Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

51
MODUL 1 SKENARIO 1 : PENGALAMAN BIDAN MINARSIH Minarsih, bidan desa yang bertugas di puskesmas terpencil terkejut melihat bayi yang baru saja lahir setelah ia memimpin partus ibu bayi tersebut. Tampak intestin yang terlihat jelas diliputi oleh selaput janin yang menggelembung pada chorda umbilicalis bayi itu. Minarsih segera melaporkannya kepada dokter puskesmas. Dokter tersebut menerangkan bahwa bayi ini menderita kelainan perkembangan saluran pencernaan yang dinamakan omphalocele. “Kita segera merujuknya ke dokter digestif, karena secara anatomi saluran pencernaan bayi ini baik,” kata Dokter tersebut. Bagaimana anda menerangkan tentang keaadaan bayi ini berdasarkan pada perkembangan dan morfologinya? 1

description

LAPORAN TUTORIAL

Transcript of Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

Page 1: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

MODUL 1

SKENARIO 1 : PENGALAMAN BIDAN MINARSIH

Minarsih, bidan desa yang bertugas di puskesmas terpencil terkejut melihat bayi yang

baru saja lahir setelah ia memimpin partus ibu bayi tersebut. Tampak intestin yang terlihat

jelas diliputi oleh selaput janin yang menggelembung pada chorda umbilicalis bayi itu.

Minarsih segera melaporkannya kepada dokter puskesmas. Dokter tersebut

menerangkan bahwa bayi ini menderita kelainan perkembangan saluran pencernaan yang

dinamakan omphalocele. “Kita segera merujuknya ke dokter digestif, karena secara anatomi

saluran pencernaan bayi ini baik,” kata Dokter tersebut.

Bagaimana anda menerangkan tentang keaadaan bayi ini berdasarkan pada

perkembangan dan morfologinya?

1

Page 2: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

SEVEN JUMP

1. MENGKLARIFIKASI TERMINOLOGI

1) Intestin : usus, bagian saluran pencernaan yang berjalan dari lobang pilorik gaster

hingga anus

2) Chorda Umbilicalis : pusar, jaringan parut yang menandai tempat perlekatan tali

pusat ke janin

3) Partus : persalinan, kelainan anak

4) Omphalocele : protusi, pada waktu lahir bagian usus melalui suatu defek besar

pada dinding abdomen di cincin umbilikus yang melebar, usus yang menonjol

ditutupi oleh membran tipis yang terdiri dari amnion dan peritoneum

5) Digestif : berkenaan dengan pencernaan.

2. MENENTUKAN MASALAH

1) Bagaimana perkembangan sistem pencernaan pada janin?

2) Bagaimana anatomi saluran pencernaan yang normal pada bayi?

3) Bagaimana fungsi alat pencernaan?

4) Bagaimana histologi sistem pencernaan?

5) Apakah ada hubungan kelainan sistem pencernaan dengan persarafan?

6) Apakah ayang menyebabkan terjadinya omphalocele pada bayi?

7) Bagaimana cara penanganan omphalocele?

8) Apa saja kelainan kongenital pada sistem pencernaan?

9) Apa saja korelasi klinis dalam sistem pencernaan?

3. MENGANALISIS MAASALAH

1) Berasal dari : endoderm(epitel saluran pencernaan dan derivat-derivatnya),

Mesoderm(stroma dan peritoneum). Membentuk :

2

Page 3: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

usus tengahesofagus, trakea, lambung, duodenum bagian proksimal dari

empedu

usus depanduodenum bagian distal dari empedu

usus belakangcolon.

2) Mulut palatum durum(primer), palatum mole(sekunder), uvula(anak lidah),

tonsil(amandel), gigimolar, kaninus, incisivus, premolar; faring; esofagus;

lambung; usus halus; usus besar; anus.

3) Fungsi saluran pencernaan :

Mulut : gigipengunyah, lidahindera pengecap, penghasil enzim

Faring : saluran tempat lewat makanan dan minuman

Esofagus : gerakan peristaltik

Lambung : penguraian protein, HCLmengaktifkan enzim yang belum aktif,

mengubah makanan menjadi kimus

Usus halus : tempat penyerapan sari-sari makanan, tripsinogenmengaktifkan

enzim

Usus besar : penyerapan air, pembentukan feses. Anus : Ekskresi

Kelenjar Pencernaan : ludah, hati, pankreas

4) 4 lapis dinding pencernaan : tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskular

eksterna, tunika adventesia(serosa)

5) Parasimpatismeningkatkan aktivitas(n.10), simpatismenghambat

6) Minggu IV : usus tengahpertumbuhan sangat cepatrongga abdomen tidak

sanggup untuk menampungmasuk ke dalam rongga ekstraembrional primer

pada tali pusar(minggu ke-6)seharusnya lengkung usus primer masuk ke rongga

abdomenakibat dari regresi ginjal berkurang, pertumbuhan hati ekspansi rongga

abdomen

3

Page 4: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

Gizi buruk, polutan, pengawet, obat-obat berbahayarentan pada ibu umur > 40

tahun

7) Perawatan secara konservatif, tapi waktunya lama, meningkatkan infeksi, dan

operasi.

