Praktikum 2 (Bakteriologis Air)

55
LAPORAN PRAKTIKUM II PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS PADA AIR DANAU UNIVERSITAS HASANUDDIN NAMA : FAJAR SEPTIAN ANWAR NIM : K11111281 KELOMPOK : 2 (DUA) BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Transcript of Praktikum 2 (Bakteriologis Air)

LAPORAN PRAKTIKUM IIPEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS PADA AIR DANAUUNIVERSITAS HASANUDDIN

NAMA:FAJAR SEPTIAN ANWARNIM: K11111281KELOMPOK:2 (DUA)

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGANFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014ii

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PRAKTIKUM IIPEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS PADA AIR DANAUUNIVERSITAS HASANUDDINBAGIAN KESEHATAN LINGKUNGANFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDIN

NAMA:FAJAR SEPTIAN ANWARNIM: K11111281KELOMPOK:2 (DUA)

Makassar, Maret 2014

Menyetujui,

Koordinator AsistenAsisten

AL RICHA NASIRABDUL WAHID AKBARK 111 10 905K 111 10 282

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia sehingga laporan praktikum dengan judul Pemeriksaan Bakteriologis pada Air Danau Universitas Hasanuddin dapat terselesaikan tepat waktu.Penulis menyadari masih ada kekurangan baik dari segi penulisan maupun substansi materi yang menjadi pembahasan dalam penulisan laporan praktikum ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan guna memacu kreatifitas dalam menyusun karya-karya yang lebih baik lagi.Semoga Allah SWT senantiasa membalas pengorbanan tulus yang telah diberikan dengan segala limpahan rahmat dan hidayah dari-Nya. Akhir kata, penulis persembahkan karya ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.Wassalam,Makassar, Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULLEMBAR PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIiv

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Tujuan Percobaan3C. Prinsip Percobaan3BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Umum Tentang Air Bersih5B. Tinjauan Umum Tentang Danau7C. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Coliform9D. Tinjauan Umum Tentang Media Pertumbuhan10E. Tinjauan Umum Tentang Metode Most Probable Number (MPN)13 BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAANA. Alat dan Bahan17B. Waktu dan Tempat Pengambilan Sampel18C. Prosedur Kerja18BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan21B. Pembahasan22BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan27B. Saran27DAFTAR PUSTAKA

i

iv

LAMPIRAN

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangAir merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air bersih untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang (Effendi, 2003).Menurut Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Standar Kualitas Air Bersih, yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untukkeperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kebutuhan akan air bersih, terutama di daerah perkotaan menjadi sangat penting mengingat aktivitas kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk daerah perkotaan cukup banyak yang memanfaatkan air permukaaan, maupun ar tanah. Salah satu sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat berasal dari danau (Daud, 2011).

Selain peranan air yang sangat penting bagi manusia, air juga merupakan salah satu media yang sangat baik untuk penularan berbagai penyakit. Misalnya 1

