Laporan Limca b Bakteriologis Air

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil- kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru dalam kedaan mencair dapat digunakan. Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan peraturan internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional dan setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Permenkes No 416 tahun 1990 dan kualitas air minum di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Kepmenkes No 907 tahun 2002. Komponen yang diperkenankan berada di dalamair harus sesuai peraturan tersebut antara lain: 1

Transcript of Laporan Limca b Bakteriologis Air

Page 1: Laporan Limca b Bakteriologis Air

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun mahluk hidup di dunia

ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih

dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-

kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2

juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena

97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru

dalam kedaan mencair dapat digunakan.

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air

mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan peraturan

internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional dan setempat. Dalam hal ini

kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam

Permenkes No 416 tahun 1990 dan kualitas air minum di Indonesia harus memenuhi

persyaratan yang tertuang di dalam Kepmenkes No 907 tahun 2002. Komponen yang

diperkenankan berada di dalamair harus sesuai peraturan tersebut antara lain:

a) Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa.

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan

anorganik yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang

berasal dari buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan

dengan kemungkinan pencemaran oleh air buangan.

b) Kualitas kimia yang berhubungan dengan ion-ion senyawa atau pun logam

yang membahayakan, di samping residu dari senyawa lainnya yang bersifat

racun, seperti antara lain residu pestisida. Dengan adanya senyawa-senyawa ini

kemungkinan besar bau, rasa dan warna air akan berubah, seperti yang umum

disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini kelompok logam berat

seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan kehadirannya di dalam air.

1

Page 2: Laporan Limca b Bakteriologis Air

c) Kualitas biologis, berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen

(penyebab penyakit, terutama penyakit perut), pencemar (terutama bakteri coli)

dan penghasil toksin.

d) Kualitas radioaktif, berhubungan dengan aktivitas alpha dan aktivitas beta.

Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Sungai-sungai yang

menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah

organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak aman

dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septic

maupun air permukaan. Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku

sebagai jasad ”dekomposer”, artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk

mengurai atau merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga kehadirannya

dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air secara biologis. Kehadiran senyawa

hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jasad pemakai/ konsumen. Tanpa

adanya jasad pemakai kemungkinan besar akumulasi hasil uraian tersebut dapat

mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain, khususnya ikan.

Air yang berasal dari alam mengandung cukup zat makanan untuk pertumbuhan

populasi kelompok-kelompok jasad renik. Beberapa dari jasad renik tersebut dapat

menyebabkan penyakit bagi manusia. Jasad renik yang mencapai air dan menjadi patogen

bagi manusia merupakan jasad renik yang berasal dari tinja hewan maupun tinja manusia.

Jasad renik tersebut juga bisa berasal dari badan hewan atau manusia yang mati karena

penyakit infeksi. Adanya jasad renik yang menjadi patogen bagi manusia menandakan

bahwa air tersebut telah terkontaminasi dari tanah atau suatu pembuangan tinja yang

disengaja. Jasad renik tersebut mencapai tanah dan sampai ke badan air yang berhubungan

langsung dengan aktivitas manusia.

Air yang berasal dari alam bisa saja terkontaminasi dengan jasad renik patogen.

Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air dapat terjangkit dengan meminum atau

mencuci peralatan makan dalam air yang terkontaminasi atau dengan memakan kerang

yang mengkonsentrasikan jasad renik patogen bila menyaring makanannya dalam air yang

terkontaminasi. Jasad renik patogen (kuman) masuk ke tanah melalui septik tank atau lain-

lain sumber tinja manusia yang akan cepat tersaring keluar dalam tanah halus atau pasir,

tetapi dalam tanah liat atau berkapur kuman enteric dapat mengotori air sejauh beberapa

mil dari sumber pencemaran. Pada umumnya, pencemaran hanya terbatas pada lapisan-

lapisan atas dari tanah; air yang terdapat di bagian tanah dalam sekali mengandung sedikit

kuman, biasanya dari jenis tidak berbahaya dan hidup baik dalam tanah.

2

Page 3: Laporan Limca b Bakteriologis Air

B. Tujuan

Tujuan umum:

“Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kualitas bakteriologis sumber air bersih

masyarakat dengan menggunakan metoda MTFT (Multiple Tube Fermentation Technical)

versi modifikasi (tiga prinsip test).”

