laporan nata de coco.docx

10

Click here to load reader

description

nata de coco, teknologi fermentasi,

Transcript of laporan nata de coco.docx

Page 1: laporan nata de coco.docx

Yessiana Yulinda Putri240210110096

VI. PEMBAHASAN

Praktikum teknologi fermentasi yang pertama kali dilakukan mengenai

isolasi Acetobacter xylinum pada media cair fermentasi nata de coco. Nata de coco

yaitu jenis makanan yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacterium xylinum.

Bentuknya kenyal seperti jeli berwarna putih. Nata terbentuk dari hasil proses

fermentasi Acetobacterium xylinum yang menghasilkan enzim yang akan

menyusun zat gula yang terdapat pada substrat (umumnya air kelapa tetapi dapat

pula dari bahan lain) membentuk ribuan rantai serat selulosa. Lembar-lembar

selulosa itulah yang menyusun padatan kenyal berwarna putih transparan yang

disebut nata (Ahira, 2011).

Bakteri Acetobacterium xylinum termasuk dalam genus Acetobacte, yaitu

genus bakteri yang memiliki kemampuan mengubah etanol (alkohol) menjadi

asam cuka. Dalam proses itu, bkateri menggunakan oksigen. Bakteri ini berbentuk

batang. Panjangnya sekitar 2 mikron dengan permukaan dinding yang berlendir.

dan bisa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel, bersifat non motil, dan \

gram negatif. Bakteri Acetobacterium xylinum mampu mengoksidasi glukosa

menjadi asam glukonat dan asam organik lain pada waktu yang sama. Sifat yang

paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk

mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi seluloa (Ahira, 2011).

Secara lebih rinci, bakteri ini juga memiliki ciri – ciri antara lain gram

negatif untuk kultur yang masih muda, gram positif untuk kultur yang sudah tua,

obligat aerobik, membentuk batang dalam medium asam, sedangkan dalam

medium alkali berbentuk oval, tidak membentuk spora, tidak mampu mencairkan

gelatin, tidak memproduksi H2S, tidak mereduksi nitrat, dan memiliki Thermal

Death Point pada suhu 65-70°C (Fardiaz, 1992).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Acetobacterium

xylinum adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, tingkat keasaman media

temperatur, dan udara (oksigen). Bakteri Acetobacterium xylinum dapat tumbuh

pada pH 4-4,5, tetapi akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. Bakteri ini sangat

memerlukan oksigen sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun

hanya ditutup sedikit untuk mencegah kotoran masuk ke dalam media yang dapat

mengakibatkan kontaminasi.Sumber karbon, nitrogen, dan nutrisi lainnya berasal

Page 2: laporan nata de coco.docx

Yessiana Yulinda Putri240210110096

dari air kelapa yang mengandung gula sehingga air kelapa dapat digunakan

sebagai salah satu alternatif media pembuatan nata de coco (Sumanti, 2009).

Pada praktikum, isolasi bakteri Acetobacterium xylinum menggunakan

media NA. NA merupakan medium yang sesuai digunakan untuk pertumbuhan

bakteri. Nutrient Agar (NA) dibuat dengan komposisi peptone 5.0 g/L, beef

extract 3.0 g/L, bacto agar 15.0 g/L.

Metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri Acetobacterium

xylinum pada praktikum ini adalah metode tuang dan metode gores (streak plate).

Metode tuang dilakukan dengan menyiapkan sampel berupa media cair fermentasi

nata de coco dan lima buah tabung reaksi yang sudah berisi 9 ml larutan

pengencer buffer NaCl 0,85% kemudian sampel tersebut dilakukan pengenceran

hinigga pengenceran 10-5. Sampel yang terdapat pada pengenceran 10-4 dan 10-5

dimasukkan ke dalam cawan petri steril sebanyak 1 ml. Setelah itu, media NA

dituangkan ke dalam masing – masing cawan secukupnya, kemudian kedua cawan

tersebut digoyang – goyang membentuk angka delapan supaya media tercampur

rata (homogen) dengan sampel. Setelah itu, dibiarkan hingga membeku. Jika

sudah menjadi padat, kedua diinkubasi ke dalam autoklaf pada suhu 30oC selama

2x24 jam. Suhu 30oC merupakan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri

Acetobacterium xylinum adalah pada kisaran suhu 28–30C.