demam typhoid, cholera, tularemia, dysentri amoeba, penyakit hepatitis infectious, guinea worm disease, dan sebagainya.Di Indonesia, tingkat pencemaran oleh mikroorganisme (bakteri atau virus) terhadap badan air maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi. Selain itu, pencemaran oleh faktor kimia dan fisika misalnya pencemaran oleh senyawa polutan (carcinogenic) perlu juga untuk diwaspadai. Hal tersebut sering muncul akibat adanya limbah yang dihasilkan oleh kegiatan laju urbanisasi dan industrialisasi, dan juga akibat penggunaan teknologi produksi yang mana sering tidak atau kurang ramah terhadap lingkungan ataupun terhadap kesehatan masyarakat.Standar kualitas air minum yang memenuhi syarat menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010 di lihat dari unsur biologis, fisik, maupun kimiawi. Dalam hal ini, indikator unsur biologi tidak boleh mengandung bakteri Coliform atau dengan kata lain Coliform = 0.Berbicara mengenai kualitas air bersih, tidak terlepas dari syarat kualitas air bersih yang meliputi syarat fisik, kimia, biologi dan radioaktif. Spesifik berbicara mengenai syarat kualitas biologi air, untuk mengetahui adanya pencemaran mikrobiologi di dalam air, maka digunakan organisme petunjuk berupa organisme golongan Coliform.Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih didalam tubuh (Randa, 2012).Pada waktu suatu sampel air minum yang di ambil ternyata tidak sesuai dengan standar atau syarat diatas (terutama unsur biologinya), maka air tersebut tidak layak untuk di konsumsi oleh manusia dan hanya di perbolehkan untuk kegiatan peternakan dan pertanian atau untuk keperluan rumah tangga lainnya.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu diadakan pemeriksaan bakteriologis pada air danau Universitas Hasanuddin yang menjadi salah satu sarana air bersih yang ada dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar.B.Tujuan Percobaan1.Untuk mengetahui keberadaan bakteri Coliform pada air Danau Universitas Hasanuddin.2.Untuk menghitung jumlah bakteri Coliform pada air Danau Universitas Hasanuddin.C.Prinsip Percobaan1.Untuk menghindari kontaminasi, alat harus disterillkan terlebih dulu.2.Pratikan dilarang untuk berbicara atau mengurangi berbicara.3.Lingkungan distrillkan dengan menggunakan alkohol.4.Alat yang digunakan harus dekat dengan Bunsen.5. Menghindari sumber-sumber yang berpotensi menyebabkan kontaminasi sampel dengan lingkungan.6. Jika dalam waktu 2x24 jam terdapat gelembung gas dalam tabung, tes dinyatakan positif. Sebaliknya, apabila tidak ditemukan gelembung gas pada tabung maka tes dinyatakan negatif.4

7. Apabila rentang waktu lebih dari 2x24 jam, sampel tidak dapat diperiksa.

BABIITINJAUAN PUSTAKAA.Tinjauan Umum Tentang Air BersihAir sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55 - 60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian), dan sebagainya. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Notoatmodjo, 2007)Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, telaga, waduk dan muara (PP. No. 82 Tahun 2001).

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air permandian adalah air yang digunakan pada tempat-tempat 5

permandian bagi umum tidak termasuk untuk pengobatan tradisional dan kolam renang, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan (Permenkes RI No. 416 Tahun 1990). Sumber-sumber air dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu (Effendi, 2003):1.Air permukaanAir permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan disebut genangan. Air yang mengalir dari daratan menuju badan disebut limpasan permukaan dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai.2.Air TanahAir tanah merupakan air yang berada di permukaan tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akuifer (air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah) yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan mempunyai permukaan bebas sedangkan air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air.

