus terjadi dengan

obstruksi jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan

adanya bunyi nafas tambahan

3) Anjurkan untuk memberikan posisi semi fowler atau fowler

Rasional: untuk mengoptimalkan ekspansi paru

4) Berikan terapi o2 2-3 liter/menit

Rasional: untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah

terjadinya sianosis.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d dipsnea,

anorexia, mual dan muntah

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan

BB.

Kriteria:

a. Nafsu makan pasien meningkat

b. Pasien menghabiskan makanan yang disediakan

c. Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan BB

1) Kaji nafsu makan dan BB pasien

Rasional: untuk mengetahui status nutrisi pasien

2) Identifikasi factor yang menimbulkan mual, muntah,

misalnya sputum banyak, dipsnea

Rasional: pilihan intervensi tergantung penyebab masalah

3) Auskultasi bising usus

Rasional: kemungkinan menurun bising usus

4) Berikan porsi makan kecil, sering , makanan dalam keadaan

hangat

Rasional: untuk memenuhi nutrisi pasien dan mencegah mual

5) Berikan atau sediakan makanan yang disukai pasien

Rasional: untuk meningkatkan nafsu makan

10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

6) Pantau BB pasien

Rasional: untuk mengetahui satus nutrisi pasien

5. Resti infeksi b.d menetapnya secret, proses penyakit kronis

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien tidak ada tanda tanda infeksi

Kriteria:

a. Tidak ada tanda tanda infeksi seperti dolor,kalor,rubor, dll

b. Angka leukosit dalam batas normal

c. TTV dalam batas normal

Suhu: 36-37˚C

Nadi : 80-100x/menit

Rr: 20-40x/menit

1) Kaji tanda tanda infeksi

Rasional: mencegah infeksi dan komplikasi

2) Monitor suhu minimal 2jam sekali dan anjurkan kompres

hangat bila panas

Rasional: suhu yang tinngi merupakan tanda infeksi

3) Observasi warna, bau sputum

Rasional: secret berbau, kuning dan kehijauan menunjukan

infeksi

4) Monitor angka leukosit

Rasional: angka leukosit yang meningkat tanda infeksi

5) Anjurkan ubtuk meningkatkan nutrisi yang adekuat

Rasional: meningkatkan pertahanan tubuh

6) Kolaborasi dalam pemberian antibiotic

Rasional: untuk membunuh kuman bakteri

11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

6. Intoleransi aktivitas b.d insufisiensi ventilasi dan oksigenasi

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan pasien tidak mengalami kelelahan

Kriteria:

a. Pasie tidak mengalami kelelahan

b. Pasien dapat bergerak aktif

1) Kaji tingkat kelemahan pasien

Rasional: untuk menentukan intervensi yang tepat

2) Anjurkan untuk banyak istirahat

Rasional: mempercepat proses penyembuhan

3) Anjurkan untuk banyak minum dan makan

Rasional: ubtuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

4) Bantu pasien dalam merawat dan memenuhi kebutuhan

pasien

Rasional: agar kebutuhan pasien terpenuhi

12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS

DAFTAR PUSTAKA

1. Corwin.2000. Hand book of pathofisiologi. Jakarta : EGC

2. Doengoes. M. E. Geiser. A. C. Moorhouse. M. F. 2000. Rencana Keperawatan

Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Keperawatan (terjemahan).

Edisi VIII. Jakarta: EGC

3. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

4. Soedarto. 2007. Sinopsis Kedokteran Tropis. Airlangga Universitas. Pers

Surakarta

5. Suriadi dan Yuliani. R. 2001. Asuhan Keperawatan pada Pasien Febris. Jakarta:

CV Agung Seto

13