Laporan Mini Riset

8
LAPORAN MINI RISET PENGARUH PH TERHADAP PERGERAKAN OPERKULUM PADA IKAN HIAS LAPORAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Metodelogi Penelitian Yang dibina oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si Oleh 1. Riski Putri Ramadani 14034160XXX 2. Stevany Dea Shima 140341605052

description

Air merupakan media bagi ikan, maka pengelolaan air yang baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan. Secara umum pengelolaan kualitas air dibagi kedalam tiga bagian, yaitu secara biologi, kimia dan fisika. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksimencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabellingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell. 2004; 288). Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas.2005;16) Air merupakan media bagi ikan, maka pengelolaan air yang baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan. Secara umum pengelolaan kualitas air dibagi kedalam tiga bagian, yaitu secara biologi, kimia dan fisika. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksimencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabellingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell. 2004; 288). Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas.2005;16)

Transcript of Laporan Mini Riset

Page 1: Laporan Mini Riset

LAPORAN MINI RISET

PENGARUH PH TERHADAP PERGERAKAN OPERKULUM PADA

IKAN HIAS

LAPORAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Metodelogi Penelitian

Yang dibina oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si

Oleh

1. Riski Putri Ramadani 14034160XXX

2. Stevany Dea Shima 140341605052

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Desember 2015

Page 2: Laporan Mini Riset

A. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh asam dan basa pada membuka dan menutupnya ingsan

ikan?

B.    Hipotesis

       Jika air bersifat basa, maka frekuensinya akan mengecil.

C.    Variabel

a.    Variabel bebas

Ikan + air netral, Ikan + air sabun, Ikan + asam cuka

b.    Variabel kontrol

Air Sumur , Air sabun, Asam cuka

c.    Variabel respon

Kecepatan reaksi antara ikan dan air yang telah dicampur asam cuka dan sabun

yang di tunjukan dengan semakin cepat dan semakin melemahnya frekuensi

membuka dan

menutupnya ingsan ikan.

D. Topik

Pengaruh PH Terhadap Pergerakan Operkulum Pada Ikan Hias

E. Tanggal

24 November 2015

F. Tujuan

Mengetahui pengaruh pH lingkungan terhadap membuka dan menutupnya insang.

G.     DASAR TEORI

Air merupakan media bagi ikan, maka pengelolaan air yang baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan. Secara umum pengelolaan kualitas air dibagi kedalam tiga bagian, yaitu secara biologi, kimia dan fisika. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksimencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabellingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell. 2004; 288). Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas.2005;16)

Page 3: Laporan Mini Riset

Ikan bernafas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran – lembaran tipis

berwarna merah muda dan selalu lembab. Bagian terluar insang berhubungan

dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler – kapiler

darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan setiap filamen

mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filament terdapat pembuluh

darah yang, memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan berdifusi masuk

dan  berdifusi keluar.

Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup

insang (Operculum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)

insangnya tidak mempunyai tutup insang.

Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernafasan tetapi juga sebagai alat

ekskresi garam – garam, penyaringan makanan, alat pertukaran ion dan

osmoregulator.

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman

atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai

kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. PH yang terlalu asam dan

basa, akan mempengaruhi pencemaran pada habitat air, ikan berusaha menyerap

oksigen yang menyebabkan pergerakan operkulum menjadi lebih cepat.

Kondisi lingkungan habitat yang tidak sesuai dapat memepengaruhi membuka dan

menutupnya gerakan operkulum pada ikan. Kondisi lingkungan yang tidak

mendukung membuat pergerakan ikan menjadi tidak stabil, ikan menjadi bergerak

miring, terbalik dan terlentang. Bagian perut keatas dan bagian punggung ke

bawah. Pada kondisi tersebut operkulum tetap dapat bergerak (Yanto, 2012).

H. Alat dan Bahan :

1.      Ikan (3 ekor)

2.      Air

3.      Tempat pengamatan (botol aqua besar)

5.      Air sabun

Page 4: Laporan Mini Riset

6.      Asam cuka

7.      Lap

8.      Stopwatch

J. Cara kerja :

K. Data Pengamatan

IKAN PH WAKTUJUMLAH BUKA

TUTUP INSANG

Ikan

Memasukan kedalam botol aqua

Botol Amengisi air asam cuka

Botol BMengisi air dengan air sabun

Botol CMengisi air sumur

Memasukan satu ikan Memasukan satu ikan Memasukan satu ikan

Menghitung membuka dan menutupnya operkulum

Menghitung membuka dan menutupnya operkulum

Menghitung membuka dan menutupnya operkulum

Hasil Hasil Hasil

Page 5: Laporan Mini Riset

AAIR NETRAL

1 Menit 183

A

AIR

DENGAN

ASAM CUKA

1 Menit 76

BAIR NETRAL

1 Menit176

B

AIR

DENGAN

AIR SABUN

1 Menit 132

C AIR NETRAL 1 Menit 180

Analisis Data

Data yang kami peroleh dalam praktikum pengamatan pergerakan operkulum ikan

diperoleh hasil, bahwa ikan pada botol A kondisi awal dalam keadaan netral

pergerak operkulum 183 kali per menit. Setelah diberi campuran asam cuka

menandakan bahwa ber pH asam pergerakan operkulum sebanyak 76 kali per

menit. Pada botol B ikan diletakkan pada air netral pergerakan operkulum

sebanyak 176 kali per menit. Dan ketika dicampur dengan air sabun yang

menandakan pH basa pergerakan operkulum menjadi 132 kali per menit. Dan

pada botol akhir botol C dengan perlakuan diletakkan pada medium air netral

yaitu air sumur pergerakan operkulumnya sebanyak 180 kali per menit. Dari data

tersebut menunjukan bahwa pergerakan operkulum meningkat ketika ditaruh pada

medium asam dan basa.

Page 6: Laporan Mini Riset

Daftar Pustaka

Sayer, J. A., and B. M. Campbell. 2004. The Science of SustainableDevelopment. Local Livelihoods and the Global Environment.Cambridge University Press, Cambridge, UK.

Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi Ikan Toloestei. Yogjakarta. Penerbit Universitas

Gadjah Mada

Dapus yang terakhir jurnalnya kita