Laporan Mini Riset
-
Upload
stevany-dea -
Category
Documents
-
view
218 -
download
4
description
Transcript of Laporan Mini Riset
LAPORAN MINI RISET
PENGARUH PH TERHADAP PERGERAKAN OPERKULUM PADA
IKAN HIAS
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Metodelogi Penelitian
Yang dibina oleh Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si
Oleh
1. Riski Putri Ramadani 14034160XXX
2. Stevany Dea Shima 140341605052
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Desember 2015
A. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh asam dan basa pada membuka dan menutupnya ingsan
ikan?
B. Hipotesis
Jika air bersifat basa, maka frekuensinya akan mengecil.
C. Variabel
a. Variabel bebas
Ikan + air netral, Ikan + air sabun, Ikan + asam cuka
b. Variabel kontrol
Air Sumur , Air sabun, Asam cuka
c. Variabel respon
Kecepatan reaksi antara ikan dan air yang telah dicampur asam cuka dan sabun
yang di tunjukan dengan semakin cepat dan semakin melemahnya frekuensi
membuka dan
menutupnya ingsan ikan.
D. Topik
Pengaruh PH Terhadap Pergerakan Operkulum Pada Ikan Hias
E. Tanggal
24 November 2015
F. Tujuan
Mengetahui pengaruh pH lingkungan terhadap membuka dan menutupnya insang.
G. DASAR TEORI
Air merupakan media bagi ikan, maka pengelolaan air yang baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan. Secara umum pengelolaan kualitas air dibagi kedalam tiga bagian, yaitu secara biologi, kimia dan fisika. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksimencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabellingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell. 2004; 288). Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas.2005;16)
Ikan bernafas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran – lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembab. Bagian terluar insang berhubungan
dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler – kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan setiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filament terdapat pembuluh
darah yang, memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan berdifusi masuk
dan berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup
insang (Operculum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang.
Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernafasan tetapi juga sebagai alat
ekskresi garam – garam, penyaringan makanan, alat pertukaran ion dan
osmoregulator.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. PH yang terlalu asam dan
basa, akan mempengaruhi pencemaran pada habitat air, ikan berusaha menyerap
oksigen yang menyebabkan pergerakan operkulum menjadi lebih cepat.
Kondisi lingkungan habitat yang tidak sesuai dapat memepengaruhi membuka dan
menutupnya gerakan operkulum pada ikan. Kondisi lingkungan yang tidak
mendukung membuat pergerakan ikan menjadi tidak stabil, ikan menjadi bergerak
miring, terbalik dan terlentang. Bagian perut keatas dan bagian punggung ke
bawah. Pada kondisi tersebut operkulum tetap dapat bergerak (Yanto, 2012).
H. Alat dan Bahan :
1. Ikan (3 ekor)
2. Air
3. Tempat pengamatan (botol aqua besar)
5. Air sabun
6. Asam cuka
7. Lap
8. Stopwatch
J. Cara kerja :
K. Data Pengamatan
IKAN PH WAKTUJUMLAH BUKA
TUTUP INSANG
Ikan
Memasukan kedalam botol aqua
Botol Amengisi air asam cuka
Botol BMengisi air dengan air sabun
Botol CMengisi air sumur
Memasukan satu ikan Memasukan satu ikan Memasukan satu ikan
Menghitung membuka dan menutupnya operkulum
Menghitung membuka dan menutupnya operkulum
Menghitung membuka dan menutupnya operkulum
Hasil Hasil Hasil
AAIR NETRAL
1 Menit 183
A
AIR
DENGAN
ASAM CUKA
1 Menit 76
BAIR NETRAL
1 Menit176
B
AIR
DENGAN
AIR SABUN
1 Menit 132
C AIR NETRAL 1 Menit 180
Analisis Data
Data yang kami peroleh dalam praktikum pengamatan pergerakan operkulum ikan
diperoleh hasil, bahwa ikan pada botol A kondisi awal dalam keadaan netral
pergerak operkulum 183 kali per menit. Setelah diberi campuran asam cuka
menandakan bahwa ber pH asam pergerakan operkulum sebanyak 76 kali per
menit. Pada botol B ikan diletakkan pada air netral pergerakan operkulum
sebanyak 176 kali per menit. Dan ketika dicampur dengan air sabun yang
menandakan pH basa pergerakan operkulum menjadi 132 kali per menit. Dan
pada botol akhir botol C dengan perlakuan diletakkan pada medium air netral
yaitu air sumur pergerakan operkulumnya sebanyak 180 kali per menit. Dari data
tersebut menunjukan bahwa pergerakan operkulum meningkat ketika ditaruh pada
medium asam dan basa.
Daftar Pustaka
Sayer, J. A., and B. M. Campbell. 2004. The Science of SustainableDevelopment. Local Livelihoods and the Global Environment.Cambridge University Press, Cambridge, UK.
Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi Ikan Toloestei. Yogjakarta. Penerbit Universitas
Gadjah Mada
Dapus yang terakhir jurnalnya kita