LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

16
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS A. Konsep Dasar 1. Pengertian Apendistis adalah peradangan dari apendik periformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. ( dermawan,Deden.2010 ) Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi, walaupun apendisitis dapat terjadi setiap usia, namun paling sering pada orang dewasa muda, sebelum era antibiotic. ( dermawan, Deden.2010 ) Peradangan dari apendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering terjadi. (Kapita Selekta Kedokteran, Doc.hal 307). Ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci) melekat pada seacum tepat di bawah katup Ileosekal. Suatu pradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut (Brunner dan Suddarth, 2002). 2. Etiologi Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.Namun terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini.Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras ( fekalit), hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur. Namun yang paling sering menyebabkan obstruksi

Transcript of LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

Page 1: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Apendistis adalah peradangan dari apendik periformis dan merupakan

penyebab abdomen akut yang paling sering. ( dermawan,Deden.2010 )

Apendisitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi,

walaupun apendisitis dapat terjadi setiap usia, namun paling sering pada

orang dewasa muda, sebelum era antibiotic. ( dermawan, Deden.2010 )

Peradangan dari apendiks vermiformis dan merupakan penyebab

abdomen akut yang paling sering terjadi. (Kapita Selekta Kedokteran,

Doc.hal 307).

Ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci) melekat

pada seacum tepat di bawah katup Ileosekal. Suatu pradangan apendiks

yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut (Brunner dan

Suddarth, 2002).

2. Etiologi

Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.Namun

terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini.Diantaranya

obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks ini

biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras ( fekalit),

hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh,

cancer primer dan striktur. Namun yang paling sering menyebabkan obstruksi

lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid.

3. Klasifikasi

a. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis,

yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta

difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

b. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial,

setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva

yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

4. Manifestasi klinik

a. Nyeri pada kuadrat kanan bawah .sifat : nyeri tekan lepas.

Page 2: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

b. Demam ringan

c. Mual muntah

d. Spasme oto abdomen – tungkai sulit untuk diluruskan

e. Konstipasi atau diare

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium serta radiologi

b. Hitung darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan

jumlah darah putih, jumlah leokosit mungkin lebih besar dari 10.000/mm3

c. Pemeriksaan USG bila terjadi infiltrat apendikularis

d. Pemeriksaan radiologi dan ultra sonografy menunjukkan densitas pada

kuadran bawah/tingkat aliran udara setempat

e. Pemeriksaan urin untuk membedakan dengan kelainan pada ginjal dan

saluran kemih.

6. Patofisiologi

Bakteri, fekalit, tumor, makanan rendah serat, peningkatan tekanan intra lumen.

Penyumbatan pengeluaran secret mucus

Vasokongesti

Penurunan supply darah pada appendix

Penurunan supply O2 pada appendix

Appendix mulai nekrosis, bakreti masuk

Kerusakan Membran sell dari appendix

Dimulainya Proses inflamasi

Page 3: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

Pelepasan mediator kimia Aktivasi Vomitting di pusat Medulla

Neuthrophil ke area

Histamine, Prostaglandin, Leukotrienes, Bradykinin

Bengkak pada appendix

Prostaglandin, Bradykinin

Nyeri pada intra abdomen

Nyeri

Interleukin-1

Peningkatan sel darah putih

Stimulasi nervus vagus

Penekanan pada fungsi Simpatis GI

Nausea & vomitting

Defisit volume cairan

Anorexia

Kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Pus formation, (bakteri fagosit dan sell2 mati)

Resiko infeksi (jika rupture)

Inflamasi appendix (appendicitis)

appendoctomy

Trauma jaringan

Luka terbuka Kerusakan membrane sel

Nociceptor pada dermis

Kerusakan integritas jaringan

Resiko infeksi

Proses inflamasi

Mengirim impuls ke CNS

Kurang pengetahuan

Page 4: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

7. Penatalaksanaan medis

a. Pemeriksaan fisik

Ada 2 cara pemeriksaan :

1) Psoas sign

Pasien terlentang, tungkai kanan lurus dan ditahan oleh

pemeriksa. Pasien disuruh aktif memfleksikan articulation coxae

kanan, akan terasa nyeri di perut kanan bawah ( cara aktif )

pasien miring ke kiri, paha kanan dihiperekstensi oleh pemeriksa,

akan terasa nyeri di perut kanan bawah ( cara pasif ).

