Laporan Pendahuluan Anemia 1

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih renda dari nilai normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi keti defisiensiukuran/jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin (Wirakusuma,1999). Anemia yang ditemukan di Indonesia adalah anemia kekurangan zat besi pada masyarakat,anemia gizi sering dikenal dengan istilah “kurang dar banyak diderita oleh ibu hamil. ari data yang ada diketahui bah!a leb "#$ ibu hamil menderita anemia.Ibu hamil yang menderita anemia beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah %BBL&',dan juga beresik mengalami pendarahan sebelum atau persalinan yang dapat menyebab kematian ibu dan bayinya (Depkes 2001). Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin,baik karenakekurangan konsumsiatau karena gangguan absorbsi. (at gizi yang bersangkutan adalah besi,protein,pirod %)itamin B*+' yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem dida molekul hemoglobin,)itamin yang mempengaruhi absorbsi dan pelepasan besidari transferin ke dalam jaringan tubuh,dan )itamin - yang mempengaruhi stabilitas membrane sel darah merah (Almatsier,2001). B. ujuan enulisan *. ujuan umum 0ntuk memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan kepera!atan keluarga pada klien dengan gangguan sistem en1ernaan “ Anemia ”. 2. ujuan khusus a. 3emperoleh gambaran pengkajian pada klien dengan anemia. b. 3emperoleh gambaran dalam menetapkan diagnosa kepera!atan yang pendokumentasian asuhan kepera!atan keluarga pada klien anemia.

description

khlh;h

Transcript of Laporan Pendahuluan Anemia 1

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari nilai normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran/jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin (Wirakusuma,1999).Anemia yang ditemukan di Indonesia adalah anemia kekurangan zat besi pada masyarakat,anemia gizi sering dikenal dengan istilah kurang darahdan banyak diderita oleh ibu hamil. Dari data yang ada diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia.Ibu hamil yang menderita anemia beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),dan juga beresiko mengalami pendarahan sebelum atau persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya (Depkes 2001).Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin,baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorbsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi,protein,pirodiksin (vitamin B16) yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem didalam molekul hemoglobin,vitamin C yang mempengaruhi absorbsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh,dan vitamin E yang mempengaruhi stabilitas membrane sel darah merah (Almatsier,2001).B. Tujuan Penulisan1. Tujuan umum

Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan gangguan sistem Pencernaan Anemia.

2. Tujuan khusus

a. Memperoleh gambaran pengkajian pada klien dengan anemia.

b. Memperoleh gambaran dalam menetapkan diagnosa keperawatan yang pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga pada klien anemia.C. Lingkup Pembahasan

Laporan Seminar Akhir Program ini ditujukan untuk pasien dengan gangguan pencernaan anemia.

D. Metode penulisan

Dengan menggunakan studi perpustakaan, studi kasus, dan mengadakan wawancara pada keluarga klien.

E. Manfaat Penulisan

1. Untuk peningkatan kualitas asuhan keperawatan dalam upaya mencegah/mengurangi keadaan klien yang memburuk.

2. Memberikan masukan pada perawat pentingnya memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang penyakit anemia, menyangkut pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan serta pengobatannya.

BAB IITINJAUAN TEORIA. KONSEP MEDIK

1. Pengertian

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000: 22).Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari nilai normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita. (Arief Mansjoer, 201:454).

2. Etiologi

a. Defisit zat besi

b. Faktor-faktor hereditas

c. Penyakit kronis

3. Patofisiologi

Anemia terjadi apabila sel-sel darah merah sum-sum tulang terganggu atau apabila sel-sel darah merah yang terbentuk rusak atau hilang. Kegagalan sum-sum tulang (misalnya: berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi beserta pembentukan sel-sel darah merah seperti zat besi, asam total B12, atau kekurangan eritropoetin dikarenakan penyakit ginjal, invasi tumor akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Tanda-tanda anemi akan tampak bila kapasitas sel-sel pembawa O2 berkurang. Anemi yang disebabkan berubahnya produksi pula dirusak oleh sel-sel pagnosis pada sistem retikuloendotial terutama hati dan lien. Bilirubin juga direaksikan pada kulit yang menyebabkan warna kuning ini merupakan indikator terjadinya kerusakan sel darah merah, sel darah merah yang dikenal sebagai anemia sel berbentuk sabit dan penyakit homolitik pada bayi yang baru lahir. Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah biasanya bersifat sangat cepat. Misalnya: hemoragik atau perdarahan yang terjadi pada penyakit-penyakit kronis seperti kanker atau penyakit peradangan perut, kehilangan sel darah merah pada perdarahan merupakan faktor yang menyebabkan anemia.

