Laporan Mikpang 2

9
 Eki Firdaus A 240210110009 V. Pembahasan Pembiakan mikroorgansime di laboratorium memerlukan media yang  berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme. Zat hara digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolism dan pergerakan. Biasanya, media biakan mengandung air, sumber energi, zat hara seperti karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta trace elements. Dalam bahan dasar media ini dapat pula ditambahkan faktor  pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau nukleosida (Lay, 1994). Untuk menumbukan suatu mikroorganisme yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme  bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993). Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam  bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri  berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan  pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).

Transcript of Laporan Mikpang 2

Page 1: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 1/9

 

Eki Firdaus A240210110009

V. Pembahasan

Pembiakan mikroorgansime di laboratorium memerlukan media yang

 berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme.

Zat hara digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam

metabolism dan pergerakan. Biasanya, media biakan mengandung air, sumber 

energi, zat hara seperti karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta

trace elements. Dalam bahan dasar media ini dapat pula ditambahkan faktor 

 pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau nukleosida (Lay, 1994).

Untuk menumbukan suatu mikroorganisme yang pertama harus dilakukan

adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu

medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme  bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya

nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air 

sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada

medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air 

sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium

fosfat (Hadioetomo, 1993).

Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi

kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam

  bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui

membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi

yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri dalam medium juga

memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar 

harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri

  berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila

disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian

ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri.

Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan

  pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk,

1993).

Page 2: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 2/9

 

Eki Firdaus A240210110009

Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH

yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu

 basa, kecuali Vibr io cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga

merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil,

suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993).

PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan

dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu

asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat

hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam

untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu

tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan

(Dwidjoseputro, 1994).Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya; untuk mengisolasi

mikroorganisme tertentu, untuk mengidentifikasi mikroorganisme, dan untuk 

mempelajari kemampuan penghambatan pertumbuhan mikroorganisme (Anonim,

2011).

Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam

 bentuk padat, semi-padat dan cair. Media padat diperoleh dengan menambahkan

agar. Agar berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai bahan pemadat

karena tidak diuraikan mikroorganisme, dan membeku pada suhu 45º C.

Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam media sekitar 1,5 ± 2 % (Lay,

1994). Media cair tidak menggunakan pemadat, biasanya digunakan untuk melihat

motilitas (pergerakan) mikroorganisme. Media semi-padat hanya mengandung

  pemadat sebesar 0,75 %, digunakan untuk mikroorganisme yang membutuhkan

 banyak air ( Anonim, 2011).

Secara kimiawi, media biakan dibedakan menjadi media sintetik dan

media non-sintetik (alami). Pada media sintetik, kandungan dan isi bahan yang

ditambahkan diketahui secara terperinci. Media sintetik sering digunakan untuk 

mempelajari sifat faali dan genetika mikroba. Senyawa anorganik dan organic

yang ditambahkan dalam media sintetik harus murni, sehingga harganya

seringkali mahaL (Lay, 1994).

Page 3: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 3/9

 

Eki Firdaus A240210110009

Media non-sintetik menggunakan bahan yang terdapat di alam; bahan-

 bahan ini biasanya tidak diketahui kandungan kimiawinya secara rinci. Sebagai

contoh, bahan yang sering digunakan dalam media non-sintetik adalah ekstrak 

daging, pepton, ekstrak ragi dan kaldu daging. Kadangkala dalam media ini

ditambahkan darah, serum, vitamin, asam amino atau nukleosida. Bahan-bahan ini

diperlukan mikroorganisme tertentu untuk pertumbuhannya. Media non-sintetik 

sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi karena mudah disiapkan dan

harganya lebih murah dibandingkan media sintetik. Selain itu media ini dapat

digunakan untuk membiakkan berbagai macam mikroba (Lay, 1994).

Selain media sintetik dan non-sintetik, ada juga media semi-sintetik.

Media ini komponennya dan takarannya sebagian diketahui dan sebagian lagi

tidak diketahui dengan pasti. Contohnya adalah media Nutrient Agar dan PotatoDextrose Agar.