Adapun penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas (PP. No. 82 Tahun 2001):1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.3.Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.B.Tinjauan Umum Tentang DanauMenurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009, danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal. Pengertian lain menyebutkan danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun yang terbentuk secara alami karena gerakan kulit bumi sehingga bentuk dan ukurannya bervariasi (Miniagasi, 2013). Danau merupakan badan air yang tergenang permanen di daratan dan terjadi akibat adanya peristiwa geologis seperti patahan. Selain itu danau juga dapat terbentuk akibat gejala vulkanik, depresi tanah kapur, belokan sungai yang terlalu dalam dan ada juga karena buatan manusia. Di danau ditemui berbagai tumbuhan dan hewan yang merupakan bagian dari pada sistem interaksi yang dinamis dengan satu bagian mempunyai pengaruh terhadap bagian yang lainnya (Soeriatatmadja, 1981). Pada dasarnya danau memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai fungsi ekologi dan fungsi sosial-ekonomi-budaya. Fungsi ekologi danau adalah sebagai pengatur tata air, pengendali banjir, habitat hidupan liar atau spesies yang dilindungi atau endemik, serta penambat sedimen, unsur hara, dan bahan pencemar. Fungsi sosial-ekonomi-budaya danau adalah memenuhi kebutuhan hidup manusia, antara lain untuk air minum dan kebutuhan sehari-hari, sarana transportasi, keperluan pertanian, tempat sumber protein, industri, pembangkit tenaga listrik, estetika, olahraga, rekreasi, industri pariwisata, heritage, religi, dan tradisi. Terdapat berbagai ancaman penyebab kerusakan ekosistem danau baik secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Penyebab kerusakan secara alami misal banjir, gempa bumi, dan vulkanik. Sedangkan ancaman kerusakan yang diakibatkan aktivitas manusia misalnya sedimentasi, pencemaran (limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah industri), pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, memasukkan spesies eksotik, konversi lahan, perubahan sistem hidrologi, serta pembangunan permukiman (Susmianto, 2004).C.Tinjauan Umum Tentang Bakteri ColiformBakteri Coliform bersifat aerob dan anaerob fakultatif, termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang (basil), dan dapat memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar, 1958).Golongan bakteri Coli merupakan jasad indikator dalam air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai persamaan sifat gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37C dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam (Suriawiria, 1996). Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993). Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok diantaranya: 1.Coliform fecal Kelompok bakteri Coliform fecal ini diantaranya Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia (Fardiaz, 1993). Jadi, adanya Escherichia coli pada air menunjukkan bahwa air tersebut pernah terkontaminasi feses manusia. Pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat menyebabkan diare, peritonitis, meningitis dan infeksi-infeksi lainnya. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan bakteri Escherichia coli harus nol dalam 100 ml (Suriawiria, 1996). 2.Coliform non-fecal Pada kelompok Coliform non-fecal diantaranya, Enterobacter aerogenes dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara. Bakteri ini biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1993).D.Tinjauan Umum Tentang Media PertumbuhanMedium pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium untuk menyusun komponen sel dirinya. Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan hal-hal berikut (Bapelkes, 2012) :1. Isolat mikroorganisme menjadi kultur murni.2. Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,3. Menumbuhkan mikroorganisne,4. Memperbanyak jumlah,5. Menguji sifat-sifat fisiologisnya6. Menghitung jumlah mikroba.Dalam pembuatan medium pertumbuhan perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada medium. Dua jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar yang membentuknya yaitu (Bapelkes, 2012):1. Medium kompleksMedium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak diketahui secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak) berbagai jenis jaringan tumbuhan/daging/kasein/ragi yang kaya akan polipeptida, asam amino, vitamin dan mineral.2. Medium tersusun dari bahan kimia tertentu.Medium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan konsentrasi tertentu. Adapun bahan kimia yang digunakan berasal dari :a. Sumber C : glukosa, dekstrosa, sukrosa dllb. Sumber N : NH4NO3, NH4Cl, ureac. Sumber P : KH2PO4d. Sumber Vitamine. Sumber Mineral : Fe, Mn, S dllAda tiga media yang dapat digunakan untuk membedakan Escherichia coli dan mikroba lain, yaitu (Afrianto, 2008):1.Media Eosin Methylene BlueMedia ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasi laktosa seperti Escherichia coli dengan mikroba yang tidak memfermentasikan laktosa seperti S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam, sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian jika media ini digunakan pada tahap awal, karena mikroba lain juga tumbuh terutama P. aeruginosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaimanapun media Eosin Methylene Blue sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah Escherichia coli.2.Media MacConkey AgarMedia ini mempunyai keistimewaan memilah bakteri enterik gram negatif yang memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa, crystal violet dan neutral red bile salt. Kemampuan Escherichia coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata dan mengendapkan bile empedu. Koloni lain (S.aureus, P. aeruginosa dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Enterobacter, Proteus, Salmonella, Shigella, Aerobacter; Enterococcus.