4. Manifestasi Klinis

a. Kelemahanb. Pucat

c. Mudah Lelahd. Keletihane. Palpitasi5. Klasifikasi

a. Anemia pernisiosa adalah suatu anemia megaloblastik yang dikaitkan dengan defisiensi vitamin B12 karena penyakit usus halus, reaksi lambung atau malabsorbsi genetic.

b. Anemia defisiensi asam folat adalah suatu anemia megaloblastik yang disebabkan oleh defisiensi diet, alkoholisme, malabsorbsi yeyenum, kehamilan dan beberapa obat-obatan (metoreksat, tenitoin, sulfa metaxazol).

c. Anemia aplastik adalah hipoplasia sum-sum tulang yang mengakibatkan parsitopenia/insufesiensi jumlah trombosit.

d. Anemia cooley adalah mikrostik genetic, anemia hemolityik paling umum terlihat pada orang keturunan mediterania.

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Fertinin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.

b. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.

c. Tes comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.

d. Hemoglobin elektroforesi mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal pada penyakit sel sabit.

e. Tes schiting digunakan untuk mendiognosa defisiensi vitamin B12. 7. Komplikasi

a. Kardiomegalib. Gagal Jantungc. Gagal Ginjald. Gagal Jantung Paralisis

8.Pengobatan

a. Terapi Vitamin B12b. Terapi Analgetik dan Anti Anemiac. Transfusi PRC sampai kadar Hb : 11 16,5 gr %

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Proses Keperawatan Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interversonal dan ditujukan untuk kebutuhan klien/keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang seguensial dan berhubungan: Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.

2. Tujuan Proses Keperawatan Tujuan proses keperawatan adalah untuk membuat suatu kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individual dari klien, keluarga, dan masyarakat dapat terpenuhi. Proses keperawatan adalah suatu tahap desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan yang meliputi : mempertahankan keadaan kesehatan klien yang optimal, apabila keadaan berubah membuat suatu jumlah dan kualitas tindakan keperawatan terhadap kondisinya guna kembali keadaan normal. Iyer et al, (1996) dalam Nursalam, (2002. 1-2)3. TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN

a) Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan individu. Dalam hal ini yang perlu dikaji pada pasien berupa:

1) Biodata

Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, alamat, status perkawinan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, dan penanggung jawab.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Alasan masuk rumah sakit, keluhan utama yang dirasakan dan keluhan menyertai.

3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Penyakit yang pernah dialami pada masa lalu, riwayat pernah masuk rumah sakit atau pernah dilakukan pembedahan dan mengalami kecelakaan, alergi obat dan makanan.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram, penyakit sama dengan klien.

5) Riwayat Psikososial

Orang yang terdekat, interaksi keluarga, pola komunikasi, dampak penyakit terhadap keluarga, hubungan dengan tenaga kesehatan atau pasien lain.

6) Keadaan Spritual Klien

Sumber kekuatan, kegiatan keagamaan.7) Kondisi Lingkungan Klien

Keadaan rumah, lingkungan rumah dan kebersihannya.

8) Data Dasar Pengkajian

b) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dimiliki muncul pada penderita anemia adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Perfusi jaringan B/D penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.

2. Intoleran aktifitas B/D Kelemahan Umum3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan untuk mencerna makanan/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan SDM normal.

4. Kurang perawatan diri B/D perubahan sirkulasi dan neurologist (anemia), gangguan mobilitas, defisit nutrisi.

5. Kurang pengetahuan B/D kurang informasi tentang penyakit.

c). Perencanaan

Menurut Marilyn E. Dongoes, dkk (1999;569-581), intervensi ataupun perencanaan yang dapat dilaksanakan pada klien dengan penyakit anemia adalah sebagai berikut :

Diagnosa I : Perubahan perfusi jaringan B/D penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrient ke sel.

