LAPORAN MINGGU I

44
LAPORAN MINGGU I TK 3002 – LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOPROSES Dibuat oleh RESKI ADE PUTERA 13008041 Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses Program Studi Teknik Kimia

Transcript of LAPORAN MINGGU I

Page 1: LAPORAN MINGGU I

LAPORAN MINGGU I

TK 3002 – LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOPROSES

Dibuat oleh

RESKI ADE PUTERA

13008041

Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses

Program Studi Teknik Kimia

Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Bandung

2010

BAB I

Page 2: LAPORAN MINGGU I

I – 1 CARA MEMPERGUNAKAN MIKROSKOP

I – 2 PEMAKAIAN MIKROSKOP

1.1 Tujuan Percobaan

Menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x

Menggunakan mikroskop dengan imersi samarata

Mengamati jenis – jenis tepung dengan serat yang berbeda – beda dengan

menggunakan mikroskop

Mengamati dan menggambarkan bentuk hablus – hablus dari berbagai zat yang

terlihat di bawah mikroskop

1.2 Tinjauan Pustaka

Mata manusia memiliki keterbatasan untuk melihat benda – benda yang kecil,

terutama yang berukuran kurang dari 0,1 mm. Keterbatasan itu membuat manusia tidak

bias mengamati benda – benda yang sangat kecil dengan mata telanjang. Oleh karena

itulah, digunakan suatu alat yang dapat memperbesar tampilan benda yang disebut

mikroskop.

Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu “micron” yang berarti kecil dan

“scopos” yang artinya tujuan. Jadi, pengertian umum dari mikroskop adalah sebuah alat

yang digunakan untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata

telanjang. Sedangkan Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini

disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh

mata.

Mikroskop sederhana terdiri dari susunan 2 lensa cembung, yaitu lensa yang dekat

dengan mata disebut lensa okuler dan yang dekat dengan benda disebut lensa objektif,

dengan jarakfokus lensa okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif

(fok>fob).

Berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, ada 2 jenis mikroskop yaitu

mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop

stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi

mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Page 3: LAPORAN MINGGU I

Dalam proses belajar sehari – hari, termasuk di Universitas, mahasiswa biasanya

menggunakan mikroskop cahaya ini. Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan secara

lebih rinci tentang mikroskop jenis ini.

Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop

memiliki kaki yang cukup berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop

cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa

kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung

mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa membentuk bayangan tunggal

(monokuler) atau ganda (binikuler). Pada bagian ujung bawah mikroskop terdapat

dudukan lensa obektif yang biasanya dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung

mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat meletakkan dan menjepit

preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk

menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain.

Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari

yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah

kondensor. Cermin ini akan memantulkan dan mengarahkan cahaya yang diterima dari

segala arah menuju kondensor. Pada mikroskop yang lebih modern, biasanya sumber

cahaya melalui cermin sudah digantikan dengan penggunaan lampu.

Bagian – bagian utama dari mikroskop cahaya adalah seperti berikut

gambar 1. 1 Bagian –bagian utama mikroskop cahaya

Page 4: LAPORAN MINGGU I

(Sumber : http://farmasi07itb.files.wordpress.com/2010/03/mikroskop.jpg)

Komponen utama dari mikroskop di atas dan fungsinya adalah sebagai berikut:

Tabung mikroskop

Merupakan penghubung lensa okuler dan lensa objektif. Tabung terpasang pada bagian

bergerigi yang melekat pada pegangan mikroskop sebelah atas. Melalui bagian yang

bergerigi, tabung dapat digerakkan vertical ke atas dan ke bawah.

Makrometer (sekrup pengarah kasar)

Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas dank e bawah

dengan pergeseran besar.

Mikrometer (sekrup pengarah halus)

Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan

pergeseran halus.

Revolver

Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa objektif yang dikehendaki.

Panggung mikroskop

Merupakan meja preparat atau tempat sediaan obek/specimen. Pada bagian tengah

panggung mikroskop terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat.

Panggung digunakan untuk meletakkan sediaan objek atau spesimen. Pada panggung

terdapat dua penjepit untuk menjepitkan kaca objek.

Diafragma

Merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui

lubang kecil pada panggung mikroskop. Diafragma ini terpasang pada bagian bawah

panggung mikroskop.

Kondensor

Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada objek atau spesimen. Alat ini terdapat

di bawah panggung.

Lengan mikroskop

Merupakan bagian yang dipegang waktu mengangkat atau menggeser mikroskop.

Cermin reflektor

Digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk melalui lubang pada panggung

mikroskop, yakni dengan cara mengubah – ubah letak dan arahnya. Cermin ini memiliki

permukaan datar dan permukaan cekung. Permukaan datar digunakan jika sumber

cahaya cukup terang dan permukaan cekung digunakan jika cahaya kurang terang.

Kaki mikroskop

Page 5: LAPORAN MINGGU I

Merupakan tempat mikroskop bertumpu sehingga tidak mudah bergoyang dan bergeser

ketika digunakan. Kebanyakan kaki mikroskop berbentuk seperti tapal kuda.

Lensa objektif akan meneruskan cahaya dari kondensor dan membentuk bayangan

pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya

pisah spesimen sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai

dua benda yang terpisah.

Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian ujung atas tabung,

berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan

yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara

4-25 kali.

Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan oleh 2 lensa, yaitu lensa objekif dan

lensa okuler. Lensa objektif membentuk sifat bayangan maya, terbalik dan diperbesar.

Sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar.

Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif.

Sedangkan mata kita tepat berada di atas lensa okuler.

Berikut skema pembentukan bayangan pada mikroskop

gambar 1. 2 skema pembentukan bayangan pada mikroskop( Sumber : http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online.htm )

Semakin kecil nilai daya pisah, akan semakin kuat kemampuan lensa untuk

memisahkan dua titik yang berdekatan pada preparat sehingga struktur benda terlihat

lebih jelas. Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesar indeks bias atau

menggunakan cahaya yang memiliki panjang gelombang (λ) pendek. Biasanya, untuk

meningkatkan indeks bias pada perbesaran 10 x 100 digunakan minyak imersi.

