Laporan Pembelajaran Kelompok 3

21
LAPORAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH Disusun Oleh : Kelompok 1 Annies Shafira P17324112005 Anggita Prawyandani P17324112004 Elliza Natalia G P17324112043 Mega Nurwandi P P17324112022 Hilmi Tazkiyatunnur P17324112018 Rizki Nopria P17324112036 Siti Fatimah P17324112038 Kelas: Semester III / Jalur Umum 2A JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Transcript of Laporan Pembelajaran Kelompok 3

Page 1: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

LAPORAN PEMBELAJARANMATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA

DAN ANAK PRA SEKOLAH

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Annies Shafira P17324112005Anggita Prawyandani P17324112004Elliza Natalia G P17324112043Mega Nurwandi P P17324112022Hilmi Tazkiyatunnur P17324112018Rizki Nopria P17324112036Siti Fatimah P17324112038

Kelas: Semester III / Jalur Umum 2A

JURUSAN KEBIDANAN BANDUNGPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BANDUNG2013

Page 2: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

TINJAUAN PUSTAKA

1. Muntah dan Gumoh...........................................................................22. Diare.................................................................................................23. Obstipasi...........................................................................................34. Bayi meninggal mendadak................................................................4

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................5

i

Page 3: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1. Muntah dan GumohMuntah-muntah

Bayi dapat memuntahkan lendir, kadang-kadang bercak-bercak darah, pada beberapa jam pertama sesudah lahir. Muntah ini jarang menetap sesudah beberapa kali makan pertama, muntah ini mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh bahan yang tertelan selama persalinan. Jika muntah berjalan lama, kuras lambung dengan larutan garam fisiologis dapat melegakannya. Muntah merupakan gejala yang relatif sering dalam masa neonatus. Pada sebagian besar keadaan gejalanya hanya regurgitasi karena kelebihan makan atau karena kegagalan bayi mengeluarkan udara yang tertelan. Bila muntah terjadi setelah lahir dan menetap, kemungkinan obstruksi usus dan kenaikan tekanan intrakranial harus dipikirkan. Riwayat hidramnion pada ibu memberi kesan atresia saluran pencernaan bagian atas (esofagus, duodenum, ileum).

Penyebab lain karena adanya luka atau infeksi pada tenggorokan. Rasa nyeri pada tenggorokan, dapat membuat ASI yang diisap dimuntahkan kembali. Jika ini penyebabnya, bisa jadi cairan muntah yang keluar disertai dengan bercak darah. Selain itu, adanya kelainan pada organ dan sistem pencernaan bayi. Misalnya, kelainan pada katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Jika ini terjadi, biasanya cairan muntahnya agak kehijauan. Baik muntah karena infeksi tenggorokan maupun muntah karena kelainan organ pencernaan. Segera hubungi dokter.

Perbedaan gumoh dan muntah

Gumoh Muntah Biasanya terjadi pada bayi baru lahir (berusia beberapa minggu ataupun 2-6 bulan). Biasanya, akan hilang seiring bertambahnya usia.

Minimal terjadi pada bayi berusia di atas dua bulan. Bila tidak ditangani serius, dapat berlanjut hingga dewasa.

Penyebabnya: a) kebanyakan minum ASI, b) adanya udara yang turut tertelan saat minum ASI, c) belum sempurnanya organ pencernaan seputar mulut dan kerongkongan (umumnya terjadi pada bayi prematur)

Penyebabnya: a) adanya kelainan pada sistem pencernaan, terutama pada katup pemisah lambung dan usus 12 jari (warna cairan yang keluar biasanya kehijau-hijauan), b) terjaidnya luka atau infeksi di daerah tenggorokan (biasanya bercak-bercak darah mengiringi keluarnya cairan)

Cairan yang dikeluarkan kembali biasanya berupa ASI yang tertelan, dengan volume tidak terlalu banyak (dibawah 10 cc)

Cairan yang dikeluarkan kembali dapat berupa ASI, MPASI atau susu formula. Volumenya cukup banyak (diatas 10 cc)

Biasanya, keluar melalui mulut dan tidak diiringi kontraksi pada otot perut.

Bisa keluar melalui mulut, terkadang juga melalui lubang hidung. Keluarnya cairan cukup deras, seperti dari dalam perut dan diikuti kontraksi pada otot perut.