Tujuan khusus:

1. mahasiswa mampu melakukan pembuatan media.

2. mahasiawa mampu melakukan sterilisasi.

3. mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel air sumur.

4. mahasiswa mampu melakukan pembiakan bakteri

5. mahasiswa mampu melakukan presumtive test

6. mahasiswa mampu melakukan confirmated test

7. mahasiswa mampu melakukan complete test

8. mahasiswa mampu membaca dan menganalisa hasil pemeriksaan

9. mahasiswa mampu menentukan PTJ/MPN Total Coliform dari sampel air.

3

Page 4: Laporan Limca b Bakteriologis Air

BAB IIISI

A. Tinjauan Pustaka

Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan

kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga

permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke

tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber

daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,

kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh

karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama

(Effendi, 2003).

Penurunan kualitas air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air sumur

oleh bakteri golongan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk, buruknya

sistem pembuangan limbah masyarakat, pembuatan Wc, septik tank dan sumur resapan

yang kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari kualitas maupun tata

letaknya terhadap sumber pencemar. Hal ini dapat dilihat pada penelitian jumlah bakteri

E.coli dimana pada sumur gali yang ada di Sekolah MAN II Talang Rimbo dan industri

kopi cap Gelas Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu jumlah

E.coli yaitu >2400 MPN/100ml atau dapat beresiko tinggi karena ambang baku mutu

bakteri E.coli adalah 50 MPN/100ml (Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Bengkulu,

Dinas Kesehatan Proinsi Bengkulu, 2005).

Dalam penelitian ini air tanah diambil dari sumur di daerah penelitian dengan

batasan daerah yang jelas seperti dalam satu daerah kelurahan. Alasan pemilihan lokasi

dilihat dari masih banyak warga yang menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari

baik masak, mandi, kakus dan sebagainya. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk

4

Page 5: Laporan Limca b Bakteriologis Air

tersebut, maka akan semakin meningkat pula kebutuhan air bersih yang selanjutnya akan

cenderung menghasilkan air buangan dalam jumlah yang meningkat pula. Dan apabila

sanitasi masyarakat kurang baik maka akan terjadi pencemaran lingkungan, salah satunya

akan mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri E. coli dan Total Coliform.

Salah satu cara mengetahui penyebaran bakteri E. coli dan Total Coliform yaitu

dilakukan kajian penyebaran bakteri golongan Coliform. Kajian penyebaran bakteri

golongan Coliform, dilaksanakan dengan mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisa

data untuk mempermudah dalam menentukan objek yang akan dikaji.

Dengan membuat kajian yang jelas terhadap jumlah bakteri E. coli dan Total

Coliform serta faktor-faktor lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi bakteri tersebut

dalam berkembang biak dapat diketahui dan dikurangi dampak yang ditimbulkan oleh

bakteri E. coli dan Total Coliform pada sumur sampel di daerah tersebut.

Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya

polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-

produk susu. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk

batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobic fakultatif yang

memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada

suhu 35oC. Adanya bakteri koliform di dalam makanan/ minuman menunjukkan

kemungkinan adanya mikroba yang bersifat entero patogenik dan atau toksigenik yang

berbahaya bagi kesehatan.

Koliform dijadikan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak

baik terhadap air karena:

1. Selalu ada dalam tinja (flora normal usus vertebrata), jika koliform terdapat

dalam air menunjukkan ada pencemaran air oleh tinja yang identik dengan

adanya bakteri patogen.

2. Bisa hidup di luar tubuh manusia.

3. Jumlahnya cukup banyak.

4. Mudah dibiakkan.

5. Mudah dikenali.

Ciri-ciri koliform:

- Berbentuk basil, batang pendek,rantai (streptobasil)

- Gram negatif

5

Page 6: Laporan Limca b Bakteriologis Air

- Tidak berspora

- Cepat meragikan laktosa

- Memfermentasikan BGLB

- Jika ditanam pada EMB/ Endo Agar akan berwarna kilat logam (metalik)

Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu :

(1) koliform fekal, misalnya Escherichia coli

(2) koliform non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes.

Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia,

sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman

yang telah mati. Jadi, adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air

minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen

usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam

100 ml. Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh digunakan metode Most

Probable Number ( MPN ).