1.3 Hasil dan Pembahasan

Page 6: LAPORAN MINGGU I

tabel 1. 1 Pengamatan Granula pada Tepung

Bahan Perbesaran Pengamatan

Tepung

Singkong450x

Warna granula gelap dan agak keabua abuan

Berbentuk cenderung bulat tidak sempurna

Ukuran relatif dan berbeda - beda

Bentuk tiap selnya kelihatan polos dan struktur lebih

rincinya tidak kelihatan

Hiliusnya tidak terlalu kelihatan

Tepung Beras 1000x

Warnanya keabu - abuan dengan bagian pinggir sel

berwarna gelap

Kebanyakan bergabung dengan sel lain

Ukurannya kecil - keci ( relatif sama )

Bentuk selnya agak bersegi dan cenderung rapat

Hilusnya tidak terlalu kelihatan

Tepung Jagung 1000x

Selnya pada umumnya berwarna keabuan, bagian

tepinya agak ungu kehitaman

Terdapat hilus berbentuk silang, tapi pada sel yang

kecil hanya tampak titik sajayang dikelilingi oleh

warna kehijauan di tengah atau bagian tepi

Bentuknya umumnya tidak beraturan

Bagian sekeliling hilus berwarna kehijauan

Ada bagian lain yang agak kelabu dan lebih besar

dari selnya, yang umumnya melekat pada sel

Tepung

Kentang1000x

Selnya berwarna putih keabuan dengan bagian tepi

agak gelap keunguan

ada garis - garis lengkung atau terkadang agak tak

beraturan pada sel

Bentuknya cenderung lonjong

Hilusnya konsentris

Pada percobaan ini, mikroskop digunakan untuk mengamati bentuk granula dari

tepung – tepung, bentuk serat dari berbagai bahan, dan bentuk hablus – hablus dari

beberapa zat kimia dengan hasil sebagai berikut:

Dari hasil percobaan didapatkan data bahwa semua jenis tepung yang diuji pada

percobaan ini memiliki hilus. Tapi pada saat mengamati dengan mikroskop, ada

Page 7: LAPORAN MINGGU I

beberapa sel dari beberapa jenis tepung yang tidak kelihatan hilusnya. Kekurang

akuratan ini kemungkinan disebabkan karena keterbatasan perbesaran mikroskop dan

sel yang diuji itu juga kebetulan memiliki ukuran sel yang sangat kecil sehingga harus

menggunakan perbesaran yang lebih lagi untuk dapat melihatnya dengan jelas. Untuk

beberapa sel tepung, terutama granula tepung beras, bentuk dan struktur sel tunggalnya

agak sulit diamati karena sebagian besarnya saling melekat satu sama lain sehingga

kelihatan sangat rapat. Kemungkinan terbesar penyebabnya adalah karena ketika

mengambil sampel untuk preparat, jumlah tepung yang diambil terlalu banyak.

Dari keempat garnula tepung yang diamati tadi, jenis tepung yang paling jelas

terlihat di mikroskop adalah tepung kentang dengan perbesaran 1000x. Pada kondisi ini,

baik hilus, maupun tekstur permukaan granulanya agak jelas kelihatan sehingga mudah

diamati.

tabel 1. 2 Pengamatan Bentuk Serat Berbagai bahan

Bahan Perbesaran Pengamatan

Serat Kapas 450x

Sel Berbentuk seperti benang yang berwarna ungu dan

sebagian hijau (sedikit)

Dindingnya berwarna gelap dan sedikit tebal

Pada bagian tengah terdapat lumen yang berwarnahitam

(gelap) dan bentuknya mengikuti bentuk serat

Bentuk tiap selnya kelihatan polos dan struktur lebih rincinya

tidak kelihatan

Serat Wol 450x

Mayoritas bagian tubuh serat berwarna kuning

Serat berbentuk benang yang dapat bersilangan

Terdapat lumen di tengah - tengah serat yang bentuknya

megikuti bentuk serat dan berwarna gelap

ada serat yang lumennya tidak kelihatan, sehingga hanya

seperti bercak - bercak garis saja

Serat Sutera 450x

Bagian serat tengah agak sedikit kehijauan

Dindingnya agak tebal

Warnanya agak bening

ada bagian di tengah serat yang menyerupai lumen, tapi

bukan lumen

Pada pengamatan bentuk serat berbagai bahan ini, dapat teramati bahwa serat

kapas dan serat wol memiliki lumen di bagian tengah dari seratnya. Sedangkan serat

Page 8: LAPORAN MINGGU I

sutera tidak memiliki lumen. Akan tetapi, pada pengamatan di bawah mikroskop dengan

perbesaran 450x, terlihat berkas gelap yang terdapat di tengah – tengah serat.

Kemungkinan berkas itu adalah bagian lain dari serat sutera yang mirip dengan lumen.

Warna dari setiap serat yang diamati dengan mikroskop hampir selalu sama dengan

warna benang sumber sampelnya yang terlihat.

tabel 1. 3 Pengamatan Bentuk Hablus - Hablus berbagai Kristal

Bahan Perbesaran Pengamatan

NaCl 100x

Bentuk umumnya berupa bangun tiga dimensi yang bersegi - segi patahKebanyakan berada dalam bentuk berikatan atau berkelompok dengan lainnyaStruktur berupa kristal bening yang berkotak - kotakWarnanya bening agak berkilau deperti kristal

NH4Cl 100x

Struktur yang terbentuk bercabang banyak dan menyerupai daun/pohonBentuknya seperti kristal yang bercabang hampir di setiap sisinyaWarnanya bening dan ada yang sedikit gelap, warna beningnya agak kehijauan

Ag2Cr2O7 100x

Kristal yang terbentuk agak sedikit merah dan berbentuk agak runcingSelai kristal Ag2Cr2O7, juga terdapat kristal lainnya yang berwarna gelap dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan Ag2Cr2O7

Pada umumnya hablus – hablus Kristal yang terbentuk pada percobaan ini

berbentuk bangun tiga dimensi yang bersegi – segi. Kristal yang terbentuk berikatan

antara satu dengan lainnya kecuali hablus dari Ag2Cr2O7 yang kelihatan tunggal. Warna

dari Kristal – Kristal yang teramati mayoritas bening, namun sedikit ada warna yang

terlihat. Tapi, pada Ag2Cr2O7 warna merahnya sangat jelas kelihatan.