Penanganannya dengan cara Penanganannya dengan cara

1

Page 4: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

menyendawakannya. membawa ke dokter.

Penyebab dan pengkajian

Penyebab yang paling umum dari muntah-muntah baik pada bayi preterm maupun fulterm adalah terlalu cepat pemberian makan atau pemberian makan yang berlebihan. Muntah-muntah mungkin juga disebabkan oleh deformitas kongenital saluran pencernaan atau peningkatan tekanan intracranial.

Untuk menentukan penyebab muntah-muntah, bidan harus mengumpulkan informasi berikut ini: 1) waktu yang berhubungan dengan pemberian makan terakhir, 2) jumlah makan terakhir kali 3) jumlah muntahan 4) warna dan konsistensi muntahan 5) bau 6) kekuatan keluarnya muntah dan 7) penampilan umum bayi dan responsnya pada saat muntah, seperti sianosis atau kesakitan. Muntah berulang dapat mengganggu keseimbangan cairan bayi, dengan cepat menyebabkan dehidrasi serius dan ketidakseimbangan elektrolit. Pencatatan dari data-data ini harus tetap disimpan sehingga diagnosis yang tepat dapat ditegakan.

Perencanaan dan intervensi

Kapanpun bayi muntah, dengan mengabaikan penyebabnya, terdapat bahaya tersumbatnya jalan napas. Oleh karenanya bidan harus siap memberikan perawatan darurat.

Intervensi kedaruratan adalah sebagai berikut: bersihkan muntahan dari mulut bayi, rendahkan letak kepala, arahkan susu dari trakea ke mulut, dan hisap dengan spuit balon. Penghisapan yang lebih ekstensif dapat dilakukan bila diperlukan. Sebagai pencegahan aspirasi, jangan baringkan bayi miring dengan kepala tegak ke atas. Balikan kepala ke arah samping, mengabaikan posisi tubuh.

Cara yang paling jelas untuk mencegah muntah-muntah karena pemberian makan yang terlalu cepat adalah memberikan makan bayi dalam jumlah yang lebih sedikit dan lebih lambat. Juga merupakan hal yang penting untuk sedikit meninggikan kepala bayi, sering menyendawakan bayi, dan mengembalikan bayi ke tempat tidurnya tanpa terlalu banyak menggoncang-goncangnya. Akan sangat membantu bila bayi dibaringkan ke sisi kanannya untuk meningkatkan aliran isi lambung menuju usus halus.

Bila muntah-muntah menetap dan bukan disebabkan oleh teknik pemberian makan, bila muntahnya memancar, atau bila dibarengi dengan gejala lain seperti demam, konvulsi, atau sianosis, perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik.

Gumoh (Regurgitasi)

a. Pengertian

2

Page 5: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes R.I, 1999).

Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes R.I, 1994).

Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi denagn usia dibawah 6 bulan. Seiring denagn bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6 bulan, maka regurgitas semakin jarang dialami oleh anak.

b. Penyebab 1) Posisi saat menyusui yang tidak tepat2) Anak sudah kenyang tetapi tetap diberi minum karena orang

tuanya khawatir anaknya kekurangan makan3) Posisi botol4) Terburu - buru / tergesa – gesa

Bayi Gumoh biasanya hanya untuk membersihkan sisa susu

dari mulutnya. Gumoh menjadi abnormal bila jumlahnya banyak dan pertambahan berat badan tidak mencukupi.

c. Patofisiologis

Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan. Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Bila ada makanan yang masuk ke Esofagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi gumoh.

Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya bayi tidak hanya mengalami gumoh tapi juga bisa muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.

d. Tanda dan Gejala Gumoh

1) Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum 2) Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari.3) Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi.4) Bayi tidak menolak minum

e. Pencegahan

1) Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi menempel pada sebagian areola dan dagu payudara ibu.

2) Berikan ASI saja sampai 6 bulan (ASI eksklusif). Pemberian makanan tambahan dibawah 6 bulan memperbesar resiko alergi, diare, obesitas serta mulut dan lidah bayi masih dirancang untuk menghisap, bukan menelan makanan.

3) Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.