Intervensi

Mandiri

1). Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa.Rasional :.Memberikan informasi tentang derajat.keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.2). Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi

Rasional :..Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.

3). Awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi adventisius.

Rasional : Dispneu, gemericik menunjukan GJK karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

4). Selidiki keluhan dada, palpitasi

Rasional:..Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko infrak

5). Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung.

Rasional : Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau defisiensi Vitamin B12.

6). Orientasikan ulang pasien sesuai kebutuhan, Catat jadwal aktifitas pasien untuk dirujuk. Berikan cukup waktu untuk pasien berfikir, komunikasi dan aktifitas.

Rasional : Membantu memperbaiki proses pikir dan kemampuan melakukan/mempertahankan kebutuhan AKS.

7). Catat keluhan merasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh sesuai indikasi

Rasional : Vasokonstriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus vasodilatasi (penurunan fungsi organ)

8). Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas, Ukur suhu air dengan termoreseptor.

Rasional :..Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigenKolaborasi1). Awasi pemeriksaan Lab. Misalnya Hb/Ht dan jumlah SDM dan GDA

Rasional:..Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respons terhadap terapi.

2). Berikan SDM darah lengkap/packet produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfusi.

Rasional:..Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen : memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.

3). Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

Rasional : Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan

4). Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi

Rasional :.Transplantasi sum-sum tulang dilakukan pada kegagalan sum-sum tulang anemia aplastik.

Diagnosa II : Intoleran aktifitas B/D kelemahan umum.

Intervensi

Mandiri

1). Kaji kemampuan klien untuk melakukan tugas/AKS. Catat laporan kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas.

Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi / bantuan

2). Kaji kehilangan gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

Rasional :.Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien.

3). Awasi tekanan darah, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktifitas.

Rasional :.Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

4). Berikan lingkungan yang tenang, pertahankan tirah baring, pantau dan batasi pengunjung.

Rasional :.Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

5). Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing

Rasional :.Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing berdenyut dan peningkatan resiko cedera.

6). Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk meningkatkan istirahat

Rasional :.Mempertahankan tingkat energi dan meningkatkan regangan pada system jantung dan pernafasan.

7). Berikan bantuan dalam aktifitas/ambulasi bila perlu memungkinkan pasien untuk melakukannya sebanyak mungkin.

Rasional : Membantu bila perlu harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri.

8). Rencanakan kemajuan aktifitas dengan pasien, termasuk aktifitas yang pasien pandang perlu

Rasional : Meningkatkan secara bertahap tingkat aktifitas sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelelahan.

9). Gunakan tehnik pengamatan energi misalnya mandi dengan duduk, untuk melakukan tugas-tugas

Rasional: Mendorong pasien melakukan banyak aktifitas dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan.

Diagnosa III : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D intake tidak adekuat.Intervensi

Mandiri

1). Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai

Rasional :.Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi

2).Observasi dan catat masukan makanan pasien

Rasional :.Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi.

3). Berikan makan sedikit dan frekuensi sering

Rasional :.Makan sedikit dapat menurun kelemahan dan meningkatkan serta mencegah distensi gaster.

4). Observasi dan catat kejadian mual atau muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan.

Rasional :.Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia pada organ)

5). Berikan dan Bantu personal hygiene mulut sebelum dan sesudah makan menggunakan sikat gigi halus untuk penyikatan lembut.

Rasional :.Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral menurunkan pertumbuhan bakteri dan meminimalkan pertumbuhan infeksi.

Diagnosa IV : Kurang perawatan diri b/d perubahan sirkulasi dan neurologist ( anemia ), gangguan mobilitas, deficit nutrisi.

Intervensi

Mandiri

1). Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna

Rasional :.Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan imobilisasi

2). Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau ditempat tidur.

Rasional :.Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit membatasi iskemia jaringan/mempengaruhi hipoksia selular.

3). Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih batasi penggunaan sabun

Rasional :.Area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme outogenik sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan meningkatkan iritasi.

4). Bantu untuk latihan rentan gerak aktif atau pasif.

Rasional : Meningkatkan sirkulasi jaringan mengah statis.

Diagnosa V : Kurang pengetahuan B/D kurang informasi tentang penyakit. Intervensi

Mandiri

1). Berikan informasi tentang anemia spesifik diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia.