Metode kedua adalah metode gores (streak plate). Metode ini dilakukan

dengan menuangkan media NA ke dalam cawan petri secukupnya kemudian

media dibiarkan hingga membeku. Setelah agar membeku, sampel diambil

sebanyak satu Öse dengan menggunakan Öse steril dan digoreskan di atas

permukaan agar secara kuadran. Setelah penggoresan selesai, cawan tersebut

dibungkus dengan kertas coklat dalam keadaan terbalik dan diinkubasi di dalam

autoklaf pada suhu 30oC selama 2x24 jam.

Setelah proses inkubasi selesai dilakukan, bentuk dan jumlah koloni yang

tumbuh di permukaan cawan setiap kelompok diamati dengan menggunakan

mikroskop dan perhitungan dengan teknik SPC. Sebelum koloni diamati di bawah

mikroskop, dilakukan pewarnaan gram yang bertujuan untuk mempermudah

pengamatan ciri – ciri bakteri Acetobacterium xylinum. Berikut adalah penjelasan

hasil pengamatan dari setiap kelompok :

Page 3: laporan nata de coco.docx

Yessiana Yulinda Putri240210110096

1. Kelompok 6

Pada pengenceran 10-3 jumlah koloni yang terdapat pada medium NA

adalah 2 koloni dan pada pengenceran 10-4 berjumlah 2 koloni sehingga tidak

terdapat nilai SPC karena jumlah koloni pada pengenceran tertinggi sama

dengan pengenceran terendah. Setelah dilakukan pengamatan dengan

mikroskop, bakteri yang terdapat pada pengenceran 10-3 dan 10-4 berbentuk

coccus dan merupakan gram (-) sehingga tidak dapat digolongkan bakteri

Acetobacterium xylinum karena bentuk dari bakteri Acetobacterium xylinum

adalah bacil.

2. Kelompok 7

Pada pengenceran 10-4 jumlah koloni yang tumbuh TBUD dan pada

pengenceran 10-5 berjumlah 5 koloni sehingga nilai SPC - nya adalah <3,0×106

(5,0×105 koloni/ml). Pada cawan dengan metode gores, jumlah koloni bakteri

yang tumbuh TBUD dan terdapat 2 koloni kapang. Kesalahan jumlah koloni

yang terjadi pada metode gores pada kelompok 7 kemungkinan disebabkan

oleh kesalahan dalam melakukan teknik penggoresan atau penggunaan jarum

inokulasi yang kurang steril., jenis bakteri pada pengenceran 10-4 adalah bakteri

bentuk basil dan termasuk gram (-). Begitu pula dengan koloni yang diperoleh

dari metode gores, bakteri berbentuk basil gram (-) sehingga dapat

diklasifikasikan bakteri Acetobacterium xylinum.

3. Kelompok 8

Pada pengenceran 10-4 terdapat 3 koloni yang tumbuh sedangkan pada

pengenceran 10-5 berjumlah 5 koloni sehingga nilai SPC yang diperoleh adalah

<3,0×105 (3,0×104 koloni/ml). Koloni pada cawan dengan metode gores tidak

terdapat satupun. Setelah dilakukan pengamatan dengan mikroskop, jenis

mikroorganisme yang terdapat pada pengenceran 10-4 dan pengenceran 10-5

adalah bakteri bentuk basil dengan sifat gram (-) sehingga dapat

diklasifikasikan bakteri Acetobacterium xylinum.

4. Kelompok 9

Page 4: laporan nata de coco.docx

Yessiana Yulinda Putri240210110096

Pada pengenceran 10-4 jumlah koloni yang tumbuh TBUD dan pada

pengenceran 10-5 berjumlah 2 koloni yakni 1 bakteri dan 1 kapang. Nilai SPC -

nya adalah >3,0×106 (3,36×106 koloni/ml). Setelah dilakukan pengamatan

dengan mikroskop, jenis mikroorganisme pada pengenceran 10-4 adalah bakteri

berbentuk basil dan gram (+) sehingga bukan merupakan bakteri

Acetobacterium xylinum. Bakteri yang diperoleh dari metode gores sebanyak 2

adalah bakteri yang berbentuk basil gram (-) sehingga merupakan bakteri

Acetobacterium xylinum.

