LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL...

9
LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL PEMBICARAAN TINGKAT I/ PEMBAHASAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 Disampaikan pada Rapat Paripurna Tanggal 28 Juni 2005 Oleh: Ketua Panitia Anggaran DPR-RI IR. I. EMIR MOEIS Nomor Anggota : A-399 DEW AN PERW AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transcript of LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL...

Page 1: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI

TENTANG HASIL PEMBICARAAN TINGKAT I/ PEMBAHASAN RUU

TENTANG PERUBAHAN ATAS

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG

ANGGARAN PENDAP ATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 2005

Disampaikan pada Rapat Paripurna

Tanggal 28 Juni 2005

Oleh:

Ketua Panitia Anggaran DPR-RI

IR. I. EMIR MOEIS

Nomor Anggota : A-399

DEW AN PERW AKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENT ANG HASIL PEMBICARAAN TINGKA TI/ PEMBAHASAN RUU

TENT ANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005

JAKARTA, 28 JUN! 2005

Assalamu'alaikurn Wr Wb, Selamat siang dan salam sejahtera buat kita semua.

Yth. Menteri Keuangan selaku Wakil Pemerintah, Yth. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat-RI, Yth. Bapak dan Ibu Anggota DPR-RI,

Hadirin sekalian yang herbahagia,

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kita dapat menghadiri Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada hari ini dalam keadaan sehat waalfiat.

Sidang Dewan yang terlwrmat,

Pada tanggal 23 Maret 2005 Presiden RI telah menyampaikan Rancangan Undang­undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor. 36 Tahun 2004 tentang APBN TA.2005 kepada Pimpinan DPR-RI dengan nomor surat R-02/PU/III/2005, sekaligus menugaskan Menteri Keuangan RI guna mewakili Pemerintah dalam melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang tersebut bersama DPR RI.

Atas dasar hal tersebut Rapat Badan Musyawarah DPR RI tanggal 12 Mei 2005 telah memutuskan untuk menyerahkan pembahasan RUU tentang Perubahan atas Undang­Undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang APBN TA.2005 kepada Panitia Anggaran DPR RI. .

Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas, Panitia Anggaran telah melakukan pembahasan bersama dengan Pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan beserta Departemen/ Lembaga terkait dan Bank Indonesia tanggal 26 Mei 2005 s.d 23 Juni 2005.

Sidang Dewan yang terlwrmat,

Pengajuan RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 36 Tahun 2004 tentang APBN TA.2005 dilakukan oleh Pemerintah sebelum Laporan Realisasi Semester I dan Prognosa Semester II APBN TA 2005 berjalan, oleh karena sejak ditetapkannya menjadi Undang­Undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2005 telah terjadi perkembangan dan perubahan keadaan sangat mendasar, baik di dalam maupun di luar negeri, yang berdampak sangat signifikan pada pelaksanaan APBN 2005.

Page 3: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

Perkembangan dan perubah(;U1 keadaan yang sangat mendasar dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.

a. Terjadinya gempa bumi dan gelombang tsunami yang menelan ratusan ribu korban dan meluluhlantakkan sebagian daerah provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Pulau Nias di provinsi Sumatera Utara (Sumut).

b. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mulai tahun 2005 dilaksanakan secara langsung.

c. Perkembangan faktor ekstemal, khususnya yang berasal dari. perubahan harga minyak mentah di pasar dunia juga berpengaruh sangat besar dalam pengelolaan keuangan negara dalam tahun 2005.

Mengingat pengajuan RUU tentang Perubahan atas· UU No. 36 Tahun 2004 tentang APBN 2005 dilakukan oleh Pemerintah sebelum Semester I dan Prognosa Semester II APBN TA 2005 berjalan, maka Panitia Anggaran dan Pemerintah menyepakati pembahasan bersifat parsial, artinya pembahasan hanya diprioritaskan pada beberapa faktor utama yang harus ditampung dalam Perubahan APBN 2005 yang diajukan oleh Pemerintah, dan harus segera ditetapkan oleh DPR-RI.