Uji Kualitatif Koliform

Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu; (1) Uji penduga

(presumptive test), (2) Uji penguat (confirmed test) dan (3)Uji pelengkap (completed test)

Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform menggunakan metode MPN.

1. Uji penduga (presumptive test)

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform

berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh

bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan

gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung

6

Page 7: Laporan Limca b Bakteriologis Air

dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam

tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan

menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan

dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah

mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif,

maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24

jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah

tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung

dengan melihat tabel MPN.

2. Uji penguat (confirmated test)

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk

asam dan gas terutama pada masa inkubasi 2 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media

BGLB secara aseptik dengan menggunakan ose dengan suhu untuk E.Coli 440C dan untuk

Total Koliform 350C.

3. Uji pelengkap (completed test)

Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri

Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke medium

EMBA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 350C selama 2 x 24

jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada EMBA, maka sampel positif

mengandung bakteri Escherichia coli.

Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam100 ml

air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih

longgar persyaratan uji coliformnya mengingat coliform belum tentu menunjukkan

adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA mensyaratkan

presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum

yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform.

Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh

positif mengandung coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian

indikator sanitasi lain seperti protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Pada air

bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia

coli. Air untuk kolam renang (primary contact water) misalnya mensyaratkan kandungan

coliform <2,4 x103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya lebih ketat, yaitu < 1 x 103

dalam 100 ml.

4. Uji identifikasi

7

Page 8: Laporan Limca b Bakteriologis Air

Dengan melakukan reaksi IMVIC (Indole, Methyl red, Voges-Proskauer tes,

penggunaan Citrat).

B. Alat dan Bahan

Praktikum dilaksanakan selama 2 minggu:

HARI PERTAMA

ALAT JUMLAH

Botol gelap + tutup

Tabung Reaksi (Test Tube)

Tabung Durham

Rak Test Tube

Erlemenyer 250 ml

Neraca

Gelas Kimia 250 ml

Gelas Ukur 500 ml

Batang Pengaduk

Water Bath

Inkubator

Lemari Pendingin

Autoclave

Sendok Porselin

Karet Penghisap

Kertas Koran

Kapas

11 buah

46 buah

45 buah

3 buah

2 buah

1 buah

2 buah

1 buah

3 buah

1 buah

2 buah

1 buah

1 buah

2 buah

3 buah

20 lembar

Secukupnya

BAHAN BANYAK

Laktosa Broth

BGLB

Aquades

Aquades

Larutan Phosfat

Tali

2,73 gram

14 gram

160 ml untuk Lactosa Broth

350 ml untuk BGLB

9 ml

@ 5 meter

8

Page 9: Laporan Limca b Bakteriologis Air

HARI KEDUA

ALAT JUMLAH

Pipet ukur 10 ml

Pipet ukur 1 ml

Spritus

Karet penghisap

5 buah

2 buah

3 buah

2 buah

BAHAN BANYAK

TSL dari Persumtive Test

SSL dari Persumtive Test

5 tabung reaksi

10 tabung reaksi

HARI KEEMPAT

ALAT JUMLAH

Ose

Spritus

Rak test tube

6 buah

3 buah

3 buah

BAHAN BANYAK

BGLB untuk cofirmated test 30 buah

HARI KELIMA

ALAT JUMLAH

Petridish

Neraca

Sendok porselen

Batang pengaduk

5 buah

3 buah

3 buah

1 buah

9

Page 10: Laporan Limca b Bakteriologis Air

Gelas kimia ukuran 50 ml

Gelas ukur 100 ml

Erlenmeyer 250 ml

Ose

Spritus

Water bath

Autoclave

Inkubator

1 buah

1 buah

1 buah

3 buah

2 buah

1 buah

1 buah

1 buah

BAHAN BANYAK

EMB

aquadest

9,3 gram

225 ml

HARI KEENAM

ALAT JUMLAH

Rak test tube

Gelas kimia 50 ml

Gelas ukur 100 ml

Test tube

Sendok porselen

Batang pengaduk

Water bath

Erlenmeyer

Autoclave

Neraca

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

BAHAN BANYAK

Lactosa Broth

aquadest

kapas

1,3 gram

100 mlSecukupnya

10

Page 11: Laporan Limca b Bakteriologis Air

HARI KETUJUH

ALAT JUMLAH

Ose

Spritus

Rak test tube

6 buah

3 buah

3 buah

BAHAN BANYAK

Lactosa Broth

aquadest

1,3 gram

100 ml

B. Cara Kerja

1. Pengambilan Sampel air kran

a. Pengambilan sampel dilakukan dengan botol yang telah disterilkan.