Rasional :.Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerja sama dalam program terapi.

2). Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostikRasional : Ansietas / takut tentang ketidaktahuan meningkatkan tingkat stress, yang selanjutnya meningkatkan beban jantung

3). Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus (tentukan tipe anemia/defisiensi)Rasional :.Daging merah, hati, kuning telur, cairan berdaun hijau biji bersekam dan buah yang dikeringkan adalah sumber besi.

Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( S A P )

Cabang ilmu:Penyakit Dalam

Topik:Anemia

Hari/Tanggal:Jumaat, 30 Januari 2009Waktu:10.00 WITA

Tempat:Ruangan anak G1 Lt 2 K3Sasaran:Ortu klienMetode:Ceramah dan Diskusi

Media:Leaflet, Lembar Balik

Materi:Terlampir

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan pendidikan kesehatan tentang penyakit anemia selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarga mengenal, merawat dan menggunakan fasilitas kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang anemia di harapkan Nn. R. A dapat:

1. Menyebutkan pengertian anemia

2. Menyebutkan penyebab anemia

3. Menyebutkan tanda dan gejala anemia

4. Menyebutkan pengobatan anemia

B. METODE

1. Ceramah : memberikan penyuluhan/penjelasan tentang anemia.

2. Diskusi dan tanya jawab.

C. MEDIA

1. Leaflet

2. Lembar Balik

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No.TahapKegiatanMediaWaktu

1.Pembukaan Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Kontrak waktu3 Menit

2.Penyajian Menyebutkan pengertian anemia

Menyebutkan penyebab anemia

Menyebutkan tanda dan gejala anemia

Menyebutkan pengobatan anemia- Leaflet

- Lembar

balik7 Menit

3.Penutup Memberikan kesempatan bertanya

Memberikan umpan balik

Menjelaskan hal-hal yang belum di mengerti

Memberi salam penutup20 Menit

E. EVALUASI

1. Menyebutkan Pengertian Anemia

Score1:tidak dapat menyebutkan

2:menyebutkan tapi tidak benar

3:menyebutkan tapi sebagian benar

4:menyebutkan dengan baik dan benar

2. Menyebutkan Penyebab Anemia

Score1:tidak dapat menyebutkan

2:menyebutkan tapi tidak benar

3:menyebutkan tapi sebagian benar

4:menyebutkan dengan baik dan benar

3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Anemia

Score1:tidak dapat menyebutkan

2:menyebutkan tapi tidak benar

3:menyebutkan tapi sebagian benar

4:menyebutkan dengan baik dan benar

4. Menyebutkan Pengobatan Anemia

Score1:tidak dapat menyebutkan

2:menyebutkan tapi tidak benar

3:menyebutkan tapi sebagian benar

4:menyebutkan dengan baik dan benar

Kriteria Hasil

Score:> 12 sangat baik

Score:8-12 baik

Score:5-7 cukup

Score:< 5 kurang

Hasil: ...

Lampiran 1

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

FASE AWAL

Hari/Tanggal: Jumat, 30 Januari 2009Ruangan: Interna Kelas II Lt II

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi

- 2. Diagnosa

-

3. Tujuan : Bina Hubungan Saling Percaya

4. Tindakan keperawatan

4.1 Salam Terapeutik 4.2 Perkenalkan diri

4.3 Tanyakan nama lengkap & nama panggilan yang disukai4.4 Jelaskan tujuan pertemuan

4.5 Jujur & menepati janji

4.6 Tunjukan sikap empati & menerima klien apa adanya

4.7 Beri perhatian & perhatikan kebutuhan dasarnya

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Orientasi/Perkenalan

a. Salam Terapeutik Assalamu Alaikum Pak/Ibu, Perkenalakan nama saya Meliyanti Habie saya biasa dipanggil Meli. Saya mahsiswi Poltekes Gorontalo yang akan bertugas diruangan ini selama 3 hari. saat ini saya dinas pagi dari pkl 08.00 pkl 14.00, dan di sambung lagi dinas sore dari pkl 14.00 pkl 21.00. Selama saya dinas di ruangan ini sayalah yang bertanggung jawab atas perawatan Bapak/Ibu. Nama Bapak/Ibu Siapa?. Senangnya dipanggil apa? Apabila Bapak/Ibu membutuhkan bantuan bisa Bapak/Ibu panggil saya di ruangan perawat.