3.Media MacConkey BrothBermanfaat sekali dalam memilah Escherichia coli dari mikroba lain terutama S. aureus, P. aeruginosa dan Salmonella. Adanya Oxgall dalam media berperanan dalam menghambat bakteri gram positif lain seperti S. aureus. Kandungan laktosa sangat penting untuk memilah Escherichia coli dari mikroba lain yang tidak memfermentasi laktosa, terutama P. aeruginosa dan Salmonella. Kondisi asam akan menyebabkan bromo cresol purple (berwarna ungu) berubah menjadi kuning dan adanya gas yang dapat di amati pada tabung durham. Sedangkan Salmonella dan P. aeruginosa tidak dapat mengubah warna media karena tidak memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang mampu memfermetasi laktosa dan mempunyai ekspresi pada media seperti Escherichia coli adalah Enterobacter aerogenes. Adapun cara untuk memilah E. aerogenes antara lain dengan reaksi indol. Dimana Escherichia coli mempunyai reaksi positif, sedang E. aerogenes bereaksi negatif. Dengan sifat tersebut media ini sangat baik untuk memilah Escherichia coli dari mikroba lain pada tahap awal terutama P. aeruginosa; S. aureus dan SalmonellaE.Tinjauan Umum Tentang MetodeMost Probable Number (MPN)Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung durham untuk mikroba pembentuk gas. Pada umumnya untuk setiap pengenceran digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak. Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel mikroba, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian, setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif (Fardiaz, 1993). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu (Ane, 2014):1.Uji Perkiraan (presumtive test)Tabung reaksi berisi 10 ml medium cair dicampuri laktosa diisi dengan 1-5 ml dari sampel air. Perbandingan dalam pembuatan media dan volum dari sampel yang dimasukkan bergantung pada jenis air sampel yang digunakan. Jika diduga air sampel banyak mengandung bakteri atau sangat kotor maka cukup diambil 1 ml saja untuk diinokulasikan ke dalam tabung reaksi tersebut.Di dalam tabung reaksi tersebut terlebih dahulu diletakkan tabung durham dalam posisi terbalik. Jika dalam waktu 48 jam tabung-tabung durham mengandung gas maka sampel dinyatakan positif emngandung bakteri, sebaliknya bila tidak dihasilkan gas maka sampel negatif mengandung bakteri.Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya Coliform.2.Uji Penegasan (confirmed test)Uji dapat dilakukan seperti pada uji pendugaan, hanya di dalam media perlu ditambahkan zat warna hijau berlian. Kepada medium ini kemudian dinokulasikan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang menghasilkan gas. Hijau berlian berguna untuk menghambat pertumbuhan gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon. Jika timbul gas sebelum 48 jam berakhitr maka, tes dinyatakan positif.3.Uji Kelengkapan (completed test).Uji kelengkapan ini kadang-kadang tidak dilakukan. Uji dilakukan dengaN alasan demi kesempurnaan hasil percobaan. Pada uji ini diambil inokulum dari suatu kolon pada cawan petri (uji konfirmasi cara 2). Inokulum dimasukkan ke dalam medium cair yang mengandung laktosa dan dari inokulum tersebut dibuat gesekan pada agar-agar miring. Jika kemudian timbul gas dalam cairan laktosa, lagipula pada agar-agar miring ditemukan basil-basil gram negatif yang berupa spora maka tes dinyatakan positif. . Jika pada uji penduga tidak menunjukkan adanya Coliform maka tidak perlu dilakukan uji lengkap.Hasil analisa metode MPN didapatkan dari mencocokkan dengan tabel MPN, yaitu tabel yang memberikan The Most Probable Number atau Jumlah Perkiraan Terdekat, yang tergantung dari kombinasi tabung positif (yang mengandung bakteri Coli) dan negatif (yang tidak mengandung bakteri Coli) dari kedua tahap tes. Angka MPN tersebut mempunyai arti statistik dengan derajat kepercayaan (level of significancy) 95 %.1.Apabila hasil tabung yang positif terdapat pada kombinasi tabung yang positif pada tabel MPN, maka jumlah bakteri Escherichia coli dan Coliform dihitung menggunakan tabel MPN.2.Apabila hasil tabung yang positif tidak terdapat pada kombinasi tabung yang positif pada tabel MPN maka jumlah bakteri Escherichia coli dan Coliform dihitung dengan rumus:

Keterangan:A=Jumlah tabung yang positifB =Volume (ml) sampel dalam tabung yang negatifC =Volume (ml) sampel dalam semua tabung (Depkes RI, 1977).16

BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Alat dan Bahan1. Alata. Botol sampel1 buahb. Tabung reaksi9 buahc. Pembakar Bunsen1 buahd. Tabung Durham9 buahe. Pipet1 buahf. Rak tabung1 buahg. Ose (wire loop)1 buahh. Bulp1 buahi. Inkubator1 unitj. Korek api1 buahk. Autoclave1 unit2. Bahan a. Air sampel Danau200 mlb. Tisusecukupnyac. Kaldu laktosa pekat6 ml/tabungd. Kaldu laktosa encer10 ml/tabunge. Larutan Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 6 ml/tabung

f. 17

g. Alkoholsecukupnyah. Kapassecukupnyai. Kertas labelsecukupnyaj. Alcohol SwabssecukupnyaB. Waktu dan Tempat Pengembilan Sampel1.Waktu: Rabu, 12 Maret 2014 pukul 10.30 WITA.2. Tempat: Danau Universitas Hasanuddin.C. Prosedur Kerja1.Pengambilan Sampela. Tangan dibersihkan menggunakan hand sanitizerb. Tali pengikat kertas pelindung dilepas dan penutup botol sampel diangkat atau diputar.c. Pegang botol pada bagian agak ke bawah, celupkan ke dalam air hingga kedalaman 20 cm dan 30 cm dari tep danau, dengan bibir botol menghadap ke atas, bilamana ada aliran dalam air, mulut botol harus menghadap arah arus air.d. Angkat botol sampel dari dalam danau, kemudian buang air sampel hingga tersisa 3/4 botol sampel. e. Botol disumbat atau ditutup dengan memutar kemudian dibungkus kertas coklat lalu diikat.

2. Cara Pemeriksaana.Uji Perkiraan (presumptive test)1) Tangan dan meja kerja disterilkan dengan menggunakan alkohol.2) Disiapkan tabung media laktosa sebanyak 9 tabung reaksi dengan perbandingan: 3:10 ml (laktosa broth jenis pekat); 3:1 ml (laktosa broth jenis encer), 3:0,1 ml (laktosa broth jenis encer). 3) Pipet steril dan mulut tabung media laktosa diplumbir setiap hendak memindahkan sampel.4) Dengan menggunakan pipet steril, sampel dipindahkan ke dalam tabung media dengan jumlah sesuai dengan perbandingan dan tidak jauh dari pembakar bunzen.5) Tabung media laktosa yang telah dicampur dengan sampel dihomogenkan agar media laktosa dan sampel tercampur rata kemudian diletakkan pada rak tabung.6) Kesembilan tabung dalam rak dimasukkan ke dalam inkubator selama 2x24 jam pada suhu 35C.b.Uji Penegasan (confirmed test)1) Tangan dan meja kerja disterilkan dengan menggunakan alkohol.2) Sampel dikeluarkan dari inkubator yang telah di simpan selama 2x24 jam.3) Setiap sampel di dalam tabung durham diamati, tabung yang tidak mengandung gelembung gas dipisahkan, sedangkan tabung yang mengandung gelembung gas diambil untuk uji penegasan.4) Disiapkan tabung yang berisi BGLB (brilliant green lactose bile broth) disiapkan.5) Pembakar bunzen dinyalakan.6) Ose/Wire loop disiapkan.7) Ose diplumbir. Jika ose terlalu panas maka didinginkan sebelum dicelupkan ke dalam tabung. Kemudian ose dicelupkan ke dalam sampel sebanyak 2 kali, lalu dicelupkaan lagi ke tabung yang berisi BGLB. Sebelum ose dicelpukan, maka tabung BGLB diplumbir terlebih dahulu. Begitupun sesudah dicelupkan, mulut tabung diplumbir kembali dan ditutup dengan kapas. Selama memindahkan sampel, ose dan tabung BGLB tidak boleh jauh dari pembakar Bunsen.8) Tabung yang berisi BGLB yang telah ditambahkan sampel positif menggunakan ose kemudian dihomogenkan.9) Rak tabung dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 35C selama 2x24 jam.10) Setelah 2x24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan diamati, tabung durham yang memiliki gelembung dinyatakan positif dn dilanjutkan dengan perhitungan jumlah bakteri.20