Sidang Dewan yang terhormat,

Perkenankanlah kami menyampaikan hasil Pembicaraan Tingkat I/ Pembahasan RUU tentang Perubahan atas UU No.36 Tahun 2004 tentang APBN TA.2005.

I. ASUMSI DASAR Secara ringkas, asumsi dasar dalam APBN-P 2005 dapat dilihat dalam tabel berikut:

No. Asumsi Dasar APBN

Produk Domestik Bruto

Usulan RUU APBN-P

Penilaian Terkini

Has ii Kese akatan

--· ._<!!ll_!_~n gp) ___ ........ -·-·-·-····-···························'11 __ 1.:_?..~.Q,2_. 2.599 8 -·-···············-·····--- _ .............. _ ...... 2.624,,.L __ ?. ___ P_e~_!ll_bu_h~ .. -~~onomi % 5,4 ........................................ ____ ?..? .. ?.. ......................... _?..2 ... = ... ~,.Q- ........ __ ............ - ...... §,.9... .......... L_ JE .. ~.~i.J'!'.'!2.. 1 o ......................... --12.9....= ... ? .. & ... __ ................. - ..... 1.,?_ .. ........ ..±... Nilai Tukar Ru iah R /US$ ............ ............... --·--·---~.:.2.99. ... __ 2.:.99.Q.1..Q.: .... 9-JOO..!..Q_ ----........... - ... _ .. ?..:.~.99 .. .

5 Tingkat Suku Bunga SBI ..

____ } Bulan (~2.... .. __ ... _ . ...: ..... ~1..?. ..... - ............................................. ?& ..... _ .. _ .......................... _ ... s_;.Q_ .............. ____ ..................... ?i.9 ... . _6___ Har~ Min>.'.~ .. (!JS~fl.>..~~ ............... - ........ _ --·--.... ~:hQ... ....................................... __ ,, .. 1.?..z9 ..... ................. -~Q&::.~?.!..9_ . ... -........ _ .............. ..i?..,Q .... .

-7 Produksi Minyak (Juta Bare! per 1,125 1,125 1,070-1,125 1,125

hari

II. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

Berdasarkan perubahan asumsi dasar yang telah disepakati tersebut di atas, perkiraan pendapatan negara dan hibah dalam APBN-P 2005 disepakati mencapai Rp491.587,4 miliar atau meningkat Rp47.800,7 miliar dari usulan Pemerintah dalam RAPBN-P 2005 yaitu sebesar Rp443.786,7 miliar.

Catatan:

J. Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati bahwa pembahasan /ebih lanjut pendapatan negara dan hibah akan dilakukan setelah adanya laporan Semester I dan Prognosa Semester II pelaksanaan AP BN tahun 2005.

2. Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati bahwa pembahasan mengenai penerimaan panas bumi diserahkan kepada Komisi VII DPR-RI. Sedangkan lebih rendahnya penerimaan Laba BUMN dalam perkiraan realisasi tahun 2005, diserahkan kepada Komisi XI untuk membahasnya.

2

Page 4: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

111.BELANJA PEMERINTAH PUSAT

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat bahwa mengenai belanja pemerintah pusat diprioritaskan pada pembahasan mengenai subsidi BBM, Bantuan Sosial untuk Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM, belanja untuk rehabilitasi dan rekonstruksi NAD dan Nias, bantuan APBN untuk penyelenggaraan dan keamanan Pilkada, serta nomenklatur Kementerian/Lembaga yang baru.

Berdasarkan perubahan asumsi dasar yang telah disepakati, perkiraan belanja negara dalam APBN-P 2005 disepakati mencapai Rp51 l. 917 ,8 miliar atau meningkat Rp48.585,9 miliar dari RAPBN-P 2005 yang diusulkan oleh Pemerintah sebesar Rp463.331,9 miliar. Jumlah tersebut Rpl 14.148,4 miliar atau 28,7 persen lebih tinggi dari alokasi yang ditetapkan dalam APBN 2005 sebesar Rp397.769,4 miliar.