b. Flambir mulut kran tempat pengambilan sampel, biarkan air mengalir selama

1 - 2 menit.

c. Ambil air sampai penuh dengan kemiringan 450, kemudian buang sepertiganya.

d. Flambir mulut botol tersebut, kemudian tutup botol

e. Beri label pada botol dengan mencantumkan

Nama pengambil sampel : 1.Angga Restu Ananda

2.M.Hafid Assidiq

3.Irnanda Agratama

4.Rolly

5.Desma Melia Andira

6.Fitri Ermi Zayanti

7.Rima Juniati

8.Rahmi Yuniarti

9.Nursani

10.Subiana

11

Page 12: Laporan Limca b Bakteriologis Air

11.Werlin Kasmia

Lokasi pengambilan sampel : Laboratorium Politeknik KemenKes RI Padang

Jenis air : Air Kran

Tanggal pengambilan : 22 September 2011

Tujuan pemeriksaan : Mengetahui Bakteriologis Air

2. Pengambilan sampel air sumur

a. pengambilan sampel dilakukan secara aseptis dengan botol steril

b. tutup botol beserta kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan sedapat

mungkin jangan diletakkan,kalau terpaksa di letakkan harus di tempat yang kering

dengan posisi tutup terbalik.

c. ambil sampel ssampai penuh,kemudian buang sepertiganya

d. mulut botol di panaskan dengan nyala spiritus

e. beri etiket pada botol dengan mencantumkan lokasi pengambilan sampel,jenis air

(air sumur gali),tanggal pengambilan,tujuan pemeriksaan(pemeriksaan

bakteriologis) dan nama pengambilan sampel.

3. Membuat media Lactosa Broth.

terdiri dari : Lactosa Broth Kepakatan TSL

Lactosa Broth Kepekatan SSL

I. Membuat media Lactosa Broth.

Lactosa Broth digunakan untuk melakukan persumtive test. Untuk membuat media

Lactosa Broth diperlukan sebanyak 13 gram Lactosa Broth untuk setiap 1 liter medianya.

Pada praktikum ini media dibuat dengan 2 macam kepekatan yakni:

SSL (Single Strange Lactosa) 10 Tabung Reaksi, tiap tabung berisi 10 ml media

Lactosa Broth.

TSL (Triple Strange Lactosa) 5 Tabung Reaksi, tiap tabung berisi 5 ml media

Lactosa Broth.

Maka dari itu, kita melakukan dua kali proses dalam pembuatan media. Pertama,

membuat Lactosa Broth dengan kepekatan TSL, selanjutnya melakukan pengnceran untuk

membuat Lactosa Broth dengan kepekatan SSL

12

Page 13: Laporan Limca b Bakteriologis Air

Berikut hasil perhitungan Lactosa Broth yang akan digunakan dalam praktikum

pada hari pertama praktikum:

Laktosa Broth dibutuhkan 13 gram untuk 1 liter media

SSL 10 tabung reaksi, berisi 10 ml media.

TSL 5 tabung reaksi, berisi 5 ml media, memiliki kebutuhan 3 X lipat.

Lactosa Broth yang digunakan:

SSL 10 X 10 ml = 100 ml

TSL 5 X 5 ml = 25 ml

25 ml X 3 = 75 ml

Total liter-an media 100 ml + 75 ml = 175 ml

Agar memudahkan dalam proses pembagian tiga maka 175 ml ditaksir menjadi 210 ml,

berarti 175 ml 210 ml.

Berat Lactosa Broth yang akan digunakan adalah:

Membuat Lactosa Broth dengan kepekatan TSL

1. timbang Lactosa Broth 2,73 gram.

2. masukkan ke dalam gelas kimia.

3. larutkan dengan 70 ml aquades.

4. larutkan sampai homogen.

5. pindahkan kedalam labu erlemenyer.

6. panaskan menggunakan waterbath hingga medianya jernih.

7. setelah media jernih, pindahkan media sebanyak 5 ml pada tabung reaksi.

Proses pemindahan menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.