Pada pengamatan Ag2Cr2O7 di bawh mikroskop, terlihat ada zat – zat ( struktur

Kristal ) lain yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan Kristal Ag2Cr2O7

sendiri. Kemungkinan besar Kristal yang berwarna hitam tersebut adalah pengotor atau

zat – zat lain yang terdapat di dalam sampel.

1.1 Kesimpulan

1. Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :

2. Mikroskop memiliki tiga lensa ( untuk mikroskop majemuk ) pada umumnya,

yaitu lensa okuler yang dekat ke mata, lensa obyektif yang dekat ke objek, dan

Page 9: LAPORAN MINGGU I

lensa kondensor untuk meneruskan dan membiaskan cahaya agar terpusat ke

diafragma dan obyek.

3. Mikroskop memberikan perbesaran sesuai dengan hasil perkalian antara

perbesaran lensa okuler dan perbesaran lensa obyektif.

4. Jenis tepung – tepungan memiliki bentuk dan struktur yang bervariasi, begitu

juga dengan warnanya. Beberapa tepung dapat dilihat hilusnya dengan jelas, dan

beberapa tepung lainnya tidak begitu jelas. Letak dari hilusnya juga berbeda –

beda.

5. Bentuk serat dari bahan ayng berbeda juga berlainan. Begitu juga dengan warna

dan letak lumennya. Tapi pada percobaan ini, serat yang mempunyai lumennya

sama – sama memiliki lumen di bagian tengah serat.

6. Struktur Kristal dari bahan – bahan yang berbeda – beda akan memberikan

warna dan bentuk yang berbeda pula. Ada Kristal yang terbentuk melalui

pengeringan, dan ada pula yang terbentuk melalui reaksi.

1.2 Referensi

Page 10: LAPORAN MINGGU I

BAB II

I – 3 PEMBUATAN SUATU PREPARAT YANG BERWARNA

I – 5 PEMBUATAN PREPARAT BERWARNA MENURUT GRAM

2.1 Tujuan Percobaan

Membuat preparat yang berwarana dari suatu bakteri

Membuat gambar bakteri dari preparat yang telah diwarnai

Membuat preparat berwarna menurut teknik pewaraan gram

Mengidentifikasi dan memeriksa Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

bersifat gram negative dan gram positif.

2.2 Tinjauan Pustaka

Pada umumnya bakteri tidak tidak berwarna (bening) dan ukurannya pun juga

sangat kecil sehingga menimbulkan kesulitan dalam mengamatinya. Untuk mengatasi

hal itu, dibuatlah suatu teknik pewarnaan bakteri atu sel bakteri sehingga sel dapat

terlihat jelas dan mudah diamati. Prinsip dasar pewarnaan bakteri ini adalah adanya

ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna

yang disebut kromogen. Ikatan ion terjadi karena adanya muatan listrik baik pada

komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini, maka

pewarna dapat dibedakan menjadi pewarna asam dan pewarna basa

Pewarna asam dapat tejadi bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH

mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna

asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak akan

berwarna. Pewarna asam ini disebut juga pewarna negatif. Contoh pewarna asam adalah

Page 11: LAPORAN MINGGU I

tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarnaan basa bisa terjadi

bila senyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri dan

sel bakteri sehingga menjadi berwarna dan dapat terlihat. Contoh dari pewarna basa

adalah metilin biru, kristal violet, safranin dan lain-lain.

Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa

pewarna dan biasa disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan

untuk mengamati morfologi, baik bentuk maupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang

lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari

satu jenis. Teknik pewarnaan diferensial ini diperlukan untuk mengelompokkan bakteri

misalnya, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan

tidak tahan asam.

Proses pewarnaan diferensial ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi atas

dua kelompok berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram

negatif. Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan bakteri. Reagen

pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai

dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Bila

komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan

bila komponen dinding sel tidak kuat menelan warna dasar, maka warna akan tercuci.

Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna

pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar.

Bakteri hidup sulit untuk dilihat dengan mikroskop cahaya terang biasa karena bakteri

itu tampak tidak berwarna jika diamati w laupun biakannya secara keseluruhan mungkin

berwarna. Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir

tembus pandang (transparan) bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa sehingga

akan sangat sulit diamati karena sitoplasma selnya mempunyai indeks bias yang hampir

sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dan latar

belakangnya dapat dipertajam dengan cara mewarnai sel-sel tersebut dengan zat-zat

warna (Hadioetomo, 1990). 

Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan

perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Pewarnaan bertujuan untuk

memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel. Zat warna

dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan

sekelilingnya dapat ditingkatkan. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa.

Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor

Page 12: LAPORAN MINGGU I

dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan

memberikan zat warna memiliki muatan negatif.

Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling

banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting

dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya

lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran

sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram

positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan

membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang

berada di antara dua lapis membran sel (Irawan, 2008). 

gambar 2. 1 Perbandingan Struktur Sel Bakteri Gram Positif dan Negatif(Sumber: http://wikieducator.org/File:Gramstain.jpg)

2.3 Hasil dan Pembahasan

Dari percobaan pembuatan suatu preparat yang berwarna didapatkan hasil

sebagai berikut.