b. Kontrak

Topik:Bagaimana kalau kesempatan kali ini kita berbincang-bincang dengan perbincangan tentang keadaan Bapak/Ibu saat ini. Semoga dengan perbincangan ini kita dapat menceritakan cara penyelesaiannya, atau hal-hal lain yang memungkinkan Bapak/Ibu ingin sampaikan untuk dapat membantu proses perawatan Bapak/Ibu.

c. Waktu:Kalau Bapak/Ibu mau, berapa lama Bapak/Ibu mau membicarakan hal ini? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang 10 menit saja.

d. Tempat:Bagaimana kalau kita berbicara di ruangan ini saja. Agar bapak/Ibu bisa tetap beristirahat.

2. Kerja

a. Bisa Bapak/Ibu katakan pada saya apa keluhan atau masalah yang Bapak/Ibu rasakan sekarang ini?

b. Sejak kapan Bapak/Ibu merasakan hal itu?

c. Jika keluhan itu datang bagaimana perasaan Bapak/Ibu.

d. Pada saat bagaimanakah keluhan itu datang?

e. Apa yang bapak/Ibu lakukan untuk mengatasinya?

f. Apa saja yang bisa menjadi pencetus keluhan itu atau yang memperberat keluhan itu?

3. Terminasi

a) S:Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bincang-bincang tadi?

O:Kontak mata tetap di perhatikan, sambil tersenyum.

b) Tindak lanjut

Selain keluhan yang Bapak/Ibu katakan tadi, apa masih ada hal lain yang ingin Bapak/Ibu katakan?

c) Kontrak yang akan datang

Topik:Saya akan datang untuk melakukan pemeriksaan fisik dan pengkajian, sekaligus untuk berbincang-bincang lagi mengenai masalah kesehatan Bapak/Ibu.

Waktu:Kita berbincang-bincang selama 10 menit saja.

Tempat:Bagaimana kalau tempatnya diruangan ini lagi?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/tglNo

Dx.JamImplementasiEvaluasi

Selasa

26/08/2008

Selasa

26/08/2008

Selasa

26/08/2008

Selasa

26/08/20081.2.

3.

4.09.0009.50

10.0010.2010.2511.1011.20

11.45

11.50

11.55

12.10

12.15

12.25

12.30

12.40

12.45

12.50

12.55

13.001. Mengawasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa dengan hasil

- Vital Sign :

TD : 100/70 mmHg

SB : 36,5 oC

N : 84 x/menit

R : 20 x/menit

- Warna kulit / membran mukosa tampak pucat

- Pengisian kapiler 6 dtk2. Meninggikan bagian kepala tempat tidur yaitu semi fowler dengan hasil klien merasa nyaman3. Mengawasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas, dengan hasil klien tidak mengalami gangguan saat bernafas dengan jenis pernapasan normovesikuler4. Mengkaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, gangguan memori dengan hasil klien tidak mengalami gangguan6. Menghindari penggunaan ban-tal penghangat atau botol air panas dengan hasil klien tidak menggunakan bantal penghangat atau botol air panas1. Mengkaji pola makan klien dengan hasil klien makan kurang lebih 2x/hari jenis makanan bubur dan telur waktu makan pagi dan sore hari3. Menyajikan makanan dalam keadaan hangat dengan hasil makan bubur + telur dalam keadaan hangat5. Menganjurkan klien dengan keluarga untuk membantu klien dalam perawatan oral sebelum dan sesudah makan dengan hasil keluarga membantu klien membersihkan mulut klien sebelum dan sesudah makan1. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas dan kesulitan menyelesaikan tugas dengan hasil klien dibantu aktifitasnya oleh keluarga karena masih lemah2. Memberikan lingkungan yang tenang yaitu menganjurkan pada pengunjung untuk datang saat jam besuk3. Mengubah posisi klien dengan perlahan dan memantau adanya pusing dengan hasil klien merasa pusing dan sakit kepala4. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan bantuan dalam aktivitas / ambulasi bila perlu dengan hasil keluarga mau melakukannya6. Menganjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila mengalami pusing dan merasa tubuh lemah dengan hasil klien mau melakukannya. 1. Memberikan informasi tentang anemia secara spesifik dengan hasil klien belum memahami benar tentang anemia2. Tinjau tujuan dan persiapan dengan hasil klien telah dilakukan pemeriksaan diagnostik3. Menjelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia dengan hasil klien mengerti dengan penjelasan oleh perawat4. Meninjau perubahan diet diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus adalah klien menkonsumsi telur dan buah-buahan5. Mendiskusikan pentingnya hanya meminum obat yang diresepkan dengan hasil klien sudah meminum obat yang telah diresepkan oleh dokter6. Sarankan minum obat dengan makanan atau segera setelah makan dengan hasil klien minum obat setelah makan