8. lakukan hal yang serupa kepada ke- 4 tabung reaksi lainnya.

9. maka, media akan bersisa 45 ml lagi, perhitungannya adalah :

media yang dibuat 70 ml

media yang terpakai 5 X 5 ml = 25 ml

jadi, sisa media adalah; 70 ml – 25 ml = 45ml

10. masukkan tabung durham ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media

dengan posisi terbalik.

13

Page 14: Laporan Limca b Bakteriologis Air

11. bolak-balik tabung reaksi secara perlahan agar tidak ada rongga udara pada

tabung durham.

12. tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.

13. lakukan hal serupa pada ke- 4 tabung reaksi lainnya.

14. sterilisasi media tersebut.

Membuat Lactosa Broth dengan kepekatan SSL

1. larutkan 45 ml dari sisa media Lactosa Broth dengan 90 ml aquades.

2. larutkan dalam labu erlenmenyer.

3. pindahkan media sebanyak 10 ml pada tabung reaksi. Proses pemindahan

menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.

4. lakukan hal yang serupa kepada ke- 9 tabung reaksi lainnya.

5. masukkan tabung durham ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media

dengan posisi terbalik.

6. bolak-balik tabung reaksi secara perlahan agar tidak ada rongga udara pada

tabung durham.

7. tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.

8. lakukan hal serupa pada ke- 9 tabung reaksi lainnya.

9. sterilisasi media tersebut.

II. Membuat media BGLB.

Untuk membuat media BGLB diperlukan sebanyak 40 gram BGLB untuk setiap 1

liter medianya. Menggunakan 30 Tabung Reaksi, tiap tabung berisi 10 ml media

BGLB.30 tabung reaksi digunakan untuk membuat media BGLB karena pada

confirmated test digunakan sampel dari hasil presumtive test, sehingga kebutuhan

tabung reaksi disesuaikan dengan hasil maksimum positif coliform dan hasil

maksimum E.Coli pada presumtive test, yaitu 15 tabung reaksi untuk total koliform

dan 15 tabung lagi untuk E.Coli.

Berikut hasil perhitungan BGLB yang akan digunakan dalam praktikum pada hari

pertama praktikum:

BGLB dibutuhkan 40 gram untuk 1 liter media

BGLB yang akan digunakan 30 X 10 ml = 300

Total liter-an media 300 ml 350 ml.

14

Page 15: Laporan Limca b Bakteriologis Air

Jadi,

Berat BGLB yang akan digunakan adalah:

Proses Pembuatan

1. timbang BGLB 14 gram.

2. masukkan ke dalam gelas kimia.

3. larutkan dengan 350 ml aquades.

4. larutkan sampai homogen.

5. pindahkan kedalam labu erlemenyer.

6. panaskan menggunakan waterbath hingga medianya jernih.

7. setelah media jernih, pindahkan media sebanyak 10 ml pada tabung reaksi.

Proses pemindahan menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.

8. lakukan hal yang serupa kepada ke- 29 tabung reaksi lainnya.

9. masukkan tabung durham ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media

dengan posisi terbalik.

10. bolak-balik tabung reaksi secara perlahan agar tidak ada rongga udara pada

tabung durham.

11. tutup mulut tabung reaksi dengan kapas.

12. lakukan hal serupa pada ke- 29 tabung reaksi lainnya.

13. sterilisasi media tersebut.

14. masukkan kedalam lemari pendingin

III. Penakaran larutan pengencer (larutan Buffer Fosfat)

1. pipet larutan Buffer Fosfat 9 ml mengginakan pipet takaran dan karet

penghisap.

2. masukkan ke dalam tabung reaksi.

3. tutup menggunakan kapas.

4. sterilisasi.

15

Page 16: Laporan Limca b Bakteriologis Air

IV. Sterilisasi alat dan bahan.

1. hidup kan autoclave, buka katup penutup dan buka penutup autoclave.

Apabila air dalam autoclave kurang, beri tambahan airnya.

2. bungkus keseluruhan alat (botol sampel, pipet takaran, penutup botol

sampel) dengan kertas koran.

3. media Lactosa Broth dan BGLB yang ada pada tabung reaksi dan bahan

larutan pengencer Buffer Fosfat dimasukkan kedalam gelas kimia 1000 ml.

4. semua alat yang telah dibungkus dan keseluruhan media dimasukkan ke

dalam autoclave.