Tabel 2. 1 Hasil Pengamatan Preparat yang Berwarna

Zat Warna Nama Bakteri Keterangan PengamatanKristal Violet

Staphylococcus aureus

Mikroba berbentuk coccus yang terhubung satu sama lainnya membuat struktur staphylococcusWarna mikroba yang teramati adalah unguLatar atau lingkungan berwarna bening dan sebagian ada yang gelap keunguan

Escherichia coli

Mikroba teramati berbentuk agak tidak beraturan dan menyerupai bentuk batang

Page 13: LAPORAN MINGGU I

Warna mikroba yang teramati adalah ungu agak gelapWarna latar bening dan sedikit keunguanBakteri tidak membentuk koloni

Fuchsin Basa

Staphylococcus aureus

Microba teramati berbentuk staphylococcusWarna mikroba adalah ungu sedikit kemerahanLatar atau lingkungannya berwarna putihMikroba berkoloni

Escherichia coli

Mikroba berbentuk batang kecil dan memanjangWarna mikroba yang teramati adalah unguLingkungan atau latar tidak berwarnaMikrobanya tidak berkoloni (solitaire)

Pada percobaan di atas, didapatkan hasil bahwa kedua mikroba berubah warna

sesuai dengan warna dari zat pewarnanya untuk kedua zat pewarna. Ini menandakan

bahwa zat – zat pewarna ini dapat diserap oleh kedua bakteri. Dari sana dapat

disimpulkan bahwa pewarna Kristal violet dan fuchsin basa merupakan pewarna positif

karena memberikan warna pada mikrobanya.

Pada proses pewarnaan positif, seharusnya lingkungan tetap tidak berwarna.

Akan tetapi, pada percobaan ini, lingkungannya masih bening dan sedikit keunguan.

Warna ungu yang terlihat ini kemungkinan merupakan sisa dari zat pewarna yang tidak

terserap oleh bakteri atau itu merupakan zat pengotor lain yang berwarna sama dan

tidak dapat diserap oleh bakteri.

Pada percobaan pewarnaan gram, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Pengamatan Preparat Berwarna Gram

Sumber Biakan Agar miringWarna Bakteri Merah agak keunguan

Bentuk BakteriBulat - bulat Staphylococcus aureustabung Escherichia coli

Bentuk koloniMenyendiri (solitaire) Escherichia coliBerkoloni (Staphylococcus) Staphylococcus aureus

Zat Warna yang DigunakanKristal violetFuchsin basa

Decolorizing alkoholmordant lugol

Dari percobaan itu, dapat diidentifikasi dua macam bakteri dengan ciri – ciri:

Bakteri pertama berbentuk bulat dan berkoloni banyak (staphylococcus) dan bakteri

kedua berbentuk tabung dan tidak berkoloni (E. coli).

Page 14: LAPORAN MINGGU I

Dari segi warna seharusnya ada dua macam warna yang terlihat / berbeda.

Namun pada kenyataannya, pada percobaan ini hanya dapat teramati satu warna saja

diantara kedua mikroba sampel. Mungkin dalam mengamati perbedaan warna yang

sangat tipis itu dibutuhkan suatu pengamatan yang lebih teliti lagi. Tapi, kalau

diperhatikan lebih baik lagi, warna dari Escherichia coli sedikit lebih lunak dari pada S.

aureus. Kesalahan mungkin terjadi pada saat proses pewarnaan, yang mana pewarnaan

belum sempurna terserap oleh bakteri, tapi sudah dicuci sehingga warna yang teramati

menjadi tidak akurat.

Dari sana dapat disimpulkan bahwa bakteri Staphylococcus aureus merupakan

bakteri gram positif dan Escherichia coli bakteri gram negatif.

Pada pembuatan preparat, dilakukan fiksasi di atas nyala api. Ini bertujuan untuk

memastikan bekteri yang akan diamati melekat pada kaca objek dan tidak terlepas saat

pencucian, serta tidak merubah struktur dari bakteri tersebut.

2.4 Kesimpulan

1. Escherichia coli berbentuk memanjang sedangkan Staphylococcus aureus

membentuk koloni seperti anggur.

2. Fuchsin basa memberikan warna ungu kemerahan pada Staphylococcus aureus

dan Escherichia coli.

3. Sedangkan Kristal violet memberikan warna ungu agak kebiruan (gelap)

4. Fuchsin basa dan Kristal violet merupakan pewarna positif karena memberikan

warna pada mikrobanya (dapat diserap mikroba)

5. Dari hasil pewarnaan gram, didapatkan bakteri Escherichia coli berbentuk

batang, merah keunguan dan solitaire. Sedangkan Staphylococcus aureus

berbentuk bulat berkoloni, dan berwarna keunguan.

6. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, dan Staphylococcus aureus

merupakan bakteri gram positif.

2.5 Referensi

Page 15: LAPORAN MINGGU I

BAB III

I – 6 PEMBUATAN PREPARAT TETESAN BERGANTUNG

3.1 Tujuan Percobaan

Mampu membuat preparat tetesan bergantung

Mengidentifikasi bakteri pada preparat tetesan bergantung dan mengamati

perbedaannya

3.2 Tinjauan Pustaka

Kebanyakan sel bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel. Akan

tetapi ada bakteri yang tidak dapat bergerak karena tidak memiliki falagel. Flagel

merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan letaknya

berbeda-beda tergantung kepada spesiesnya. Berdasarkan jumlah dan posisi flagel 

bakteri dapat dikelompokkan menjadi:

Monotrikh        : mempunyai satu flagel di salah satu ujung

Ditrikh              : mempunyai dua flagel

Pentrikh            : mempunyai banyak flagel pada permukaan tubuh

Lopotrikh         : mempunyai lebih dari sat flagel di salah satu bagian tubuh

Amfitrikh          : mempunyai flagel pada sisi tubuh yang berlawanan

Atrikh               : tidak memiliki flagel

Selain flagel, bakteri juga dapat bergerak dengan alat gerak lain, yang sanagt

jarang dimiliki bakteri, yaitu silia dan pili. Flagel tersusun atas tiga bagian yaitu

pangkal (basal) yang merupakan bagian yang berhubungan dengan membran palasma,

hook yang pendek, dan filamen yang bentuknya seperti benang yang panjangnya

Page 16: LAPORAN MINGGU I

sampai beberapa kali melebihi pangjang tubuhnya. struktur bakteri yang berflagel itu

kaku dan dilengkapi dengan gelendong yang berbentuk spiral. Gelendong spiral

tersusun atas protein yang disebut dengan flagelin yang merupakan unit dasar

penyususn flagela ( Gross, 1995)

Untuk dapat mengamati pergerakan bakteri dengan baik, dapat digunakan

preparat tetesan bergantung. Pada preparat tetesan bergantung ini, bakteri masih dalam

keadaan hidup sehingga dapat diamati pergerakannya secara nyata. Dalam pengamatan

gerak bakteri, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu motalitas bakteri dan gerak

brown. Bakteri yang bersifat motil akan  nampak jelas bergerak, dan bergeraknya

melaju kearah tertentu, sedangkan sel bakteri yang tampak sebagai gerak brown adalah

gerakan yang bukan berasal dari bakteri itu sendiri melainkan dikarenakan adanya

partikel-partikel air yang ada disekeliling sel atau adanya energi kinetik.