4) Jangan memakaikan gurita tertalu ketat

3

Page 6: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

5) Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusu

6) Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat tidur7) Jangan mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah

menyusu 8) Jika gumoh di sebabkan oleh kelainan atau cacat bawaan

segera bawa ke petugas medis agar mendapat penanganan yang tepat sedini mungkin

9) Apabila mengguanakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuknya seluruhnya ke dalam mulut bayi.

10)Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu. Sendawa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a) Bayi digendong agak tinggi (posisi berdiri) dengan kepala

bersandar dipundak ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.

b) Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa.

f. Penatalaksanaan

1) Bersikaplah tenang2) Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-

paru (jangan mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan masuk ke paru-paru)

3) Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga bersih pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman dan jamur

4) Jika gumoh keluar lewat hidung, cukup bersihkan dengan cotton bud, jangan menyedot dengan mulut karena akan menyakiti bayi dan rentan menularkan virus.

5) Tunggu beberapa saat jika ingin memberi ASI lagi

g. Asuhan

1) Memberitahukan bahwa muntah adalah hal yang harus mendapat perawatan yang baik

2) Menginformasikan pada ibu bahwa muntah disebabkan posisi saat menyusui yang tidak tepat atau posisi botol yang salah

3) Mamberitahu ibu untuk memperbaiki cara minumnya, posisi saat memberikan susu dari botol dan sendawakan bayi sesaat setelah minum ASI

2. DiareDiare adalah defekasi encer yang frekuensinya lebih dari 3x

sehari dengan/atau tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja. Neonates dan bayi dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk feses, lebih banyak dan lebih cair (lebih banyak air

4

Page 7: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

daripada ampasnya). Pada bayi dengan ASI eksklusif BAB biasanya sering dan bentuk feses lembek.

Penyebab diare ditinjau dari patofisiologinya ialah:Diare sekresi ( disebabkan oleh virus/bakteri, hiperperistaltik usus halus, defisiensi imun/SIgA)

Diare Osmotik (disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kurang energy protein, bayi berat badan lahir rendah)

Diare di bagi berdasarkan lama terjadinya ialah:a. Diare Akut

Diare yang terjadi secara mendadak ada bayi dan anak yang sebelummnya sehat.Perubahan-perubahan yang terjadi pada diare akut adalah : kehilangan cairan, perubahan keseimbangan asam basa, hioglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi.Dari segi nutrisi, diare akut berakibat buruk terhada keadaan gizi; melalui mekanisme yaitu:

1) Pemasukan makanan berkurang oleh karena anoreksia, kebiasaan mengurangi/meniadakan pemberian makanan.

2) Absorpsi makan berkurang oleh karena kerusakan mukosa usus, vili menjadi pendek dan atrofi dan enzim lactase dan disakarida leinnya berkurang.

3) Metabolism dan endofrin fungsinya terganggu pada keadaan infeksi sistemik

4) Kehilangan langsung cairan dan elektrolit, serta kehilangan nitrogen melalui tinja dan keluarannya plasma protein dan darah karena kerusakan jaringan usus.

b. Diare kronikDiare kronik/diare persisten/diare berkepanjangan (prolong) ialah diare yang telah berlangsung dan berlanjut lebih dari 2 minggu, disertai kehilangan berat badan atau tidak bertambahnya berat badannya selama masa tersebut.Pada diare kronik juga didapatkan peningkatan jumlah/isi feces darikebiasaan sehari-hari, peningkatan frekuensi buang air besar, dan konsistensinya tetap encer.Diit yang diberikan pada penderita gangguan saluran cerna hendaknya mempertimbangkan perubahan yang timbul sehingga memenuhi tujuan yakni, untuk:1) Memberikan makanan secukunya untuk memenuhi

kebutuhan zat gizi tana memberatkan kerja usus2) Mencegah dan mengurangi risiko dehidrasi3) Mengayakan agar anak segera mendapatkan

makanan/nutrisi sesuai dengan umur dan berat badannya

Penatalaksanaan awal:

a. Memberikan ASI diutamakan pada bayi. Pada bayi/anak yang mendapat susu formula dapat diberikan selang-seling dengan oralit sehingga terjadi pengenceran laktosa di dalam perut. Bila diare bertambah keras, pikiran kemungkinan terjadinya intoleransi terhada laktosa, maka susu formula bebas laktosa dapat dianjurkan selama kira-kira 2-3 minggu, selanjutnya dapat dicoba ke susu formula yang biasa dipakai sebelumnya. Susu formula diberikan sedikit demi sedikit dan sering; diantara pemberian susu formula dapat diberikan makanan, yang bermanfaat untuk memfermentasi, pH susu menjadi lebih rendah, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam usus. Pemberian susu formula