2) Obturator sign

Dengan gerakan fleksi dan endorotasi articulation coxae pada

posisi supine akan menimbulkan nyeri. Bila nyeri berarti kontak

dengan m.obturator internus, artinya appendix terletak di pelvis.

3) Pemeriksaan laboratorium

Terjadi leukositosis ringan (10.000 – 20.000 /ml ) dengan

penibgkatan jumlah netrofil.

4) Pemeriksaan Radiologi : tampak distensi sekum pada appendiditis

akut.

5) USG : menunjukan densitas kuadrat kanan bawah / kadar aliran

udara terlokalisasi.

a. Pembedahan : apendiktomy – menurunkan resiko perforasi.

1) Sebelum operasi

Observasi

Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan

gejala apendisitis seringkali masih belum jelas. Dalam

keadaan ini observasi ketat perlu dilakukan.Pasien diminta

melakukan tirah baring dan dipuasakan.Laksatif tidak boleh

diberikan bila dicurigai adanya apendisitis ataupun bentuk

peritomitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan rectal serta

pemeriksaan darah ( leukosit dan hitung jenis ) diulang

secara periodic. Foto abdomen dan thoraks tegak

Pelepasan prostaglandin/ bradikinin

Nyeri pada lokasi pembedahan

Intoleran

Page 5: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

dilakukan untuk mencari keuntungan adanya penyulit lain.

Pada kebanyakan kasus, diagnosis ditegakkan dengan

lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam

setelah timbulnya keluhan.

Intubasi bila perlu

Antibiotic

2) Operasi apendiktomi

3) Pascaoperasi

Perlu dilakukan observasi tanda – tanda vital untuk mengetahui

terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermia, atau gangguan

pernafasan.Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar,

sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.Baringkan pasien

dalam posisi fowler. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak

terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan.Bila tindakan

operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis

umum, puasakan diteruskan sampai fungsi usus kembali normal.

Kemudian berikan minum mulai 15 ml/jam selama 4-5 jam lalu

naikkan menjadi 30 ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan

saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.

Satu hari pascaoperasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak

ditempat tidur selama 2x30 menit.Padahari kedua pasien dapat

berdiri dan duduk di luar kamar.Hari ketujuh jahitan dapat diangkat

dan pasien diperbolehkan pulang.

4) Penatalaksanaan gawat darurat non-operasi

Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti

dalam peritonitis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut

akan mereda dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan

berkurang.

b. Pemasangan NGT

c. Pemberian antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur

d. Transfuse untuk mengatasi anemia dan penanganan syok septic secara

intensif.

8. Komplikasi

a. Perforasi apendiks :

Perforasi jarang terjadi dalam 8 jam pertama, observasi aman untuk

dilakukan dalam masa tersebut. Tanda – tanda perforasi meliputi

meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadrat kana bawah

Page 6: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

dengan tanda peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi, ileus,

demam,malaise, dan leukositosis semakin jelas. Bila perforasi dengan

peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak pasien

pertama kali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.

b. Peritonitis – abses

Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan adalah operasi

untuk menutup asal perforasi. Bila terbentuk abses apendiks akan teraba

massa di kuadrat kanan bawah yang cenderung menggelembung kea rah

rectum atau vagina.

c. Dehidrasi

d. Sepsis

e. Elektrolit darah tidak seimbang

f. Pneumonia

B. Konsep Askep

1. Pengkajian

a. Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor

register.

b. Keluhan utama :

Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut

kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa

jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam

beberapa waktulalu.Sifat keluhan Nyeri dirasakan terus-menerus, dapat

hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama.Keluhan yang menyertai

Biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas.

c. Riwayat kesehatan masa lalu:

Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang

Pemeriksaan fisik Keadaan umum Klien tampak sakit ringan/sedang/berat.