Menurut Anonim (2011), media terbagi menjadi beberapa macam

 berdasarkan fungsinya,, yaitu:

y  Media umum, untuk pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme,

misalnya media potato-dextrose agar (jamur dan yeast), nutrient-broth

(bakteria).

y  Media pengaya (enriched media), untuk memberi lingkungan

  pertumbuhan sau jenis bakteria agar tumbuh sangat cepat misalnya

selenite-broth medium (Salmonella typhi)

y  Media selektif, yang hanya bisa ditumbuhi mikroorganisme tertentu

saja, misalnya Salmonella-Shigella agar.

y  Media diferensial/pembeda, untuk menentukan mikroorganisme

tertentu, misalnya media darah-agar untuk bakteri hemolitik,

A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus flavus & A. parasiticus.

y  Media penguji, untuk menguji senyawa tertentu dengan bantuan

mikroorganisme, misalnya untuk menguji vitamin, asam amino,

antibiotik, residu pestisida, dll.

Potato Dextrose Agar (PDA) termasuk medium semi-sintetik karena

tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA

merupakan media umum yang digunakan untuk menumbuhkan semua jenis jamur.

Page 4: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 4/9

 

Eki Firdaus A240210110009

Komposisi yang digunakan pada medium PDA:

y  Kentang (200g), sebagai sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan

energi.

y  Dextrose (15 g), sebagai sumber gula dan energi.

y  Aquadest (1 L), untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.

y  Agar, untuk memadatkan medium PDA.

 Nutrient Agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas

 bahan alami (daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). NA merupakan media

umum yang digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri.

Komposisi yang digunakan pada medium NA:

y  Beef Extract (3g), sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen

organik dan senyawa karbon.y  Pepton (5 g), sebagai sumber utama nitrogen organik dan sumber 

nutrisi.

y  Agar, untuk memadatkan medium NA.

y  Aquadest (1 L), untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.

PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi

di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic

hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L

kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini

termasuk media umum karena baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis

mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate

yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta

ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks (Prasetyo, 2009). Media ini termasuk 

media semi-sintetik karena mengandung bahan alami (yeast extract) dan bahan

sintetik (casein enzymic hydrolisate dan dextrose). PCA biasa digunakan untuk 

menghitung total koloni mikroba.

Setelah media biakan disiapkan, media ini harus disterilkan terlebih dahulu

sebelum dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Bila media biakan

yang disiapkan tidak disterilkan dan dibiarkan selama beberapa hari,

mikroorganisme pencemar akan tumbuh dan menyebabkan kekeruhan media.

Mikroorganisme pencemar menyebabkan seseorang tidak mengetahui apakah

Page 5: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 5/9

 

Eki Firdaus A240210110009

 perubahan yang terjadi dalam media disebabkan mikroba yang ditumbuhkan atau

mikroba pencemar. Proses sterilisasi berguna untuk membunuh dan

mengenyahkan semua mikroorganisme hidup yang tedapat dalam biakan. Setelah

disterilkan, media biakan siap dipakai (Lay, 1994).

Dalam laboratorium, sterilisasi media menggunakan autoklaf yang

memiliki tekanan tinggi disebabkan oleh uap air, sehinggga suhu dapat mencapai

121º C. sterilisasi terlaksana bila mencapai tekanan 15 lbs dan suhu 121º C selama

15 menit. Cairan yang tidak tahan panas dapat disterilkan dengan menggunakan

 berbagai macam saringan. Contoh cairan yang tidak dapat dipanaskan adalah urea,

  berbagai macam karbohidrat, dan serum. Lazimnya saringan yang digunakan

mempunyai pori-pori sebesar 0,45 µm (Lay, 1994).

Di laboratorium sering digunakan autoklaf vertikal. Pada jenis autoklaf inididapatkan penunjuk suhu, penunjuk tekanan, serta pengatur uap/udara (Gambar 

5.1). Autoklaf ditutup dengan skrup pengaman (Lay, 1994).

Gambar 5.1 Autoklaf Vertikal

Sumber: http://files.aneka-jamur.webnode.com/200000007-d384bd776d/clip_image0125.jpg

Tahap sterilisasi menggunakan autoklaf: 

y  Isi autoklaf dengan air sampai batas yang telah ditentukan. Air ini

 berfungsi sebagai sumber pembentukan uap air panas.

y  Masukkan media yang akan disterilkan, kemudian tutup dengan skrup

  pengaman. Dua skrup pengaman yang berhadapan diputar secara

 bersamaan agar autoklaf benar-benar tertutup dengan rapat.