5

Page 8: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

yang diencerkan dalam jangka waktu yang lama hendaknya dicegah karena data meningkatkan kandungan air dalam feces. Ada bayi lebih dari 6 bulan yang memakai susu formula hendaknya dalam 24 jam setelah rehidrasi oral tercapat sudah kembali pada takaran penuh.

b. Bayi atau anak yang menderita diberi makanan oral setelah rehidrasi atau keadaan telah memungkinkan, sedapat-daaptnya dilakukan dalam 24 jam pertama. Pemberian makanan secara dini penting untuk mengurangi sekecil mungkin perubahan keseimbangan protein-kalori

c. Khusus untuk penderita diare karena malabsorpsi diberikan makanan sesuai dengan penyebabnya, :1) Malabsorpsi lemak (berikan trigliserida rantai

menengah)2) Intoleransi laktosa (berikan makanan rendah atau

bebas laktosa)3) Panmalabsorpsi (berikan makanan rendah laktosa atau

disakarida lain, glukosa polimer, trigliserida rantai menengah dan protein hidrolisat yang bersifat isomular dan hipoalergis)

d. Apabila diare telah berlangsung lebih dari 5 hari atau 7 hari, masukan nutrisi tidak optimal dan terlihat tanda dehidrasi berat, maka dapat diberikan asupan nutrisi dan elektrolit secara parenteral

Klasifikasi diare:

a. Diare dengan dehidrasi berat jika terdapat tanda, seperti letargi atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung, dan turgor kulit jelek

b. Diare dengan dehidrasi sedang atau ringan jika ditemukan tanda, seperti gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek

c. Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu tanda dehidrasi berat atau ringan

d. Diare persisten jika pada bayi terjadi diare sudah lebih dari 14 hari

e. Disentri jika diare disertai darah pada feses dan tidak ada tanda gangguan saluran pernapasan

Penatalaksanaan

Penanganan diare yang paling penting adalah mencegah atau mengatasi dehidrasi, selain mencegah gangguan nutrisi dan lain-lain.

a. Penanganan diare di rumah

Jelaskan ada ibu tentang aturan perawatan rumah:

6

Page 9: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

Berikan cairan tambahan (sebanyak anak mau)1) Jelaskan kepada ibu:

Beri ASI lebih sering dan lebih lama ada setiap kali pemberian

Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan

Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang

2) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit.Berikan ibu 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan di rumah.

3) Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/cairan lain yang harus diberikan setiap kali anak BAB: Sampai umur 1 tahun: 50 sampai 100ml setiap kali

BAB Umur 1 tahun sampai 5 tahun : 100 sampai 200ml

setiap kali berakKatakana kepada ibu: Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari

mangkuk/cangkir/gelas Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian

lanjytkan lagi dengan lebih lambat Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare

berhentib. Lanjutkan pemberian makanc. Kapan harus kembalid. Pemberian tablet Zinc (tidak diberikan kepada bayi muda)

Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit

Berikan oralit di klinik desuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.

Umur Sampai 4 bulan

4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

Berat Badan <6 Kg 6-10kg 10 -12 kg 12-19 kgJumlah Cairan (ml)

200 -400 400 -700 700-900 900-1400

Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertamaJumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam Kg) x 75 ml. digunakan Umur hanya jika berat badan anak tidak diketahui

o Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman di atas

o Untuk anak berumur kurang dari bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100-200 ml air matang selama periode ini.

Tunjukkan cara memberikan larutan oralito Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari

cangkir/mangkuk/gelaso Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan

lagi lebih lambato Lanjutkan ASI selama anak mau.