5. Kelompok 10

Pada pengenceran 10-4 jumlah koloni yang tumbuh adalah 1 koloni besar

dan 1 bakteri, sedangkan pada pengenceran 10-5 berjumlah 3 koloni kapang, 1

khamir, dan 1 bakteri. Nilai SPC - nya adalah <3,0×103 (1,0×103 koloni/ml).

Pada cawan dengan metode gores, koloni yang tumbuh bukan bakteri

melainkan 1 khamir dan 3 kapang. Setelah dilakukan pengamatan dengan

mikroskop, jenis mikroorganisme pada pengenceran 10-5 adalah bakteri

berbentuk basil dan gram (-) sehingga merupakan bakteri Acetobacterium

xylinum.

Dari hasil pengamatan tersebut, dapat diketahui bahwa isolasi bakteri

Acetobacterium xylinum yang berhasil dilakukan terdapat pada semua kelompok

kecuali kelompok 6. Namun, pada beberapa cawan banyak ditemukan

mikroorganisme yang bukan bakteri melainkan kapang dan khamir. Hal ini

mungkin disebabkan oleh kesalahan saat menggoreskan Ose pada permukaan

agar. Selain itu, bisa pula disebabkan oleh kontaminasi karena proses perlakuan

yang kurang steril.

Page 5: laporan nata de coco.docx

Yessiana Yulinda Putri240210110096

VII. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dar prkatikum kali ini antara lain :

Isolasi Acetobacterium xylinum pada media cair fermentasi nata de coco

dilakukan dengan metode sreening.

Metode sreening tahap primer screening dengan cara metode tuang dan

metode gores serta tahap sekunder yakni pengamatan melalui mikroskop.

Hasil isolasi bakteri Acetobacterium xylinum yang sesuai terdapat pada semua

kelompok, kecuali kelompok 6 karena bakteri yang tumbuh berbentuk bulat,

bukan batang.

Kesalahan hasil isolasi bakteri Acetobacterium xylinum dapat terjadi karena

proses perlakuan yang kurang tepat dan adanya kontaminasi karena peralatan

atau bahan kurang steril.

Page 6: laporan nata de coco.docx

Yessiana Yulinda Putri240210110096

DAFTAR PUSTAKA

Ahira. 2011. Nata dan Bakteri Acetobacter Xylinum. Available at http://www.anneahira.com. (diakses pada 18 September 2012 pukul 19.00 WIB)

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia pustaka. Jakarta.

Sumanti, D., Tita, R. 2009. Teknologi Fermentasi. Widya Padajajaran. Bandung.

Page 7: laporan nata de coco.docx

Yessiana Yulinda Putri240210110096

PERTANYAAN DAN DISKUSI

1. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah prosedur yang dilakukan menjamin

keberhasilan untuk mengisolasi bakteri A. xylinum dari media cair nata de

coco? Jika tidak, apa alasannya?

Jawab :

Dari hasil pengamatan, prosedur yang dilakukan belum tentu menjamin

keberhasilan untuk mengisolasi bakteri Acetobacterium xylinum. Ini terjadi

karena adanya ketidaktelitian dalam melakukan prosedur pengisolasian

bakteri Acetobacterium xylinum sehingga tidak hanya Acetobacterium

xylinum yang terisolasi. Selain itu, kurangnya oksigen dalam

pengingkubasian bakteri ini juga menjadi penghambat dalam

pengisolasian dan pertumbuhan Acetobacterium xylinum.

2. Bagaimana tingkat keberhasilan isolasi yang dilakukan, mengapa

demikian?

Jawab :

Isolasi yang dilakukan belum berhasil karena masih ada mikroorganisme

lain yang ikut terisolasi, yaitu bakteri berbentuk basil gram (+).