1. Subsidi BBM

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat perkiraan beban subsidi BBM dalam APBN-P 2005 mencapai Rp76.5i4,9 miliar atau lebih tinggi Rp36.718,6 miliar dari usulan Pemerintah dalam RAPBN-P 2005 sebesar Rp39.796,3 miliar. Jumlah tersebut Rp57.514,9 miliar atau 302,71 persen lebih tinggi dari sasaran yang ditetapkan dalam APBN 2005 sebesar Rpl9.000,0 miliar.

Peningkatan beban subsidi BBM tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga minyak dalam asumsi yang telah disepakati, yaitu dari US$35,0/barel menjadi US$45,0/barel dan melemahnya asumsi nilai tukar rupiah dari Rp8.900,0 menjadi Rp9.300,0 per US$1

Catalan:

i. Panitia Anggaran DPR RI tetap meminta Pemerintah (dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) untuk melakukan perhitungan biaya pokok produksi per jenis BBM oleh konsultan independen melalui tender terbuka (sebagai tindak lanjut keputusan dalam Kesimpulan Raker Pembicaraan Tk.I/Pembahasan RUU tentang APBN TA 2005 yang lalu).

Batas waktu audit HPP tersebut disepakati selesai paling lambat Januari 2006. Panitia Anggaran Df R RI dan Pemerintah juga menyepakati akan menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan pembahasan secara teknis dilakukan oleh Komisi VII DPR RI.

ii. Khusus berkenaan dengan penyelesaian kewajiban Pemerintah kepada Pertamina dan sebaliknya, Panja A masih perlu melanjutkan pembahasan untuk mendalami dan menetapkan formula serta tata cara penyelesaian yang berkaitan dengan ha! tersebut. Panja A diharapkan akan menyelesaikan pembahasan tersebut paling lambat sebelum pembahasan RAPBN TA 2006 (September 2005).

iii. Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat bahwa penyelesaian perbedaan penghitungan kekurangan pembayaran subsidi tahun 2004 oleh Pemerintah kepada Pertamina, menunggu penyelesaian hasil audit BP K yang saat ini sedang berjalan.

iv. Untuk mengatasi kesulitan cash flow Pertamina dim melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP), Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat agar Pemerintah menganggarkan dana kekurangan pembayaran subsidi BBM tahun 2004 kepada Pertamina sebesarRp3.859,8 miliar (hasil rekonsiliasi Pemerintah dengan Pertamina) dalam belanja lain-lain, dengan pembayaran final menunggu audit oleh BP K selesai dilakukan.

v. Panitia Anggaran DP R RI dan Pemerintah meminta kepada BP K agar audit mengenai subsidi BBMtersebut secepat mungkin diselesaikan.

3

Page 5: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

vi. Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat mengenai tata cara pembayaran subsidi BBM oleh Pemerintah kepada Pertamina, tetap menggunakan kesepakatan yang tercantum dalam Kesimpulan Rapat Kerja antara Panitia Anggaran DPR RI dengan Pemerintah dalam rangka Pembahasan Tahqp Awai Pembicaraan Pendahuluan Penyusunan RAPBN TA 2005, tanggal 4 Mei s.d 29 Juni 2004 yaitu sebagai berikut:

a. Jika harga rata-rata minyak mentah sampai dengan atau di atas US$33,0 per bare!, maka subsidi BBM yang akan dibayarkan adalah sebesar 95,0 persen dari perkiraan realisasi bulanan.

b. Jika harga rata-rata minyak mentah di bawah US$33, 0 per bare/, maka subsidi yang akan dibayarkan adalah sebesar 90, 0 per sen dari perkiraan realisasi bulanan. ' · ·

c. Setiap 3 (tiga) bulan sekali Departemen Keuwzgan melakukan verifikasi.

vii. Panitia Anggaran DPR RI menyarankan agar Pemerintah melakukan gerakan penghematan penggunaan energi nasional.