Jam : 14.00S :

- Klien mengatakan sakit kepala- Klien mengeluh pusing- Klien mengeluh jantung berdebar-debar.O :

- KU lemah

- Membran mukosa tampak

pucat

- Vital Sign :

TD : 100/70 mmHg

SB : 36,5 oC

N : 84 x/menit

R : 20 x/menit

- Pengisian kapiler 6 dtk

- Bunyi napas vesikulerA :Perubahan perfusi jaringan belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi1. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa2. Tinggikan bagian kepala tempat tidur sesuai toleran

3. Awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas

4. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, gangguan memori, bingung6. Hindari penggunaan ban-tal penghangat atau botol air panas

5. Pertahankan suhu lingku-

ngan dan tubuh hangat

sesuai indikasi

7. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium seperti Hb

Jam : 14.00S :

- Klien mengeluh kurang nafsu makan

- Klien mengeluh sering mual- Klien mengatakan nyeri

Ulu hati O :

- KU lemah

- Porsi makan tidak dihabis-kan (4-5 sendok)A :

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi1. Kaji pola makan klien

3. Sajikan makanan dalam keadaan hangat

5. Anjurkan klien dengan keluarga untuk membantu klien dalam perawatan oral2. Catat intake dan output nutrisi

4. Timbang berat badan setiap hari

6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan / diit

Jam : 21.00S :

- Klien mengeluh badan terasa lemah- Klien mengeluh tidak bisa

Melakukan aktifitas

Berlebihan

O :

- KU lemah

-Aktivitas dibantu oleh melakukan aktivitas berlebihanO:

-KU lemah

-aktivitas dibantu oleh keluarga-vital sign:

TD:120/80 mmHg

SB:36C

N:80x/mntR:20x/mnt-Hb:4,5 gr%(25-08-08)A :

Intoleransi aktifitas belum teratasi P : Lanjutkan intervensi1. Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas dan kesulitan menyelesaikan tugas

2. Berikan lingkungan yang tenang, pertahankan tirah baring bila diindikasikan

3. Perlahan dan pantau terhadap pusing

4. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan bantuan dalam aktivitas / ambulasi bila perlu memungkinkan klien untuk melakukan sebanyak mungkin

6. Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila mengalami pusing dan merasa tubuh lemah

5. tingkatkan aktifitas sesuai toleransi Jam : 14.00S :

- Klien mengeluh belum memahami benar tentang anemia- Klien sering bertanya

tanya tentang penyakitnyaO :

- Klien nampak belum mengertiA :

Masalah kurang pengetahuan belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi1.Berikan informasi tentang anemia secara spesifik

2.Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.

3. Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia.

4. Tinjauan perubahan diet diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus

5. Diskusikan pentingnya hanya meminum obat yang diresepkan

6. Sarankan minum obat dengan makanan atau segera setelah makan

CATATAN PERKEMBANGANHari / tglNo

Dx.JamImplementasiEvaluasi

Selasa26/08/2008

Selasa

26/08/2008

Selasa

26/08/2008

Selasa

26/08/20081.2.

3.