Setelah 3 jam

7

Page 10: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

o Ulangi penilaian dan klasifikasi kembali derajat dehidrasinya

o Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan

o Mulailah memberi makan anak Jika ibu memaksa untuk pulang sebelum pengobatan selesai:

o Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumaho Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan

di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatano Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan

6 bungkus lagi o Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah:

1. Beri cairan tambahan2. Lanjutkan pemberian makan3. Kapan harus kembali4. Pemberian tablet Zinc (tidak diberikan kepada bayi

muda)

Penanganan diare dehidrasi berat

8

Page 11: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

9

Page 12: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

3. Obstipasia. Pengertian

Obstipasi adalah kesulitan defekasi akibat adanya obstruksi intra atau ekstralumen usus (misalnya karsinoma kolon sigmoid)Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna.Obstipasi adalah pengeluaran mekonium yang tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada feses yang menyangkut konsistensi feses dan frekuensi defekasi. Sedangkan pada neonatus di definisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.

10

Page 13: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

b. MacamObstipasi ada 2 macam :1) Obstipasi Total

Memiliki ciri khas tidak keluarnya feses atau flatusdan pada pemeriksaan colok dubur didapat rectumyang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat padarectum.

2) Obstipasi ParsialMemiliki ciri pasien tidak dapat buang air besarselama beberapa hari, tetapi kemudian dapatmengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total

c. EtiologiObstipasi disebabkan :1) Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi

akibatadanya kanker dalam dinding usus.2) Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus,

biasanyaakibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnyaadanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum

3) Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukanmakanan bayi muda kurang mengandung air / gula,sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karenamakanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.

4) Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti padapenyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukangerakan peristaltik.

5) Sering menahan sembelit karena nyeri pada buang air besar

d. Tanda dan gejala1) Bising usus yang janggal.2) Bayi susah/tidak mau menyusui.3) Abdomen distensi (kembung, karena usus

tidakberkontraksi).4) Kadang-kadang muntah.5) Susah tidur dan gelisah6) Bayi sering menangis.7) Sakit dan kejang pada perut.8) Pada neonatus jika tidak mengeluarkanmekonium dalam

36 jam pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hariatau lebih.

e. PatofisiologiDalam keadaan normal, ketika bahan makananyang akan

dicerna memasuki kolon, air dan eletrolitdiabsorbsi melewati membran penyerapan.Penyerapan tersebut berakibat pada perubahanbentuk feses, dari bentuk cair menjadi bahan yanglunak dan berbentuk. Ketika feses melewati rektum,feses menekan dinding rektum dan merangsangdefekasi.Apabila bayi tidak mengkonsumsi ASI (cairan)secara adekuat, produksi dari pencernaan lebih keringdan padat, serta tidak dapat dengan segeradigerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rektum,sehingga penyerapan terjadi terus-meneerus dabfeses menjadi semakin kering, padat dan susah

11

Page 14: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

f. Komplikasi 1) Distensi kolon akan menghilang jika ada sensasi regangan

rektum yang mengawali proses defekasi.2) Diare intermiten3) Obstruksi parsial dan totalis (penyempitan)4) Ulserasi (Perlukaan)5) Perdarahan

g. Penatalaksanaan1) Mencari penyebab obstipasi2) Menegakkan kembali kebiasaan defekasiyang normal dengan

memperhatikan gizi,tambahan cairan, dan psikis.3) Pengosongan rektum jika tidak ada kemajuansetelah

dianjurkan untuk menegakkankembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rektum bisa dilakukan dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, obat-obatan dan laksatif.

h. Penegakan diagnosaObstipasi diagnose melalui cara :1) Anamnesis

Riwayat penyakit di fokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi totral atau parsial. Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi.Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut dan masalah sistemik lain yang penting sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.

2) Pemeriksaan fisikPemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi untuk melihat apakah ada masa abdomen, nyeri abdomen dan adanya distensi kolon. Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus. Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat adanya hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid.

3) Pemeriksaan menunjangPemeriksaan menunjang pada bayi obstipasi yaitu :a) Pemeriksaan Hbb) Pemeriksaan urinc) Pemeriksaan penunjang lainnya

Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang di hubungkan dengan perdarahan usus misalnya akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan menentukan penyebab obstipasi.

i. Penatalaksanaan Obstipasi1) Perawatan medis

Meliputi mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nagograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah

12

Page 15: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

muntah dan aspirasi dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit

2) OperasiMengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dapat mengakibatkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.