8) Kelainan kongenital :

Omphalocele : tergantung cincin umbilicus, terjadi malformasi berat

Gastrosikis : visera tidak terlapisi amnion, ususnya rusak, terjadi malformasi

berat.

9) Korelasi klinis

Gastritis : radang pada lapisan mukosa lambung

Hepatitis : penyebab virus pada hati

Diare : iritasi pada selaput kolon karena bakteri

Sembelit : karena usus besar mengabsorpsi air berlebihan

Hemeroid : perkembangan vena di daerah anus

4. SISTEMATIKA

4

Sistem Persarafan

HistologiAnatomi & FisiologiEmbriologi

Sistem Pencernaan

Koralasi KlinisKelainan Kongenital

Omphalocele

Page 5: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

5. TUJUAN PEMBELAJARAN

1) Menjelaskan embriologi sistem pencernaan

2) Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan

3) Menjelaskan persarafan dalam sistem pencernaan

4) Menjelaskan histologi sistem pencernaan

5) Menjelaskan kelainan kongenital sistem pencernaan

6) Menjelaskan korelasi klinis sistem pencernaan.

6. MENGUMPULKAN INFORMASI

7. UJI INFORMASI

1) Embriologi sistem pencernaan. Berasal dari :

Pharyngeal Gut

• Pada minggu keempat terbentuk lengkung pharynx yang terdiri atas : jaringan

mesenkim yang dipisahkan oleh celah pharynx

• Bersamaan dengan itu terbentuk kantong pharynx disepanjang dinding lateral pharynx

Lengkung Faring, terdiri atas

• Bagian inti, Mesoderm

• Bagian luar, Ektoderm

5

Page 6: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Bagian dalam, Entoderm

Disamping itu inti lengkung Pharynx menerima sel krista untuk membentuk unsur

tulang. Mesoderm membentuk susunan otot wajah dan leher. Setiap unsur otot masing-

masing lengkung membawa saraf otak tersendiri dan mempunyai unsur arteri sendiri .

Kantong faring

• Membawa 5 pasang kantong pharynx

• Pasangan terakhir tidak khas, sering dianggap bagian IV

Celah Pharynx

Banyaknya 4 buah

Yang menetap hanya satu

Berkembang menjadi meatus acusticus externus

Perkembangan lidah

• Terbentuk pada minggu keempat

6

Page 7: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Berasal dari

- lengkung pertama membentuk corpus lingua

- lengkung kedua, ketiga dan sebagian keempat membentuk radix lingua

- lengkung keempat membentuk epiglotis

Perkembangan Palatum

• Berasal dari pasangan pertama lengkung pharynx

• Pada akhir minggu keempat terdapat tonjolan maxilla dilateral dan tonjolan

mandibula kaudal dari stomadeum

• Tonjolan maxilla bertumbuh kemedial membentuk segmen antar maxilla yang

membentuk :

= Philtrum bibir atas

= Unsur rahang atas, mengandung 4 gigi seri

= Unsur palatum yang membentuk langitan primer

7

Page 8: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

Langitan sekunder

• Dibentuk oleh daun-daun langit sekunder (palatum) yang berasal dari penonjolan

tonjol maxilla yang mengarah kebawah, pada sisi kiri dan kanan lidah

• Akhirnya mencapai kedudukan horizontal diatas lidah

• Di anterior daun-daun palatina bersatu dengan langit primer

• Batas langit primer dan sekunder adalah foramen incisivum

Susunan pencernaan

• Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari) sebagai akibat dari

pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi

entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana.

• Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu

masing-masing :

– Usus sederhana depan (fore gut)

– Usus sederhana belakang (hind gut)

– Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk sementara tetap

berhubungan dengan kandung kuning telur.

Perkembangan usus sederhana depan

• Oesopagus

8

Page 9: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

– Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul diverticulum pada dinding

ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo –

bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal

fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus sederhana

depan terbagi atas :

• Bagian ventral : primordium pernafasan

• Bagian dorsal : oesopagus

• Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan

paru-paru ia memanjang dengan cepat.

• 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan

disarafi oleh N.X.

• 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus

Lambung

• Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan

yang berbentuk kumparan.

• Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan

kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat

disekitarnya.

• Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan

sumbu antero posterior.

• Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam.