Berat badan Sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.

Sirkulasi : Klien mungkin takikardia. Respirasi : Takipnoe, pernapasan

dangkal. Aktivitas/istirahat : Malaise. Eliminasi Konstipasi pada awitan awal,

diare kadang-kadang.Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan,

penurunan atau tidak ada bising usus.

Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang

meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena

berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam.

Page 7: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

Nyeri pada kuadrankanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi

duduk tegak.Keamanan Demam, biasanya rendah.

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGIMASALAH

KEPERAWATAN

1. DS : klien mengeluh nyeri

pada abdomen

DO: ekspresi gelisah,hasil

USG ada sumbatan pada

kuadran kanan bawah.

Inflamasi pada appendix

Pelepasan mediator kimia (prostaglandin

& bradikinin)

Rangsang nyeri pada abdomen

Nyeri akut

Nyeri akut

2. DS: pasien mengatakan

lemas

DO: mukosa lembab,

turgor >2detik

Etiologi (Bakteri, fekalit, tumor, makanan

rendah serat, peningkatan tekanan intra

lumen)

Inflamasi pada appendix

Aktivasi vomiting di pusat medulla

Stimulasi nausea dan womitting

Kurang vol cairan

Resiko Kekurangan

volume cairan

3. DS: klien mengatakan

nyeri pada abdomen

DO: hasil USG terdapat

sumbatan pada kuadran

kanan abdomen,

Keadaan sudah

berlangsung lama >48jam

Etiologi (Bakteri, fekalit, tumor, makanan

rendah serat, peningkatan tekanan intra

lumen)

Inflamasi appendix

Pus (bakteri fagosit dan sel2 mati)

Resiko infeksi

Resiko infeksi

4. DS : klien mengatakan

tidak tahu apa yang harus

dilakukan sebelum operasi

Appedisitis Kurang

pengetahuan

Page 8: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

DO: ekspresi wajah

gelisah, akan dilakukan

tindakan appendectomy

Muncul banyak masalah

Tindakan operasi

Tidak tahu apa yang harus dilakukan,

dan tindakan apa yang dilakukan pada

pasien

Kurang pengetahuan

2. Diagnosa

Pada klien Praoperasi :

a) Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.

Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam nyeri

berkurang/ hilang

Kriteria hasil :

Klien melaporkan rasa sakit / nyerinya berkurang / terkontrol.

Wajah tampak rileks.

Klien dapat tidur / istirahat dengan cukup.

Intervensi :

1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya ( skala 0 – 10 )

selidiki dengan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.

R/ : untuk menilai keefektifan obat, kemajuan penyembuhan.

2) Pertahankan istirahat dengan posisi semi – fowler.

R/ : gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen

bawah, menghilangkan tekanan abdomen, sehingga menurunkan

nyeri.

3) Anjurkan klien nafas dalam,( hirup udara dari hidung dan

keluarkan melalui mulut ).

R/ : nafas dalam otot – otot menjadi relaksasi sehingga dapat

mengulangi nyeri.

4) Berikan aktifitas hiburan.

R/ : meningkatkan relaksasi dan dapat menurunkan nyeri.

5) Pertahankan puasa/penghisapan NGT pada awal, sesuai program

medis.

R/ : Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltic usus dan iritasi

gaster atau muntah.

Page 9: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

6) Berikan analgesic sesuai indikasi.

R/ : menghilangkan nyeri.

7) Berikan kantong es pada abdomen.

R/ : menghilangkan dan mengurangi nyeri.

b) Resiko tinggi terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan

dengan pemasukan cairan yang tidak adekuat ( mual, muntah,

anoreksia ).

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,

intake cairan pada klien adekuat.

Kriteria hasil:

Cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang.

Turgor kulit baik, tanda – tanda vital stabil, membrane mukosa

lembab.

Pengeluaran urine adekuat, dan normal.

Pengisian kapiler <2 detik.