11)

BABIVHASIL DAN PEMBAHASANA.Hasil PengamatanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium Terpadu FKM Unhas, hasilpemeriksaan bakteriologis pada air danau Universitas Hasanuddin Makassar diperoleh:Tabel1Hasil Pemeriksaan Bakteriologis pada Air DanauUniversitas HasanuddinNama TabungUji PerkiraanUji Penegasan

Tabung 10 mlIIIIII+++++-

Tabung 1 mlIIIIII+++---

Tabung 0,1 mlIIIIII+++++-

(Sumber : Data Primer, 2014)Ket:+(Positif mengandung bakteri Coliform)-(Negatif mengandung bakteri Coliform)

Pada perhitungan jumlah bakteri Coliform, digunakan tabel MPN (Most Probable Number). Namun, jika tidak terdapat kombinasi angka pada tabel MPN, maka digunakan rumus JPT (Jumlah Prakiraan Terdekat), yaitu:21

B.PembahasanPada pemeriksaan kandungan bakteriologis air yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, mengambil air sampel yang berasal dari danau Universitas Hasanuddin. Alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat pengambilan sampel adalah botol sampel yang sudah di sterilkan, tali, alcohol swabs dan hand sanitizer.Pada saat pengambilan sampel, terlebih dahulu tangan disterilkan menggunakan hand sanitizer, tujuannya agar botol sampel tidak terkontaminasi dengan bakteri yang terdapat pada tangan. Selanjutnya tali dan kertas penutup botol sampel dilepas, kemudian ikat botol sampel dengan tali, buka penutup botol dan celupkan botol ke dalam danau sampai kedalaman 20 cm.Setelah botol terisi, angkat botol sampel keluar dari air, kemudian keluarkan sedikit air sampel jika botol sampel penuh, hingga air yang tersisa sebanyak 3/4 botol sampel. Hal ini dilakukan agar terdapat sisa ruang di dalam botol sampel sehingga dapat mencampur sampel sebelum diperiksa. Tetapi, sebelum mengambil air sampel, terlebih dahulu botol sampel dicuci menggunakan air sampel tujuannnya agar menghomogenkan botol sampel.Selanjutnya, tutup kembali botol sampel yang telah diisi, kemudian bungkus kembali dengan kertas penutup dan ikat. Karena ingin melakukan pemeriksaan biologis, dimana aktivitas mikrobiologis dapat berlangsung di dalam sampel, maka sampel harus diperiksa segera setelah sampel diambil, sedapat mungkin 1 jam setelah pengambilan sampel. Jika tidak memungkinkan, sampel boleh disimpan lebih lama akan tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam. (Ane, 2014).Pemeriksaan bakteriologis air, dilakukan dalam beberapa tingkatan yaitu: pengujian perkiraan, pengujian penegasan dan pengujian lengkap. Pengujian perkiraan merupakan uji pendahuluan untuk menduga apakah didalam air terdapat bakteri golongan koli. Pengujian perkiraan dinyatakan positif jika terbentuk gas pada tabung peragian. Tetapi, yang positif pada pengujian ini belum tentu dalam air tersebut mengandung bakteri golongan koli, sebab banyak bakteri lain yang dapat meragikan laktosa dengan menghasilkan gas. Hal ini disebut pengujian perkiraan semu karena itu perlu pengujian lanjutan.Pengujian penegasan dilakukan dengan cara meneruskan pengujian perkiraan yang positif ke dalam media Brillian Green Bile Broth (BGLB). Jika dalam medium cair ini terbentuk gas berarti pengujian dinyatakan positif. Pengujian lengkap bertujuan untuk menyakinkan hasil pengujian penegasan. Untuk pengawasan kualitas air cukup dilakukan analisa pengujian penegasan, akan tetapi untuk studi khusus dilanjutkan sampai pengujian lengkap (Ane, 2014).1.Uji PerkiraanPada pengujian perkiraan, tangan dan meja tempat kerja disterilkan menggunakan alcohol, kemudian penutup botol sampel dibuka dan diplumbir. Setelah itu disiapkan 9 tabung untuk pengujian sampel air bukan perpipaan. Masing-masing tabung diisi dengan kaldu laktosa dengan perbandingan 3:10 ml untuk laktosa pekat, 3:1 ml dan 3: 0,1 ml untuk laktosa encer. Sebelum diisi dengan kaldu laktosa didalam tabung reaksi sudah terdapat tabung durham.Pipet ukur dan mulut tabung media laktosa diplumbir setiap memindahkan sampel air. Hal ini berfungsi untuk mensterilkan tabung dan pipet ukur. Kemudian dengan menggunakan pipet ukur, sampel air dipindahkan ke dalam tabung media laktosa sesuai dengan kadar perbandingan.Masing-masing tabung dihomogenkan agar sampel air dan kaldu laktosa bercampur rata, diusahakan agar sampel air tidak menyentuh kapas penyumbat karena kapas dapat menyerap dan hal itu dapat berpengaruh terhadap jumlah volume sampel. Setelah itu, tabung diletakkan pada rak tabung dan kemudian dimasukkan ke dalam inkubator dengan temperature 350C selama 2x24 jam. Didiamkan selama 2x24 jam karena bakteri Coliform dapat meragikan laktosa dalam jangka waktu tersebut.Setelah 2x24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan diamati. Tabung durham yang memiliki gelembung, dinyatakan positif dan dilanjutkan dengan pengujian penegasan. Pengujian penegasan dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri Coliform yang terdapat pada air sampel.