5. tutup autoclave, dan kunci katupnya.

6. tunggu suhu autoclave sampai 1210 C atau 249,80 F.

Setelah Proses Sterilisasi:

1. setelah 15 menit, matikan autoclave.

2. buka katup pembuangan udara. Ini bertujuan agar tekanan dalam autoclave

keluar.

3. tunggu hingga udara pada katup udara berhenti atau habis.

4. buka katup pengunci katup, kemudian buka autoclavenya.

5. keluarkan alat, bahan pengencer dan media.

6. media lactosa broth digunakan untuk presumtive test pada praktikum

pertama.

7. media BGLB di simpan di dalam lemari pendingin untuk digunakan

confirmated test pada hari ke dua.

8. bahan larutan pengencer Buffer Fosfat dicampurkan dengan 1 ml dari

sampel air. Campurkan menggunakan pipet takaran dan karet penghisap.

V. Melakukan Presumtive test

Berikut bagan dari proses presumtive test:

1 ml sampel/ tabung 10 ml sampel/ tabung

5 tabung reaksi SSL 5 tabung reaksi TSL

Botol sampel

1 ml sampel

16

Page 17: Laporan Limca b Bakteriologis Air

9 ml larutan Buffer Fosfat + 1 ml sampel air

5 tabung reaksi SSL

Isi tiap tabung 0,1 ml sampel yang telah

dilarutkan dengan larutan pengencer

Berikut prosesnya:

1. pipet sampel sebanyak 10 ml sampel, masukkan ke dalam 5 tabung

reaksi TSL 10 ml

2. pipet sampel sebanyak 1 ml sampel , masukkan ke dalam 5 tabung

reaksi SSL

1 ml

3. pipet sampel sebanyak 1 ml sampel campurkan dengan 9 ml larutan

Buffer Fosfat yang telah di sterilkan. Ambil 1 ml campuran tersebut, masukkan

ke dalam 5 tabung reaksi SSL 0,1 ml.

17

Page 18: Laporan Limca b Bakteriologis Air

Cara Pemindahan Sample ke Tabung Reaksi

Lihat gambar;

18

Page 19: Laporan Limca b Bakteriologis Air

VI. Inkubasi sampel Presumtive test.

1. hidupkan inkubator.

2. susun media yang telah diberi sampel ke dalam rak tabung reaksi.

3. beri etiket.

4. masukkan ke dalam inkubator.

19

Page 20: Laporan Limca b Bakteriologis Air

5. atur suhu inkubator 350 C.

6. inkubasi selama 1 X 24 jam.

7. hasil positif lanjutkan ke Confirmated test.

VII. Melihat Hasil Presumtive Test

Media Lactosa Broth yang telah diberi sampel dan mikroorganismenya telah

diinkubasi, selanjutnya kita melihat pada tabung durham yang berada didalam test tube

media. Apabila terdapat gelembung – gelembung udara, berarti sampel air pada media

test tube tersebut positif telah tercemar tinja.

Berikut cara menandakan keadaan positif dari sampel air + media Lactosa Broth:

Tabung durham pada test tube terdapat gelembung dan berbau

Sampel Air Positif tercemar tinja manusia (E. Coli , Coliform)

Tabung durham pada test tube tidak terdapat gelembung

Sampel Air Negatif tercemar tinja manusia (E. Coli , Coliform)

Sampel yang positif tercemar tinja manusia, dilanjutkan dengan Confirmed Test.

VIII. Melakukan Confirmed Test

Semua hasil positif dari sampel Presumtive Test dipindahkan ke media Confirmed

Test (BGLB), berikut cara kerjanya:

1. pindahkan sampel menggunakan ose.

2. tiap tabung positif dipindahkan ke dalam 2 tabung BGLB untuk seri MPN

Total Coliform.

3. flambir ose sampai pijar, dinginkan ose pada pinggir media yang akan

dipindahkan, ambil sampel dengan ose pindahkan secara aseptis ke BGLB.

4. lakukan cara yang sama sampai 3 X pengulangan.

5. Bagi media BGLB tersebut menjadi 2 bagian(15 test tube untuk

pemeriksaan E.COLI,dan 15 test tube lagi untuk pemeriksaan total koliform )

6. Inkubasi dalam inkubator selama 2 X 24 jam dengan suhu 350 C untuk

pemeriksaan total koliform dan suhu 440 C untuk pemeriksaan E.COLI .