Intervensi :

1) Monitor tanda – tanda vital ( suhu, nadi,napas,dan tekanan darah).

R/: Mengidentifikasi fluktuasi volume intravascular, indicator

secara dini tentang adanya hipovolemi

2) Observasi membrane mukosa, kaji turgor kulit

c) Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahankan tubuh, perforasi/rupture pada apendiks.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

tidak terjadi infeksi pada klien.

Kriteria hasil:

Bebas dari tanda – tanda infeksi.

Tidak ada drainase purulen.

Tanda – tanda vital: suhu, nadi, pernapasan dan tekanan

darah dalam batas normal.

Hasil lab: lekosit dalam batas normal.

Intervensi:

1) Monitor tanda – tanda infeksi: perhatikan adanya demam,

perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen.

R/: Mengidentifikasi adanya peningkatan suhu sebagai indicator

adanya infeksi.

2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

klien.

Page 10: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

R/: Menurunkan resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme.

3) Lakukan pencukuran pada area operasi (perut kanan bawah).

R/: Dengan pencukuran klien terhindar dari infeksi post operasi.

4) Anjurkan klien mandi dengan sempurna sebelum operasi.

R/: Kulit yang bersih dapat mencegah timbulnya mikroorganisme

(Mo).

5) Berikan antibiotik sesuai terapi.

R/: Menyembuhkan infeksi/mencegah penyebaran infeksi.

.

d) Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prosedur

pembedahan berhubungan dengan kurang informasi.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam muncul

pemahaman klien tentang proses penyakit dan prosedur

pembedahan.

Kriteria hasil:

Klien memahami prosedur yang harus dilakukan sebelum dan

sesudah operasi.

Kooperatif dalam tindakan persiapan operasi maupun sesudah

operasi.

Intervensi:

1) Jelaskan prosedur persiapan operasi: pemasangan infuse, puasa

6 – 8 jam sebelum operasi, cukur area operasi.

R/: Meningkatkan kerjasama dengan klien dalam persiapan

prosedur atau tindakan medis yang diberikan.

2) Jelaskan situasi kamar bedah.

R/: Memberikan kondisi kamar bedah, menurunkan ansietas.

3) Jelaskan pada klien tentang latihan – latihan yang akan dilakukan

setelah operasi.

R/: Menyiapkan klien agar dapat bekerjasama dalam melakukan

latihan – latihan yang akan dilakukan setelah operasi.

4) Jelaskan prosedur operasi kolaborasi dengan medik.

R/: Memberikan gambaran tentang prosedur operasi, menurunkan

ansietas.

5) Kolaborasi dengan medik saat melakukan inform consent pada

klien dan keluarga.

R/: Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk

menentukan pilihan, sebagai legalitas bagi rumah sakit.

Page 11: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS
Page 12: LAPORAN-PENDAHULUAN-APENDIKSITIS

3. Evaluasi

No. Dx keperawatan Tgl/ jam Evaluasi ttd

1. Nyeri akut 1-5-

2012

07.00am

S : klien mengatakan nyeri berkurang

O: ekspresi wajah pasien rileks, skala

nyeri 3 (range 1-10)

A: Masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

2. Resiko

Kekurangan

volume cairan

1-5-

2012

07.30am

S: klien mengatakan tidak lemas

O: intake cairan adekuat, infuse

terpasang, turgor < 2 detik

A: masalah teratasi

P: lanjutkan pada masalah keperawatan

selanjutnya

3. Resiko infeksi 1-5-

2012

07.30am

S: -

O: tidak terjadi distensi abdomen, leukosit

dbn, ttv dbn, tidak ada drainase purulen

A: masalah teratasi

P: lanjutkan pada masalah keperawatan

selanjutnya

4. Kurang

pengetahuan

1-5-

2012

07.45am

S: pasien mengatakan paham tentang

tindakan operasi

O: wajah pasien tidak bingung, bisa

menjawab pertanyaan seputar op.

appendectomy

A: masalah teratasi

P: lanjutkan pada masalah keperawatan

selanjutnya