• Akibatnya :

• Sisi kiri menghadap ke depan

• Sisi kanan menghadap ke belakang

• N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan

• N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang 9

Page 10: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Selama perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari

bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan :

– curvatura mayor

– curvatura minor

• Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama

pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan

bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.

• Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah

• Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh

melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.

• Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan

demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium

dibelakang lambung

Duodenum

10

Page 11: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut.

• Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati.

• Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti huruf

“C” dan akhirnya terletak retroperitonial

Hati dan kandung empedu

• Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel entoderm pada ujung distal

fore gut.

• Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas hati)

• Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan

menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm.

• Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan

duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.

• Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung

empedu dan ductus cysticus.

• Selama perkembangan sel epitel hati bercampur baur dengan v.vitelinae dan

v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati.

• Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang

melapisi ductus biliaris

• Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari

mesoderm septum transfersum.

Fungsi hati dalam janin

• Pada minggu 10 berat hati ± 10% dari berat badan seluruhnya. Hal ini disebabkan

karena sejumlah besar Sinusoid, fungsi hemopoetik

• Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan sarang-sarang sel yang

menghasilkan sel darah merah dan putih.

11

Page 12: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan terakhir kehidupan dalam

rahim.

• Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah yang tertinggal. Pada saat

ini berat hati ± 5% dari berat badan seluruhnya

• Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya

empedu oleh sel-sel hati.

• Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cysticus telah berkembang. Ductus

cysticus bersatu dengan ductus hepaticus membentuk ductus choledochus.

• Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pencernaan, sehingga isi saluran

pencernaan berwarna hijau gelap.

• Karena perubahan kedudukan duedenum, muara ductus choledochus berangsur-

angsur bergeser dari depan ke belakang.

• Akibatnya ductus choledochus menghilang dibelakang duodenum.

Pankreas

• Dibentuk oleh : tunas pancreas dorsal dan tunas pancreas ventral yang berasal dari

epitel entoderm duodenum

• Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas

dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus.

• Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral

bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.

• Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas

dorsal.

• Ductus pancreaticus mayor bersama-sama dengan ductus choledochus bermuara di

papila duodeni mayor.

• Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor.

• 10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan.

12

Page 13: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Pulau-pulau langerhans.

• Berkembang dari jaringan parenchim pancreas pada ketiga kehidupan janin.

• Tersebar diseluruh kelenjar.

• Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5.

• Kadar insulin janin tidak tergantung pada kadar insulin ibunya.

Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)

• Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan

mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer.

• Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus

vitellinus yang sempit.

• Bagian cranial jerat usus akan membentuk : Bagian distal duodenum, yeyenum, ileum

(sebahagian)

• Bagian caudal jerat usus akan membentuk : bagian bawah ileum, caecum, appendix,

colon ascenden, 2/3 proximal colon transfersum

• Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada

orang dewasa yang dikenal sebagai : diferticulum meckel dan diverticulum illeal

Perputaran usus tengah

• Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar

disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior.

• Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:

– 90% selama herniasi

– 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.

– Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.

• Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain

bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.13

Page 14: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

Perkembangan usus sederhana belakang

• Usus sederhana belakang membentuk : 1/3 distal colon transversum, colon ascendens,

sigmoid, rectum, bagian atas canalis analis

• Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di

lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan).

• Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.

• Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois

dan usus belakang.

• Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi :

– Sinus urogenitalis sederhana (depan)

– Canalis anorectalis (belakang)

• Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis

yang akan terbagi menjadi :

– Membran analis (dibelakang)

– Membran urogentalis (didepan)

• Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8

selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang anus

atau proktodium.

14

Page 15: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara

rektum dan dunia luar.

• Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh A.mesenterica

inferior

• Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh A.pudenda

interna.

• Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.

2) Anatomi Sistem Pencernaan

lubang mulut (rima oris) labium supus & infus angulus oris

tdd: - vestibulum oris

- cavum oris : atap palatum (durum & mole)

isi cavum oris: - lingua - dental

lidah apex, radix, dorsum & facies infor mrpk bgn otot ditemukan papila

15

Page 16: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

Kelenjar sekitar mulut

- gld. parotis retro mandibularis, cauda auricula v. oris (// gigi m2 maxilla)

- gld sublingualis corpus mandibula plica sublingualis

- gld submandibularis medial mandibula plica lingualis

Faring

basis cranii c6 pjg ± 12 cm, terbagi :

- nasopharynx (1) blkg cavum nasi s/d p. mole

- oropharynx (2) p. mole s/d epiglotis

- laryngopharynx (3) postor epiglo-tis oesphagus

16

Page 17: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

OESOPHAGUS

tdd otot, pjg 23 – 25 cm

mulai pharynx (c6) – lambung (th11)

tbg: - pars cervicalis - pars thoracalis - pars abdominalis

mdpt pblh darah : a. thyroidea infor, cab. aorta thoracalis, a. gastrica sinistra

lambung (gaster)