2. Bantuan Sosial untuk Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati anggaran Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM dalam APBN-P 2005 sebesar Rpl 1.022,0 miliar atau lebih tinggi sebesar Rp237,2 miliar dari usulan Pemerintah dalam RAPBN-P sebesar Rpl0.784,8 miliar.

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat untul<: memfokuskan PKPS BBM menjadi tiga (3) bidang, yaitu Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastrul<:tur perdesaan, dengan mengalihkan usulan anggaran PKPS BBM bidarig pangan (Raskin) sebesar Rp530,0 miliar untul<: menambah anggaran PKPS BBM bidang Pendidikan sebesar Rp433,3 miliar dan Kesehatan sebesar Rp96,7 miliar.

Hasil kesepakatan dana PKPS BBM tahun 2005 adalah sebagai berikut:

ALOKASI ANGGARAN PKPS-BBM MILIAR RUPIAH

BID ANG ALO KASI

USUL JUMLAH KESEPA-RAPBN-P (USUL+ KATAN SELISIW

APBN2005 2005 ALO KASI) DPR PERUBAHAN

(2) (3) (4) (5) = (3) + (4) (6) (7) = (6) (5)

Pendidikan 1.467,3 4.134,2 5.601,5 6.271,9 670,4

Kesehatan l.000,0 2.778,5 3.778,5 3.875,2 96,7

3 Infrastruktur 0,0 3.342,l 3.342,1 3.342,1

4 Pangan (Raskin) 4.682,4 530,0 5.212,4 4.682,4

Catatan:

Bidang Pangan (Raskin) tidak diperhitungkan sebagai PKPS BBM

a. Bidang Pendidikan

)' Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati anggaran PKPS BBM bidang Pendidikan ditetapkan sebesar Rp6.271,9 miliar. Kesepakatan tersebut lebih tinggi Rp670,4 miliar dari yang diusulkan dalam RAPBN-P 2005 sebesar Rp4.134,2 miliar, ditambah dana yang telah dialokasikan dalam APBN 2005 sebesar Rp 1.467 ,3 miliar. Kekurangan dana PKPS BBM bidang Pendidikan sebesar Rp670,4 miliar tersebut diperoleh dari (i) realokasi PKPS BBM bidang Pangan (Raskin) sebesar Rp433,3 miliar dan (ii) realokasi belanja pegawai Departemen Pendidikan Nasional tahlin 2005 sebesar Rp237,1 miliar.

'4

Page 6: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

);;:>- Anggaran PKPS BBM Bidang Pendidikan yang semula direncanakan dalam RUU Perubahan APBN T A.2005 dialokasikan untuk pemberian beasiswa disepakati untuk -dialokasikan dalam bentuk: (i) sekolah gratis melalui bantuan biaya operasional sekolah/madrasah (BOS) SD/SDLB/MI/Salafiyah setingkat SD, SMP/SMPLB/MTs/Salafiyah setingkat SMP, dan (ii) beasiswa melalui bantuan khusus murid (BKM) SMA/SMK/SMLB/MA.

);;:>- Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat untuk PKPS BBM bidang Pendidikan tahun 2005:

a. Mulai dilaksanakan pada semester I tahun.ajaran 2005/2006.

b. Program ini tidak membiayai biaya operasional Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan SMP terbuka, karena sudah dibiayai.

c. Mencakup biaya operasional pesantren Salafiyah yang menjalankan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan (9) tahun.

d. Dana safe gu,arding dalam tahun 2005 sekitar 2,5 persen dari total biaya operasional sekolah Rp5.136.932.005.250 atau sebesar Rp128.423.300.13 l. Untuk tahun 2006, dana safe guarding dikurangi dengan biaya-biaya investasi yang telah dikeluarkan.