Cara Pemindahan Sample dari Tabung Reaksi Sampel I (Lactosa Broth)

ke Media BGLB secara Aseptis:

Lihat gambar;

20

Page 21: Laporan Limca b Bakteriologis Air

IX. Pembacaan Hasil Sampel Confirmated Test, Pembuatan Media Endo Agar

dan Pemindahan Sampel ke Endo Agar Complect Test.

21

Page 22: Laporan Limca b Bakteriologis Air

PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN

Hasil pemeriksaan positif confirmed test adalah dengan membandingkan

tabel MPN Index Coliform.

A) Pembuatan Media Endo Agar

1. Timbang Endo agar sebanyak 9,3 gram

2. Larutkan dalam 225 ml Aquadest

3. Panaskan dalam waterbath sampai suhu 1000 C

4. Masukkan kedalam petridis masing-masing dengan ketebalan 3 mm

5. Sterilisasi pada autoclave sampai suhu 1210 C atau 2490 F

B) Pemindahan Sampel ke Endo Agar Complect Test.

1. Panaskan ose sampai pijar

2. Dinginkan ose pada pinggir media SSL yang positif

3. Tanam ke Endo agar dengan cara Zig-Zag dengan 3x Perlakuan

4. Inkubasi media selama 2x24 jam

X. Pembacaan Hasil Sampel dari Endo Agar Complect Test, dan Pembuatan

media SSL kedua

A. Pembacaan Hasil Sampel dari Endo Agar Complect Test

ENDO AGAR YANG BERWARNA KUNING METHALIC DAN

BERLENDIR DITANAM KE SSL KEDUA

B. Pembuatan media SSL kedua

1. SSL ( Singel Streng Lactosa )

Untuk SSL kedua dibutuhkan 10 test tube (dilebihkan). Isi dalam satu

testube adalah 10 ml.

Dengan perhitungan:

SSL = 10 test tube x 10 ml x = 100 ml

100 x 13 gram = 1,3 gr Lactosa Broth

1000

2. Timbang lactosa broth sebanyak 1,3 gram

3. Masukkan kedalam gelas kimia

4. Larutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml

22

Page 23: Laporan Limca b Bakteriologis Air

5. Larutkan sampai homogen,masukkan kedalam masing- masing tabung

reaksi

6. Panaskan dalam waterbath sampai suhu 1000 C

7. Masukkan tabung durham kedalam masing-masing tabung reaksi dengan

cara terbalik, sampai tidak ada rongga dalam tabung durham

8. Tutup tabung reaksi dengan kapas.

9. Sterilisasi sampai suhu 1210 C atau 2490 F

I. Pemindahan Sampel Endo Agar Complect Test ke SSL.

1. Pijarkan ose sampai berwarna merah

2. Dinginkan ose pada pinggir media

3. Ambil endo agar yang berwarna kuning methalic atau berlendir dengan ose

4. Tanamkan ke SSL sampai 3x perlakuan

5. Inkubasi selama 2x24 jam

23

Page 24: Laporan Limca b Bakteriologis Air

BAB III

HASIL PENGAMATAN

1. HASIL PEMERIKSAAN PRESUMTIVE TEST

10 ml 1 ml 0,1 ml

Tabung Reaksi

Positif

4 3 0

2. HASIL PEMERIKSAAN CONFIRMATED TEST

Untuk hasil Total Koliform:

10 ml 1 ml 0,1 ml

Tabung Reaksi

Positif

3 1 0

Untuk hasil E.Coli:

10 ml 1 ml 0,1 ml

Tabung Reaksi

Positif

1 0 0

Dilihat dari tabel PTJ/MPN E.Coli jumlah Index MPN per 100 ml dari sampel air

adalah;

Jumlah Tabung (+) GASIndex MPN per 100 ml

10 ml 1 ml 0,1 ml

1 0 0 2

Menurut Permenkes No 907 tahun 2002 E.Coli (MPN) adalah 0 MPN E.Coli per

100 ml. Sementara pada sample air yang telah diuji, E.Coli (MPN) nya adalah 2 MPN

24

Page 25: Laporan Limca b Bakteriologis Air

E.Coli per 100ml. Jadi, air tersebut tidak memenuhi persyaratan Air Bersih Menurut

Permenkes No 416 Th 1990.