4.15.0015.30

15.40

15.50

16.00

16.05

16.10

16.30

16.40

16.50

17.00

17.10

17.20

17.30

18.25

18.30

18.40

19.00

19.20

19.30

1. Mengawasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa dengan hasil

- Vital Sign :

TD : 130/70 mmHg

SB : 36 oC

N : 80 x/menit

R : 22 x/menit

- Warna kulit / membrane mukosa tampak pucat

- Pengisian kapiler 6 dtk2. Meninggikan bagian kepala tempat tidur yaitu semi fowler dengan hasil klien merasa nyaman

3. Mengawasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas, dengan hasil klien tidak mengalami gangguan saat bernafas dengan jenis pernapasan normovesikuler

4. Mengkaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, gangguan memori dengan hasil klien tidak mengalami gangguan

5. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi dengan hasil klien sudah merasa hangat dengan menggunakan selimut6. Menghindari penggunaan bantal penghangat atau botol air panas dengan hasil klien tidak menggunakan bantal penghangat atau botol air panas1. Mengkaji pola makan klien dengan hasil klien makan kurang lebih 2x/hari jenis makanan bubur dan telur waktu pagi dan sore hari3. Menyajikan makanan dalam keadaan hangat dengan hasil makan bubur + telur dalam keadaan hangat5. Menganjurkan klien dengan dengan hasil keluarga membantu klien membersihkan mulut klien sebelum dan sesudah makan

1. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas dan kesulitan menyelesaikan tugas dengan hasil klien dibantu aktifitasnya oleh keluarga karena masih lemah2. Memberikan lingkungan yang tenang yaitu menganjurkan

pada pengunjung untuk datang saat jam besuk3. Mengubah posisi klien dalam posisi semi fowler dengan hasil klien tidak merasa pusing dan sakit kepala

4. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan bantuan dalam aktivitas / ambulasi bila perlu dengan hasil keluarga mau melakukannya6. Menganjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila mengalami pusing dan merasa tubuhnya lemah dengan hasil klien mau melakukannya1. Memberikan informasi tentang anemia secara spesifik dengan hasil klien2. belum memahami benar tentang anemia

3. Tinjau tujuan dan persiapan dengan hasil klien telah dilakukan pemeriksaan diagnostic

4. Menjelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia dengan hasil klien mengerti dengan penjelasan oleh perawat

5. Meninjau perubahan diet diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus adalah klien mengkonsumsi telur dan buah-buahan

6. Mendiskusikan pentingnya hanya meminum obat yang diresepkan dengan hasil klien sudah meminum obat yang telah diresepkan oleh dokter

7. Sarankan minum obat dengan makanan atau segera setelah makan dengan hasil klien minum obat setelah makan

Jam : 21.00S :

- Klien mengatakan sakit

kepala

- Klien mengeluh pusing- Klien mengeluh jantung

berdebar-debar

O :

- Keadaan klien lemah

- Membran mukosa tampak

pucat

- Vital Sign :

TD : 130/70 mmHg

SB : 36 oC

N : 80 x/menit

R : 22 x/menit

- Pengisian kapiler 6 dtk

- Bunyi napas vesikulerA :

Perubahan perfusi jaringan belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa, 2. Tinggikan bagian kepala tempat tidur sesuai toleran3. Awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas4. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, gangguan memori, bingung5. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi6. Hindari penggunaan bantal penghangat atau botol air panas.7. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium seperti Hb

Jam : 21.00S :

- Klien mengeluh kurang nafsu makan

- Klien mengeluh sering mual- Klien mengatakan nyeri ulu hati- KU lemah

- Porsi makan tidak A :

Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji pola makan klien3. Sajikan makanan dalam keadaan hangat

5. Anjurkan klien dengan keluarga untuk membantu klien dalam perawatan oral2. Catat intake dan output nutrisi

4. Timbang berat badan setiap hari

6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan / diit Jam : 21.00S :

- Klien mengatakan badan tidak terasa lemah- Klien sudah mampu

melakukan aktifitas sendiri O :

- KU lemah

- Aktifitas sudah tidak dibantu oleh keluargaA :

Masalah intoleran aktivitas teratasiP : -Jam : 21.00S :

- Klien mengeluh belum memahami benar tentang anemia- Klien sering bertanya

tanya tentang penyakitnyaO :

- Klien nampak belum mengertiA :

Masalah kurang pengetahuan belum teratasiP : Lanjutkan intervensi

1.Berikan informasi tentang anemia secara spesifik2.Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik.3.Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia.

4.Tinjauan perubahan diet diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus

5.Diskusikan pentingnya hanya meminum obat yang diresepkan

6.Sarankan minum obat dengan makanan atau segera setelah makan

PAGE