2.3 Hasil dan Pembahasan

Dari hasil percobaan, didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 3. 1 Pengamatan Preparat Tetesan Bergantung

Bakteri yang

diamatiPerbesaran Keterangan

Pseudomonas

sp.1320x

Sumber biakan dari suspensi bakteri Pseudomonas sp.

Bakteri yang teramati berbentuk batang yang transparan

dan berwarna agak sedikit keabu - abuan. Pergerakannya

lurus, kadang - kadang bergerak revolusi (melingkar)dan

sangat cepat. Bakteri ini tidak berkoloni

Bacillus

mycoides1320x

Sumber biakan dari suspensi bakteri Bacillus mycoides.

Bentuk yang teramati panjang, beruas - ruas dan

bertekuk(bersegi - segi) berupa rantai dengan warna yang

transparan. Alat geraknya tidak kelihatan pada

pengamatan. Tapi, bakteri ini tetap bergerak lambat dan

bisa ke segala arah. Bakteri ini tidak berkoloni.

Escherichia coli 1320x

Sumber biakan dari suspensi bakteri E. coli. Bentuk sel

bakterinya berupa seperti tabung dan tidak berwarna. Alat

geraknya pentrik, yang tersebar di seluruh permukaan

tubuh. Bisa bergerak maju, melipat dan cenderung tidak

beraturan. Bakteri ini tidak berkoloni.

Page 17: LAPORAN MINGGU I

Proteus sp. 1320x

Sumber biakan dari suspensi bakteri Proteus sp. Dengan

bentuk batang dan berwarna keabu - abuan di bagian tepi

dan bening di tengan tubuh. Alalt gerak berupa flagel dan

dapat bergerak lurus, denga sedikit bergoyang. Bakteri ini

tidak berkoloni.

Percobaan ini bertujuan untuk mengamati pergerakan pada bakteri. Dalam

percobaan ini digunakan metode “tetesan bergantung”. Metode ini bertujuan untuk

mengamati gerak bakteri yang bebas bergerak (tidak terhimpit kaca benda-kaca

penutup) dan untuk keamanan praktikum, karena bakteri hanya akan berada pada ruang

antara kaca benda dan kaca penutup (tidak bebas).

Pergerakan dari bakteri sebenarnya sangat kencang. Pada percobaan ini,

suspensi bakteri membentuk sistem koloid antara media biakan cair dengan bakteri dan

menghasilkan tubrukan antara media dengan bakteri. Tumbukan ini menyebabkan

pergerakan dari bakteri menjadi lambat dan bias diamati.

          Pada preparat tetesan bergantung, bakteri hanya bias diamati selama fluida masih

bergantung pada kaca penutup, jika fluida telah menetes pada kaca benda, pengamatan

akan sulit dilakukan. Melalui preparat tersebut dapat dilihat mikroba yang bergerak,

pengelompokan bakteri secara natural dan reaksi bakteri terhadap bahan kimia

(Kenneth, 1964).

            Gerak bakteri pada bakteri yang bersifat motil diakibatkan oleh adanya flagella.

yang berfungsi untuk bergerak. Gerakan motil ini dapat diamati dengan jelas jika

bakteri bergerakteratur. Sedangkan gerak Brown dapat terjadi ketika bakteri terbawa

oleh arus aliran suspense.

Penggunaan vaselin pada percobaan ini adalah untuk menutup rapat rongga

antara preparat tetesan bergantung dengan lingkungan sehingga udara tidak bias masuk

dan suspense yang bergantung tidak jatuh.

3.4 Kesimpulan

1. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, tampak bahwa keempat bakteri yang

diamati berbentuk tabung dan semuanya tidak berkoloni

2. Pergerakan dari bakteri:

Pseudomonas bergerak cepat, lurus dan kadang berputar seperti gasing

Proteus sp. Bergerak cepat, lurus dan bias berputar

Escherichia coli bergerak cepat dan bias melipat

Page 18: LAPORAN MINGGU I

Bacillus mycoides dapt bergerak tapi sangat lambat, dan juga bias bergerak

seperti ulat dan kesegala arah

3.5 Referensi

BAB IV

I – 7 CARA MEWARNAI SPORA

4.1 Tujuan Percobaan

Mampu mewarnai spora dengan benar

Mengidentifikasi bentuk dan letak spora

4.2 Tinjauan Pustaka

Page 19: LAPORAN MINGGU I

Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri

terhadap pengaruh buruk dari luar. Segera setelah keadaan luar baik lagi bagi mereka,

maka bungkus spora akan pecah dan tumbuhlah bakteri. Spora lazim disebut endospora

karena spora itu dibentuk di dalam sel. Endospora jauh lebih tahan terhadap pengaruh

luar yang buruk dari pada bakteri biasa yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif. Sporulasi

dapat dicegah, jika selalu diadakan pemindahan piaraan ke medium yang baru. Spora

biasanya terlihat sebagai badan-badan refraktil intrasel dalam suspensi sel yang tidak

diwarnai atau sebagai daerah tidak berwarna pada sel yang diwarnai secara biasa.

gambar 4. 1 Struktur Spora(Sumber: http://www.wikipedia.com/spore.htm)

Dinding spora relatif tidak dapat ditembus, ini pula yang mencegah hilangnya

zat warna spora setelah melalui pencucian dengan alkohol yang cukup lama untuk

menghilangkan zat warna sel vegetatif. Sel vegetatif akhirnya dapat diberi zat warna

kontras. Spora biasanya diwarnai dengan hijau malachit atau carbol fuchsin. Spora

kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-pori

membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali

mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan

dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan

mengambil warna biru dari methylen blue.