2 muara cardiac & pylorus

2 curvatura mayor & minor

2 incissura cardiac & angularis

fiksasi lambung : omentum mayus & minus, ddg blkg abd cardiac

pblh drah: a. gastrica sinistra, a. gastroepiploica, a. gastrica brevis, pblh balik

mengikuti nadi

17

Page 18: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

INTESTINUM TENUE

pjg, mesenterium & bagian. tdd: duodenu, myeyunu, ileum

duodenum

- btk spt huruf c, tdd 4 bgn: supor , asc, desc & infor

- muara duc choledochus & pancreaticus

- pblh darah : gastroepiploica sin, pancreatico duodenale a. mesenterica supor

yeyunum & ileum ddg blkg abd mesen terium intestinum tenue mesosteniale

pjg ± 6 m, mengisi sbgn besa rongga abd

perbedaan struk. letak, pjg, & jar. limfoid.

pblh drh cab. a. mesenterica sup.or a. yeyunalis & ilealis

INTESTINUM CRASSUM

- btk spt ∩ & usus halus haustra, appendix epi-ploica & taenia tdd:

18

Page 19: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

- caecum muara ileum valvula ileocaecalis fossa iliaca dextra

- appendix limfoid

- colon ascendens

- colon transversum flexura coli dextra

- colon descendens flex. coli sinistra

- colon sigmoid, pblh darah a. mesen terica supor & infor

RECTUM

colon sigmoid 12 – 15 cm, menembus diafragma pelvis canalis anal

anus lubang bawah canalis anal coklat kemerahan & berkerut kontraksi m.

sphinc- ter ani externa & interna

pblh darah: cab. a. mesenterica infor & a. iliaca interna

tdd

- a. rectalis supor cab. a. mesenterica infor

- a. rectalis media a. iliaca interna

19

Page 20: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

- a. rectalis infor cab a. pudenda interna anastomose dg a. rectalis media pblh balik

mengikuti arteridpt terjadi hemoroid interna dan externa

Hepar

facies supor lobus dextra & sinistra

facies infor postor alur bbtk h fossa sagitalis sinistra lig. teres hepatis

lobus caudatus & quadratus

fossa sagitalis dextra vesica fellea & v. cava inferior, grs melintang porta

hepatis

VESICA FELLEA

pjg ± 8 cm, berisi 40-80 cc, tdd bgn: fundus, corpus & collum

ditemukan duct. cysti- cus gab. dg duct. hepaticus ductus choledochus

pblh darah a.cystica cab. hepatica dextra, pblh balik v. porta

PANCREAS

bbtk hrf j, tltk serong, tdd caput, collum, corpus & cauda

kel exo & endokrin, pd corpus bjln a. lienalis, cauda lien

ductus pancreaticus

lien (spleen)

tltk dlm iga ke 9, 10 & 11, mrpk organ limfoid

memp. permukaan diafragma & viceral (lambung, ginjal & colon)

hillus lienalis pblh darah a. lienalis cab. truncus coe-liacus

pblh balik v. lienalis v. porta

3) Persarafan pada saluran pencernaan

Esofagus

20

Page 21: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

a. Persarafan utama esofagus dipasok oleh serabut-serabut simpatis dan

parasimpatis dari sistem saraf otonom

b. Serabut parasimpatis dibawa dari nervus vagus yang dianggap sebagai

saraf motorik esofagus

c. Fungsi simpatis masih kurang diketahui

d. Selain persarafan ekstrinsik tersebut, terdapat jala-jala serabut saraf

intramural intrinsik dari antara lapisan otot sirkular dan longitudinal

(pleksus auerbach) berperan dalam mengatur peristaltik esofagus normal.

Jala-jala saraf intrinsik kedua (pleeksus meissner) terdapat di submukosa

saluran gastrointestinal, tetapi agak tersebar dalam esofagus .

Lambung

a. Mendapat suplai saraf ekstrinsik dari sistem saraf otonom

b. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan

melalui nervus vagus yang mencabangkan ramus gastrika, pilorika, dan

seleaka

c. Persarafan simpatis disuplai melalui nervus splanchnicur mayor dan

ganglia seliaka

d. Jalur saraf intrinsik dan meissner yang memudahkan komunikasi dan

koordinasi motilitar dan sekresi gastrointestinal.

Usus halus

a. Dipersarafi oleh cabang-cabang sistem saraf otonom : rangsangan

parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan motilitas

b. Saraf intrinsik akan menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus

auerbach yang letaknya dalam lapisan muskular dan pleksus meissner di

lapisan submukosa.