);;:>- Mengingat penanganan PKPS BBM bidang Pendidikan ini meliputi 2 (dua) Departemen (Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama), maka pelaksanaannya dilakukan dengan cara joint management antara Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama dan akan dibuat petunjuk pelaksanaannya oleh Pemerintah.

b. Bidang Kesehatan

);;:>- Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati anggaran PKPS BBM bidang Kesehatan ditetapkan sebesar Rp3.875,2 miliar atau lebih tinggi Rp96,7 miliar dari yang diusulkan dalam RAPBN-P 2005 sebesar Rp2.778,5 miliar ditambah dana yang telah teralokasi dalam APBN 2005 sebesar Rpl.000,0 miliar. Tambahan dana PKPS BBM bidang Kesehatan sebesar Rp96, 7 miliar terse but diperoleh dari realokasi usulan dana PKPS BBM bidang Pangan (Raskin).

);;:>- Pemanfaatan dana PKPS BBM di bidang Kesehatan direncanakan dalam bentuk pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas dan jaringannya, serta kelas III Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit swasta yang ditunjuk oleh Pemerintah, sebagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk.

);;:>- Sasaran pelayanan_kesehatan gratis adalah mencakup seluruh penduduk yang membutuhkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan· jaringannya, serta perawatan di kelas III di Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit swasta yang ditunjuk Pemerintah.

c. Bidang Infrastruktur Perdesaan

);;:>- Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati anggaran PKPS BBM bidang Infrastruktur Perdesaan ditetapkan sebesar Rp3.342,l miliar, yang berarti sama dengan yang diusulkan dalam RAJ>BN-P 2005.

);;:>- Jumlah desa yang memperoleh dana PKPS BBM bidang Infrastruktur perdesaan sebanyak 12.834 desa. Masing-masing desa mendapat bantuan sebesar Rp250,0 juta.

);;:>- Alokasi PKPS BBM Infrastruktur Perdesaan untuk setiap Kabupaten/Kota dibagi secara proporsional sesuai dengan jumlah desa di Kabupaten/Kota,

5

Page 7: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

namun demiki<,m tetap dibuka peluang terhadap Kabupaten/Kota yang masuk kategori desa tertinggal.

> Kategori desa tertinggal dalam PKPS-BBM Infrastruktur Perdesaan difokuskan kepada desa yang membutuhkan penyediaan, peningkatan dan perbaikan di bidang:

a. Prasarana jalan desa, titian dan jembatan desa, serta tambatan perahu dan perahu.

b. Prasarana irigasi desa.

c. Prasarana air bersih perdesaan (termasuk di desa pertanian dan nelayan)

> Penanggung jawab program PKPS BBM Infrastruktur Perdesaan adalah Departemen Pekerjaan Umum dengan membentuk dan menetapkan Satker di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/K.ota.

3. Belanja Untuk NAD dan Nias

Perkiraan sumber dan penggunaan anggaran dalam rangka pelaksanaan belanja untuk Provinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumut, dalam tahun 2005 disepakati sebesar Rpl3.260,3 miliar (123,5 persen), atau naik Rp2.520,0 miliar dari RAPBN-P 2005 sebesar Rpl0.740,3 miliar. Perubahan ini, selain karena perbedaan asumsi kurs yang digunakan pada saat penyusunan RAPBN-P 2005 dengan saat pembahasan, juga dikarenakan adanya perubahan sumber-sumber:

a. dana hibah dari negara dan lembaga donor yang pada RAPBN-P 2005 sebesar Rp2.613,9 miliar menjadi Rp3.856,7 miliar atau bertambah sebesar·Rpl.242,8 miliar (47,5 persen),

b. realokasi pinjaman proyek dari lembaga donor, disepakati sebesar Rp619,4 miliar atau hanya 21,3 persen dari rencana dalam RAPBN-P 2005 sebesar Rp2.901,4 miliar;

c. penggunaan sebagian moratorium bunga utang untuk rehabilitasi dan rekonstruksi, disepakati sebesar Rp3.967,0 miliar atau sama dengan rencana dalam RAPBN-P 2005,

d. cadangan belanja untuk Aceh sebesar Rp3.559,3 miliar yang berasal dari moratorium bunga utang yang belum dipergunakan dalam tahun anggaran 2005;

e. tanggap kedaruratan sebesar Rpl.258,0 miliar, sesuai dengan yang telah disetujui pada Raker Panitia Anggaran dengan Pemerintah pada tanggal 23 Maret 2005. Dana tanggap darurat tersebut dalam APB,N-P 2005 ditampung dalam pos pengeluaran bantuan sosial untuk bencana alam.

4. Reklasifikasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

Selanjutnya, dari angka-angka hasil kesepakatan dalam Panja, khususnya mengenai besaran dana PKPS BBM serta Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan Nias, mengacu kepada RKA-KL dari masing-masing Kementrian/Lembaga dapat direklasifikasikan kembali menurut jenis belanja agar dapat menunjukkan jenis pengeluarannya yang lebih tepat.

5. Moratorium

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati bahwa besarnya moratorium utang dalam APBN-P 2005 sebesar Rp27.584,0 miliar, yang terdiri dari (i) moratorium pokok utang sebesar Rpl6.862,3 miliar (US$1,8 miliar) dan (ii) moratorium bunga utang sebesar Rpl0.784,3 miliar (US$1,2 miliar) .

. 6

Page 8: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

Catalan:

Panitia Anggaran DPR RI mendesak Pemerintah agar moratorium yang diterima dapat dipergunakan untuk membayar kewajiban SUN yang be/um jatuh tempo untuk mengurangi beban APBN, tanpa mengurangi komitmen pendanaan untuk Aceh dan Nias pada tahun-tahun berikutnya.

6. Belanja Lain-lain

. Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati perkiraan belanja lain­lain dalam APBN-P 2005 sebesar Rp18.332,8 miliar atau lebih tinggi Rp7.044,9 miliar dari angkanya dalam APBN 2005 sebesar Rpl 1.287,9 miliar.

7. Pilkada

Untuk: mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (PILKADA) secara langsung dalam tahun 2005 di 226 daerah (yang meliputi 11 Propinsi, dan 215 Kabupaten/Kota), Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat untuk mengalokasikan dana dari APBN Perubahan T A.2005 sebesar Rp834,9 miliar atau lebih tinggi Rp370,0 miliar dari yang dianggarkan dalam RAPBN-P 2005 sebesar Rp464,9 miliar. Jumlah tersebut terdiri dari Rp744,3 miliar untuk bantuan penyelenggaraan Pilkada dan Rp90,6 miliar untuk fasilitasi Pemerintah.

8. Bantuan Pengamanan Pilkada

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat bahwa untuk: kelancaran dan suksesnya pelaksanaan penyelenggaraan. Pilkada diperlukan pengamanan dari pihak POLRI. Untuk itu dalam APBN-P 2005 disepakati alokasi dana untuk pengamanan Pilkada sebesar Rp217.164,7 juta yang digunakan untuk (i) dukungan operasi PAM Pilkada sebesar Rp 166.256,3 juta dan (ii) dukungan · materil logistik PAM Pilkada sebesar Rp50.908,4 juta.

9. Nomenklatur Kementerian Baru

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah sepakat dengan perubahan nomenklatur Kementerian baru untuk: dituangkan dalam APBN-P.2005 dibawah Im:

a. Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga (BA 92)

Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.9 Tahun 2005 disetujui anggaran dalam tahun 2005 sebesar Rp288. 795,9 juta yang direalokasikan dari eks Unit Organisasi Depdiknas.

b. Departemen KOMINFO (BA 59)

Berdasarkan Perpres No. l 0 Tahun 2005 Departemen Kominfo merupakan penggabungan dari 3 (tiga) lembaga yaitu eks Meneg Kominfo, eks LIN, dan Eks Ditjen Postel. Anggaran yang dialokasikan Departemen KOMINFO adalah sebesar Rp697.333,8 juta.