2.Uji PenegasanPada pengujian penegasan, tangan dan meja kerja disterilkan menggunakan alkohol. Kemudian sampel dikeluarkan dari inkubator. Setiap sampel di dalam tabung durham diamati, jika terdapat tabung yang memiliki gelembung, diambil untuk pengujian penegasan. Setelah itu, disiapkan tabung yang berisi Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB). Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) digunakan pada pengujian penegasan karena media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri Coliform.Pembakar Bunsen dinyalakan lalu disiapkan ose. Sebelum digunakan, terlebih dahulu ose diplumbir, hal itu berfungsi untuk mensterilkan ose. Jika ose terlalu panas maka didinginkan terlebih dahulu sebelum dicelupkan ke dalam tabung. Tujuannya agar bakteri yang ada pada sampel tidak mati karena panas. Kemudian, ose dicelupkan ke dalam sampel sebanyak 2 kali, lalu dicelupkan lagi ke tabung yang berisi BGLB. Sebelum ose dicelupkan maka tabung BGLB diplumbir terlebih dahulu. Begitupun sesudah dicelupkan, mulut tabung diplumbir kembali dan ditutup dengan kapas. Selama memindahkan sampel, ose dan tabung BGLB tidak boleh jauh dari pembakar bunsen. Hal ini bertujuan agar sampel terhindar dari kontaminasi bakteri-bakteri lain yang ada diluar sampel.Tabung yang berisi BGLB dihomogenkan, selanjutnya diletakkan pada rak tabung dan dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 350C selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan diamati. Tabung durham yang memiliki gelembung dinyatakan positif dan dilanjutkan dengan perhitungan jumlah bakteri Coliform pada air sampel.3.Perhitungan Jumlah BakteriHasil dari perhitungan jumlah bakteri dengan melihat tabel MPN / JPT adalah adalah 19.23 MPN/100 ml . Makin kecil nilai MPN, maka kualitas air tersebut makin tinggi. Berdasarkan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliform yang diperbolehkan pada air bukan perpipaan adalah maksimum 50 MPN/100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa total Coliform yang terkandung pada air danau Universitas Hasanuddin masih memenuhi syarat.Dampak yang ditimbulkan oleh kuman Escherichia coli adalah infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielofritis, infeksi ini dapat terjadi akibat sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan. Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritoritis, kolesistis dan meningitis, epidemic diarchea pada bayi dan neonates.Pencegahan yang dapat dilakukan ialah pemerintah harus memperhatikan dan mengawasi sarana penyediaan air bersih masyarakat dan juga masyarakat harus menjaga sumber air bersih dari segala kontaminan.26