Usus besar

21

Page 22: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

a. Dipersarafi sistem saraf otonom, kecuali sfingter eksterna yang berada

dalam pengendalian volunter

b. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon

transversum dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral menyuplai

bagian distal

c. Serabut simpatis meninggalkan medula spinalis melalui saraf spanknicus

d. Rancangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi serta merangsang

sfingter rektum, parasimpatis punya efek berlawanan.

Fisiologi sistem pencernaan

1) Mulut

Bibir : membantu memperoleh, mengarahkan, menampung makanan di mulut

Langit-langit(palatum) : atap lengkung, memisahkan mulut dengan saluran

hidung

Uvula : menutup saluran hidung saat menelan

Lidah : otot rangkamemandu makanan saat mengunyah dan menelan

dengan adanya papil pengecap

Gigi : mengunyah, menguraikan, mencampur dengan air liur, merangsang

sekresi pencernaan

Saliva : memulai pencernaan karbohidrat, higiene mulut, dan mempermudah

bicara serta menelan.

2) Faring dan Esofagus

Tempat lewatnya makanan

3) Lambung : menyimpan makanan sampai disalurkan ke usus halus dengan

kecepatan yang sesuai(dicerna dan diserap), lambung menyalurkan sedikit

demi sedikit dalam usus halus.

22

Page 23: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

4) Usus halus : tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan

penyerapan.

5) Usus besar : Organ penyimpanan dan pengeringan serta pembentukan

konsepsi padat(feses).

4) SISTIM DIGESTIVUS

1. Tractus digestivus: cavum oris, pharynx, oesophagus, gaster, intestinum tenue,

intestinum crassum

2. Kelenjar pencernaan

– Kelenjar pada dinding tractus digestivus

– Kelenjar di luar dinding tractus digestivus: glandula parotis, glandula

submandibularis, glandula sublingualis, hepar dan vesica vele, pancreas

Cavum oris

• Batas/dinding : depanlabium oris, sampingbuccae = pipi, atappalatum,

lantai diaphragma oris, belakangfaucium

• Isi : gigi-geligi, lidah

• Kelenjar: kelenjar pada dinding (seromukosa), kelenjar di luar cavum oris, kelenjar di

luar cavum oris

• Dilapisi epitel berlapis gepeng tidak bertanduk

Labium oris : dilapisi oleh kulit kelanjutan kulit wajah

– Pars marginalis : lanjutan kulit tanpa rambut( 2 mm)

– Pars intermedia = rubrum labii

• Epitel: epitel gepeng berlapis, sedikit keratinisasi

• Lamina propria: tonjolan-tonjolan tinggi banyak mengandung

anyaman pembuluh darah

– Pars mucosa23

Page 24: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Membrana mucosa, lanjutan dari rubrum labii

– Epitel gepeng berlapis tanpa keratinisasi

– Lamina propria mengandung glandula labialis

– M. Orbicularis oris : Otot seran lintang memanjang melingkari celah bibir

Lingua

• Bagian-bagian: Apex linguaeujung bagian depan, Corpus linguaebadan lidah,

Radix linguaepangkal lidah

• Permukaan: dorsum linguae, facies mylohyoidea

• Gambaran histologis: dilapisi oleh membrana mucosa pada dorsum linguae yang

kasar , papilla lingualis, glandula lingualis: kelenjar serosa/mukosa, musculi

lingualis otot intrinsik (seran lintang), papilla lingualis

• Tonjolan membrana mucosa

– Papilla filiformis

• Tonjolan sebagai benang, panjang 2 - 3 mm

• Memenuhi sebagian besar permukaan depan

• Ujung-ujung tonjolan epitel berkeratin

– Papilla fungiformis

• Warna merah: banyak anyaman pembuluh darah

• Berada di antara pap. Filiformis

• Jumlah kurang daripada pap. Filiformis

• Tonjolan berbentuk jamur, mengecil di bawah, permukan licin

• Lam. Propria membentuk tonjolan sekunder

– Papilla foliata

24

Page 25: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Lipatan-lipatan pada tepi samping lidah

• Pada manusia: rudimenter, banyak pada hewan mengerat

Jaringan dentis

• Terdiri dari: corona dentis, collum dentis, radix dentis

• Bagian keras

– Substantia adamantina = dentinumseluruh bagian gigi, kecuali cavum

dentis dan canalis radicis dentis

– Substantia enamelum : menutupi corona dentis, bagian terkeras

• Bagian lunak

– Pulpa dentis : jaringan pengikat, dalam cavum dentis

• Jaringan penunjang

– Substantia cementum : menutupi radix dentis

– Membrana periodontalis

– Processus alveolaris

– Gingiva

Struktur histologis gigi

Glandula salivarius

• Klasifikasi berdasarkan letak:

25

Page 26: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

– Diluar cavum oris (masing-masing sepasang): glandula parotis, glandula

submandibularis, glandula sublingualis

– Dalam dinding cavum oris : glandula labialis, glandula buccalis, glandula

palatina

– Dalam cavum oris : glandula lingualis

• Muara kelenjar : cavum oris

Struktur umum glandula salivarius

• Kelenjar mukosa:Pars secretoriapanjang, tubuler bercabang

• Kelenjar serosa murni dan campuran:Pars secretoriabervariasi dari bentuk asinus

sederhana sampai bentuk tubulo-asiner

• Sistem percabangan ductus excretorius:

– Ductus intralobularis : ductus intercalatestipis, bercabang, ductus

striatuslebih besar, sel epitel bergaris

– Ductus lobularis

– Ductus interlobularis

– Ductus excretoris primarius

Gambaran umum lapisan dinding traktus digestivus

• Struktur dinding

– Membrana mucosa : epitel, lamina propria (jaringan pengikat), muscularis

mucosae

– Tela submucosa : jaringan pengikat terdapat plexus submucosus

– Tunica muscularis : plexus myentericus, stratum circulare, stratum

longitudinale

– Tunica serosa/tunica adventitia : jaringan pengikat, sebagian dilapisi oleh sel-

sel mesotel26

Page 27: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Lokasi kelenjar (mukosa) : dalam dinding, diluar dinding

Oesophagus

• Gambaran umum:

– Panjang: sekitar 25 cm

– Lokasi: sebagian besar dalam cavum thoracis, 2 - 4 cm di bawah diaphragma

– Fungsi: mengangkut makanan dari mulut

• Struktur mikroskopis:

– Membrana mucosa (tebal: 500 m m - 800 mm, melipat-lipat)

• Epitel gepeng berlapis tidak berkeratin

• Lamina propria: jar. Pengikat longgar, jar. Limfoid

• Tunica muscularis mucosae: otot polos longitudinal 200 mm

– Tela submucosa : jaringan pengikat longgar, jar. Limfoid, kelenjar

– Tunica muscularis (tebal: 0,5 mm - 2,2 mm) : stratum circulars, stratum

longitudinal, 1/4 bagian atas: otot seran lintang, 1/4 tengah bertahap diganti

otot polos, 1/3 bagian bawah otot polos

– Tunica adventitia: jaringan pengikat

Gaster

• Bentuk sebagai kantong dalam cavum abdominale

• Dibungkus oleh tunica serosa

• Bagian:cardia, fundus, corpus, pylorus

Gambaran histologis gaster

• Membrana mucosa

– Tidak rata membentuk rugae

27

Page 28: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

– Epitel: silindris, tanpa sel goblet

– Lamina propri : glandula gastricabermuara dalam foveola gastrica

– Lamina muscularis mucosae otot polos

• Tunica submucosa : jaringan pengikat longgar

• Tunica muscularis : stratum obliqum, stratum circulare, stratum longitudinale

• Tunica serosa : jaringan pengikat dilapisi oleh mesotel

Intestinum tenue

• Panjang: 4 - 8 m

• Bagian-bagian:

– Duodenum: retroperitoneal, panjang: 25 cm

– Jejunum: intraperitoneal

– Ileum: intraperitoneal

• Fungsi umum : melanjutkan pencernaan, absorbsi makanan

• Upaya perluasan permukaan absorbsi:

– Tingkat sel: mikrovili pada permukaan sel epitel

– Tingkat membrana mucosa: villi intestinales

– Tingkat tela submucosa: plica circularis/valvula kerckringi

Intestinum crassum

• Cakupan:

– Coecum : appendix vermicularis: intraperitoneal

– Colon:

• Colon ascendens: retroperitoneal

28

Page 29: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Colon transversum:: intraperitoneal

• Colon descendens: retroperitoneal

• Colon sigmoideum:: intraperitoneal

– Rectum: dalam cavum pelvis

– Anus

• Dinding: membrana mucosa, tela submucosa, tunica muscularis, tunica

adventitia/tunica serosa

Coecum et colon

• Bagian-bagian : coecum, colon ascendens, colon transversum, colon descendens,

colon sigmoideum

• Tampilan

– Dari luar : dibagi dalam penggal-penggal yang menggem-bung disebut

haustra, terdapat tiga jalur: taenia coli

– Dari dalam : permukaan membrana mucosa licin tanpa lipatan-lipatan

• Membrana mucosa:

– Permukaan dalam licin

– Tidak membentuk plica circularis dan villus intestinalis

– Epitel : sel absorbtif

– Lamina propria: tidak ada kekhasan, mengandung jar. Limfoid

– Crypta lieberkuhn :tubuler lurus , > panjang daripada int. Tenue (0,5 mm),

terutama sel-sel absorbtif, sel piala sangat banyak, tidak ada sel paneth, sel

entero-endokrin dalam jumlah lebih sedikit

– Muscularis mucosae: strat. Circulare&longit

• Tela submucosa: tidak ada hal yang khas

29

Page 30: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Tunica muscularis:stratum circulare, stratum longitudinale: membentuk 3 taenia