c. Departemen Perindustrian (BA 19)

Departemen Perindustrian merupakan pengembangan dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Berdasarkan Perpres No. I 0 Tahun 2005 Departemen Perindustrian terdiri dari 6 ( enam) eselon I dengan total alokasi dana Rp694.l l 1,9 juta.

d. Departemen Perdagangan (BA 90)

Departemen Perdagangan merupakan pemisahan dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, berdasarkan Perpres No.10 Tahun 2005. Departemen Perdagangan terdiri dari 8 eselcin I dengan alokasi anggaran Rp720.878,3 juta.

7

Page 9: LAPORAN PANITIA ANGGARAN DPR-RI TENTANG HASIL …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-074258-2882.pdf · menyediakan pagu anggaran untuk kebutuhan tersebut, dengan

e. Kementerian Negara Perumahan Rakyat (BA 91)

Kementerian Negara Perumahan Rakyat merupakan pemisahan dari Departemen Peke_rjaan Umum, khususnya dari Ditjen Perumahan dan Pemukiman yang sebelumnya berada dibawah Departemen Pemukiman Prasarana Wilayah. Besarnya real.okasi dana untuk Kementerian Negara Perumahan Rakyat yang bersumber dari Departemen Pekerjaan Umum adalah sebesar Rp47.434,9 juta.

f. Departemen P.erhubungan (BA 22)

Departemen Perhubungan mengalami penurunan pagu anggaran karena adanya pergeseran alokasi yaitu Ditjen POSTEL yang dalam tahun 2005 mengalami pergeseran ke Departemen KOMINFO. Sehingga Departemen Perhubungan saat ini sesuai Perpres No.IO Tahun 2005 terdiri dari 10 eselon I dengan alokasi dana sebesar RpS.407.938,2 juta.

g. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (BA 40)

Sesuai Perpres No. I 0 Tahun 2005 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan perubahan dari Meneg Kebudayaan dan Pariwisata dengan jumlah unit eselon I sebanyak 8 unit, sedangkan alokasi anggarannya tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp510.471,7 juta.

IV. DEFISIT DAN PEMBIAYAAN

Panitia Anggaran DPR RI dan Pemerintah menyepakati bahwa besaran defisit anggaran dalam APBN-P 2005 secara nominal ditetapkan sedikit mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp20.330,4 miliar atau lebih tinggi sebesar Rp785,2 miliar dari usulan Pemerintah dalam RAPBN-P sebesar Rp19.545,2 miliar. Namun rasionya terhadap PDB dipertahankan sama dengan usulan RAPBN-P 2005 yaitu sebesar 0,8 persen dari PDB.

Catatan:

Kebutuhan pembiayaan defisit akan ditutup dari sumber rekening Pemerintah dan/atau SUN. Panitia Anggaran DPR-RI memberikan jleksibilitas pada Pemerintah terhadap kedua opsi tersebut yang paling efisien dan dengan resiko paling rendah, serta dilaporkan kepada Panitia Anggaran DPR RI.

Sidang Dewan Yang Terhormat,

Demikian Laporan Panitia Anggaran DPR-RI tentang Pembicaraan Tingkat II Pembahasan RUU tentang Perubahan atas UU No.36 Tahun 2004 tentang APBN T A.2005 untulc dapat diambil keputusan dalam Sidang Dewan yang terhormat ini.

Sebelum laporan ini kami ~iri, perkenankanlah kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada Menteri Keuangan RI selaku Wakil Pemerintah besertajajarannya, Gubemur Bank Indonesia beserta jajarannya, dan Departemen/ Lembaga terkait atas kerjasamanya dalam pembahasan RUU Perubahan APBNP TA.2005.

· Terimakasih kami sampaikan pula kepada Sekretariat Panitia Anggaran DPR-RI yang telah memberikan dulcungan penuh kepada Pimpinan dan Anggota Panitia Anggaran DPR-RI dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang ini hingga selesai.

8