3) DietPada obstruksi total di anjurkan tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapat diberikan makanan cair dan obat-obatan.

4. Bayi Meninggal MendadakFakta tentang sindrom kematian Bayi yang mendadak

Setiap tahunnya, lebih banyak anak yang meninggal akibat sindrom ini daripada jumlah anak yang meninggal akibat kanker, penyakit jantung, pneumonia, pelecehan anak, SIDS, fibrosis kristik dan distrofi otot.

Sindrom kematian bayi mendadak adalah sebuah istilah medis yang menggambarkan kematian tiba-tiba dari seorang bayi yang tidak bisa dijelaskan sebabnya, setelah semua kemungkinan penyebab lain diteliti dan dikesampingkan melalui otopsi, pemeriksaan tempat kejadian, dan penelaahan riwayat medis. Sindrom ini bertanggung jawab untuk lebih banyak kematian bayi, berusia satu bulan sampai satu tahun, daripada semua penyebab lain dimasa kanak-kanak; di Amerika Serikat, sindrom ini bertanggung jawab untuk 150.000 korban pada generasi ini saja sekitar 7.000 bayi setiap tahun jadi hampir satu bayi setiap jam setiap hari.

Sindrom ini menyerang keluarga dari segala jenis ras, etnik dan latar belakang sosial ekonomi, tanpa peringatan terlebih dulu ; orang tua maupun dokter tidak bisa menduga bahwa ada sesuatu yang salah. Bahkan sebenarnya, kebanyakan korban sindrom ini tampak sehat sebelum meninggal.

Penyebab Sindrom Kematian Mendadak

Meskipun belum ada penjelasan medis yang memadai untuk kematian akibat sindrom ini, teori-teori terbaru mengatakan antara lain ; (1) stress pada bayi normal, yang disebabkan oleh infeksi atau faktor lain ;(2) suatu cacat lahir ;(3) kegagalan untuk berkembang ; dan /atau (4) suatu periode kritis yang semua bayi alami, misalnya pada saat percepatan pertumbuhan.

Banyak kajian baru yang telah dimulai untuk mempelajari sebab dan proses terjadinya sindrom ini. Para ahli ilmu mempelajari perkembangan dan fungsi dari system saraf, otak, jantung, pernafasan, pola tidur, keseimbangan kimiawi tubuh, penemuan otops, dan faktor lindungan. Seperti banyak kelainan medis lain, kemungkinan besar sindrom ini mempunyai lebih dari satu penjelasan.

Bisakah sindrom ini dicegah

13

Page 16: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

Belum, Namun, beberapa kajian terbaru telah mulai mengisolasi beberapa faktor resiko yang meskipun ini menyebabkan sindrom ini, bisa berperan didalam beberapa kasus. ( karena penyebab sindrom ini masih belum diketahui maka penting bagi orang tua untuk tidak menyimpulkan bahwa praktik perawatan anak-anaklah yang menyebabkan kematian bayi ).

Beberapa fakta dasar sindrom kematian mendadak

Sindrom ini adalah masalah medis dan penyebab utama dari kematian bayi setelah bulan pertama kehidupannya.

Sindrom ini bertanggung jawab untuk lebih dari 7000 kematian bayi setiap tahun, hampir satu bayi setiap jam setiap hari.

Korban sindrom ini tampak sehat sebelum kematian sekarang ini, sindrom ini tidak dapat diduga atau dicegah, bahkan oleh seorang dokter sekalipun.

Sepertinya tidak ada penderitaan yang dialami bayi; kematian terjadi sangat cepat, biasanya selama tidur.

Sindrom ini :a. Tidak disebabkan oleh terhalangnya pernapasan oleh sebab

luarb. Tidak disebabkan oleh muntah dan tersedakc. Tidak menulard. Menyebabkan nyeri atau penderitaan pada bayie. Dapat diduga.

DAFTAR PUSTAKA

Eveline dan Djamaludin. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta : Wahyu Media

14

Page 17: Laporan Pembelajaran Kelompok 3

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : Kemenkes

Suandi. 1998. Diit pada Anak Sakit. Jakarta: EGC

Staf Pengajar Kedokteran UNSRI. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGC

http://sids-network.org/

http://id.theasianparent.com/mengatasi-bayi-gumoh/

15