Appendix vermicularis

• Penampilan : berpangkal pada coecum, sebagai cacing dengan ukuran 2 - 8 cm

• Mikroskopis:

– Lapisan dinding yang sama dengan bagian lain

– Lumen kecil bentuk bersudut

– Crypta lieberkuhn:dengan arah radier secara ireguler, panjang tidak sama,

sedikit sel piala, sel epitel silindris selapis dengan mikrovili

– Jaringan limfoid : mencolok, memenuhi seluruh lamina propria

– Muscularis mucosae: kurang berkembang

– Tela submucosa : jaringan pengikat tebal, anyaman pembuluh darah

Rectum

• Panjang: 12 cm

• Bagian-bagian:

– Ampulla recti

• Bentuk: membesar

• Membrana mucosa:bagian atas terdapat 3 lipatan mukosa transversal,

struktur: sama dengan pada colon, crypta lieberkuhn lebih panjang: 0,7

mm

– Canalis ani (panjang 4 cm)

• Diameter mengecil

• Membrana mucosa:melipat longitudinal, columna rectalis morgagni,

cypta lieberkuhn memendek dan menghilang sebelum anus, epitel

silindris selapis berubah menjadi epitel gepeng berlapis

30

Page 31: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

Anus

• Epitel:

– Epitel silindris selapis berubah menjadi epitel gepeng berlapis

– Epitel berubah menjadi epidermis kulit: setinggi m. Sphincter ani externa (otot

seran lintang), glandula sebacea, glandula circumanalis (apokrin)

• Lamina propria:mengandung plexus venosus besar, vena membesar menjadi

hemoroid

• Tunica musculare

– Stratum circulare berakhir menjadi M. Sphincter ani interna

Hepar

• Organ kelenjar terbesar (1500 gr)

• Dibungkus oleh kapsul jaringan pengikat`

• Satuan makrokoskopis : lobus dexter, lobus sinister, lobus centralis/ lobus quadratus,

lobus caudatus

• Satuan mikroskopis : lobulus hepatis klasik, lobulus portalis, acinus hepatis

• Komponen parenkhim : hepatosit, sinusoid yang dibatasi sel-el endoteldan sel

kupffer, sel perisinosuidal

Vesica fellea

• Be ntuk & ukuran : kantong berbentuk buah jambu air, 4 cm - 10 cm

• Volume: 40 - 70 ml

• Kedudukan : pada cekungan permukaan bagian bawah hepar

• Bagian-bagian : corpus, fundus, infundibulum, collum

• Fungsi:

– Menerima cairan empedu dari ductus hepaticus

31

Page 32: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

– Menyimpan dan memekatkan cairan empedu

– Melepaskan cairan empedu ke duodenum melalui ductus cysticus

Dinding vesica fellea

• Tunica serosa : Lanjutan tunica serosa dari selubung hepar, jaringan pengikat padat,

kadang2 terdapat ductus luschka, dilapisi oleh sel-sel mesotel

• Tunuca subserosa : Jaringan pengikat di bawah tunica serosa, langsung menutupi

jaringan otot polos

• Tunica muscularis : lapisan tipis jaringan sel-sel otot polos

• Tunica mucosa

– Melipat-lipat tidak teratur, ketinggiannya tergantung isi

– Epitel : silindris selapis dengan mikrovili

– Lamina propria : jaringan pengikat longgar dengan anyaman serabut elastis

dan retikuler

Pancreas

• Kelenjar pencernaan terbesar kedua

• Penampilan : memanjang, besar pada caput dan mengecil pada cauda pancreatis

(sebelah kiri)

• Kedudukan : retroperitoneal di antara kelokan duodenum

• Ukuran : panjang: 20 - 25 cm, berat: 65 - 160 g

• Bagian-bagian : caput pancreatis, corpus pancreatis, cauda pancreatis

• Jaringan : Jaringan kelenjar asiner di seluruh kelenjar pancreas, tersebar pulau-pulau

langerhans

5) Kelainan Kongenital sistem pencernaan

Sindroma lengkung pertama

32

Page 33: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

• Terjadi karena kegagalan / perkembangan abnormal lengkung pharynx pertama

• Sindroma treacher collins (Dysostosis Mandibulo Facialis)

- telinga luar abnormal

- kelainan telinga tengah dan dalam

- hipoplasia tulang pipi dan rahang bawah

- kelainan kelopak mata bawah

Sindroma Piere Robin

• Hipoplasia rahang bawah

• Palatoschizis

• Kelainan telinga dan mata

Tongue – tie = ankyloglossia

• Lidah tidak bebas dari mulut

• Penyebab : tidak terjadi degenerasi sel pada dasar mulut, sehingga lidah terikat pada

dasar mulut

Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi sel yang luas, yang tersisa hanya :