Spora bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan letaknya spora

di dalam sel kuman, dikenal letak sentral,subterminal dan terminal. Ada spora yang

garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel bakteri, sehingga menyebabkan

pembengkakan sel bakteri. 

Page 20: LAPORAN MINGGU I

Pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna utama

dapat masuk masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau.melalui pendinginan warna

utama akan terperangkap di dalam spora,dengan pencucian zat warna utama yang ada

pada sel vegetatif akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel

vegetatif akan berwarna merah.

Bakteri penghasil spora tahan terhadap pewarnaan. Oleh karena itu, setelah

diwarnai oleh suatu warna, misalnya malachite green, akan mengikat kuat senyawa

pewarna. Untuk pewarnaan selanjutnya, cat tersebut (misalnya safranin) sel spora tidak

dapat menerimanya karena sudah terikat dengan cat pertama. Akhirnya warna bakteri

spora adalah hijau.

Bakteri yang tidak berspora cenderung tidak tahan pengecatan karena hanya

memiliki sel vegetatif. Saat diwarnai oleh malachite, sel vegetatif dapat mengikat warna

tetapi dapat luntur setelah dilunturkan karena ikatannya tidak kuat. Setelah pewarnaan

selanjutnya dengan safranin, sel vegetatif mudah mengikat warna kembali. Oleh karena

itu, hasil pewarnaan akhir adalah merah muda dari safranin.

2.3 Hasil dan Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

Sumber biakan : Medium agar miring

Nama bakteri : Bacillus mycoides

Letak spora : Ada yang di luar da nada yang di dalam

Bentuk sel : batang

Warna sel vegetatifnya : merah

Warna spora : hijau

Zat warna spora : Malachit green

Zat warna bakteri/sel : Safranin

Pada percobaan yang telah dilakukan, ketika dilihat di bawah mikroskop dengan

perbesaran 1000x, terlihat bakteri – bakteri yang berwarna merah da nada beberapa

bakteri yang memiliki titik berwarna hijau di dalamnya. Akan tetapi, di daerah

sekeliling bakteri juga terdapat titik – titik hijau itu. Titik hijau yang tampak itu

merupakan spora dari bakteri tersebut. Pada percobaan ini, spora yang berada di dalam

sel kemungkinana merupakan spora yang masih belum siap untuk perkembangbiakan

dan mungkin sudah mati dahulu sebelum berkembang. Sedangkan spora yang telah

Page 21: LAPORAN MINGGU I

berada di luar diperkirakan merupakan spora dari bakteri yang sudah siap untuk

membentuk organisme baru.

Bentuk dan struktur sel juga spora pada pengamatan ini tidak begitu jelas. Hal

ini disebabkan karena perbesaran dari mikroskop yang terbatas (1000x). Untuk

selanjutnya, pengamatan yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan

mikroskop yang perbesarannya lebih tinggi.

4.4 Kesimpulan

1. Warna sel yang teramati di bawah mikroskop adalah merah dan warna sporanya

adalah hijau.

2. Letak sel ada yang di dalam sel da nada yang di luar sel. Spora yang berada di

dalam sel kemungkinan masih belum siap untuk perkembangbiakan.

4.5 Referensi

BAB V

II – 2 CARA MENGGESERKAN SUSPENSI BAKTERI DENGAN SUDIP

DRIGALSKI

II – 3 CARA MENGGESERKAN SUSPENSI BAKTERI DENGAN JARUM

LENGKUNG

II – 4CARA PENGENCERAN DENGAN AGAR – AGAR

Page 22: LAPORAN MINGGU I

5.1 Tujuan Percobaan

Menggeserkan dan meratakan suspense bakteri denagn sudip drigalski

Mengambil koloni yang tumbuh sendiri untuk pemurnian lebih lanjut

Menggeserkan dan meratakan suspense bakteri di dalam cawan petri yang telah

dibagi dua

Membuat berbagai suspense bakteri hasil pengenceran

Mencampurkan dan menuangkan agar – agar ke tabung dan cawan petri

5.2 Tinjauan Pustaka

Biakan adalah medium yang mengandung organisme hidup. Medium itu menye-

diakan zat makanan untuk pertumbuhan bakteri. Berbagai resep ramuan untuk membuat

media telah dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya jenis-jenis tertentu. Medium

pilihan dan diferensial bermaafaat untuk memisahkan beberapa jenis.

Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya dilakukan

dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi

bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu: metode agar

cawan dengan goresan dan metode agar tuang.

Sedangkan sebuah kultur campuran adalah wadah yang memiliki dua atau lebih

jenis mikroorganisme yang akan diidentifikasi dan dibedakan . Budaya terkontaminasi

pernah murni atau dicampur (dan dengan demikian suatu entitas diketahui) tapi karena

telah kontaminan (mikroba yang tidak diinginkan identitas yang tidak pasti)

diperkenalkan ke dalamnya.

Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran

menjadi biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel individu).

(ermila, 2006 : 20).

Tehnik biakkan murni dapat dilakukan dengan :

a. Metode piringan goresan (streak-platemetod)

Medium agar steril dicairkan, didinginkan pada suhu 450C, dimana dalam

cawan petri steril dan dibiarkan sampai menjadi padat.

b. Metode piringan tuangan (pour-plate metod) (Volk, 1990 :36)

Pertama kali mengadakan piaraan biasanya diperoleh dari piaraan campuran,

piaraan pertama disebut primary culture dan sifatnya murni. Piaraan

semacam ini dapat disimpan tetapi harus diadakan peremajaan dengan

memindahkannya ke medium baru yang disebut piaraan turunan (Sub-

Page 23: LAPORAN MINGGU I

culture) yaitu piaraan yang diperoleh dari piaraan pertama. (Dwidjoseptro,

2003 :36)

Identifikasi jenis menggunakan semua sifat yang berkaitan dengan jenis. Hal ini

mencakup morfologi, daya gerak, sifat biokimianya, kebutuhan akan oksigen, reaksi

pewarnaan Gram, dan beberapa diantaranya sifat kekebalan.