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Berdasarkan pada tabel indeks, dapat diambil kesimpulan bahwa air tersebut tercemar

dengan jumlah indeks MPN per 100 ml adalah:

10 ml = 1

1 ml = 0

0,1 ml = 0

Maka didapatkan indeks MPN per 100 ml adalah 2. Dengan itu air tersebut perlu perbaikan

kualitas secara bakteriologis. Dan dinyatakan tidak memenuhi syarat penggunaan air

bersih.

B.SARAN

Kelompok

a) Setiap anggota kelompok harus berhati-hati dan serius dalam melakukan

pratikum.

b) Setiap anggota kelompok harus menguasai cara dan langkah-langkah dalam

pemeriksaan bakteriologis air.

c) Setiap anggota kelompok harus menggunakan alat-alat dengan hati2.

Masyarakat

a) Sebaiknya masyarakat lebih peduli terhadap sumber air bersih yang

digunakan.

b) Sebaiknya masyarakat memperbaiki lingkungan dan sumber air nya demi

kesehatan masyarakat sekitar.

25

Page 26: Laporan Limca b Bakteriologis Air

LAMPIRAN 1

Tabel Index MPN per 100 ml

Ragam II; 5 X 10 ml, 5 X 1 ml, 5 X 0,1 ml

JUMLAH TABUNG (+)

GAS

INDEX

MPN per

100 ml

JUMLAH TABUNG (+)

GAS

INDEX

MPN per

100 ml10 ml 1 ml 0,1 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml

0 0 0 < 2 4 2 1 26

0 0 1 2 4 3 0 27

0 1 0 2 4 3 1 33

0 2 0 4 4 4 0 34

1 0 0 2 5 0 0 23

1 0 1 4 5 0 1 31

1 1 0 4 5 0 2 43

1 1 1 6 5 1 0 33

1 2 0 6 5 1 1 46

2 0 0 5 5 1 2 63

2 0 1 7 5 2 0 49

2 1 0 7 5 2 1 70

2 1 1 9 5 2 2 94

2 2 0 9 5 3 0 79

2 3 0 12 5 3 1 110

3 0 0 8 5 3 2 140

3 0 1 11 5 3 3 180

3 1 0 11 5 4 0 130

3 1 1 14 5 4 1 170

3 2 0 14 5 4 2 220

3 2 1 17 5 4 3 180

3 3 0 17 5 4 4 350

4 0 0 13 5 5 0 240

4 0 1 17 5 5 1 350

26

Page 27: Laporan Limca b Bakteriologis Air

4 1 0 17 5 5 2 540

4 1 1 21 5 5 3 920

4 1 2 26 5 5 4 1600

4 2 0 22 5 5 5 > 2400

27

Page 28: Laporan Limca b Bakteriologis Air

LAMPIRAN II

28

Page 29: Laporan Limca b Bakteriologis Air

29

Page 30: Laporan Limca b Bakteriologis Air

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, I Ketut D, S.Kom. 2008. Bakteri: ciri-ciri, struktur, perkembangbiakan,

bentuk dan manfaatnya. http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses tanggal 20 juni 2011

E. Pradhika. 2008. Menentukan Jumlah dan Ukuran Mikroba. http: //ekmon-

saurus.blogspot.com. diakses tanggal 2 Juni 2009

--------------. 2008. Media Pertumbuhan. http: //ekmon-saurus.blogspot.com.

diakses tanggal 15 November 2011.

--------------. 2008. Isolasi Mikroorganisme. http: //ekmon-saurus.blogspot.com.

diakses tanggal 15 November 2011.

--------------. 2008. Sterilisasi. http: //ekmon-saurus.blogspot.com. diakses tanggal

15 November 2011.

------------. 2008. Morfologi Mikroba. http: //ekmon-saurus.blogspot.com. diakses

tanggal 15 November 2011.

--------------. 2008. Aktivitas Enzimatis Mikroorganisme. http: //ekmon-

saurus.blogspot.com. diakses tanggal 15 November 2011.

Permenkes No 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih Indonesia. Di

akses 29 November 2011.

Kepmenkes No 907 tahun 2002 tentang persyaratan kualitas air minum Indonesia.

Di akses 29 November 2011.

30