FRENULUM

Sumbing bibir dan langitan. Didepan foramen incisivum terjadi :

• Sumbing bibir lateral

• Sumbing rahang atas

• Sumbing antara langitan primer dan sekunder

Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis

• Kelainan ini akibat :

1. Penyimpangan septum eosophagotracheale ke posterior

33

Page 34: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

2. Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding dorsal usus depan sederhana

ke arah anterior

• Bentuk yang paling sering ditemukan:

1. Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu

2. Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui saluran sempit.

• Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.

• Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara kedalam trachea.

• Stenosis Pylorus

– Disebabkan oleh otot-otot melingkar di daerah pylorus menebal sehingga

terjadi penyempitan rongga pylorus

– Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan

proyektil

• Atresia kandung empedu

– Pada mulanya kandung empedu merupakan alat yang berongga. Akibat

proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk

sementara waktu. Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga

tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap

• Atresia saluran empedu.

– Saluran didalam dan luar hati juga mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi

tak terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya

34

Page 35: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

sebagian kecil ductus choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus

proximal terhadap atresia sangat melebar.

– Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.

• Bentuk ganda vesica felea.

4. Pembelahan sebagian vesica felea

5. Diverticula pada kandung empedu.

Kelainan Pankreas

1. Pancreas yang berbentuk cincin

– Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam keadaan normal bersatu dan

berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal.

– Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri

bergeser kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh

pancreas yang berbentuk cincin.

– Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan

penyumbatan.

2. Pancreas heterotopik

– Keadaan dimana jaringan pancreas dapat ditemukan mulai dari ujung distal

oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana.

35

Page 36: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

– Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum

Meckel.

Kelainan Intestinum

1. Fixasi jerat-jerat usus.

terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa

daerah, sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-

jerat usus tertentu akan melekat pada kedudukannya.

2. Sisa-sisa ductus vitellinus.

a. Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap ada membentuk sebuah kantong

pada illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini

terletak ± 40-60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan

dengan mesenterium.

b. Fistula umbilicalis atau fistula vitellina.

Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk

hubungan langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja

dapat keluar melalui pusat.

c. Kista vitellina atau enterocystoma.

Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan

bagian tengah membetuk kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi

rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya sehingga

menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.

3. Omphalocele

Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga perut, akibatnya

jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada

saat lahir herniasi jerat-jerat ini menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali

pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.

4. Hernia umbilicalis congenitalis

36

Page 37: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

Pada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak ditemukan,

sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh amnion.

Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos lagi keluar

pada masa janin, sehingga menonjol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan

amnion tanpa kulit. Pada kasus yang berat semua alat dalaman termasuk hati

ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis

atau gastroschiziz.

Kelainan Anus

1. Anus imperforatus dan atresia ani.

– Pada kasus yang ringan canalis analis berakhir buntu pada membran analis

yang hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.

– Pada kasus yang berat dapat ditemukan lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa

disebabkan : Kegagalan perkembangan lobang anus, atresia recti

2. Fistula recti

– Sering berhubungan dengan anus imperforatus.

Dapat ditemukan :

• Antara rectum dan vagina (fistula recto vaginalis)

• Antar rectum dan vesica urinaria atau uretra (fistula urorectalis)

• Didaerah perineum (fistula recto perinealis)

6) Korelasi Klinis Sistem Pencernaan

1) Akalasia

Gangguan hipomotilitas yang jarang terjadi. Gangguan ini ditandai

oleh peristaltik korpus esofagus yang lemah dan tidak teratur atau

aperistaltik, meningkatnya tekanan esofagus bagian bawah,, dan

37

Page 38: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

kegagalan sfingter esofagus bagian bawah untuk berelaksasi secara

sempurna sewaktu menelan.

2) Hernia Hiatus

Herniasi bagian lambung dalam dada melalui hiatus esofagus

diafragma.

3) Gastritis

Suatu keadaan peradangan atau pendarahan mukosa lambung yang

dapat bersifat akut, difus, atau lokal.

4) Ulkus Peptikum

Putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di bawah

epitel.

5) Apendisitis

Peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ

tersebut. Penyebabnya infeksi bakteri, penyumbatan saluran apendiks

karena feses yang keras, cacingan, dan adanya benda asing dalam

tubuh.

38

Page 39: Laporan Tutorial Blok 1.4 Minggu I

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:Buku

Kedokteran EGC .

Yanwirasti, komunikasi, 2010.

Gusti Revilla, komunikasi, 2010.

Sudirman Lubait, komunikasi, 2010.

39