Dalam pemeliharaan kultur terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

sehingga tidak hanya mempertahankan sel agar tetap hidup, tetapi dapat juga memperta-

hankan sifat-sifat genotip dan fenotipnya.

Di laboratorium, dalam proses penanaman bakteri, digunakan dua buah alat

yaitu sudip drigalski dan jarum lengkung. Fungsi dari keduanya hamper sama yaitu

untuk menggeserkan suatu suspense bakteri sehingga dapt merata di atas suatu

permukaan tertentu. Dalam hal ini sudip ataupun jarum lengkunng berfungsi menggeser

suspense bakteri di atas cawan petri yang telah berisi medium agar kaldu.

2.3 Hasil dan Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Pengamatan pengeseran bakteri dengan sudip drigalski

Sumber biakan : suspensi bakteri

Waktu inkubasi : 48 jam

Karakteristik koloni :

S. marcescens E. coli sarcinawarna merah putih kuningform circular circular circularelevation convex convex convexmargin entire entire entire

Keempat area ditumbuhi oleh ketiga jenis mikroba, dan didominasi oleh Serratia

marcescens yang berwarna merah. Hasil pertumbuhan mikroba – mikroba itu sangat

rapat. Ketiga mikroba dapat tumbuh pada penanaman ini, namun jumlahnya sangat

tidak seimbang. Itu karena jumlah dari S. marcescens yang tumbuh begitu

mendominasi.

Pengamatan penggeseran bakteri dengan jarum lengkung

Sumber biakan : suspense bakteri

Waktu inkubasi : 48 jam

Karakteristik koloni bakteri :

Page 24: LAPORAN MINGGU I

S. marcescens E. coli sarcinawarna merah putih

tidak terlihatform circular circularelevation convex convexmargin entire entire

Koloni yang tumbuh di keempat area adalah Serratia marcescens dan

Escherichia coli. Pada setiap area, pertumbuhan didominasi oleh S. marcescens yang

berwarna merah. Pada percobaan dengan jarum lengkung ini, bakteri Sarcina tidak

terlihat tumbuh. Kemungkinan kesalahan ini disebabkan oleh karena ketika mengambil

sampel bakteri yang akan ditanam dari suspense bakteri, suspense itu tidak homogeny

sehingga ada mikroba yang sangat sedikit yang terambil. Penyebab lainnya adalah

mungkin memang bakteri S. marcescens dan E. coli lebih cocok untu tumbuh pada

media biakan ini dibandingkan dengan Sarcina.

Pengenceran dengan agar – agar

Pengenceran ke-0

Media biakan : agar kaldu

Waktu inkubasi : 48 jam

Karakteristik :

I IIwarna merah putihform sirkuer sirkuer

elevation

flat flat

margin entire entire

Dominasi hampir sama, dan kepadatannya juga agak kurang. Dari ciri – ciri

yang didapatkan, dapat diketahui bahwa bakteri I adalah Serratia marcescens dan

bakteri II adalah Escherichia coli.

Pengenceran ke - 1 dan ke – 2

Media biakan : agar kaldu

Waktu inkubasi : 48 jam

Karakteristik :

I IIwarna merah putihform sirkuer sirkuer

elevation

flat flat

margin entire entire

Page 25: LAPORAN MINGGU I

Pada pengenceran pertama dan kedua, hasil yang didapatkan hamper sama, yaitu

biakan didominasi oleh bakteri berwarna merah (Serratia marcescens) dan kepadatannya

pun juga tinggi. Kepadatan yang terlihat pada pengenceran pertama dan kedua ini lebih

tinggi dibandingkan dengan pengenceran ke – 0. Hal ini mungkin terjadi karena

ketidaksempurnaan saat penanaman di dalam agar saat pengenceran ke-0 tadi.

Pengenceran ketiga

Medium : agar kaldu

Waktu inkubasi : 48 jam

Karakteristik :

Pada pengenceran ketiga ini, tidak ada mikroba yang teramati atau tumbuh.

Kemungkinan mikroba yang tumbuh ada, tetapi sangat sedikit sehingga tidak dapat

diamati dengan mata telanjang koloninya. Dibandingkan dengan pengenceran –

pengenceran sebelumnya, sangat sedikitnya jumlah bakteri yang tumbuh di pengenceran

ketiga ini (atau mungkin tidak ada) dirasa cukp bias diterima karena dalam setiap

pengenceran, sampelnya diambil dari hasil pengenceran sebelumnya, dalam hal ini

pertama dan kedua, sehingga benar tidaknya hasil yang didapatkan bergantung dari

hasil sebelumnya. Kemungkinan lainnya adalah karena saat mengambil sampel dari

suspensi pengenceran kedua, suspensi itu tidak rata penyebaran mikrobanya sehingga

menyebabkan ada suatu daerah yang sangat padat sedang daerah lainnya sangat

renggang.

5.4 Kesimpulan

1. Bakteri yang tumbuh pada cawan petri dengan penggeseran sudip drigalski

adalah Escherichia coli, Serratia marcescens dan Sarcina sp.

2. Bakteri yang tumbuh pada cawan petri dengan penggeseran jarum lengkung

adalah Escherichia coli, dan Serratia marcescens.

3. Pengaruh arah geseran ada pada jumlah dan kepadatan bakteri yang tumbuh.

Semakin ke ujung dan belakangan digoreskan, semakin sedikit jumlah

koloninya.

4. Kepadatan bakteri semakin jarang dengan semakin belakangannya urutan

penggoresan (Urutan dari yang lebih padat adalah I, II, III, dan IV)

5. Ciri – ciri dari bakteri

Page 26: LAPORAN MINGGU I

Escherichia coli berwarna putih, dominasi kecil dan berbentuk sirkuler

Serrtia marcescens berwarna merah, koloni sirkuler dan sangat

mendominasi

Sarcina sp berwarna kuning koloni sirkuler, berjumlah sangat sedikit

(dengan sudip drigalski) dan tidak tumbuh pada penggoresan dengan jarum

lengkung.