BAB VPENUTUPA.Kesimpulan1.Air danau Universitas hasanuddin positif mengandung bakteri Coliform dan setelah dilakukan uji penegasan didapatkan hasil bahwa pada air danau Universitas Hasanuddin mengandung bakteri fecal coli.2.Hasil perhitungan jumlah bakteri Coliform yang terkandung pada air danau Universitas Hasanuddin adalah 19.23 MPN/100 ml. Hal ini menunjukkan air danau Universitas Hasanuddin masih memenuhi syarat Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliform yang diperbolehkan pada air bukan perpipaan adalah maksimum 50 MPN/100 ml.B.Saran1.Bagi asisten, agar senantiasa membimbing praktikan dengan semua apa yang dimiliki sehingga nantinya itu menjadi tambahan ilmu yang sangat berguna dan bermanfaat bagi praktikan maupun asisten itu sendiri.2.Bagi masyarakat, agar tetap menjaga sumber air bersih dari segala kontaminan akibat aktivitas manusia sehingga didapatkan sumber air yang tetap memenuhi persyaratan dan terjaga kualitasnya demi terjaganya kesehatan masyarakat pada umumnya.3.Bagi pemerintah, agar lebih memperhatikan sarana penyediaan air bersih masyarakat demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat.

27

DAFTAR PUSTAKAAfrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid 2 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Ane, Ruslan. 2014. Penuntun Praktikum Kesehatan Lingkungan. MakassarBapelkes. 2012. Medium Pertumbuhan Bakteri. [Online] http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?view=article&type=raw&catid=39%3Akesehatan&id=595%3Amedium-pertumbuhan-bakteri&format=pdf &option=com_content&Itemid=15. [Diakses pada tanggal 17 Maret 2014]Daud, Anwar. 2011. Analisis Kualitas Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.Depkes RI. 1977. Metode Pengambilan Contoh Air dan Pemeriksaan Bakteriologi Air, Seri B-1, Laboratorium Kesehatan Daerah Semarang.Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.Fardiaz, S. 1993. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka UtamaManiagasi, Richard. 2013. Analisis Kualitas Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. [Online] http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bdp/article/download/1913/1521. [Diakses pada tanggal 17 Maret 2014] Menteri Kesehatan RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.Menteri Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 Tentang : Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta.Menteri Lingkungan Hidup RI. 2009. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009 Tentang : Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk. Jakarta. Notoatmodjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineke Cipta.Pelczar, M.J. dan Reid, R.D. 1958. Microbiology. New York: Mc Graw Hill Book.Presiden RI. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang: Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Randa, Mirna Sari. 2012. Analisis Bakteri Coliform (Fecal dan Non Fecal) pada Air Sumur di Komplek Roudi Manokwari. [Online] http://eprints.unipa.ac.id/569/1/Randa,Mirna%20Sari_Analisis%20Bakteri%20Coliform(Fecal%20%26%20Non%20Fecal)%20pd%20Air%20Sumur%20Di%20Komplek%20Roudi%20Mkw.pdf. [Diakses pada tanggal 17 Maret 2014]Soeriatatmadja. 1981. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB.Suriawiria Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan Yang Sehat. Bandung: Alumni.Susmianto. 2004. Aspek Pengumpulan Data dan Informasi Sumberdaya Perairan Darat dalam Rangka Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dkk dan Ekosistemnya. Limnologi : Perairan Darat Tropis di Indonesia. Pusat penelitian Limnologi.Sutrisno. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineke Cipta.