Page 6: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 6/9

 

Eki Firdaus A240210110009

y    Nyalakan autoklaf, atur suhu sampai ke tingkat paling tinggi agar 

 proses pemanasan berlangsung cepat. Katup udara dibiarkan terbuka

untuk mengganti udara di dalam autoklaf dengan uap. Setelah semua

udara dalam autoklaf diganti dengan uap yang ditandai adanya tetesanair pada katup udara, tutup katup udara tersebut. Dengan ditutupnya

katup udara, tekanan dan suhu di dalam autoklaf akan terus meningkat

secara cepat.

y  Pada saat tekanan mencapai 15 lbs dan suhu mencai 121º C, proses

sterilisasi dimulai. Pertahankan kondisi tersebut selama 15 menit

dengan mengatur pengatur suhu. Jangan sampai suhu mencapai zona

merah pada penunjuk suhu untuk mencegah terjadinya ledakan akibat

tekanan yang terlalu tinggi.

y  Setelah proses sterilisasi selesai, autoklaf dimatikan dan tekanan

dibiarkan turun sampai mencapai 0. Autokalf tidak boleh dibuka

sebelum tekanan mencapai 0, karena cairan dalam tabung atau labu

dapat tumpah keluar disebabkan penurunan suhu yang mendadak.

y  Buka tutup autoklaf, kemudian ambil labu atau tabung dengan sarung

tangan tahan panas. Perhatikan bahwa peralatan dan cairan yang baru

dikeluarkan dari autoklaf bersuhu tinggi sehingga dapat menimbulkan

luka bakar pada kulit.

Untuk melihat bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan

mikroba penguji yang bersifat termofilik yaitu  Bacillus stear othermophillus.

Lazimnya mikroba ini dijual secara komersial dalam bentuk  s pore str ip. Kertas

 s pore str ip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses

sterilisasi  s pore str ip dimasukkan dalam media dextrose tryptone broth dan

diinkubasikan pada suhu 55º - 60º C. bila kaldu tetap bening setelah waktu

inkubasi, maka hal ini menunkukan bahwa autoklaf telah bekerja dengan

sempurna (Lay, 1994).

Page 7: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 7/9

 

Eki Firdaus A240210110009

VI. Kesimpulan

y  Media dibuat dengan menimbang sejumlah bahan, melarutkannya dengan

 bantuan pengadukan dan pemanasan serta mensterilkannya menggunakanautoklaf.

y  Sterilisasi alat-alat umumnya menggunakan panas, baik sterilisasi kering

dengan menggunakan oven pada suhu 170 ± 180º C selama 2 jam, atau

  pun sterilisasi basah dengan uap air panas menggunakan autoklaf pada

suhu 121º C dengan tekanan 15 lbs selama 15 menit. Selain itu sterilisasi

 basah juga dapat dilakukan dengan perebusan (suhu 100º C, waktu 5 - 10

menit), blansing (suhu 70 - 80º C, waktu 7-9 menit) dan pasteurisasi (suhu

72º C waktu 15 detik).

Page 8: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 8/9

 

Eki Firdaus A240210110009

DAFTAR PUSTAK A 

Anonim. 2011. Media Mikrobiologi. Available at http://rochem.wordpress.com/

2011/03/11/media-mikrobiologi/. Diakses 11 Maret 2012.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. 

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia: Jakarta.

Lay, B. W. 1994. Analisi Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Lim, D. 1998. Microbiology, 2nd

Edition. McGrow-Hill Book: New York 

Prasetyo, R. J. 2009. Plate Count Agar. Available at http://www.inforedia.com/

2009/11/plate-count-agar-pca/. Diakses 11 Maret 2012

Volk, W. A & Mary F. Wheeler. 1993.  M ik r obiol ogi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.

Erlangga: Jakarta

Page 9: Laporan Mikpang 2

5/14/2018 Laporan Mikpang 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-mikpang-2 9/9

 

Eki Firdaus A240210110009

Jawaban Pertanyaan

1.  Fungsi penambahan beef extract pada pembuatan media NA adalah untuk 

menumbuhkan bakteri sedangkan fungsi penambahan kentang berfungsi

sebagai sebagai sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari

20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan

kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Berbeda

karena NA lebih dominan untuk pertumbuhan Bakteri sedangkan PDA

untuk pertumbuhan kapang dan khamir.

2.  Larutan pengencer/ larutan fisiologis adalah larutan yang digunakan untuk 

mengencerkan contoh pada analisis mikrobiologi. Pengenceran dilakukan

untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapatdihitung. KH2PO4 merupakan fungisida sehingga bisa mencegah

terjadinya kontaminasi dari jamur, selain itu larutan KH2PO4 juga bersifat

 buffer sehingga mampu mempertahankan pH dari larutan pada pH sekitar 

7,2. Larutan pengencer juga bisa menggunakan senyawa lain yang masih

 bersifat buffer dan tidak mengganggu proses mikrobiologis seperti NaCl

fisiologis.