6. Pada proses pengenceran, bakteri yang tumbuh adalah Serratia marcescens dan

Escherichia coli.

7. Serratia marcescens mendominasi pertumbuhan bakteri pada pengenceran

dengan agar ini.

8. Semakin encer suatu suspense yang ditanam, jumlah mikroba yang tumbuh juga

semakin sedikit.

2.4 Refernsi

BAB VI

III – 7 PEMERIKSAAN AIR

6.1 Tujuan Percobaan

Page 27: LAPORAN MINGGU I

Dapat dengan teliti mengambil sampel air

Memeriksa kemurnian air minum dan air selokan

6.2 Tinjauan Pustaka

Bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri

indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan

bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat

banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan

terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator

sanitasi umumnya adalah bakteriyang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia

sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan

bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami

kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan

terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat

digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli,

kelompok Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Anonim,

2002).

Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk

berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk

menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu

secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara

langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat

sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting

chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah

mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam

pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate

count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau

terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri)

(Cappuccino & Natalie, 1983).

Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan,

meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji

kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk

menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap

bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan

Page 28: LAPORAN MINGGU I

pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen

dan berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).

Standar plate Count adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel.

Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur

sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat

tumbuhnya dan masing-masing bakteriyang dihasilkan akan membentuk koloni yang

tunggal (Pelczar & Chan, 1986).

Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam

praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform

mencakup bakteriyang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif

dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan

pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hadioetomo, 1993).

Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang

menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung

yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu

tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau

terbentuk gas dalam tabung durham (Sutedjo, 1991).

2.3 Hasil dan Pembahasan

Hasil pemeriksaan air minum “Nestle”

Dari percobaan dan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai

berikut:

Hasil Uji Tabung Durham

Inkubasi 1 hari

Sumber air : air minum Nestle

Suhu inkubasi : 37oC

Media biakan : air pepton 0,5% lactose

Warna sampel air : bening

Pada uji hari pertama ini, seluruh tabung menunjukkan hasil negatifyang ditandai

dengan tidak adanya terbentuk gelembung di dalam tabung durham

Pada uji air minum setelah diinkubasi selama dua hari, didapatkan hasil yang

sama dengan inkubasi 1 hari, yaitu negative yang ditandai dengan tidak adanya

terbentuk gelembung di dalam tabung durham.

Hasil Uji pada Cawan Petri

Page 29: LAPORAN MINGGU I

Sumber air : air Nestle

Media biakan : agar kaldu

Warna sampel air : bening

Waktu biakan : 48 jam

Jumlah koloni : 1

MPN : <11

Karakteristik koloni :

Koloni Iwarna abu - abuform sirkuler

elevation flat

margin entire

Pada hasil uji dengan tabung durham diperoleh hasilk negative, sedagkan ketika

dibiakkan pada cawan petri terdapat satu kolonibakteri yang terbentuk. Hasil mana yang

lebih akurat, memang pada cawan petri. Akan tetapi kemungkinan kesalahan juga bias

terjadi mengingat konsentrasi yang sangat kecil dari bakteri di dalam air minum. Dalam

air minum, kemungkinan masih terdapat sedikt sekali bakteri. Ketika diuji, karena

sampel yang diambil sedikit sekali, terkadang ada sampel yang tidak mengandung

bakteri. Sedangkan ketika diuji untuk yang berikutnya, kebetulan terdapat bakteri di

dalam satu tetes air yang diambil tadi.

Hasil Uji Air Selokan

Uji pengenceran pada agar kaldu

Sumber air : air selokan

Medium biakan : agar kaldu

Waktu inkubasi : 48 jam

Pengenceran ke-0

Koloni I II III

warnaCokelat krem krem

formspandle

irreguler

spandle

elevation flat flat flatmargin entire entire raised

Jumlah koloni : TNTC

Page 30: LAPORAN MINGGU I

MPN : > 16000

Dominasi : koloni II

Pengenceran ke – 1

Koloni I II III IV Vwarna krem kuning pink pink kuning

formspandle

spindle

irreguler

irreguler

irreguler

elevation flat flat flat flat flatmargin entire entire raised raised raised

Jumlah koloni : 45

MPN : > 16000/100ml

Dominasi : Koloni I

Pengenceran ke – 2

Koloni I II IIIwarna Pink merah orange

formcircular

circular

irreguler

elevation flat flat flatmargin raised entire raised

Jumlah koloni : 8

MPN : > 16000/100ml

Dominasi : Koloni I

Dari percobaan yang dilakukan, dapat diamati bahwa bakteri paling banyak

tumbuh pada pengenceran pertama. Sedangkan pada pengenceran ke – 0, tidak

sebanyak itu. Ini kemungkinan disebabkan oleh karena pada saat pengambilan sampel

untuk pengenceran pertama, tidak sengaja ikut terambil bakteri dalam jumlah yang agak

banya. Selain itu, mungkin pada pengenceran pertama ini terjadi keseimbangan anta zat

makanan dengan jumlah bakterinya sehingga bakteri – bakteri dapat tumbuh dengan

subur.

Uji pada agar endo

Page 31: LAPORAN MINGGU I

Pada uji dengan agar endo didapatkan hasil positif dengan terbentuknya warna

kemerahan. Pada percobaan ini terjadi sedikit keanehan. Seharusnya hasil uji positif

ditandai dengan terbentuknya warna hijau metalik. Akan tetapi, pada percobaan ini yang

terbentuk adalah warna merah.

6.4Kesimpulan

1. Air selokan tercemar oleh bakteri

2. Air minum Nestle bebas dari bakteri

3. Terdapat berbagai koloni bakteri pada agar kaldu

4. Perbandingan air selokan

5. Pengenceran-0 : TNTC/16000 = TNTC

Pengenceran – 1 : 45/16000 = 0,0028

6. Pengenceran – 2 : 8/16000 = 0,0005

7. Air minum : 1/11 = 0,0909

6.5 Referensi